Penanggung Jawab
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Editor
Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes
Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Konsep
Kepala Bagian Program dan Informasi
Kasubag Data dan Informasi
Kontributor
Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian; Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan
Humas; Kepala Bagian Keuangan; Kasubag Program; Kasubag Evaluasi dan
Pelaporan; Kasubag Kepegawaian; Kasie Evaluasi Program Dit. Bina Obat Publik
dan Perbekkes; Kasubag TU Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes; Kasubag TU
Dit Bina Pelayanan Kefarmasian; Kasubag TU Dit. Bina Prodis Alkes; Kasubag TU
Dit. Bina Prodis Kefarmasian; Ari Budiyanto, S.Si, Apt; Apriliya Prihayati; Ali
Kurniadi; Ayu Ramadaniaty, S.Farm, Apt; Priyadi; Erik Permana Jaya, SE; Ibnu
Fatih; Paramita Nandini Amd.KL; Aryo Genta, S.Farm, Apt; Devina Lesthana, SE,
MM.
Data yang tersaji dalam Profil Kefarmasian ini diharapkan mampu menjadi sumber
data dan informasi yang berkualitas bagi masyarakat pada umumnya dan
khususnya sebagai dasar dalam perumusan dan pengambilan kebijakan bagi
pimpinan di jajaran Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan segenap
hati telah membantu dan berperan aktif dalam penyusunan Profil Kefarmasian dan
Alat Kesehatan ini.
Direktur Jenderal,
B. Gambaran Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
Direktorat Bina Obat Direktorat Bina Direktorat Bina Produksi Direktorat Bina
Publik dan Perbekalan Pelayanan dan Distribusi Alat Produksi dan Distribusi
Kesehatan Kefarmasian Kesehatan Kefarmasian
Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
berdasarkan Permenkes RI No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010
2011 2012
NO PAKET PENGADAAN
A R C (%) A R C (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Vaksin Reguler* 558,022,935,000 524,583,365,891 94,01% 565,000,000,000 564,074,280,418 99,84%
2 Vaksin Haji 70,000,000,000 57,673,465,000 82,39% 82,500,000,000 82,075,000,000 99,48%
3 Obat AIDS dan PMS 137,000,000,000 136,958,704,520 99,97% 136,500,000,000 135,373,786,950 99,17%
4 Obat TB Paru 123,500,000,000 122,303,893,030 99,03% 120,000,000,000 119,503,434,358 99,59%
5 Obat Filariasis 17,200,000,000 17,082,975,600 99,32% 16,000,000,000 15,970,178,598 99,81%
6 Obat Gizi 26,000,000,000 24,063,032,400 92,55% 29,000,000,000 28,550,756,993 98,45%
7 Obat Malaria 23,000,000,000 22,790,671,068 99,09% 35,000,000,000 34,936,000,000 99,82%
8 Obat P2M 21,500,000,000 20,794,340,644 96,72% 19,100,000,000 19,049,129,400 99,73%
Obat & Vaksin Flu
9 10,000,000,000 8,957,406,700 89,57% 7,200,000,000 7,004,745,000 97,29%
Burung dan VAR
10 Vaksin Influenza 27,000,000,000 -
Obat dan Perbekkes
11 31,000,000,000 30,871,476,635 99,59% 27,500,000,000 27,098,843,994 98,54%
Haji + Obat Emergency
12 Obat Kesehatan Ibu 2,700,000,000 2,567,597,461 95,10% 2,500,000,000 2,495,999,605 99,84%
13 Obat Kesehatan Anak 13,500,000,000 13,450,393,451 99,63% 11,500,000,000 11,440,580,415 99,48%
Reagent Screening
14 150,000,000,000 145,300,396,340 96,87% 139,700,000,000 135,458,623,200 96,96%
Darah
15 Obat Poliklinik Depkes 600,000,000 - 1,000,000,000 868,574,491 86,86%
Obat Buffer Stock
16 25,000,000,000 23,999,990,745 96,00%
Provinsi
20,750,000,000 20,121,792,674 96,97%
Obat Buffer Stock
17 7,542,305,000 6,606,518,864 87,59%
Pusat
18 Vaksin Umrah 26,607,019,000 25,850,000,000 97,15%
Obat Buffer
19 39,000,000,000 245,775,970 0,63% 2,611,600,000 2,294,658,168 87,86%
Bencana/KLB
Obat Operasi Surya
20 Baskara Jaya (Sail 2,800,000,000 1,652,311,374 59,01%
Morotai)
TOTAL 1,282,172,259,000 1,183,143,339,059 92,35% 1,245,661,600,000 1,207,968,695,638 96.97%
DANA APBNP
Vaksin Meningitis Haji
21 158,991,130,000 108,067,986,000 67.97%
dan Umrah
22 Vaksin Influenza 3,510,000,000 -
23 Obat Jamaah 392,040,000 -
Reagen NAT untuk
24 24,969,650,000 24,479,730,000 98.04%
UTD/RS
25 Obat Anti Psikosis 22,915,680,000 22,782,771,000 99.42%
TOTAL 210,778,500,000 155,330,487,000 73.69%
60%
Target
40% Realisasi
20%
0%
2010 2011 2012 2014
Gambar 2. Ketersediaan Obat dan Vaksin dalam Bulan pada Tahun 2010-2012
0%
2010 2011 2012 2014
Jumlah Kab/Kota yang mempunyai luas tanah di atas 300 m2 sebanyak 86%
(454 Kab/Kota) dan luas bangunan di atas 300 m2 sebanyak 66% (351
Kab/Kota). Detail Luas tanah dan Luas bangunan dapat dilihat pada
LAMPIRAN 3.
