Anda di halaman 1dari 36

PT PERTAMINA HULU ENERGI

Risalah CIP 2020

I-PROVE V-JAY

MENINGKATKAN KECEPATAN INSPEKSI PIPA PRODUKSI DENGAN


METODE S-CREAM DI KOMPLEK ANJUNGAN BRAVO PHE ONWJ

PT PHE ONWJ
PT PERTAMINA HULU ENERGI
2020
I-PROVE V-JAY

Nama Gugus : I-PROVE V-JAY Produk dan Bidang Usaha:


Minyak dan Gas Bumi
Fungsi : Divisi Engineering & Integrity

UO/UB/AP : PT. PHE ONWJ

Direktorat : Hulu

Nomor CIP : 2020-UPSTREAM- 05-CIP-013

Ketua : Arie Wijaya (19050928) Lingkup dan Kerja Gugus

Sekretaris/ : Vandrya HL (19050887) Melakukan maintenance berupa kegiatan


Anggota inspeksi pada fasilitas dan/atau peralatan
produksi secara umum dan pada pipa
Fasilitator : Hermanto Sutjipto (19050472)
produksi secara khusus
Didirikan Pada : 2019

Jumlah Tema Yang : 0


Diselesaikan
Struktur Organisasi: Diagram Proses:

Jadwal Rencana dan Realisasi Kegiatan


RENCANA & REALISASI INDUSTRI
Plan/
PDCA No. LANGKAH KEGIATAN Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Jun-19 Jul-19 Agu-19 Sep-19 Okt-19 Nov-19 Des-19
Actual
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Identifikasi P
1 Isu/Masalah/Kejadian/Fakta A
Analisa & Prioritisasi Akar P
2
Penyebab A
PLAN Analisa & Desain Alternatif P
3
Solusi A
Rencana Kerja, Ekspektasi
P
4 Value Creation &
Manajemen Perubahan A
Pelaksanaan, Monitoring & P
5
DO & Validasi Proses A
CHECK Evaluasi dan Perhitungan P
6
Value Creation A
P
7 Standardisasi & Sosialisasi
A
ACTION
Kesimpulan & Rencana P
8
Selanjutnya A

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


1
I-PROVE V-JAY

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


2
I-PROVE V-JAY

LANGKAH 1 – IDENTIFIKASI, PRIORITISASI DAN ANALISA RISIKO


PLAN
ISU/MASALAH/KEJADIAN/FAKTA
1.A IDENTIFIKASI DAN STRATIFIKASI ISU/MASALAH/KEJADIAN/FAKTA

Komplek anjungan Bravo Flow Station dan NUI (Normally Unmanned Installation) adalah komplek anjungan
dengan produksi minyak dan gas bumi sebesar 5.567 BOPD dan 38,4 MMSCFD pada tahun 2019 (Lampiran
1.A.1). Pipa produksi di komplek anjungan Bravo dipergunakan untuk menyalurkan minyak dan gas bumi
untuk dapat diproses lebih lanjut. Kondisi kehandalan dari komponen pipa produksi harus diperiksa dengan
inspeksi secara berkala sesuai dengan Inspection Planned Date hasil dari Risk Based Inspection (Lampiran
1.A.2). Setiap tahunnya jumlah pipa produksi yang memerlukan inspeksi di komplek anjungan Bravo cukup
banyak yaitu 335 unit pipa produksi dengan jumlah komponen pipa mencapai 6712 pada scope di tahun 2019
(Lampiran 1.A.3).

Banyaknya scope inspeksi di komplek anjungan Bravo setiap tahunnya menyebabkan lamanya proses
penyelesaian scope inspeksi pipa produksi di komplek anjungan Bravo.

No. Identifikasi Isu/Masalah Analisa Risiko Potensi Kerugian


1. Banyaknya jumlah scope Tidak terdeteksinya Kehilangan produksi minyak sebesar 5,567 BO
inspeksi pipa produksi di anomali/ kerusakan pada dan gas sebesar 38.4 MMSCF setara dengan
komplek anjungan Bravo. pipa produksi akibat Rp 4,845,200,028.00 jika terjadi kebocoran
terlambatnya dilakukan sebelum inspeksi
inspeksi  Biaya inspeksi tidak efisien sebesar Rp
529,666,667
(Lampiran 1.A.4)

Oleh karena itu, Manajemen PHE ONWJ menugaskan I-Prove V-JAY untuk mencari akar masalah, menemukan
solusi, dan melakukan perbaikan (Lampiran 1.A.5) Pada tahap awal, I-Prove V-JAY akan menyelesaikan
permasalahan pada Bravo Flow Station dengan jumlah scope inspeksi pipa produksi kritikal sebanyak 15 unit
dan komponen pipa sebanyak 200 bagian. Hal ini menjadi “PILOT PROJECT” penyelesaian permasalahan di
anjungan Bravo lainnya.

1.B KOMPLEKSITAS MASALAH DAN PENETAPAN TEMA

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, I-Prove V-JAY menentukan tema: “Meningkatkan Kecepatan
Inspeksi Pipa Produksi di Komplek Anjungan Bravo PHE ONWJ”
Tema di atas sejalan dengan:
1. 8 Prioritas World Class Pertamina terkait “HSSE & Sustainability”, “Human Capital Development”, dan
“Company Growth”
2. Visi Misi Perusahaan untuk “Menjadi Perusahaan Minyak & Gas Bumi Kelas Dunia dengan
Melaksanakan Pengelolaan Operasi & Portofolio Usaha Sektor Hulu Minyak & Gas Bumi Secara
Profesional & Berdaya Laba Tinggi Yang Serta Memberikan Nilai Tambah bagi Stakehoolders”
(Lampiran 1.B.1).
3. 12 Arahan Presiden Direktur PHE untuk “Efisiensi Di Segala Lini” dan “Continuous Improvement
Program” (Lampiran 1.B.2).
4. SWOT ANALYSIS RJPP 2015-2019 PHE untuk keberlangsungan bisnis PHE
5. Tata nilai (6C) Pertamina yakni Competitive, Customer Focus, dan Capable (Lampiran 1.B.3).

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


3
I-PROVE V-JAY

1.C ANALISA RISIKO DAN PRIORITISASI PANCA MUTU


Analisa masalah menggunakan risk matrix (sesuai TKI No: A-007/PHE020/2018-S9, Lampiran 1.C.1)
didapatkan peringkat risiko yang tinggi dan perlu dicegah (Lampiran 1.C.2). Jika tidak dilakukan improvement,
maka unplanned shutdown dapat terjadi dan potensi kehilangan produksi minyak sebesar 5,567 BO serta
produksi gas sebesar 38.4 MMSCF. Efeknya adalah target produksi minyak dan gas tidak tercapai, reputasi
perusahaan menurun, kepercayaan rekanan maupun konsumen menurun, dan gagal memenuhi regulasi
pemerintah/Ditjen MIGAS.

Dari identifikasi risiko pada panca mutu, permasalahan yang teridentifikasi menimbulkan dampak paling besar
dengan risiko tertinggi adalah Safety, Cost dan Delivery yakni Terjadinya insiden process safety, Tingginya
biaya inspeksi, Ketepatan waktu penyampaian pelaporan inspeksi.

