Anda di halaman 1dari 6

JOB SHEET

MOTOR BENSIN
(OTO1.61.3122)

Pengampu Mata Kuliah:


Tim Dosen Motor Bensin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Dalam rangka pengembangan kurikulum 2013 melalui proyek


Islamic Development Bank (IDB) program studi Pendidikan Teknik
Otomotif FT UNP diberikan tugas untuk menyiapkan perangkat
pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang di buat adalah untuk mata kuliah
praktikum Motor Bensin, yang terdiri atas silabus, Satuan Acara
Pembelajaran, dan Job sheet.
Perangkat pembelajaran ini akan menuntun mahasiswa yang
mengambil mata kuliah praktikum Motor Bensin di jurusan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Mata kuliah ini
merupakan kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK),
yang diambil mahasiswa pada semester dua (genap).
Adapun kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah praktikum Motor Bensin ini adalah
mahasiswa mampu; mengaplikasikan dan membuktikan prinsip,
konsep, cara kerja, pengenalan komponen dan overhoul motor bensin.
Dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini penulis menyadari
atas segala kelemahan dan kelupaan, oleh sebab itu penulis sangat
berterimakasih atas kritikan dan masukan untuk kesempurnaannya.

Penulis,

Tim Dosen Motor Bensin

ii
3

FAKULTAS TEKNIK UNP JOB SHEET/LAB SHEET


JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF NOMOR : 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN WAKTU : 2 x 2 x 50
TEKNIK OTOMOTIF menit
TOPIK :
MATA KULIAH : MOTOR BENSIN PENYETELAN GAP
PLATINA DAN DWELL TESTER

A. Tujuan:
1. Mahasiswa mampu mengatur/menyetel celah/gap platina dengan
menggunakan feeler gauge sesuai dengan spesifikasi mesin.
2. Mahasiswa mampu mengatur/menyetel sudut dwell sesuai dengan
spesifikasi dengan menggunakan dwell tester.
3. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengaturan/penyetelan celah
platina dan sudul dwell (dwell angle).

B. Alat dan Bahan


1. Tool set [obeng (+), obeng (-), dan feeler gauge].
2. Dwell tester.
3. Engine stand.
4. Buku pedoman reparasi.
5. Job sheet dan buku catatan.

C. Keselamatan Kerja
1. Pada waktu melakukan penyetelan gap platina dengan menggu- nakan
feeler gauge maka feeler harus sejajar dengan permukaan platina agar
gapnya sesuai dengan yang diharapkan. Rubbing block harus berada
pada posisi puncak cam.
2. Besarnya sudut dwell akan tergantung pada gap platina, semakin
besar gap platina (melebihi spesifikasi) maka semakin kecil sudut dwell
dan semakin besar sudut dwell maka semakin kecil gap platina.
3. Menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya serta menjaga
kebersihan kerja.
4

D. Teori Singkat
Platina adalah alat untuk menghubungkan dan memutuskan arus
ke massa oleh sebab itu permukaan platina harus dalam keadaan bersih
dan tidak cacat, karena platina yang cacat akan dapat menghambat arus
yang akan sampai ke masa sehingga pembangkitan magnit pada coil
menjadi kurang. Gap platina harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan, apabila tidak maka akan mempengaruhi besarnya loncatan api
yang akan membakar campuran bahan bakar dan udara dalam selinder
akhirnya juga akan berdampak negatif terhadap tenaga (power) yang
dihasilkan maka platina ini harus dapat berfungsi dengan baik.
Sudut dwell adalah sudut lamanya platina dalam keadaan menutup,
untuk mesin yang berselinder 4 memiliki besar sudut dwell ± 50º s.d 54º.
Oleh sebab itu besarnya sudut dwell harus diatur sesuai dengan
spesifikasi, bila tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan maka akan
berpengaruh terhadap besarnya api yang akan membakar campuran
bahan bakar dan udara dalam selinder atau akan berdampak terhadap
power yang akan dihasilkan mesin.

E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memeriksa kondisi mesin: minyak pelumas, air pendingin, bahan
bakar, dan sistem kelistrikan.
3. Menghidupkan mesin sampai mencapai temperatur kerja normal.
4. Melepaskan kabel busi dan tutup distributor.
5. Melepaskan dan mengeluarkan rotor.
6. Memutar poros engkol (crankshaft) sampai rubbing blok berada pada
posisi puncak cam.
7. Melonggarkan kedua skrup pengencangan platina.
8. Mengatur kerenggangan (gap) platina 0,40 sd 0,45 mm dengan
menggunakan filler gauge.
5

9. Mengunci kembali kedua skrup yang dilonggarkan tadi dan periksa


kembali apakah gap platina sudah sesuai dengan yang diharapkan, hal
ini dapat berubah pada saat penguncian kedua skrup, maka diperlukan
pemeriksaan ulang.
10. Memasang kembali rotor dan tutup distributor.
11. Memasang kabel busi sesuai dengan urutan pengapian/penyalan
(firing order) mesin.
12. Menghidupkan mesin kembali dan memasang dwell tester dengan
cara menghubungkan connector merah ke terminal (+) coil dan
connector hitam ke terminal (-) coil serta mengatur sudut dwell sesuai
spesifikasi, yaitu ± 50º s.d 54º.
13. Mengamati mesin, apakah mudah dihidupkan kembali dan perhatikan
perubahan pada suara mesin dan bandingkan dengan suara mesin
sebelum dilakukan pengaturan/penyetelan celah platinanya.

DISTRIBUTOR & PLATINA

Keterangan
A
A = renggang platina
C
0,40-0,45 mm
untuk mesin 4 sil
B
D B = Skrup pengunci
C = Rubbing blok
D = Lapisan pelumas
E E = Bodi distributor
6

F. Evaluasi
1. Jelakanlah, apakah mesin yang dipraktikkan dapat dengan mudah
dihidupkan setelah dilakukan pengaturan/penyetelan platina?
2. Jelaskanlah, bagaimana bunyi suara mesinnya? apakah sama atau
berbeda dengan sebelum dilakukan pengaturan/penyetelan?
3. Berapakah besar sudut dwell yang dihasilkan? dan analisislah hasil
pengaturan/penyetelan dan pengujian yang telah dilakukan tersebut.

Catatan: Semakin sering melakukan pengaturan/penyetelan celah/gap


platina, maka akan semakin mahir/terampil bagi yang melakukannya, bagi
yang sudah terbiasa maka tidak perlu lagi menggukan feeler gauge.

G. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan hasil praktikum yang dilakukan dan laporkan
hasilnya kepada instruktur/ pembimbing.

Anda mungkin juga menyukai