4. Pengamanan
Sarana pengamanan gedung sangat penting dimiliki oleh instalasi
farmasi untuk menjaga obat dari pencurian dan bahaya kebakaran. Untuk
jenis dan jumlah tralis disesuaikan dengan bentuk bangunan termasuk
pintu, jendela dan plafon dengan spesifikasi terbuat dari bahan besi dengan
ketebalan 12 mm, untuk jenis pagar dibuat kombinasi tembok yang terbuat
dari bata merah, batako atau bahan lain yang cukup kuat dan kawat berduri
atau kawat harmonika juga dapat digunakan pagar hidup dari tanaman
yang mudah tumbuh dan mudah dipelihara serta mempunyai kerapatan
yang dapat mencegah masuknya ternak/hewan peliharaan dengan jumlah
yang disesuaikan dengan luas tanah. Sedangkan untuk alat pemadam
kebakaran selain digunakan jenis tabung CO2 juga dapat digunakan pasir
dan karung.
6. Penunjang
7. Administrasi
Sebagai penunjang terlaksananya suatu kegiatan perlu adanya sarana
administrasi.
Pengelola
IF Provinsi 40 33.63 12 88.75 86.57
Papua
Ka. UPTD IF
Kab. 38.50 35.16 8.5 90.07 84.53
Sleman
Ka. UPTD IF
Kab. 40.00 34.33 10.50 79.73 83.30
Bulukumba
Gambar 13. Capaian Indikator Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah yang Melaksanakan Pelayanan
Kefarmasian Sesuai Standar
90%
77%
80%
67%
70% 63% 60%
60% 54% 54% 56% 54%
50%
47%
50% 44%
39% 35% 38%
40% 36% 33% 33% 33%
28% 30% 29%
23% 27% 27% 29%
30% 22% 24%
17% 17% 19%
20% 11% 12% 13%
10%
0%
GORONTALO
NAD
RIAU
NTB
SUMSEL
NTT
KALTIM
SULTENG
LAMPUNG
BABEL
JABAR
SULSEL
MALUKU
KEPRI
JATENG
BANTEN
BALI
SUMUT
SUMBAR
JAMBI
BENGKULU
JATIM
KALBAR
KALTENG
SULUT
KALSEL
SULTRA
P. BARAT
PAPUA
D.I.Y
SULBAR
MALUT
DKI
Gambar 14. Data Intervensi Dit Binyanfar Dalam Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
Jumlah
No Nama Kegiatan Tenaga
Farmasi
1 Pelatihan Tenaga Farmasi Tentang Pelayanan Kefarmasian Untuk Odha (Orang Dengan HIV/AIDS) 108
2 Care Support Treatment (CST) Terapi Untuk ODHA Untuk Kelas Farmasi 25
3 Training Of Trainer (TOT) Care Support Treatment (CST) Terapi Untuk ODHA 22
Tabel 4. Pembekalan Tenaga Farmasi tentang Pelayanan Kefarmasian untuk ODHA
0%
2010 2011 2012 2014
Gambar 15. Puskesmas Perawatan yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai Standar
Gambar 16. Penggunaan Obat Rasional di sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Pemerintah
95%
100% 84,93% 85% 85,84%
80%
80% 70% 70%
60%
Target
40% Realisasi
20%
0%
2010 2011 2012 2014
40% Target
30% Realisasi
20%
10%
0%
2010 2011 2012 2014
Gambar 18. Hasil Monitoring terhadap Sarana Produksi Alkes dan PKRT yang Memenuhi Persyaratan
CPAKB dan CPPKRTB
80% 70%
64,44%
70% 58,95% 60%
55%
60% 50% 50%
50%
Target
40%
Realisasi
30%
20%
10%
0%
2010 2011 2012 2014
Gambar 19. Hasil Monitoring terhadap Sarana Distribusi Alkes yang Memenuhi Persyaratan CDAKB
41% 45%
Alat Kesehatan Import
Alat Kesehatan Dalam Negeri
PKRT Import
7% 4% 3% PKRT Dalam Negeri
Perubahan Perpanjangan
Gambar 21. Jumlah Izin Edar Alkes dan PKRT Tahun 2012
NO PERIJINAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des TOTAL
1 SERTIFIKAT 0 4 5 3 3 6 7 2 6 1 4 2 43
PRODUKSI ALKES
2 SERTIFIKAT 0 8 3 3 2 5 7 12 5 2 0 2 49
PRODUKSI PKRT
3 IPAK 44 60 57 82 85 85 60 41 36 21 26 31 628
TOTAL 44 72 65 88 90 96 74 55 47 24 30 35 720
Tabel 8. Jumlah Sertifikat Produksi Alkes, PKRT dan Izin Penyalur Tahun 2012 per Bulan
Gambar 22. Sertifikat Produksi Alkes, PKRT dan IPAK Tahun 2012 per Bulan
TOTAL 720
Tabel 9. Jumlah Sertifikat Produksi dan IPAK Tahun 2012
Gambar 23. Jumlah Sertifikat Produksi Alkes, PKRT dan IPAK Tahun 2012