Panca Mutu Dampak Probability Severity Risk Level


Quality Kualitas hasil inspeksi rendah 2 3 6
Cost Tingginya biaya inspeksi 3 3 9
Delivery Ketepatan waktu penyampaian laporan inspeksi 3 3 9
Safety Terjadinya insiden process safety 3 4 12
Morale Motivasi 2 1 2

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


4
I-PROVE V-JAY

1.D PERSETUJUAN PIMPINAN

Diusulkan Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh


(Ketua) (Fasilitator) (Pimpinan Per Fungsi)

Arie Wijaya Hermanto Sutjipto Hermanto Sutjipto


Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Instruksi / Saran / Komentar :

PLAN LANGKAH 2 – ANALISA DAN PRIORITISASI AKAR PENYEBAB

2.A MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR AKAR PENYEBAB

Faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan diidentifikasi menggunakan diagram tulang ikan (fish
bone) berikut.

Material Pipa
Lamanya proses penyelesaian
terbuat dari pekerjaan inspeksi Pipa Produksi
Peralatan NDT
Carbon Steel (CS) Kurang di komplek anjungan Bravo
konvensional (Potensi kehilangan produksi
Terdapat corrosion
Cakupan area
Training 5.567 BOPD dan 38.4 MMSCFD)
built up akibat
pada pipa korosi eksternal Personel tidak
sangat kecil kompeten

Permukaan pipa
produksi tidak rata

Jumlah pekerja
terbatas
Tidak adanya prioritisasi
inspeksi pada
komponen pipa Akomodasi POB
produksi terbatas
Lingkungan
pekerjaan di
offshore

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


5
I-PROVE V-JAY

2.B ANALISA SEBAB – AKIBAT & PRIORITISASI AKAR PENYEBAB DOMINAN


Faktor
Analisa / Uraian Hasil Korelasi
No. Akar
Sebab - Akibat Uji Lapangan (Ya/Tidak)
Penyebab
Kurang training menyebabkan Seluruh teknisi NDT (Non Destructive
pekerja tidak kompeten dalam Testing) yang menjalankan pekerjaan Tidak
1 Manusia mengoperasikan alat uji NDT dan inspeksi memiliki sertifikat kompetensi
menginterpretasikan hasil NDT ASNT level-2 dan telah dilakukan
assessment SBTC (Lampiran 2.B.1)
Peralatan NDT konvensional Peralatan uji Ultrasonic Testing
memiliki ukuran probe kecil dan cakupan areanya hanya 10-25 mm
Alat
2 luasan eksposure terbatas sesuai dengan ukuran diameter probe Ya
(Lampiran 2.B.2)

Tidak ada prioritisasi inspeksi pada Pengambilan data ketebalan pipa


komponen pipa produksi produksi dilakukan terhadap semua
Cara menyebakan durasi pengambilan data komponen pipa produksi tanpa
3 Ya
inspeksi menjadi lama karena tidak mempertimbangkan prioritas yang
terfokus kritis maupun non kritis (Lampiran
2.B.3)
Material pipa produksi terbuat dari 40% pipa yang terpasang di anjungan
carbon steel menyebakan Bravo mengalami korosi eksternal
Bahan
4 permukaan pipa terkorosi secara sehingga permukaan tidak rata dan Ya
eksternal data inspeksi sulit didapatkan
(Lampiran 2.B.4)
Lingkungan pekerjaan di offshore Jumlah akomodasi POB di Bravo Flow
Lingkungan menyebabkan jumlah pekerja yang Station maksimum 123 pax dimana 40
5 Tidak
dilibatkan terbatas karena terbatasnya pax diantaranya merupakan tim inti
akomodasi POB regular (Lampiran 2.B.5)
Dari hasil uji lapangan akar penyebab (2) Peralatan NDT konvensional, (3) Tidak ada prioritisasi inspeksi pada
komponen pipa produksi, (4) Material pipa produksi terbuat dari carbon steel merupakan faktor yang memiliki
korelasi langsung terhadap akar permsasalahan. Sedangkan faktor (1) Kurang training dan faktor (5) Lingkungan
pekerjaan di offshore tidak memiliki korelasi langsung terhadap akar penyebab permasalahan “Lamanya Proses
Penyelesaian Pekerjaan Inspeksi Pipa Produksi di Komplek Anjungan Bravo”

2.C ANALISA DAN PRIORITISASI AKAR PENYEBAB DOMINAN

Tabel Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) Diagram Pareto Penyebab Dominan

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


6
I-PROVE V-JAY

Dari Grafik FMEA diatas, faktor metode tidak adanya priorotisasi inspeksi pada komponen pipa produksi
merupakan faktor utama penyebab permasalahan dengan nilai RPN sebesar 810 atau 68.1% dari total
keseluruhan.
PLAN LANGKAH 3 – ANALISA DAN DESAIN ALTERNATIF SOLUSI
3.A MENENTUKAN ALTERNATIF SOLUSI DARI FAKTOR AKAR PENYEBAB DOMINAN

Untuk mengatasi permasalahan utama sesuai hasil FMEA, I-Prove V-JAY mengajukan 3 solusi alternatif, yaitu:

1. Melakukan inspeksi dengan metode Acoustic Emision dan Ultrasonic Test + Radiographic Test
Dilakukan screening untuk mendeteksi area kritis komponen pipa produksi dengan menggunakan stress
wave. Area yang dinilai kritis (memiliki tingkat stress tinggi) ditindaklanjuti dengan pengujian kuantitatif
menggunakan Ultrasonic Test dan/atau Radiography Test.(Lampiran 3.A.1)
2. Melakukan inspeksi dengan metode Long Range Ultrasonic Test dan Ultrasonic Test +
Radiographic Test
Dilakukan screening komponen pipa produksi untuk mendeteksi bagian cross sectional material loss
dengan gelombang ultrasonic surface wave dan lamb wave. Area kritis (cross sectional loss >50%)
ditindaklanjuti dengan pengujian kuantitatif Ultrasonic Test dan/atau Radiography Test. (Lampiran 3.A.2)
3. Melakukan inspeksi dengan metode S-CREAM
Dilakukan screening komponen pipa produksi untuk mendeteksi area wall loss dengan Pulsed Eddy
Current. Area kritis (average wall thickness >50%) ditindaklanjuti dengan pengujian kuantitatif Ultrasonic
Test dan/atau Radiography Test. (Lampiran 3.A.3)

3.B DESAIN ALTERNATIF SOLUSI TERPILIH


3.B.1 ANALISA PERBANDINGAN ALTERNATIF SOLUSI
Inspeksi dengan
Kombinasi LRUT + Inspeksi dengan
NO Persyaratan/Parameter Accoutic Emmision
Radiography Test Metode S-CREAM
dan RT/UT
Biaya inspeksi 15 unit piping di Rp. 105,123, 500 Rp. 168,947,000 Rp 131,300,000
1.
Bravo (Lampiran 3.B.1) (Lampiran 3.B.1) (Lampiran 3.B.1)
2. Kecepatan pengambilan data 14 hari 14 hari 14 hari
Kemampuan mendeteksi korosi
internal pada weldment / Kurang akurat karena
3. Akurat Akurat
sambungan las pada pipa banyak fitting
produksi
Kurang akurat karena
4 Aplikasi pada area proses plant noise dari system Akurat Akurat
kompresor
Kemampuan mendeteksi
ketebalan pada daerah
5. Bisa diaplikasikan Bisa diaplikasikan Bisa diaplikasikan
permukaan pipa produksi tidak
rata akibat korosi eksternal
Data hasil inspeksi (kualitatif /
6. Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif
kuantitatif)
KESIMPULAN TIDAK DIPIIH TIDAK DIPILIH DIPILIH
 S-CREAM adalah kombinasi metode antara effective Screening kualitatif dengan menggunakan magnetic Pulsed
Eddy Current Testing dan metode kuantifikasi Radiography Test dan/atau Ultrasonic Testing

