Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Persalinan Kala Satu

No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PUSKESMAS dr. Made Asti Sanitha Dewi


KUBUTAMBAHAN II NIP. 198708262015032002

1. Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu yang sudah menunjukkan tanda-tanda
persalinan sampai pembukaan lengkap.
2. Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan bio,psiko, social, spiritual ibu bersalin
2. Menentukan fase persalinan kala I
3. Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin serta
mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya
di Puskesmas Kubutambahan II

4. Referensi Standar Pelayanan Kebidanan menurut JNPK-KR 2017

5. Prosedur/ 1. Memantau dan mencatat penurunan kepala janin dengan palpasi


Langkah- abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.
Langkah 2. Memantau dan mencatat pada partograf :
a. Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
b. Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala
infeksi
c. Nadi setiap 30 menit
3. Meminta ibu hamil agar jika tidur miring ke kiri, sering BAK
sedikitny setiap 2 jam. Catat jumlah pengeluaran urin pada
partograf serta hasil pemeriksaan protein dan aseton.
4. Menganjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti
biasa(kecuali jika ketuban sudah pecah), dan memilih posisi yang
dirasaan nyaman.
5. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna
menghindari dehidrasi dan gawat janin.
6. Memberikan dukungan moril dan perlakukan yang baik dan peka
terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat
yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu
untuk mengambil peran aktif dalam memberikan kenyamanan dan
dukungan kepada ibu selama persalinan.
7. Menjelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu,
suami dan keluarganya. Saat proses persalinan berlangsung,
bersiaplah untuk menghadapai kelahiran bayi, persiapakan alat
dan obat untuk pertolongan persalinan dan resusuitasi bayi baru
lahir.
8. Memantau dan mencatat penurunan kepala janin dengan palpasi
abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.
9. Memantau dan mencatat pada partograf :
d. Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
e. Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala
infeksi
f. Nadi setiap 30 menit
10. Meminta ibu hamil agar jika tidur miring ke kiri, sering BAK
sedikitny setiap 2 jam. Catat jumlah pengeluaran urin pada
partograf serta hasil pemeriksaan protein dan aseton.
11. Menganjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti
biasa(kecuali jika ketuban sudah pecah), dan memilih posisi yang
dirasaan nyaman.
12. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna
menghindari dehidrasi dan gawat janin.
13. Memberikan dukungan moril dan perlakukan yang baik dan peka
terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat
yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu
untuk mengambil peran aktif dalam emmberikan kenyamanan dan
dukungan kepada ibu selama persalinan.
14. Menjelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu,
suami dan keluarganya. Saat proses persalinan berlangsung,
bersiaplah untuk menghadapai kelahiran bayi, persiapakan alat
dan obat untuk pertolongan persalinan dan resusitasi bayi baru
lahir.
6. Unit Terkait Bidan
7. Rekaman No Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis Diberlakukan
Perubahan

Asuhan Persalinan Kala Dua


PUSKESMAS dr. Made Asti Sanitha Dewi
KUBUTAMBAHAN II NIP. 198708262015032002

Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu yang sudah menunjukkan tanda-tanda
persalinan sampai pembukaan lengkap.
Tujuan 1. Memastikan tanda dan gejala kala dua
2. Melakukan pertolongan persalinan dengan APN
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : tentang penetapan penanggung jawab
UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di Puskesmas
Kubutambahan II
Referensi Standar Pelayanan Kebidanan
Prosedur 1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2. Menghargai ibu selama proses persalinan.
3. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama
proses persalinan dan kelahiran.
4. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk
persalinan.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian
keringkan hinga betul-betul kering.
6. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman.
7. Pada kala dua anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin atau
saat kepala bayi sudah kelihatan. Jika kepala belum terlihat, padahal
ibu sudah sangat ingin meneran, periksa pembukaan servik dengan
periksa dalam. Jika pembukaan belum lengkap, keinginan meneran bisa
dikurangi dengen memiringkan ibu ke sisi kiri.
8. Pada kala dua, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his berakhir, irama
dan frekuensinya harus segera kembali ke normal. Jika tidak, cari
pertolongan medis.
9. Hindari peregangan vagina secara manual dengen gerakan menyapu
atau menariknya kea rah luar.
10. Memakai sarung tangan DTT, saat kepala bayi terlihat.
11. Jika ada kotoran dari rectum, bersihkan dengan kain bersih.
12. Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his.
13. Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa
bersih dan biarkan kepala bayi memutar.
14. Begitu bahu sudah pada posisi antero-posterior yang benar, bantulah
persalinan dengan cara yang tepat.
15. Segera setelah lahir, periksa keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan
segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah bayi
kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang bersih dan hangat.
16. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua tempat, lalu
potong diantara dua klem dengan gunting DTT.
17. Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusu.
18. Menghisap lendir pada bayi tidak selalu diperlukan. Jika bayi tidak
menangis spontan, gunakan penghisap DeLee yang sudah di DTT.
19. Melanjutkan pertolongan persalinan kala tiga dan melakukan
dokumentasi
Unit Terkait Bidan