NO SURAT Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des TOTAL
KETERANGAN
1 Surat 291 155 180 211 201 236 244 176 92 200 209 205 2400
Keterangan
Masuk
2 Surat 151 161 183 153 184 212 203 147 145 153 174 179 2045
Keterangan
Keluar
Tabel 10. Surat Keterangan tahun 2012 per Bulan
Jumlah surat keluar lebih besar dari surat masuk karena ada surat
sebelum tahun 2012 belum diambil dan masih ada diloket perizinan
350
300
250
200
SURAT KETERANGAN MASUK
150
SURAT KETERANGAN KELUAR
100
50
SURAT
SURAT KETERANGAN
KETERANGAN MASUK
KELUAR 44%
56%
Gambar 26. Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Produksi di dalam Negeri
2 0
0
2010 2011 2012 2014
Gambar 27. Standar Produk Kefarmasian yang Disusun Dalam Rangka Pembinaan Produksi dan
Distribusi
1152
1200
1000
800
579
564
553
526
509
481
600
251
400
239
237
234
212
204
112
107
98
200
0
Industri Industri Obat Usaha Kecil Produksi Alat Produksi Industri
Farmasi Tradisional Obat Kesehatan Perbekalan Kosmetika
(IOT) Tradisional Kesehatan dan
(UKOT) Rumah Tangga
(PKRT)
2010 2011 2012
Sumber: Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2011 - 2013
Gambar 28. Grafik Cakupan Sarana Produksi di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tingkat Nasional
Tahun 2010 - 2012
a) Industri Farmasi
Perkembangan jumlah dan jenis produk yang diproduksi oleh Industri
Farmasi dalam negeri serta kebijakan Pemerintah yang kondusif telah
mendorong sarana industri farmasi Indonesia hingga menjadi salah satu
industri yang berkembang cukup pesat dengan jumlah konsumen yang
terus bertambah. Tercatat bahwa di Indonesia terdapat 24 Provinsi yang
belum memiliki sarana industri farmasi antara lain Provinsi Aceh, Riau, Kep.
Riau, Bengkulu, Jambi, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Sementara jumlah industri
farmasi di Indonesia pada tahun 2010 – 2012 yang hanya tersebar di 9
provinsi dapat dilihat pada Gambar 29., dimana Provinsi Jawa Barat
memiliki jumlah industri farmasi terbanyak diikuti oleh Provinsi DKI Jakarta
dan Jawa Timur.
Sumber : Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2011 – 2013
Gambar 30. Grafik Jumlah Industri Obat Tradisional per Provinsi pada Tahun 2010 – 2012
300
250
200
Jumlah Sarana
150
100
50
0
Jambi
NTB
NTT
Kaltim
DKI Jakarta
Jateng
Jatim
Bali
Maluku
Kalbar
Aceh
Sumut
Banten
Sumbar
Sulut
Jabar
Kalsel
Lampung
Yogyakarta
Sulsel
Kalteng
Gorontalo
2010
2011
2012
Sumber: Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2011 - 2013
Gambar 31. Grafik Jumlah Usaha Kecil Obat Tradisional di Indonesia pada Tahun 2010 - 2012
120
100
80
Jumlah Sarana
60
40
20
2010
2011
2012
Sumber: Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2011 - 2013
Gambar 32. Jumlah Sarana Produksi Alat Kesehatan per Provinsi pada Tahun 2010 –2012
300
250
200
Jumlah Sarana
150
100
50
2010
2011
2012
Sumber: Direktorat Bina Prodis Alat Kesehatan, Kemenkes RI Tahun 2011 – 2013
Gambar 33. Jumlah Sarana Produksi Perbekalan Kesehatan dan Rumah Tangga per Provinsi pada Tahun
2010 –2012
f) Industri Kosmetik
Berdasarkan data cakupan sarana Industri Kosmetika di Indonesia pada
tahun 2010 – 2012, terdapat 17 provinsi yang belum memiliki sarana
tersebut yaitu Provinsi Riau, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka
Belitung, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku
Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Gambar 34. menunjukkan cakupan
jumlah sarana Industri Kosmetika yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia
pada tahun 2010 - 2012.