S-CREAM ; SCReening Electromagnetically and quAntitative Measurement

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


7
I-PROVE V-JAY

3.B.2 ANALISA POTENSI MASALAH DARI ALTERNATIF SOLUSI TERPILIH


Potential Possible Preventive
Activity Concequences Contigency Plan
Problem Causes Action
Proses Terdapat produk Melapisi Menyediakan
Permukaan pipa Data yang
pengambilan korosi pada permukaan pipa pelapis plastic yang
produksi tidak diambil tidak
data permukaan pipa produksi dengan tebal sebagai alas
rata berkelanjutan
screening produksi plastik scanning
Risiko yang ditimbulkan dari aplikasi alternatif solusi terpilih metode S-CREAM telah diidentifikasi dan disiapkan
rencana mitigasinya yang terdokumentasikan pada risiko di dalam AMOC dengan no register @MOC-PER-
0620-0002 (Lampiran 3.B.2)

3.C PENJELASAN DETAIL DESAIN ALTERNATIF SOLUSI TERPILIH

Metode S-CREAM merupakan yang pertama diterapkan di PHE ONWJ dan AP PHE lainnya berdasarkan
penelurusan tema di KOMET terkait penggunaan screening inspeksi pipa produksi dengan menggunakan
pulsed eddy current dan anomaly kritis ditindaklanjuti dengan metode ultrasonic testing dan/atau radiography
testing.

Metode sebelumnya menggunakan pengujian NDT kuantitatif (yaitu Ultrasonic Test dan Radiography Test)
langsung terhadap terhadap seluruh scope tanpa prioritasi tingkat kritikal komponen pipa produksi yang
menyebabkan inspeksi tidak terfokus pada komponen pipa produksi yang terdapat anomaly. Oleh karena itu
diperlukan terobosan metode inspeksi untuk dapat menyelesaikan scope inspeksi tepat pada waktunya dengan
cepat dan akurat.

Berdasarkan analisa alternatif solusi diatas, maka I-Prove V-JAY memilih solusi meningkatkan kecepatan
inspeksi pada pipa produksi di komplek anjungan Bravo dengan metode S-CREAM.

Metode inspeksi S-CREAM menjadi solusi atas tantangan tersebut karena secara cepat dapat mengidentifikasi
pipa produksi mana dan khusus nya komponen mana dari pipa produksi tersebut yang terdapat anomaly atau
mengalami penipisan material. S-CREAM adalah kombinasi metode screening kualitatif dengan menggunakan
magnetic Pulsed Eddy Current Testing yang kemudian dikombinasikan (atau ditindaklanjuti) dengan metode
kuantifikasi Ultrasonic Test dan/atau Radiography Test.

Sebagai analogi, kombinasi antara screening kualitatif dan pengujian kuantitatif metode S-CREAM juga
dilakukan pada penanganan kasus Covid-19. Dimana untuk mendapatkan hasil yang cepat dan tepat guna,
pengujian dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama rapid test yang dilakukan pada jumlah orang yang
banyak untuk mengetahui secara cepat apakah ada yang hasil yang reaktif terhadap virus (tidak spesifik
terhadap virus Covid-19). Jika didapatkan hasil reaktif, maka dilakukan tahap berikut nya (sebagai tindak lanjut)
yaitu swab test (PCR). Hasil swab test sudah spesifik apakah orang yang bersangkutan positif atau negatif
terhadap virus Covid-19. Rapid test dipilih sebagai screening karena biaya nya murah dan hasil nya sangat
cepat, sehingga dapat dilakukan secara masif. Sementara swab test memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mengetahui hasil nya dan biaya nya cukup mahal, sehingga dinilai tidak efisien jika digunakan sebagai alat
deteksi awal secara masal.

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


8
I-PROVE V-JAY

Screening Electromagnetically
Pulsed Eddy Current Testing adalah metode screening secara electromagnet untuk mendapatkan
percentage wall loss dari ketebalan pipa. Pulsed Eddy Current dilengkapi dengan probe yang yang dapat
digunakan dengan dynamic scanning dan tidak harus kontak langsung dengan permukaan material uji
sehingga dapat menghasilkan data inspeksi secara cepat.

Gambar1. Prinsip Dasar Pulsed Eddy Current dan Tampilan Hasil Inspeksi Pulsed Eddy Current

Gambar2. Ilustrasi data hasil inspeksi Pulsed Eddy Current dengan teknik “Grid Mapping”

Data hasil Pulsed Eddy Current menampilkan gambar C-Scan yang menunjukkan penampang benda uji yang
dilengkapi percentage wall loss atau average remaining wall thickness dengan indikasi warna jika terdapat
anomali untuk meminimalisir kesalahan personil dalam interpretasi hasil inspeksi.

Metode NDT Kuantitatif Measurement

Selanjutnya bagian dari pipa produksi tersebut yang mengalami penipisan akan diukur dengan metode NDT
secara kuantitatif untuk mendapatkan data remaining wall thickness.

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


9
I-PROVE V-JAY

Radiographic Test

Profile Radiography
Pengujian radiography umumnya digunakan
untuk mengetahui kondisi ketebalan pipa dan
dapat mendeteksi korosi secara internal
maupun eksternal dengan detail sebagai
berikut:
a. Dapat mengukur remaining wall
thickness tanpa pembersihan produk
korosi
b. Terbatas pada ukuran ≤ 8”
c. Jika dipergunakan untuk ukuran pipa
>8” dibutuhkan waktu expose yang
lebih lama dan dinding ketebalan pipa
tidak terlihat
Gambar 3. Prinsip Dasar Uji Radiography

Ultrasonic Test

Ultrasonic Test
Ultrasonic Test merupakan metode paling
umum yang dipergunakan untuk mendeteksi
sisa ketebalan dari material logam. Detail
kegunaan dari ultrasonic test adalah sebagai
berikut:
a. Dapat dipergunakan untuk mengukur
remaining wall thickness
b. Produk korosi akan terdapat celah
udara yang menghalangi sound wave
menembus base material
c. Produk korosi perlu dibersihkan,
namun permukaan harus diratakan
untuk menghindari effect scattering
sound wave yang akan masuk ke
Gambar 4. Prinsip Dasar Uji Ultrasonic Testing dalam material

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


10
I-PROVE V-JAY

Berikut adalah gambaran alur proses metode S-CREAM

Kondisi komponen pipa produksi secara umum sebelum dilakukan inspeksi

Kondisi sesungguhnya komponen pipa tersebut ada yang terdapat anomaly


kritis maupun dengan kondisi baik. Oleh karena itu dilakukan screening dengan
Pulsed Eddy Current untuk menentukan komponen yang terdapat anomaly

Follow up Anomaly Finding by Ultrasonic and


Radiographic Test untuk mendapatkan nilai kuantitatif
remaining wall thickness
Focus of Inspection

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


11
I-PROVE V-JAY

Dapat terlihat pada gambar diatas, bahwa S-CREAM merupakan rapid test yang dilakukan terhadap
keseluruhan pipa produksi ditahap awal untuk mengetahui kondisi dengan cepat, massif dan biaya murah.
Selanjutnya hasil “reaktif” anomali (wall loss ≥ 50%) pada pipa produksi dikuantifikasi nilai remaining wall
thickness dengan menggunakan Radiography Testing atau Ultrasonic Testing. Dengan kombinasi kedua tahap
tersebut inspeksi menjadi tepat sasaran.

