BERBASIS ARDUINO
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat
dan semakin hari terus berkembang, sehingga selanjutnya mengakibatkan
perkembangan di berbagai bidang termasuk didalamnya teknologi elektronika.
Adanya perkembangan teknologi elektronika tersebut mempunyai dampak
positif dalam berbagai lini kehidupan manusia yang mengarah pada kemudahan
manusia untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Salah satu peralatan yang
merupakan hasil produk teknologi saat ini yang mampu untuk membantu tugas
manusia adalah “Robot”. Ada beberapa jenis konstruksi robot yang
diklasifikasikan sebagai berikut yaitu (bergerak),
dan (robot terbang)
api berbasis Arduino ini maka tugas manusia dapat tergantikan dengan robot.
Robot ini mampu berjalan (gerakan berjalan pada robot dalam
melewati dinding penghalang agar tidak bertabrakan dengan dinding) dan
mematikan api ditempat yang telah ditentukan dan diletakkan pada sebuah
labirin. Namun jenis pekerjaan ini membutuhkan reaksi cepat karena kebakaran
dapat dihindari apabila api belum menyebar. Ketika api telah menyebar
pekerjaan pemadam kebakaran akan menjadi pekerjaan yang sulit dan beresiko
tinggi. Masalah kebakaran dapat dikurangi apabila sumber api dapat ditemukan
dan dipadamkan dalam waktu singkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
7. Umum. Robot cerdas pemadam api berbasis Arduino merupakan alat yang
berfungsi untuk memadamkan api secara otomatis yang berada pada sebuah labirin
yang telah ditempatkan lilin untuk dipadamkan. Peralatan robot cerdas pemadam api
berbasis Arduino secara garis besar terdiri dari 2 perangkat yaitu (perangkat
keras) dan (perangkat lunak). Pada perangkat keras terdiri dari Arduino
sebagai mikrokontroler, LCD 2x16, motor DC, sensor SRF04, sensor
R2868, pengendali PID, dan kipas sebagai pemadam api, sedangkan perangkat lunak
menggunakan bahasa pada pemrograman Arduino.
1Thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00444-SK%20bab%202.pdf.Oktober2012
5
c. Memiliki modul siap pakai ( ) yang bisa ditancapkan pada board Arduino.
e) Memiliki EEPROM ( )
sebesar 1 KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena
EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
h) / SPI
3) Input dan Output. Setiap 14 pin digital arduino dapat digunakan sebagai
input atau output menggunakan fungsi (), , dan
(). Input/Output dioperasikan pada 5 Volt. Setiap pin dapat
menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up
resistor 20-50 KOhms. Input analog ada 0, mulai dari A0-A51.
2www.scribd.com/doc/84655934/BAB-III.Oktober2012
9
3 program-mikrokontroler-avr-untuk-sensor-srf04-menggunakan-cvavr/
10
Tegangan 5 VDC
Jangkauan 3 cm – 3 m
Input Trigger
mempolarisasi cahaya yang melaluinya. Adapun bentuk fisik LCD 16x2 seperti pada
gambar di bawah ini :
LCD berfungsi menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau
menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. LCD yang digunakan adalah jenis
LCD M1632. LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan
konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang
didesain khusus untuk mengendalikan LCD. LCD dibuat dengan pengontrol LSI, yaitu
pengontrol yang memiliki 2 buah r 8 bit (IR) dan data register
(DR). IR menyimpan kode instruksi, misalnya dan , serta informasi
alamat untuk data RAM (DDRAM) dan (CGRAM). Ketika
informasi alamat ditulis ke , data disimpan ke data register dari
DDRAM atau CGRAM menggunakan sinyal (RS).
4) Pin 4 untuk memberitahu LCD bahwa sinyal yang dikirim adalah data,
jika Pin 4 ini diset ke logika 1 ( , +5V), atau memberitahu bahwa sinyal yang
dikirim adalah perintah jika pin ini di set ke logika 0 ( , 0V).
7) Pin 7 – Pin 14 adalah data 8 bit data bus (Aplikasi ini menggunakan 4
bit MSB saja, sehingga pin data yang digunakan hanya pin 11 – Pin 14).