150
Jumlah Sarana
100
50
2010
2011
2012
Sumber: Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2011 - 2013
Gambar 34. Jumlah Industri Kosmetika per Provinsi pada Tahun 2010 - 2012
2%
5% 10%
24%
PBF
Apotek
Toko Obat
59% PAK
Cab PAK
Sumber : Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2012
Gambar 35. Grafik Cakupan Sarana Distribusi di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012
30
30
25
20
16 16
15
15
11
10 9 9 9
8
5 4 4 4
3 3 3
2 2 2 2 2
1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0
ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI
800
715
700
600
500
400
300
200 163
141 131
92 93
100 49 62 75 59
25 38 40 23
6 8 15 4 10 0 2 13 0 0 3
0
BANTEN DKI JABAR JATENG DIY JATIM BALI NTB NTT
JAKARTA
30
27
25
20
18
15
11
10
5
5 4 4
3 3 3
2 2
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
KALBAR KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA MALUKU MALUT
Sumber : Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2013
Gambar 39. Jumlah Sarana Penyalur Alat Kesehatan per Provinsi pada Tahun 2012
Dari grafik diatas terlihat bahwa pada saat ini sarana PAK masih
terpusat di pulau Jawa, khususnya provinsi DKI Jakarta, karena pada
awalnya PAK merupakan agen tunggal dari produsen alkes sehingga ada
kecenderungan untuk memilih lokasi usaha di DKI Jakarta yang akan
Sumber : Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2013
Gambar 40. Jumlah Sarana Cabang Penyalur Alat Kesehatan per Provinsi Tahun 2012
Sumber : Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2013
Gambar 41. Grafik SDM Kefarmasian yang Bekerja di Dinas Kesehatan
Sumber : Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2013
Gambar 42. Grafik SDM Kefarmasian yang Bekerja di RSUD
Sumber : Pemutakhiran Data Ditjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI Tahun 2013
Gambar 43 Grafik SDM Kefarmasian yang Bekerja di Puskesmas
e-Report PBF memuat berbagai data dan informasi yang dapat diakses
seluruh pengguna sistem, yaitu Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi dan PBF. Sistem ini dapat diakses melalui
www.pbf.binfar.depkes.go.id. Tampilan awal sistem pelaporan ini dapat
dilihat pada Gambar 47. dibawah ini.
A. Pembiayaan
Pagu alokasi APBN Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan terus mengalami peningkatan, ini menunjukkan bahwa
pengelolaan kegiatan dalam upaya pencapaian sasaran program
kefarmasian dinilai baik. Peningkatan program tidak hanya melalui
peningkatan program yang dilakukan di tingkat pusat tapi juga program di
daerah.
Dalam rangka meningkatkan pembangunan kesehatan, pemerintah
pusat dan daerah memiliki tugas bersama dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang mer ata, terjangkau dan berkualitas serta memenuhi akses
obat dengan jumlah dan jenis yang cukup. Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah berupaya dengan menyelenggarakan
serangkaian reformasi melalui sejumlah program pembiayaan kesehatan
langsung ke daerah melalui Program Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
1. Kantor Pusat
Miliar Rupiah
90,83%
1.600
90,65%
1.400
1.200
95,82%
1.000
Alokasi
800
Realisasi
600
400
200
0
2010 2011 2012
Alokasi APBN Ditjen Binfar dan Alkes pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sekitar 14,84% atau senilai Rp. 211.410.538.000 dibandingkan
dengan alokasi tahun 2011. Hal ini dikarenakan terdapat penambahan
alokasi untuk pengadaan obat dan vaksin. Realisasi anggaran pada tahun
2012 dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 mengalami peningkatan
sekitar 0,18 %. Hal ini bukan merupakan tidak terserapnya anggaran secara
maksimal tetapi lebih kepada proses pengadaan barang dan jasa yang
dilaksanakan oleh Ditjen Binfar dan Alkes dilakukan secara efisien terutama
untuk pengadaan Obat dan Vaksin.
2. Dana Dekonsentrasi
Untuk mendukung penyelenggaraan Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan hingga ke daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/kota, Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan dana
dekonsentrasi dengan tujuan 1) mengintegrasikan sasaran Program Obat
dan Perbekalan Kesehatan ke dalam target sasaran kegiatan Dekonsentrasi;
2) melaksanakan perencanaan kegiatan dan penganggaran yang terpadu
antara pusat dan daerah sehingga terbentuk kesamaan visi dan
pemahaman terhadap masalah di bidang pelayanan kefarmasian dan alat
kesehatan khususnya serta masalah kesehatan umumnya sekaligus
antisipasi terhadap masalah baru di masa yang akan datang; 3)
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana Program Obat dan
Perbekalan Kesehatan di daerah. Adapun perbandingan jumlah alokasi dan
realisasi dana dekonsentrasi yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada periode tahun 2010 s.d. 2012 dapat
Miliar Rupiah
60 89,44%
50
40
93,69% Alokasi
30
Realisasi
91,88%
20
10
0
2010 2011 2012
20
15
10
0
2010 2011 2012
Jumlah Regulasi yang telah dikeluarkan
Gambar 50. Grafik Jumlah Regulasi yang Dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Tahun 2010 s.d. 2012
C. Ketenagaan
Ketenagaan atau Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor
penting yang menggerakkan suatu organisasi. Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) berkaitan erat dengan upaya berkelanjutan yang bertujuan
untuk memasok suatu organisasi dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat diperlukan oleh
suatu organisasi. Manajemen SDM melakukan tugas dan fungsinya baik
melalui peningkatan kualitas maupun kuantitas dari tiap personelnya.
Berdasarkan Permenkes No.1144/Menkes/Per/VIII/2010 tanggal 19 Agustus
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, kegiatan
terkait manajemen SDM di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan dilakukan oleh Subbagian Kepegawaian yang
mempunyai tugas melakukan analisis kebutuhan dan perencanaan pegawai,
mutasi pegawai, dan pengisian jabatan.