Kondisi Sebelum Perbaikan

Pada saat sebelum perbaikan, inspeksi dilakukan tanpa prioritisasi komponen pipa yang kritis dimana
ultrasonic test dan radiography test langsung diaplikasikan terhadap semua komponen pipa.

Kondisi komponen pipa produksi secara umum sebelum dilakukan inspeksi

Scanning Ultrasonic Testing dan Radiography Testing dilakukan terhadap


seluruh komponen pipa tanpa prioritisasi komponen yang dalam kondisi kritis
maupun kondisi baik (tanpa anomaly)

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


12
I-PROVE V-JAY

3.D BUKTI VALIDASI DESAIN INTERNAL DAN EKSTERNAL

Internal
Metode S-CREAM telah divalidasi dan mendapatkan pengakuan dengan disetujui dengan bukti persetujuan
(Lampiran 3.D.1)

Eksternal
Metode S-CREAM telah diverifikasi secara independent oleh tenaga ahli inspeksi ASNT NDT Level-III (Lampiran
3.D.2) berupa approval diskusi dan hasil uji coba pada skala kelas dan wokshop sebelum diimplementasikan di
lapangan.

Gambar 5. Diskusi dan ujicoba skala workshop dengan principle engineer dan ekspertise ASNT NDT-III

3.E REFERENSI STANDAR

Referensi yang dijadikan rujukan dalam mencari alternatif solusi atas permasalahan “Lamanya Proses
Pengambilan data Inspeksi Pipa Produksi di Komplek Anjungan Bravo” adalah:

3.E.1 REFERENSI INTERNAL


1. PHEONWJ-I-PRC-0052 Piping and Pressure Vessel Inspection Strategy
2. PHEONWJ-I-PRC-0055 Radiographic Examination Procedure for In-service Pressure Vessel and Piping
3. PHEONWJ-I-PRC-0004 Inspection Procedure for Process Piping

3.E.2 REFERENSI EKSTERNAL


1. ISO 20669: 2017 Non-destructive testing — Pulsed eddy current testing of ferromagnetic metallic
components
2. ASME V: 2019 Non-destructive testing

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


13
I-PROVE V-JAY

LANGKAH 4 – RENCANA KERJA, EKSPEKTASI VALUE CREATION DAN


PLAN
MANAJEMEN PERUBAHAN
4.A RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (5W + 2H)
Tabel Analisa 5W + 2H

Untuk kebutuhan kegiatan tersebut telah dianggarkan pada RKAP tahun 2019 dari Departement Facility Integrity
yang masuk dalam ruang lingkup inspeksi pipa produksi tahunan.

4.B RENCANA PROJECT MANAGEMENT (S-CURVE RENCANA)

Kegiatan perencanaan perbaikan meliputi 3 tahapan utama yang dimulai dari bulan April 2019 dengan target
selesai di bulan Desember tahun 2019:
1. Penentuan metode inspeksi
2. Uji coba di workshop
3. Pelaksanaan inspeksi
4. Evaluasi dan monitoring

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


14
I-PROVE V-JAY

4.C PENETAPAN TARGET VALUE CREATION BERDASARKAN PANCA MUTU

Kondisi Sebelum Target/Sasaran Awal


Panca Mutu Potensi Manfaat
Perbaikan Diharapkan
Jumlah sambungan las yang Jumlah sambungan las dapat Anomali pada pipa produksi
dapat diinspeksi hanya 20% diinspeksi menjadi 80% dari total selain dibagian bawah pipa
Quality dari total sambungan las sambungan las pipa produksi juga dapat terdeteksi
pipa produksi produksi (Lampiran 4.C.2)
(Lampiran 4.C.1)
Tingginya biaya inspeksi Biaya inspeksi area Bravo Menghemat biaya operasi
pada pipa produksi Rp. menjadi 131,300,000 Rupiah untuk inspeksi
Cost
154,000,000 (Lampiran (Lampiran 4.A.1)
4.C.3)
Waktu penyelesaian Inspeksi diselesaikan dalam 14 Menghemat waktu dan biaya
Delivery inspeksi 30 hari (Lampiran hari (Lampiran 4.C.5)
4.C.4)
Terjadinya insiden process Terjadi kebocoran pipa produksi 0 Menyelamatkan kehilangan
Safety safety / pipa bocor rata-rata pipa / tahun produksi pipa bocor
1 pipa / tahun
Tingkat kepercayaan pekerja Tingkat kepercayaan pekerja Pekerjan merasa lebih aman
Morale terhadap integritas peralatan terhadap integritas peralatan 80% dan produktif
60%

4.D DOKUMEN MANAJEMEN PERUBAHAN

Untuk mengimplementasikan metode S-CREAM, I-Prove V-JAY melakukan mitigasi risiko dengan membuat
Management of Change (MoC) dengan nomor register @MOC-PER-0620-0002 yang telah disetujui oleh
pejabat fungsi terkait untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang mungkin terjadi akibat penerapan metode S-
CREAM dapat dicegah dan dimitigasi (Lampiran 3.B.2)

4.E PERSETUJUAN ATAS RENCANA PERUBAHAN DAN KOMENTAR

Diusulkan Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh


(Ketua) (Fasilitator) (Pimpinan Per Fungsi)

Tanggal : Tanggal : Tanggal :


Instruksi / Saran / Komentar :

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


15
I-PROVE V-JAY

DO LANGKAH 5 – PELAKSANAAN, MONITORING DAN VALIDASI

5.A REALISASI DARI RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (5W + 2H)

How What Hasil


Gap
Bobot Pelaksanaan Realisasi Gap
No. Rencana Realisasi When Who Where Solving
(%) (Gambar, Bukti, Biaya Finding
Pelaksanaan Pelaksanaan
Dokumen,dll)
Desain & Engineering

Mode Menidentifikasi
kerusakan mode
Melakukan piping di kerusakan dan
Menentukan studi PHE ONWJ aplikasi
26
spesifikasi dan keefektifan Kantor bervariasi NDTyang
5% Mar - AW
1 kebutuhan metode PHE Rp. 0,- sudah ada
5 Apr VHL
Metode inspeksi inspeksi saat ONWJ
2019 Lampiran 5.A.1
S-CREAM ini, limitasi,
dan kelebihan Rapat
pembahasan
strategy Inspeksi
Literatur Mencari
yang ada di resource untuk
Mengumpulkan Mencari website tidak melakukan
literatur dan literature dan Kantor menjeaskan meeting
referensi untuk mendatangkan PHE secara presentasi
8-19 komprehensif agar lebih jelas
aplikasi narasumber AW ONWJ
2 10% Apr Rp. 0,- untuk
kombinasi yang ahli di VHL Pranacitra
2019 berdiskusi
metode inspeksi bidang Training
screening yang inspeksi Service Lampiran 5.A.2
efektif untuk terbaru Melakukan
piping diskusi dengan
expertise
Tidak ada Mencari test
benda uji yang piece spool
sesuai dengan dari Marunda
Uji coba aktual Junk Yard
dengan pipe
Melakukan uji spool yang 17-26
AW
3 coba aplikasi S- terkorosi untuk 15% Apr
VHL
Workshop Rp. 0,-
CREAM menentukan 2019
tingkat
akurasinya
Lampiran 5.A.3
Uji coba PEC dan
verifikasi hasil