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Asuhan Persalinan Kala Tiga
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PUSKESMAS dr. Made Asti Sanitha Dewi


KUBUTAMBAHAN II NIP. 198708262015032002

Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin dari bayi lahir sampai plasenta
lahir.
Tujuan 1. Memastikan tanda dan gejala kala tiga
2. Melahirkan plasenta
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : tentang penetapan penanggung
jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di Puskesmas
Kubutambahan II
Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.


2. Memberikan peljelasan pada ibu sebelum melahirkan, tentang prosedur
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga.
3. Memasukkan dan memastikan tersedianya oksitosin 10 IU ke dalam
spuite.
4. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan ganda. Jika tidak
ada, beri oksitosin 10 IU IM (dalam waktu 2 menit setelah persalinan).
5. Tunggu uterus berkontraksi, lakukan penegangan tali pusat terus-
menerus sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah
punggung ibu dan ke arah atas dorso cranial). Ulangi langkah ini pada
setiap ada his. Berhati-hati, jangan menarik tali pusat berlebihan karena
akan menyebabkan inversion uteri.
6. Bila plasenta belum lepas setelah melakukan penatalaksanaan aktif
kala tiga dalam waktu 15 menit:
a. Ulangi 10 unit oksitosin IM
b. Periksa kandung kemih, lakukan katetrisasi bila penuh
c. Beritahu keluarga untuk persiapan rujukan
d. Teruskan melakukan penatalaksanaan aktif kala tiga selama 15
menit lagi
7. Bila sudah terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran
sedikit pada saat tali pusat ditegangkan kearah bawah kemudian ke atas
sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
8. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila perlu, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan
putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, lakukan
masase uterus supaya berkontraksi
10. Sambil melakukan masase fundus uteri, periksa plasenta dan selaput
ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap.
11. Bila plasenta tidak dilahirkan utuh atau lengkap atau plasenta tidak
lahir dengan adanya perdarahan lakukan placenta manual. Bila terjadi
atonia uteri atau perdarahan pasca persalinan lakukan penatalaksanaan
sesuai ketentuan.
12. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat.
13. Bersihkan vulva dan perineum dengan air matang dan tutup dengan
pembalut wanita.
14. Periksa tanda vital.
15. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait Bidan

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan


Penanganan Kala Dua dengan
Gawat Janin melalui Episiotomi
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PUSKESMAS dr. Made Asti Sanitha Dewi


KUBUTAMBAHAN II NIP. 198708262015032002

Pengertian Tindakan yang dilakukan jika DJJ <100x/mnt atau > 180x/mnt dengan
melakukan pengguntingan perineum
Tujuan 1. Mempercepat kala dua
2. Melahirkan bayi dengan cepat
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : tentang penetapan penanggung
jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di Puskesmas
Kubutambahan II
Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Memberi KIE tentang kondisi janin dan tindakan yang akan dilakukan
serta meminta persetujuan.
2. Mempersiapkan alat-alat steril untuk tindakan ini.
3. Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomy dilakukan dan yang akan
dirasakan
4. Menggunakan sarung tangan
5. Jika kepala janin meregangkan perineum, anastesi local diberikan.
Masukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi
kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis
yang akan digunting. Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit.
Masukkan anastesi perlahan-lahan, sambil menarik alat suntik perlahan
sehingga garis yang akan digunting teranestesi.
6. Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes
ekkebalan/mati rasa.
7. Pada puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti di atas,
kemudian lakukan pengguntingan tunggal dengan mantap.
8. Tangan kanan melindungi perineum, sementara angan kiri menahan
puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala
lahir. Minta ibu untuk meneran diantara dua his. Kemudian lahirkan
bayi secara normal.
9. Begitu bayi lahir, keringkan dan stimulasi bayi. Mulai melakukan
resusiitasi bayi baru lahir jika diperlukan.
10. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti
langka-langkah penatalaksanaan persalinan kala tiga.
11. Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomy, perluasan
episiotomy dan/atau laserasi.
12. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan
menggunakan teknik asepstik, berikan anestesi local, lalu jahit
perlukaan.
13. Lakukan jahitan sekitar 1 cm diatas ujung luka. Lakukan penjahitan
secara berlapis.
14. Setelah melakukan penjahitan, lakukan masase uterus.
15. Memastikan bahwa jahitan tidak menembus perineum.
16. Membersihkan perineum
17. Memberikan KIE tentang perawatan luka perineum.
18. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait Bidan terlatih