79
Sekretariat Ditjen Binfar dan Alkes 78
80
40
Dit.Bina Prodis Alat Kesehatan 36
38
Tahun 2010
35
Dit.Bina Prodis Kefarmasian 37 Tahun 2011
36 Tahun 2012
36
Dit.Bina Obat Pubik dan Perbekes 34
35
35
Dit.Bina Pelayanan Kefarmasian 34
31
Gambar 52. Grafik Perbandingan Distribusi Jumlah PNS Berdasarkan Unit Eselon II
di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2010 - 2012
74 PNS34%
142 PNS
(64%)
4; 2%
51 PNS
(23%)
146 PNS
(66%)
23 PNS
(11%)
46
40 41
38
32
29
27 26
1 0
51-60 55
Tahun 57
41-50 51
Tahun 51 Tahun 2012
Tahun 2011
31-40 61
Tahun 60
21-30 53
Tahun 51
Gambar 56. Grafik Perbandingan Distribusi Jumlah PNS berdasarkan Kategori Usia
di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2011 – 2012
D. Inventaris
Berdasarkan laporan neraca SIMAK-BMN, pada Tahun 2012 aset terbesar
yang dimiliki Unit Eselon I Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan adalah Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi
pemerintah yakni sebesar 44,04% dari keseluruhan total aset. Kemudian,
Pengelolaan Persediaan mengalami kenaikan sebesar 136,37% berdasarkan
data pada tahun 2011 yakni sebesar Rp.27.242.289.307,- menjadi
Rp.64.392.812.319,- pada tahun 2012. Aset tetap mengalami peningkatan
sebesar 7,96% berdasarkan data hasil pengadaan tahun 2012 berupa
Peralatan dan Mesin 6,39% dan Software 23,72%. yang dikelola oleh Eselon
I Ditjen Binfar dan Alkes.
Aset Tak
Berwujud
Lainnya
0,03%
Gambar 57. Grafik Aset BMN di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012
TAHUN
ASET
2010 2011 2012
Persediaan 70.177.886.807 27.242.289.307 64.392.812.319
Peralatan dan Mesin 23.026.726.588 17.999.493.258 19.150.257.098
Gedung & Bangunan 22.944.822.777 - -
Jaringan 4.900.000 - -
Aset tetap lainnya 75.580.000 - -
Software 681.989.350 1.809.803.850 2.239.013.850
Aset tak berwujud Lainnya 47.500.000 47.500.000 47.500.000
Aset tetap yang tidak
digunakan dalam Operasi 2.831.364.500 39.410.712.774 67.537.824.756
Pemerintah
Total Jumlah 119.790.770.022 86.509.799.189 153.367.408.023
Tabel 15. Perbandingan Aset di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes 2010-2012
Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan hasil dari upaya yang
telah dilakukan dan pencapaian yang telah diraih oleh Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Hal ini juga merupakan wujud dari
pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sehingga dapat
diketahui baik oleh pelaksana di bidang kesehatan khususnya maupun
masyarakat luas pada umumnya.
Patut disadari bahwa sistem informasi yang ada saat ini masih belum dapat
memenuhi kebutuhan data dan informasi secara optimal sehingga data dan
informasi yang ditampilkan dalam profil ini masih terasa kurang lengkap.
Alokasi
No Provinsi/Kabupaten/Kota
2010 2011 2012
Jumlah
Struktur Penanggung Jawab
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Tenaga
Organisasi Instansi
di IFK
1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kota Banda Aceh UPTD D3 Farmasi 5
2 Kota Sabang Sie Farmasi Apoteker 7
3 Kota Lhokseumawe Sie Farmasi Apoteker 5
4 Kota Langsa Sie Farmasi Tenaga Kesehatan Lain 11
5 Kab. Aceh Utara Sie Farmasi AA/SMF 13
6 Kab. Aceh Barat Sie Farmasi Apoteker 9
7 Kab. Aceh Selatan Sie Farmasi Tenaga Kesehatan Lain 3
8 Kab. Aceh Timur Sie Farmasi Apoteker 10
9 Kab. Aceh Tengah UPTD AA/SMF 12
10 Kab. Aceh Tenggara Sie Farmasi Tenaga Kesehatan Lain 12
11 Kab. Aceh Besar UPTD AA/SMF 5
12 Kab. Aceh Singkil UPTD Apoteker 8
13 Kab. Pidie Sie Farmasi Apoteker 17
14 Kab. Pidie Jaya Sie Farmasi Tenaga Kesehatan Lain 6