Pada saat motor DC terhubung dengan catu daya, maka kumparan pada
akan dialiri arus, kumparan warna biru terhubung pada kutub positif catu
daya sedangkan kumparan merah pada kutub negatif catu daya, sehingga
menimbulkan medan magnet dengan kutub samadan menghasilkan gaya tolak
magnet. Berdasarkan aturan tangan kanan , maka juga akan
memperoleh gaya yang tegak lurus terhadap arah arus dan medan magnetnya seperti
pada gambar (a) sehingga motor bergerak sesuai arah gaya. Pada saat rotor berada
pada celah antar magnet, rotor tetap bergerak searah gaya yang diterima sebelumnya
tanpa interaksi medan magnet seperti pada gambar (b). Selanjutnya pada saat rotor
kembali berada pada medan magnet yang berbeda kutub, arus yang diterima
kumparan juga berlawanan kutub sehingga motor kembali memperoleh gaya
dari gaya tolak magnet dengan kutub yang sama serta gaya yang tegak lurus terhadap
arah arus dan arah medan magnet sehingga motor kembali bergerak seperti pada
gambar (c). Proses ini kembali berulang sehingga rotor terus berputar hingga catu
daya berhenti terhubung. Kecepatan motor DC dapat dikendalikan sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan baik secara digital maupun secara analog. Pengendalian
kecepatan secara digital dengan mikrokontroler dapat memberikan kemudahan
dibandingkan secara analog karena pengendalian dapat dilakukan secara otomatis
melalui algoritma program yang dibuat oleh pengguna. Untuk melakukan
pengendalian kecepatan dengan mikrokontroler dibutuhkan instrumen pendukung
berupa rangkaian driver dan sensor yang dapat memberikan umpan balik posisi
maupun kecepatan motor sebagai referensi untuk memberikan perintah selanjutnya.
15
Peak current 30 mA
4 http://belajar-elektronika.com/tutorial/tranducersensor/sensor-ultraviolet-sensor-api-uv-tron/
16
Gambar 2.9 Sensor Uvtron R2868 Dan Driving Circuit Seri C3704
seri C3704 mengkonsumsi arus sangat kecil, yang berfungsi sebagai pengolah
sinyal untuk sensor R2868. Piranti ini dihubungkan dengan tabung sensor
dengan memberikan tegangan DC kecil, dengan penyedia tegangan tinggi dan
pengolah sinyal dalam satu papan. Dengan fenomena oleh tabung sensor
disebabkan cahaya eksitasi alamiah (seperti sinar kosmis, radiasi matahari, dan
sebagainya) dapat direduksi/dihilangkan dengan piranti ini, sehingga sinyal dari
piranti ini dapat digunakan tanpa
13. Sistem Pengendali PID1. Sistem Pengendali yang umum digunakan adalah
proposional (P), proposional-integral (PI) dan proposional-integral-derivatif (PID).
Kontrol proposional (Kp) akan mempengaruhi kestabilan, kontrol integral (Ki) akan
menghilangkan nilai dan kontrol derivative (Kd) dapat memberikan
efek redaman pada sistem yang berisolasi. Sebuah sistem yang berjalan pada
kenyataannya akan sulit mendapatkan kondisi yang ideal karena terdapat berbagai
faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja sistem. Oleh
karena itu dibutuhkan metode sistem kendali untuk memperoleh sebuah sistem yang
stabil, memiliki respon yang cepat, dan tidak menghasilkan kesalahan pada kondisi
tunak ( = 0) sehingga diharapkan sistem menjadi kokoh ( )
terhadap gangguan.