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan

Perawatan Bayi Baru Lahir


No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PUSKESMAS dr. Made Asti Sanitha Dewi


KUBUTAMBAHAN II NIP. 198708262015032002

Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir

Tujuan 1. Mendeteksi kelainan sedini mungkin


2. Mencegah hipotermi, infeksi
3. Memberikan ASI sedini mungkin
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : tentang penetapan penanggung jawab UKM
dan koordinator program serta uraian tugasnya di Puskesmas Kubutambahan II

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan


2. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat.
3. Segera setelah bayilahir, nilai tangisan, tonus otot, letakkan di perut
ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat
setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan
handuk baru yang bersih dan hangat.
4. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas /menangis
sebelum menit pertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau
tidak bernafas spontan, hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati.
5. Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan lakukan
penanganan resusitasi bayi baru lahir untuk menangani asfiksia.
6. Jika bayi menangis atau bernafas, lakukan pemeriksaan nilai APGAR
pada menit pertama setelah lahir.
7. Minta ibu memegang baying, jepit tali pusat dan potong.
8. Memfasilitasi IMD jika kondisi bayi stabil.
9. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum
dengan menggunakan APGAR.
10. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah IMD berhasil
11. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan menggunakan
thermometer yang diletakkan di ketiak. Jika suhu < 36 c, lakukan
penanganan bayi dengan hipotermi.
12. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari
kemungkinan adanya kelainan.periksa anus dan kemaluan. Lakukan
pemeriksaan ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan.
13. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat agar bayi
tidak mengalami hipotermi.
14. Berikan bayi untuk dipeluk ibu, bayi tetap menggunakan selimut dan
topi
15. Dalam satu jam setelah bayi lahir, berikan salep mata Tetrasiklin 1%.
16. Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui.
17. Tunggu 6 jam atau lebih untuk bayi dimandikan Kenakan baju yang
bersih dan selimuti bayi dengan handuk yang hangat dan bersih.
18. Periksa apakah bayi mengeluarkan urin dan mekonium dalam 24 jam
pertama.
19. Rujuk bayi jika ditemukan kelainan
20. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait Bidan terlatih
Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Penanganan Asfiksia Neonatorum
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PUSKESMAS dr. Made Asti Sanitha Dewi


KUBUTAMBAHAN II NIP. 198708262015032002

Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir yang tidak lahir langsung
menangis atau nafas megap-megap.
Tujuan 1. Megupayakan bayi bernafas spontan
2. Mencegah kelainan pada otak lebih lanjut
3. Mencegah terjadinya asfiksia lebih berat
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : tentang penetapan penanggung
jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di Puskesmas
Kubutambahan II