15 Kab. Siemeuleu Sie Farmasi AA/SMF 6
16 Kab. Bireuen UPTD Apoteker 6
17 Kab. Gayo Lues Sie Farmasi Tenaga Kesehatan Lain 9
18 Kab. Aceh Barat Daya Sie Farmasi Apoteker 2
19 Kab. Aceh Tamiang Sie Farmasi Apoteker 6
20 Kota Subulussalam Sie Farmasi Apoteker 9
21 Kab. Nagan Raya Sie Farmasi Apoteker 3
22 Kab. Aceh Jaya Sie Farmasi Lain-lain 5
23 Kab. Bener Meriah Sie Farmasi Apoteker 7
2. SUMATERA UTARA
1 Kota Medan UPTD Apoteker 7
2 Kota Binjai Sie Farmasi Apoteker 4
3 Kota Tebing Tinggi UPTD Apoteker 5
4 Kota Pematang Siantar UPTD AA/SMF 9
5 Kota Tanjung Balai UPTD Apoteker 4
6 Kota Sibolga Sie Farmasi Apoteker 5
7 Kota Padang Sidempuan UPTD AA/SMF 3
8 Kota Gunung Sitoli Lain-lain Apoteker 4
Riwayat Bangunan
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Luas Luas
Tahun Tahun
Bangunan Tanah Status Kepemilikan
dibangun direnovasi
(m2) (m2)
1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kota Banda Aceh 300 350 2007 2007 Hak Pakai/Milik Negara
2 Kota Sabang 1300 1500 2004 2007 Hak Pakai/Milik Negara
3 Kota Lhokseumawe 160 160 2004 - Hak Pakai/Milik Negara
4 Kota Langsa 348.5 1600 2005 - Hak Pakai/Milik Negara
5 Kota Subulussalam 300 374 2009 2012 Hak Pakai/Milik Negara
6 Kab. Aceh Utara 290 630 1987 2007 Hak Pakai/Milik Negara
7 Kab. Aceh Barat 500 - 1995 2007 Hak Pakai/Milik Negara
8 Kab. Aceh Selatan 600 1320 2012 - Hak Pakai/Milik Negara
9 Kab. Aceh Timur 160 320 - - Hak Pakai/Milik Negara
10 Kab. Aceh Tengah 440 500 1983 2012 Hak Pakai/Milik Negara
11 Kab. Aceh Tenggara 300 500 1987 2012 Hak Pakai/Milik Negara
12 Kab. Aceh Besar 336 2640 2010 - Hak Pakai/Milik Negara
13 Kab. Aceh Singkil 311.75 - 2005 2011 Hak Pakai/Milik Negara
14 Kab. Pidie 388 1010 1985 2012 Hak Pakai/Milik Negara
15 Kab. Pidie Jaya 200 200 2010 - Hak Pakai/Milik Negara
16 Kab. Siemeuleu 312.84 - 2001 2005 Hak Pakai/Milik Negara
17 Kab. Bireuen* 300 400 - - Hak Pakai/Milik Negara
18 Kab. Gayo Lues 720 7344 2005 Hak Pakai/Milik Negara
19 Kab. Aceh Barat Daya 600 2500 2006 2012 Hak Pakai/Milik Negara
20 Kab. Aceh Tamiang 340 - 2007 2011 Hak Pakai/Milik Negara
21 Kab. Nagan Raya 2000 4000 2007 2009 Hak Pakai/Milik Negara
22 Kab. Aceh Jaya 816 - 2006 - Hak Pakai/Milik Negara
23 Kab. Bener Meriah 450 800 2006 - Hak Pakai/Milik Negara
2. SUMATERA UTARA
1 Kota Medan 448 915 1991 2005 Hak Pakai/Milik Negara
2 Kota Binjai 378.25 400 - 2011 Hak Pakai/Milik Negara
3 Kota Tebing Tinggi* - - - - Hak Pakai/Milik Negara
4 Kota Pematang Siantar - 1107 1991 2004 Hak Pakai/Milik Negara
5 Kota Tanjung Balai 250 761 1990 2011 Hak Pakai/Milik Negara
6 Kota Sibolga 263.67 750 1985 2011 Hak Pakai/Milik Negara
7 Kota Padang Sidempuan - 760 - - Hak Pakai/Milik Negara
8 Kota Gunung Sitoli 42 72 - - Sewa
9 Kab. Deli Serdang 300 600 1985 2010 Hak Pakai/Milik Negara
10 Kab. Langkat 1560 2800 1982 2000 Hak Pakai/Milik Negara
11 Kab. Karo 250 1000 1989 - Hak Pakai/Milik Negara
12 Kab. Simalungun 300 1155 1982 - Hak Pakai/Milik Negara
13 Kab. Dairi - 810 - - Hak Pakai/Milik Negara
14 Kab. Asahan 263 3000 1984 2009 Hak Pakai/Milik Negara
Sarana Penyimpanan
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Lemari Lemari Lemari Lemari
Rak Pallet
Obat Narkotika Vaksin Es
1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kota Banda Aceh 35 53 0 3 0 1
2 Kota Sabang 15 35 1 1 2 1
3 Kota Lhokseumawe 5 16 1 0 0 2
4 Kota Langsa 30 50 15 1 2 2
5 Kota Subulussalam 7 150 2 1 3 2
6 Kab. Aceh Utara 7 64 1 1 0 1
7 Kab. Aceh Barat 12 10 0 3 0 1
8 Kab. Aceh Selatan 20 50 3 0 0 3