Procurement
Kontrak yang Memberikan
ada tidak masukan ke
secara khusus kontraktor
menspesifikasi untuk
Melakukan peralatan yang menyesuaikan
Penyusunan verifikasi pada sesuai degan peralatan
25
kebutuhan alat, kontrak yang kebutuhan sesuai
Apr - Kantor
personil, dan ada untuk AW kebutuhan
4 biaya untuk mensupport
10 % 15
VHL
PHE Rp. 0,-
aplikasi
Mei ONWJ
aplikasi S- pekerjaan Lampiran 5.A.4
2019
CREAM PEC, UT, dan Penelusuran item
RT list di kontrak
untuk
penggunaan
metode S-
CREAM

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


16
I-PROVE V-JAY

Construction and Installation


Teknisi belum Melakukan uji
Memeberikan
memiliki coba skala
Premobilization arahan
pengalaman workshop
Melakukan langsung 20 Kantor
pengambilan
familiarisasi kepada teknisi Mei-7 AW PHE
5 penggunaan alat cara
20%
Juni VHL ONWJ
Lampiran 5.A.5 Rp. 0,- data dengan
Familiarisasi teknik RAT
dan prosedur pengambilan 2019 Workshop
prosedur dan trial
kerja data dengan
prosedur S-
S-CREAM
CREAM
Proses Permukaan Menggunakan
inspeksi pada pipa produksi lapisan plastik
Execution tidak rata jika pipa
pipa produksi 11
Penerapan dan produksi tidak
untuk Juni- Rp.
pelaksanaan AW rata untuk
6 inspeksi dengan
mengetahui 30% 12
VHL
Bravo FS Lampiran 5.A.6 131,3
kondisi Juli Juta memudahkan
metode S- Pengambilan scanning
integrity 2019 data integrity
CREAM
komponen Pipa Produksi di
piping Bravo FS
Data integrity Meminta tim
Memastikan terkait leak Production
Evaluasi dan proses tidak selalu untuk validasi
Monitoring inspeksi 17 tersedia di data leak
Kantor dalam HATS sesuai dengan
Evaluasi hasil dengan Jul-
AW PHE HATS
7 dari metode S- 10% 31
VHL ONWJ
Rp.0,-
pelaksanaan CREAM Oct
Bravo FS
metode inspeksi memberikan 2019
S-CREAM hasil lengkap Lampiran 5.A.7
dan akurat Evaluasi hasil
inspeksi
Biaya yang diperlukan untuk aplikasi inspeksi S-CREAM sebesar 131,3 Juta Rupiah diambil dari RKAP tahun
2019 yang dianggarkan untuk penanganan kebocoran pada pipa produksi

5.B REALISASI PROJECT MANAGEMENT (S-CURVE RENCANA vs REALISASI)

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


17
I-PROVE V-JAY

Proses pemantauan pelaksanaan proyek ini dilakukan tiap 2 minggu untuk meihat progress aktual pekerjaan
dibandingkan rencana. Dari grafik datas terlihat bahwa hampir setiap tahap dapat dilakukan ahead 1-2 minggu
dari perencanaan.

5.C PENGUJIAN DAN PERCOBAAN (TRIAL & ERROR)

Pengujian trial & error dilakukan sebanyak dua tahap sebagai berikut:

Tahap 1 (17-26 April 2020)


Melakukan demonstrasi uji screening elektromagnetic menggunakan Pulsed Eddy Current (PEC) pada spool pipa
(benda uji) yang terdapat korosi eksternal dan internal. Hal ini dilakukan untuk memastikan tingkat akurasi
screening PEC dalam mendeteksi korosi internal. Hasil uji coba screening ini kemudian diverifikasi tingkat akurasi
nya dengan menggunakan visual inspeksi dan Ultrasonic Testing (UT). Pengujian ini dilakukan pada berbagai
jenis pipa dengan kondisi berikut:
1. Pipa terinsulasi dengan korosi eksternal dan internal
2. Pipa tanpa insulasi (bare pipe) dengan kondisi korosi eksternal yang dipermukaannya terdapat produk
korosi
3. Pipa tanpa insulasi (bare pipe) dengan kondisi korosi internal pada bagian welding dan Heat Affected
Zone (HAZ)
Hasil trial dan error sesuai dengan lampiran 5.C.1

Gambar 6. Uji coba Aplikasi Pulsed Eddy Current dan Follow up Finding dengan Ultrasonic Testing

Tahap 2 (20 Mei - 7 Jun 2020)


Melakukan simulasi sesuai kondisi di lapangan dengan menggantungkan spool pipa (benda uji) pada ketinggian
tertentu kemudian pengambilan data menggunakan metode Rope Access Technique (RAT). Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa pengambilan data dapat dilakukan dengan aman dan efektif.

Gambar 7. Uji Coba Aplikasi S-CREAM untuk dengan Rope Access Technique untuk menentukan tingkat kesulitan sesuai kondisi di
lapangan

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


18
I-PROVE V-JAY

5.D MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN

I-Prove V-JAY melakukan monitoring secara langsung pada setiap tahapan, yaitu:
1. Desain & Engineering, direncanakan pada W1 Apr–W1 Mei 2020 dengan aktual pelaksanaan lebih awal
rata-rata 1 minggu.
2. Procurement, direncanakan pada W2 – W4 Mei 2020 dengan aktual pelaksanan lebih awal sekitar 2
minggu.
3. Construction & Installation, direncanakan pada W4 Mei – W4 Jul 2020 dengan aktual pelaksanaan lebih
awal 2 minggu
4. Monitoring & Evaluation, direncanakan pada W1 Agustus – Desember 2020 dengan aktual pelaksanaan
lebih awal 2 minggu
Selain itu monitoring juga dilakukan setelah perbaikan selama 3 bulan (Juli – Oktober 2019) dengan hasil sebagai
berikut:
 Hasil keseluruhan menunjukkan penyelesaian scope inspeksi menjadi lebih cepat 2x daripada
menggunakan metode sebelum perbaikan
 Tidak terjadinya kebocoran pipa produksi di Komplek Anjungan Bravo setelah aplikasi dari S-CREAM

5.D.1 PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SELAMA IMPLEMENTASI


Dengan persiapan yang baik maka sesuai tabel diatas tidak terdapat penyimpangan yang dapat menyebabkan
keterlambatan dari segi S-CURVE. Sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan efektif, efisien bahkan lebih
cepat dari yang direncanakan.