Paramete
Kestabilan
r
Pengaruh
Kp Berkurang Bertambah Berkurang Menurun
kecil
Semakin
Ki Berkurang Bertambah Bertambah Menurun
hilang
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
14. Umum. Dalam pembuatan aplikasi robot pemadam api ini mikrokontroler
Arduino digunakan sebagai komponen utama yang mengatur komponen lainnya
seperti: sensor api (Uvtron), sensor Ultrasonik, motor DC sehingga robot dapat
berfungsi memadamkan api lilin yang terdapat pada sebuah labirin. Pada bab ini akan
dibahas tentang cara membuat dan mengaplikasikan sebuah Arduino pada robot
cerdas pemadam api, pembuatan dan perancangan (perangkat keras)
meliputi perancangan, pembuatan dan pemasangan rangkaian serta perancangan
mekanik sedangkan Pembuatan dan perancangan (perangkat lunak)
meliputi pemuatan bahasa pemrograman pada Arduino robot
dirancang sesuai diagram blok yang terdapat pada Gambar 3.1
SWITCH I
BUTTON LCD
N
SWITCH O
BUTTON
21
Arduino menerima sinyal masukan dari 2 sumber, yaitu sensor api dan sensor
Ultrasonik. Agar Arduino dapat membaca keluaran dari sensor api (Uvtron) dan sensor
Ultrasonik yang keluarannya berupa data analog. Output data analog dari sensor
uvtron dan sensor ultrasonik diproses oleh mikrokontroler yang dalam hal ini adalah
arduino untuk menjalankan tiga buah motor DC. Motor DC berfungsi sebagai
penggerak roda kanan, roda kiri dan kipas angin.
1) Sensor Ultrasonik. Sensor ini memiliki 5 pin, tetapi hanya 4 pin yang
digunakan yaitu: 12 volt supply, echo sebagai pulse output, trigger sebagai
pulse input, 0 volt ground. Echo pulse berfungsi sebagai pin output yang
nantinya dihubungkan ke kontroler sehingga kontroler dapat membaca
pulsa yang dihasilkan sensor dan pin trigger pulse adalah pin input yang
nantinya dihubungkan ke kontroler untuk mendapatkan pulsa dari kontroler.
Prinsip kerja sensor ini adalah transmitter mengirimkan seberkas
gelombang ultrasonik, lalu diukur waktu yang dibutuhkan hingga
datangnya pantulan dari obyek5. Lamanya waktu ini sebanding dengan dua
kali jarak sensor dengan obyek, sehingga jarak sensor dengan obyek dapat
ditentukan persamaan jarak = kecepatan_suara × waktu_pantul/2. SRF04
hanya menggunakan 2 port I/O untuk berhubungan dengan mikrokontroler
yang dalam hal ini adalah Arduino. Pulsa Ultrasonik yang dikirim oleh
SRF04 adalah sinyal ultrasonik dengan frekuensi 40 KHz sebanyak 8
periode setiap kali pengiriman. Ketika pulsa mengenai benda penghalang,
maka pulsa ini akan dipantulkan kembali dan diterima kembali oleh
penerima ultrasonik. Dengan mengukur selang waktu antara saat pulsa
dikirim dan pulsa pantul diterima. Untuk mengaktifkan SRF04
mikrokontroler mengirimkan pulsa positif melalui pin TRIGGER minimal 10
ms, selanjutnya SRF04 akan mengirimkan pulsa positif melalui pin ECHO
selama 100 ms hingga 18 ms, yang sebanding dengan jarak obyek.
5 program-mikrokontroler-avr-untuk-sensor-srf04-menggunakan-cvavr/
23
b Rangkaian Kendali Utama. Rangkaian kendali utama dalam hal ini adalah
Arduino berfungsi sebagai pusat kontrol yang membaca sensor untuk
menentukan keluaran yang berupa sinyal kontrol yang mengendalikan motor DC.
Arduino ini diprogram menggunakan perangkat lunak untuk mengendalikan
robot pemadam api. Arduino menjadi otak dari perancangan alat, yang
selanjutnya siap dihubungkan ke rangkaian input maupun output. Sinyal yang
telah dikirimkan dari rangkaian masukan kemudian diolah selanjutnya
mengintruksikan motor DC untuk memutar roda kanan dan kiri serta
menjalankan kipas pemadam api sesuai dengan program yang dimasukkan.