9 Kab. Aceh Timur 21 42 1 1 1 2
10 Kab. Aceh Tengah 40 20 1 1 0 2
11 Kab. Aceh Tenggara 10 15 2 1 0 2
12 Kab. Aceh Besar 34 47 3 2 4 2
13 Kab. Aceh Singkil 43 80 11 0 0 2
14 Kab. Pidie 37 0 0 0 0 1
15 Kab. Pidie Jaya 16 35 0 4 0 4
16 Kab. Siemeuleu 0 26 1 0 0 0
17 Kab. Bireuen 0 0 0 0 0 0
18 Kab. Gayo Lues 20 19 0 0 0 0
19 Kab. Aceh Barat Daya 14 46 3 2 1 2
20 Kab. Aceh Tamiang 1 38 2 1 0 2
21 Kab. Nagan Raya 5 50 1 1 3 1
22 Kab. Aceh Jaya 35 36 4 1 0 1
23 Kab. Bener Meriah 24 10 0 2 0 0
2. SUMATERA UTARA
1 Kota Medan 40 24 1 1 0 2
2 Kota Binjai 62 45 0 1 0 2
3 Kota Tebing Tinggi 0 0 0 0 0 0
4 Kota Pematang Siantar 17 40 1 1 1 1
5 Kota Tanjung Balai 10 38 0 1 0 1
6 Kota Sibolga 24 50 0 2 1 1
7 Kota Padang Sidempuan 0 0 0 0 0 0
8 Kota Gunung Sitoli 5 5 0 0 0 0
9 Kab. Deli Serdang 18 20 0 0 1 0
10 Kab. Langkat 4 60 0 0 1 1
11 Kab. Karo 27 37 2 1 0 2
12 Kab. Simalungun 13 14 0 1 1 2
13 Kab. Dairi 0 0 0 0 0 0
14 Kab. Asahan 2 30 0 0 0 1
15 Kab. Batubara 8 0 3 1 3 1
Sarana Pengamanan
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Alat
Alat
Alarm Teralis Pagar Pemadam
Lain
Kebakaran
1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kota Banda Aceh Tidak Ada Ada Ada 3 0
2 Kota Sabang Tidak Ada Ada Tidak Ada 2 0
3 Kota Lhokseumawe Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 0 0
4 Kota Langsa Tidak Ada Ada Ada 3 0
5 Kota Subulussalam Tidak Ada Tidak ada Tidak Ada 2 0
6 Kab. Aceh Utara Tidak Ada Ada Ada 1 0
7 Kab. Aceh Barat Tidak Ada Ada Ada 1 0
8 Kab. Aceh Selatan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 0 0
9 Kab. Aceh Timur Ada Tidak Ada Ada 1 0
10 Kab. Aceh Tengah Tidak ada Ada Ada 1 0
11 Kab. Aceh Tenggara Tidak Ada Ada Ada 0 0
12 Kab. Aceh Besar Tidak Ada Ada Ada 0 0
13 Kab. Aceh Singkil Tidak Ada Ada Tidak Ada 1 0
14 Kab. Pidie Tidak Ada Ada Ada 0 0
15 Kab. Pidie Jaya Tidak Ada Ada Tidak Ada 0 0
16 Kab. Siemeuleu Tidak Ada Tidak Ada Ada 0 0
17 Kab. Bireuen* Tidak ada Ada Ada 1 0
18 Kab. Gayo Lues Ada Tidak Ada Ada 1 0
19 Kab. Aceh Barat Daya Tidak Ada Ada Ada 3 0
20 Kab. Aceh Tamiang Tidak Ada Ada Ada 0 0
21 Kab. Nagan Raya Tidak Ada Ada Ada 0 0
22 Kab. Aceh Jaya Ada Ada Ada 1 0
23 Kab. Bener Meriah Tidak Ada Ada Ada 0 0
2. SUMATERA UTARA
1 Kota Medan Tidak Ada Ada Ada 0 0
2 Kota Binjai Ada Ada Ada 2 0
3 Kota Tebing Tinggi* Tidak ada Ada Ada 1 0
4 Kota Pematang Siantar Tidak Ada Ada Ada 0 0
5 Kota Tanjung Balai Tidak Ada Ada Ada 0 0
6 Kota Sibolga Tidak Ada Ada Ada 1 0
7 Kota Padang Sidempuan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 0 0
8 Kota Gunung Sitoli Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 0 0
9 Kab. Deli Serdang Tidak Ada Ada Ada 0 0
10 Kab. Langkat Tidak Ada Ada Ada 1 0
11 Kab. Karo Tidak Ada Ada Ada 3 0
12 Kab. Simalungun Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 3 0
13 Kab. Dairi Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 0 0
14 Kab. Asahan Tidak Ada Ada Ada 0 0
Sarana Penunjang
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Kereta Exhaust Kipas Sarana
AC Generator Pompa Air
Dorong Fan Angin Lain
1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kota Banda Aceh 3 8 1 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
2 Kota Sabang 2 2 0 2 Tidak Ada Tidak Ada 0
3 Kota Lhokseumawe 2 3 0 1 Ada Ada 0
4 Kota Langsa 5 4 1 3 Ada Ada 0
5 Kota Subulussalam 5 2 5 1 Tidak Ada Ada 0
6 Kab. Aceh Utara 0 1 0 1 Tidak Ada Ada 0
7 Kab. Aceh Barat 4 8 0 1 Ada Ada 0
8 Kab. Aceh Selatan 3 4 0 0 Ada Tidak Ada 0
9 Kab. Aceh Timur 4 3 5 2 Ada Ada 0