5.D.2 JAMINAN KUALITAS HASIL (QA/QC)


Untuk menjamin pelaksanaan perbaikan dengan metode S-CREAM dilakukan dengan hasil yang baik, maka I-
PROVE V-JAY menjalankan program quality control sebagai berikut:
1. Prosedur metode NDT yang dipergunakan pada aplikasi S-CREAM sepenuhnya harus dikualifikasi dan
mendapatkan approval dari ASNT NDT Level-III (Lampiran 3.D.2)
2. Personel yang akan bekerja harus memiliki kualifikasi dengan dibuktikan memiliki valid certificate
(Lampiran 5.D.2.1)
3. Personel yang akan bekerja harus difamiliarisasi pengambilan data dengan metode S-CREAM skala
workshop (sesuai bagian 5.C)

CHECK LANGKAH 6 – EVALUASI DAN PERHITUNGAN VALUE CREATION

6.A KETEPATAN HUBUNGAN ANTARA HASIL DAN AKTIVITAS YANG DILAKUKAN


6.A.1 PERBANDINGAN DIAGRAM PARETO AKAR PENYEBAB (SEBELUM – SESUDAH)
Tabel Sebelum Perbaikan Tabel Setelah Perbaikan

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


19
I-PROVE V-JAY

Diagram Pareto Sebelum Perbaikan Diagram Pareto Setelah Perbaikan

TURUN 95,7 %

69.2 92.3 100


100

Faktor penyebab tidak dapat diturunkan 100% karena secara desain pipa produksi tetap menggunakan material
carbon steel yang dinilai paling ekonomis, metode inspeksi yang bersifat manual kuantitatif tetap dipergunakan
secara terbatas dan lebih proporsional untuk memverifikasi hasil screening yang dilakukan sebelumnya dengan
pulsed eddy current.

I-Prove V-JAY dengan metode S-CREAM berhasil memberikan dampak improvement yang melebihi ruang
lingkup yang dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan penurunan RPN akar penyebab lainnya selain akar penyebab
utama tidak ada prioritisasi inspeksi.

Dari diagram pareto diatas menunjukkan faktor penyebab utama turun sebesar 95,7%
Risiko Awal/Inherent Risiko Akhir/Residual

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


20
I-PROVE V-JAY

6.A.2 TREND PERBAIKAN (SEBELUM – SESUDAH)

Trend Sebelum Perbaikan Trend Setelah Perbaikan

Lebih cepat 2 X

Dapat terlihat pada grafik diatas bahwa metode S-CREAM berhasil meningkatkan kecepatan inspeksi pipa
produksi di komplek anjungan Bravo PHE ONWJ yaitu dua kali lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
Dengan pelaksanaan inspeksi yang lebih cepat tersebut, maka kebocoran pipa produksi karena terlambat
melakukan inspeksi dapat dicegah dibuktikan dengan tidak ada nya record kebocoran di komplek anjungan
Bravo pada tahun 2019 (Lampiran 6.A.2)

6.B PERBANDINGAN HASIL PERBAIKAN TERHADAP SASARAN AWAL SESUAI VALUE CREATION
BERBASIS PANCA MUTU

6.B.1 PANCA MUTU

Target/Sasaran Awal Keterangan


Panca Mutu Hasil Akhir
Diharapkan
Jumlah sambungan las yang dapat
Jumlah sambungan las dapat
diinspeksi hanya 20% dari total
Quality diinspeksi menjadi 95% dari total Diatas target
sambungan las pipa produksi
sambungan las pipa produksi
produksi
Menurunkan biaya inspeksi area Menurunkan biaya inspeksi area
Cost Bravo menjadi 131,300,000 Bravo menjadi 115,550,000 rupiah Diatas target
Rupiah (Lampiran 6.B.1.1)
Inspeksi diselesaikan dalam 14 Inspeksi dapat diselesaikan dalam
Delivery Diatas target
hari waktu 11 hari (Lampiran 6.B.1.2)
Tidak terjadi kebocoran pipa
Terjadi kebocoran pipa produksi 0
Safety produksi di Anjungan Bravo FS Memenuhi target
pipa / tahun
(Lampiran 6.A.2)
Tingkat kepercayaan pekerja
terhadap integritas peralatan
Tingkat kepercayaan pekerja
Morale meningkat menjadi 90% dari hasil Diatas target
terhadap integritas peralatan 80%
survey yang dilakukan terhadap
pekerja (Lampiran 6.B.1.3)

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


21
I-PROVE V-JAY

6.B.2 ANALISA KEEKONOMIAN (VALUE CREATION) DAN VALIDASI PIHAK KEUANGAN

6.C ANALISA DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF

Penanggulangan
No. Dampak Positif Dampak Negatif Hasil Penanggulangan
Dampak Negatif
Dapat diaplikasikan pada Hasil screening tidak Melakukan uji Korosi internal dapat
ukuran pipa yang besar (tidak dapat diaplikasikan pada radiography pada terdeteksi dengan uji
1
ada limitasi diameter pipa sambungan flange sambungan flange radiography
produksi)
Pekerjaan inspeksi dengan Hasil screening bersifat Menggunakan tools Akurasi menggunakan
metode S-CREAM dapat kualitatif average wall Compensated Wall CWT ±10%
diselesaikan dalam waktu thickness Thickness (CWT)
2
yang lebih cepat untuk analisa lebih
detail remaining wall
loss
Tidak perlu melakukan surface Permukaan pipa yang Melapisi permukaan Scanning dapat
preparation pada permukaan tidak rata dapat pipa dengan dilakukan dengan lancar
tidak rata akibat produk korosi menghambat laju menggunakan lapisan sehingga dan tidak
3
scanning plastic agar licin terganggu oleh
permukaan pipa yang
tidak beraturan

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


22
I-PROVE V-JAY

6.D PERSETUJUAN PIMPINAN

Diusulkan Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh


(Ketua) (Fasilitator) (Pimpinan Per Fungsi)

Tanggal : Tanggal : Tanggal :


Instruksi / Saran / Komentar :

ACTION LANGKAH 7 – STANDARDISASI DAN SOSIALISASI

7.A STANDARDISASI SESUAI KETENTUAN PERUSAHAAN


Pelaksanaan inspeksi pipa produksi di PHE ONWJ dilakukan dengan acuan dokumen PHEONWJ-I-PRC-0052
(Piping & Pressure Vessel Inspection Strategy):

No. Standardisasi Uraian (Pedoman-TKO-TKI)


 Damage mechanism korosi internal dan eksternal
 Karakterisitik fluida yang mengalir di dalam pipa produksi
1 Standar Input
 Parameter operasi (Tekanan dan Temperatur)

 Screening komponen pipa produksi berdasarkan standard ASME BPV


Section V Non Destructive Testing
2 Standar Proses
 Direct kuantitatif NDT Ultrasonic dan Radiography

 Hasil inspeksi pada dapat mengidentifikasi cacat pada komponen pipa


produksi termasuk sambungan las
3 Standar Output  Akurasi sizing pada setiap temuan hasil inspeksi
 Kecepatan dalam pengambilan data inspeksi minimal 3 pipa produksi
per hari

Standar input, proses, dan output telah disosialisasikan kepada tim sebagai acuan agar implementasi metode
inspeksi S-CREAM dapat akurat, cepat dan data yang dihasilkan reproducible.