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan, APN


Prosedur 1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
2. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
3. Selalu waspada untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap
kelahiran bayi, siapkan semua peralatan yang diperlukan dalam
keadaan bersih, tersedia dan berfungsi baik.
4. Segera setelah bayilahir, nilai tangisan, tonus otot, letakkan di perut
ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat
setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan
handuk baru yang bersih dan hangat.
5. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas /menangis
sebelum menit pertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau
tidak bernafas spontan, lakukan langkah awal resusitasi (jaga
kehangatan, atur posisi, hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati,
keringkan berikan rangsangan taktil, atur posisi kembali dan lakukan
penilaian).
6. Jika bayi bernafas spontan lakukan perawatan observasi, jika bayi
mengalami kesulitan memulai pernafasan lakukan ventilasi
7. Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir:
a. Letakkan bayi di permukaan yang datar, diselimuti dengan baik
b. Pilih masker yang sesuai dengan ukuran bayi. Gunakan amubag dan
masker.
c. Pasang masker dan periksa perlekatannya
d. Lekatkan wajah bayi dan masker
e. Remas kantung amubag dengan kekuatan 30 cmH2O sebanyak 2
kali, amati dada apakah mengembang
f. Jika dada bayi tidak mengembang:
1) Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
2) Periksa hidung dan mulut apakah ada cairan, jika ada lakukan
penghisapan
3) Remas kantung amubag lebih keras untuk meningkatkan
tekanan
g. Ventilasi bayi selama 30 menit dengan kekuatan 20 cmH2O dengen
frekuensi 20-40kali
h. Lakukan penilaian setiap 30 menit, jika bayi belum bernafas
lanjutkan ventilasi dan konseling keluarga untuk melakukan
rujukan.
i. Lanjutkan ventilasi selama 2 menit, jika belum berhasil segera
rujuk bayi sambil tetap melakukan ventilasi. Jika 10 sudah
dilakukan ventilasi tidak berhasil konseling keluarga.
j. Jika bayi bernafas spontan atau menangis, hentikan ventilasi, amati
bayi selama 5 menit. Jika pernafasan antara 30-60 kali/menit
teruskan dengan langkah awal perawatan bayi baru lahir. Bayi tetap
dirujuk.
k. Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Bidan

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Penanganan Kegawatdaruratan
Retensio Plasenta
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PUSKESMAS dr. Made Asti Sanitha Dewi


KUBUTAMBAHAN II NIP. 198708262015032002

Pengertian Penanganan yang dilakukan untuk mengeluarkan plasenta yang tertahan 30


menit setelah bayi lahir dan sudah ditatalaksana dengan manajemen aktif kala
tiga dengan disertai adanya perdarahan.
Tujuan 1. Mengeluarkan plasenta
2. Menstabilkan kondisi ibu
3. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : tentang penetapan penanggung
jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di Puskesmas
Kubutambahan II

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan, APN.


Prosedur 1. Memberikan KIE tentang kondisi ibu dan meminta persetujuan untuk
tindakan selanjutnya
2. Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta.
3. Mencuci tangan dan menggunakan APD
4. Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit sesudah bayi lahir, ulangi
penatalaksanaan aktif kala tiga 15 menit, jika plasenta masih belum
lahir tanpa disertai perdarahan segera lakukan rujukan (kemungkinan
plasenta akreta).
5. Jika terjadi perdarahan lakukan plasenta manual:
a. Pasang IVFD RL dengan jarum 16 atau 18 G
b. Posisi ibu terlentang dengan lutut ditekuk dan kedua kaki di tempat
tidur
c. Lakukan anestesi verbal dengan meminta ibu menarik dan
mengatur nafas
d. Jika kandung kemih penuh, lakukan kateterisasi
e. Gunakan sarung tangan panjang untuk tangan yang akan masuk
kedalam rahim.
f. Tegangkan tali pusat dengan tangan kiri, tangan kanan masuk
secara obstetric menyusuri tali pusat sampai mencapai plasenta
g. Ketika tangan kanan sudah mencapai plasenta, letakkan tangan kiri
diatas fundus uteri. Tangan kanan yang berada di dalam uterus
mencari tepi plasenta yang terlepas, telapak tangan kanan
menghadap ke atas lalu lakukan gerakan menyisir kekanan dan
kekiri untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus
h. Pegang plasenta yang terlepas dan bawa ke segmen bawah rahim
i. Lakukan eksplorasi 2-3 kali sampai semua plasenta terlepas.
j. Bila plasenta sudah terlepas dengan lengkap, keluarkan dengan
hati-hati sambil tangan kiri melakukan dorsokranial
6. Bila plasenta lahir, lakukan segera masase uterus. Bila tidak ada
kontraksi, lakukan penanganan atonia uteriPeriksa kelengkapan
plasenta dan selaputnya. Bila tak lengkap, periksa lagi kavum uteri dan
keluarkan potongan plasenta yang tertinggal seperti di atas.
7. Periksa robekan jalan lahir, lakukan penjahitan
8. Bersihkan ibu agar merasa nyaman
9. Jika tidak yakin plasenta sudah keluar semua atau jika perdarahan tidak
terkendali, lakukan rujukan
10. Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Bidan

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan

Anda mungkin juga menyukai