Selain itu untuk penggerak osilator internal digunakan rangkaian clock yang
26
terdiri dari sebuah kristal dan dua buah kapasitor. Di dalam sistem Arduino ini
menggunakan LCD 16x2 yang berfungsi sebagai display atau antarmuka
pengguna dengan alat dan menampilkan data-data dan aktivitasi dari robot
pemadam api serta pembacaan sensor Ultrasonik dan sensor api (Uvtron). Pada
perancangannya LCD yang digunakan mempunyai ukuran 16x2, artinya 16 kolom
dan 2 baris matriks karakter. Rangkaian minimum sistem Arduino berikut
rangkaian LCD 16x2 dan pin pada Arduino diperlihatkan pada
gambar 3.7.
pembacaan sensor Ultrasonik terhadap arah pergerakan robot pemadam api dan
pembacaan sensor Uvtron terhadap titik sumber api pada robot pemadam api. Dan
akan dijelaskan cara kerja umum robot cerdas pemadam api.
17. Perakitan Alat. Robot pemadam api menggunakan sensor Ultrasonik dan
sensor api (Uvtron) terdiri dari tiga buah motor DC yang digunakan sebagai tenaga
penggerak roda yang dipasang di samping kiri dan kanan robot dan sebuah Motor DC
sebagai kipas pemadam api yang dipasang pada bagian depan rangkaian utama
sensor api (Uvtron). agar api dapat didekteksi dan dipadamkan secara otomatis,
diletakkan sebuah sensor Uvtron sebagai pendeteksi api dan sebuah motor DC pada
29
18. Cara Kerja Alat. Robot pemadam api memiliki prinsip kerja dapat mencari titik
api dan memadamkan secara otomatis disebuah labirin yang telah disetting
penempatan lilin tersebut. Apabila sensor api Uvtron mendeteksi adanya benda yang
memancarkan api dan sensor Ultrasonik memantulkan sinyal terhadap dinding untuk
dapat berjalan dan tidak saling bertabrakan antar dinding, maka motor DC yang
berada dikipas akan bekerja dan sepasang motor DC yang terhubung roda akan
berhenti sehingga titik api akan dipadamkan. Sensor api (Uvtron) hanya dapat
bekerja apabila terdapat suatu benda yang memancarkan api, apabila sensor api tidak
dapat mendeteksi adanya api maka yang bekerja hanya sensor Ultrasonik.
b. Sensor api (Uvtron) ini akan bekerja ketika didekatnya telah berada titik
api yang memiliki nilai logika 1 dan arus yang masuk sebesar 5 volt namun
apabila tidak ada sumber api maka memiliki nilai logika 0 dan tidak ada arus
yang masuk yaitu 0 volt.
d. Data output berupa sinyal analog diubah menjadi data digital oleh ADC
( ), selanjutnya diproses melalui Arduino sehingga motor
DC pada roda sebagai tenaga penggerak akan bekerja.
e. Robot pemadam api bekerja dengan mencari titik api disebuah labirin
yang dibekali sensor Ultrasonik untuk dapat berjalan dan sensor Uvtron yang
mencari sumber cahaya ultraviolet (lilin).
30
f.Tenaga penggerak roda yang berupa motor DC akan berhenti bekerja, pada
saat sensor api (Uvtron) mendeteksi adanya api maka motor DC pada kipas
bekerja.
BAB IV
PENUTUP
b. Obyek (lilin) diletakkan pada sudut labirin sehingga dapat dibaca oleh
sensor api Uvtron kemudian dapat dipadamkan. Pada pelaksanaannya
terdapat beberapa kegagalan dalam menjalani misi pemadamannya yang
disebabkan karena ke sensor Uvtron yang mengalami perubahan
baik dari faktor sinar pantulan cahaya lilin maupun faktor dari
pemrogramannya.
20. Saran. Dari hasil perancangan robot pemadam api berbasis Arduino maka
dapat disarankan sebagai berikut :
c. Dalam perancangan labirin sebagai tempat uji coba dari robot dapat
dibuat dengan menggunakan perancangan labirin yang sistematik seperti
yang ada pada kontes-kontes robot pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00444-SK%20bab%202.pdf.Oktober2012
[2] Program-mikrokontroler-avr-untuk-sensor-srf04-menggunakan-cvavr/
[3] http://belajar-elektronika.com/tutorial/motor-dc/
[4] http://belajar
elektronika.com/tutorial/tranducersensor/sensor-ultraviolet-sensor-api-uv-tron/
[5] Ardhimas Wimbo Wasisto,
Institut Teknologi Bandung, Bandung,
2011.