7.B BUKTI SOSIALISASI STANDARD DAN PENGENDALIAN DOKUMEN


Standar baru yang sudah ditetapkan telah disosialisasikan oleh I-Prove V-JAY sebagai berikut:
 Sosialisasi aplikasi metode inspeksi S-CREAM dengan tim Bravo Production
 Sosialiasi aplikasi metode inspeksi S-CREAM pada tim Facility Integrity di forum bi-weekly meeting
 Sosialisasi aplikasi metode S-CREAM untuk mendeteksi Corrosion Under Insulation di ORF Tj. Priuk
 Portal KOMET dengan kodefikasi 202008055 (Lampiran 7.B.1)

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


23
I-PROVE V-JAY

7.C POTENSI KEKAYAAN INTELEKTUAL


Karena metode inspeksi S-CREAM yang diaplikasikan I-Prove V-JAY merupakan yang pertama
diimplementasikan di PHE ONWJ dan AP PHE (sesuai penelusuran di Portal KOMET), sehingga sangat
dimungkinkan untuk didaftarkan di dalam potensi kekayaan intelektual. Selain itu hasil benchmark dengan
KKKS lain, metode inspeksi dengan metode S-CREAM pada bare pipe belum pernah diaplikasikan.

7.D KEMUNGKINAN PENERAPAN STANDARD BARU DI LOKASI LAIN


7.B.1 7.D.1 POTENSI REPLIKASI
Inovasi S-CREAM ini telah berhasil diaplikasikan pada pipa produksi di area ORF. Tanjung Priuk. Metode S-
CREAM berpotensi untuk diaplikasikan tidak terbatas pada pipa produksi namun juga bejana tekan, tanki
penimbun, dan riser diseluruh wilayah kerja PHE ONWJ, AP Sub Holding Hulu, dan AP Pertamina Lain (Unit
Pengolahan)

7.D.2 COST & BENEFIT ANALYSIS POTENSI REPLIKASI


Cost dan benefit analysis potensi replikasi dari metode inspeksi S-CREAM telah dibuat dan sesuai dengan
(lampiran 7.D.2).

7.E SHARING KNOWLEDGE HASIL INOVASI/IMPROVEMENT


Inovasi dari I-PROVE V-JAY telah disosialisasikan dalam berbagai forum yaitu:
1. Forum sharing knowledge CIP PHE ONWJ 2020
2. Forum sharing Portal Komet dengan kodefikasi 202008055

7.F TESTIMONI

Nama-Jabatan-
TESTIMONI
Perusahaan
Internal :

HERMANTO SUTJIPTO
(Facility Integrity Manager PHE ONWJ)

Inovasi metode inspeksi S-CREAM terbukti efektif dengan focus pada area yang terkorosi
sehingga waktu yang diperlukan jadi lebih cepat dan biaya inspeksi yang efisien.

“Maju terus I-PROVE V-JAY”

(Lampiran 7.C.1)
Eksternal :

HALOMOAN GULTOM
(QA/QC MANAGER PERTAMINA EP CEPU)

Ide brilliant dengan cara menggabungkan metode inspeksi screening dan prove up pada
area piping yang mengalami korosi saja, jadi tidak membuang waktu dan biaya inspeksi.
Dan juga inspeksi lebih terfokus.

“Semangat dan lanjutkeun”

(Lampiran 7.C.2)
2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


24
I-PROVE V-JAY

7.G PENGHARGAAN DAN PENGAKUAN KEBERHASILAN INOVASI/IMPROVEMENT

I-Prove V-JAY dengan inovasi metode inspeksi S-CREAM berhasil mendapatkan penghargaan kategori Gold
dalam forum sharing CIP PHE ONWJ yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2020, bahkan mendapatkan
nominasi best I-PROVE. (Lampiran 7.G.1)

ACTION LANGKAH 8 – KESIMPULAN DAN RENCANA SELANJUTNYA

8.A KESIMPULAN

Inovasi S-CREAM (SCReening Electromagnetically and quAntitative Measurement) ini terbukti efektif
mempercepat penyelesaian inspeksi pada pipa produksi dengan mengkombinasikan metode screening
electromagnetic dan metode kuantitatif yang tepat sasaran.

8.B RENCANA SELANJUTNYA

Kedepannya metode inspeksi S-CREAM akan diaplikasikan pada pipa produksi dan bejana tekan dengan kondisi
yang terpasang insulasi. Kondisi pipa produksi dan bejana tekan yang terinsulasi memerlukan terobosan inspeksi
tanpa membuka insulasi. TION

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


25
I-PROVE V-JAY

LAMPIRAN-LAMPIRAN WAJIB

A. AUDIT PDCA I

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


26
I-PROVE V-JAY

B. AUDIT PDCA II

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


27
I-PROVE V-JAY

C. VERIFIKASI KEUANGAN (VALUE CREATION)

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


28
I-PROVE V-JAY

D. RISK MATRIX PERTAMINA

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


29
I-PROVE V-JAY

E. BUKTI UPLOAD KOMET

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


30
I-PROVE V-JAY

F. DOKUMEN MANAGEMENT OF CHANGE (MoC)

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


31
I-PROVE V-JAY

G. DATA 7 (SEVEN) TOOLS STATISTIK


(Statistic tools yang digunaka, misal: Lembar Periksa, Stratifikasi, Pareto, Scatter, Histogram, dll)

A. DATA 7 (SEVEN) TOOLS STATISTIK

No Tools Lokasi Pemakaian


SEVEN (7) BASIC TOOLS
1. Lembar Pengumpulan Data 1.A; 2.B; 6.B; 7.B
2. Stratifikasi N/A
3. Fishbone Diagram / Diagram Sebab Akibat 2.A
4. Diagram Pareto 1.A; 2.C; 6.A
5. Diagram Batang/Histogram 6.A
6. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) 2.C; 6.A
7. Bagan Kendali/Grafik 4.B; 5.B
ADDITIONAL TOOLS
8. Flow Chart 3.C
9. Kuesioner 4.C; 6.B

Untuk Tools Failure Mode & Effect Analysis (FMEA), skala SOD yang dipakai adalah dengan kriteria sbb

1. Severity Ranking Scale (S)


Losses
Ranking Effect Severity of Effect
[USD]
Tidak ada efek atau efek minor pada produk atau
1 None 0
performa sistem
Efek medium pada performa produk. Produk
2 Very Minor 0 - 100.000,-
membutuhkan perbaikan
Performa produk menurun, Gangguan kenyamanan
3 Minor 100.000 - 250.000,-
atau fungsi mungkin terjadi
Peralatan tidak dapat beroperasi dengan kegagalan
4 Low 250.000 - 500.000,-
dungsi primer. Tetapi sistem tidak terdampak signifikan
Peralatan tidak dapat beroperasi dengan kerusakan
5 Moderate fungsi utama. Sistem tidak beroperasi dan terdampak 500.000 – 1.000.000,-
signifikan
Kegagalan menyebabkan kehilangan produksi kurang
6 Significant 1.000.000 – 2.500.000,-
dari setengah dari produksi flow station
Kegagalan menyebabkan kehilangan produksi lebih dari
7 Major 2.500.000 – 5.000.000,-
setengah dari produksi flow station
Kegagalan menyebabkan kehilangan seluruh produksi
8 Extreme 5.000.000 – 10.000.000,-
namun tanpa bahaya
Kegagalan menyebabkan kehilangan seluruh produksi
dan bisa menimbulkan bahaya. Bahaya datang dengan
9 Serious adanya indikasi peringatan. Ini menunda pengoperasian 10.000.000 – 20.000.000,-
sistem dan dapat menyebabkan ketidakpatuhan pada
peraturan pemerintah
Kegagalan menyebabkan kehilangan seluruh produksi
dan bisa menimbulkan bahaya. Bahaya datang tiba-tiba
10 Hazardous dan tanpa peringatan. Ini menunda pengoperasian >20.000.000,-
sistem dan menyebabkan ketidakpatuhan pada
peraturan pemerintah

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


32
I-PROVE V-JAY

2. Occurence Ranking Scale (O)


Probability
Ranking Effect Occurrence of Effect
[Occurrence]
1 Remote Failure is unlikely 1 in 6.5 years
2 1 in 6 years
Low Relatively few failures
3 1 in 5.5 years
4 1 in 5 years
5 Moderate Occasional failures 1 in 4.5 years
6 1 in 4 years
7 1 in 3.5 years
High Repeated failures
8 1 in 3 years
9 1 in 2 years
Very High Failure is almost inevitable
10 >1 in 1 years

3. Detection Ranking Scale (D)


Modus Kegagalan
Terdeteksi
Terlihat dengan Mata Terdeteksi dengan Terdeteksi
Ranking Setelah
Petunjuk Perawatan dengan PM
Inspeksi
Ya Sebagian Tidak Langsung Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Langsung
1 X
X X
2 X X
3 X X X X
4 X X X X
5 X X X X
6 X X X X
7 X X X X
8 X X X X
9 X X X X
10 X X X X

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


33
I-PROVE V-JAY

H. DATA PENDUKUNG
(Design/Drawing/Formula/Kalkulasi/Referensi/Standar/Bukti-BuktiI Otentik/dll)

Nomor Lampiran Judul Ada / Tidak


Ada
Lampiran 1.A.1 NUI (Normally Unmanned Installation) Playground dengan detail produksi minyak Ada
dan gas bumu di komplek anjungan Bravo sebesar 5.567 BOPD dan 38,4 MMSCFD
pada tahun 2019
Lampiran 1.A.2 Inspection Planned Date hasil dari Risk Based Inspection Ada
Lampiran 1.A.3 Scope Inspeksi di komplek anjugan Bravo Tahun 2019 Ada
 Kehilangan produksi minyak sebesar 5.567 BO dan gas sebesar 38,4 MMSCF Ada
Lampiran 1.A.4 setara dengan Rp 4.845.200.028,00 jika terjadi kebocoran sebelum inspeksi
 In-efisiensi biaya inspeksi sebesar Rp. 569.666,00
Lampiran 1.A.5  Manajemen PHE ONWJ menugaskan I-Prove V-JAY untuk mencari akar masalah, Ada
menemukan solusi, dan melakukan perbaikan
 Pada tahap awal, I-PROVE V-JAY akan menyelesaikan permasalahan pada Bravo
Flow Station dengan jumlah scope inspeksi pipa produksi sebanyak 30 unit dengan
jumlah komponen pipa sebanyak 867 bagian,
Lampiran 1.B.1  Visi Misi Perusahaan untuk “Menjadi Perusahaan Minyak & Gas Bumi Kelas Dunia Ada
dengan Melaksanakan Pengelolaan Operasi & Portofolio Usaha Sektor Hulu
Minyak & Gas Bumi Secara Profesional & Berdaya Laba Tinggi Yang Serta
Memberikan Nilai Tambah bagi Stakehoolders”
Lampiran 1.B.2  12 Arahan Presiden Direktur PHE untuk “Efisiensi Di Segala Lini” dan “Continuous Ada
Improvement Program”
Lampiran 1.B.3  Tata nilai (6C) Pertamina yakni Competitive, Customer Focus, dan Capable Ada
Lampiran 1.C.1  risk matrix (sesuai TKI No: A-007/PHE020/2018-S9 Ada
Lampiran 1.C.2  peringkat risiko yang tinggi dan perlu dicegah Ada
Lampiran 2.B.1 SBTC Assessment Form Approval Ada
Lampiran 2.B.2 Ukuran Probe UT Ada
Lampiran 2.B.3 PHE ONWJ Inspection Strategy Ada
Lampiran 2.B.4 External Corrosion Case pada Pipa Produksi Ada
Lampiran 2.B.5 POB Bravo Ada
Lampiran 3.A.1 Metode Acoustic Emission Wave Ada
Lampiran 3.A.2 Metode Guide Wave Ultrasonic Testing - LRUT Ada
Lampiran 3.A.3 Metode Pulsed Eddy Current Ada
Lampiran 3.B.1 Perbandingan Alternatif Solusi Ada
Lampiran 3.B.2 AMOC Ada
Lampiran 3.C.1 Metode S-CREAM telah diverifikasi secara independent oleh tenaga ahli inspeksi Ada
ASNT NDT Level-III
Lampiran 3.D.1 Validasi Internal Metode S-CREAM Ada
Lampiran 3.D.2 Approved Inspection Procedure dari NDT level-III dan Validasi Eksternal Metode S- Ada
CREAM dari ASNT Level-3
Lampiran 4.A.1 Estimasi biaya inspeksi Bravo Ada
Lampiran 4.C.2 Weld Inspection Coverage at previuos inspection Strategy Ada
Lampiran 4.C.3 Biaya Inspeksi Sebelum Perbaikan di Bravo Ada
Lampiran 4.C.4 Waktu Penyelesaian Inspeksi Sebelum Perbaikan di Bravo Ada
Lampiran 4.C.5 Waktu Penyelesaian Inspeksi di Bravo Setelah Perbaikan Ada
Lampiran 5.A.1 Rapat pembahasan strategy Inspeksi Ada
Lampiran 5.A.2 Diskusi dengan expertise Ada
Lampiran 5.A.3 Uji coba PEC dan verifikasi hasil Ada
Lampiran 5.A.4 Penelusuran item list di kontrak untuk penggunaan metode S-CREAM Ada
Lampiran 5.A.5 Familiarisasi prosedur dan trial prosedur S-CREAM Ada

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


34
I-PROVE V-JAY

Lampiran 5.A.6 Pengambilan data integrity Pipa Produksi di Bravo FS Ada


Lampiran 5.A.7 Evaluasi hasil inspeksi Ada
Lampiran 5.C.1 Trial and Error Ada
Lampiran 5.D.2.1 Valid certificate kualifikasi personel Ada
Lampiran 6.A.2 Leak record sebelum dan sesudah perbaikan pada HATS (HSE Action Tracking Ada
System)
Lampiran 6.B.1 Panca Mutu Hasil Akhir Cost Ada
Lampiran 6.B.2 Panca Mutu Hasil Akhir Delivery Ada
Lampiran 6.B.3 Panca Mutu Hasil Akhir Morale Ada
Lampiran 7.B.1 Portal Komet Ada
Lampiran 7.C.1 Testimoni Internal Ada
Lampiran 7.C.2 Testimoni Eksternal Ada
Lampiran 7.D.2 Cost & Benefit Analysis Potensi Replikasi Ada
Lampiran 7.G.1 Penghargaan Kategori Gold dan Nominasi Best I-Prove pada Forum CIP PHE Ada
ONWJ

2019

PT. PERTAMINA HULU ENERGI Risalah CIP


35

Anda mungkin juga menyukai