10 Kab. Aceh Tengah 1 2 0 2 Ada Ada 0
11 Kab. Aceh Tenggara 0 2 0 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
12 Kab. Aceh Besar 1 2 0 3 Tidak Ada Tidak Ada 0
13 Kab. Aceh Singkil 3 6 7 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
14 Kab. Pidie 2 5 0 2 Tidak Ada Tidak Ada 0
15 Kab. Pidie Jaya 5 5 0 0 Ada Tidak Ada 0
16 Kab. Siemeuleu 0 5 5 1 Ada Tidak Ada 0
17 Kab. Bireuen* 0 0 0 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
18 Kab. Gayo Lues 0 0 0 1 Tidak Ada Tidak Ada 0
19 Kab. Aceh Barat Daya 8 6 5 4 Ada Ada 0
20 Kab. Aceh Tamiang 3 5 0 6 Ada Ada 0
21 Kab. Nagan Raya 1 3 0 1 Ada Ada 0
22 Kab. Aceh Jaya 1 2 0 1 Ada Ada 0
23 Kab. Bener Meriah 1 0 2 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
2. SUMATERA UTARA
1 Kota Medan 0 2 0 0 Ada Ada 0
2 Kota Binjai 2 3 4 0 Tidak Ada Ada 0
3 Kota Tebing Tinggi* 0 0 0 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
4 Kota Pematang Siantar 1 2 4 2 Tidak Ada Tidak Ada 0
5 Kota Tanjung Balai 2 10 0 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
6 Kota Sibolga 4 8 0 2 Ada Tidak Ada 0
7 Kota Padang Sidempuan 0 0 0 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
8 Kota Gunung Sitoli 0 0 0 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
9 Kab. Deli Serdang 0 3 0 1 Tidak Ada Tidak Ada 0
10 Kab. Langkat 3 1 0 2 Tidak Ada Tidak Ada 0
11 Kab. Karo 3 2 0 0 Ada Tidak Ada 0
12 Kab. Simalungun 2 1 0 2 Ada Tidak Ada 0
13 Kab. Dairi 0 0 0 0 Tidak Ada Tidak Ada 0
14 Kab. Asahan 0 5 0 2 Tidak Ada Tidak Ada 0
15 Kab. Batubara 2 2 0 0 Tidak Ada Ada 0
Sarana Distribusi
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Kendaraan Kendaraan Kendaraan
Roda 2 Roda 4 Roda 6
1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kota Banda Aceh 4 1 0
2 Kota Sabang 1 1 0
3 Kota Lhokseumawe 1 0 0
4 Kota Langsa 3 0 0
5 Kota Subulussalam 0 0 0
6 Kab. Aceh Utara 1 0 0
7 Kab. Aceh Barat 2 1 0
8 Kab. Aceh Selatan 2 0 0
9 Kab. Aceh Timur 1 1 0
10 Kab. Aceh Tengah 1 0 0
11 Kab. Aceh Tenggara 2 1 0
12 Kab. Aceh Besar 5 0 0
13 Kab. Aceh Singkil 2 1 0
14 Kab. Pidie 0 1 0
15 Kab. Pidie Jaya 1 0 0
16 Kab. Siemeuleu 2 0 0
17 Kab. Bireuen* 0 0 0
18 Kab. Gayo Lues 0 0 0
19 Kab. Aceh Barat Daya 0 1 0
20 Kab. Aceh Tamiang 1 0 0
21 Kab. Nagan Raya 2 1 0
22 Kab. Aceh Jaya 0 1 0
23 Kab. Bener Meriah 1 1 0
2. SUMATERA UTARA
1 Kota Medan 0 1 0
2 Kota Binjai 1 0 0
3 Kota Tebing Tinggi* 0 0 0
4 Kota Pematang Siantar 0 1 0
5 Kota Tanjung Balai 0 1 0
6 Kota Sibolga 4 1 0
7 Kota Padang Sidempuan 0 0 0
8 Kota Gunung Sitoli 0 0 0
9 Kab. Deli Serdang 1 1 0
10 Kab. Langkat 1 1 0
11 Kab. Karo 1 1 0
12 Kab. Simalungun 3 1 0
13 Kab. Dairi 0 0 0
14 Kab. Asahan 2 0 0
15 Kab. Batubara 0 0 0
Sarana Administrasi
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Komputer/
Software e-Log Printer Telp Fax
Laptop
1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kota Banda Aceh 3 Tidak Ada 3 1 0
2 Kota Sabang 2 Ada 1 1 1
3 Kota Lhokseumawe 2 Ada 2 0 0
4 Kota Langsa 3 Tidak Ada 1 0 0
5 Kota Subulussalam 1 Tidak Ada 1 1 1
6 Kab. Aceh Utara 2 Ada 1 0 0
7 Kab. Aceh Barat 6 Ada 2 0 0
8 Kab. Aceh Selatan 3 Tidak Ada 3 1 1
9 Kab. Aceh Timur 1 Tidak Ada 1 0 0
10 Kab. Aceh Tengah 1 Ada 1 1 1
11 Kab. Aceh Tenggara 1 Tidak Ada 1 1 0
12 Kab. Aceh Besar 2 Tidak Ada 1 1 0
13 Kab. Aceh Singkil 4 Tidak Ada 2 1 0
14 Kab. Pidie 2 Tidak Ada 2 1 1
15 Kab. Pidie Jaya 3 Tidak Ada 2 0 1
16 Kab. Siemeuleu 1 Ada 1 0 0
17 Kab. Bireuen* 1 Ada 1 1 1
18 Kab. Gayo Lues 1 Tidak Ada 0 0 0
19 Kab. Aceh Barat Daya 1 Ada 1 1 1
20 Kab. Aceh Tamiang 2 Ada 2 1 0
21 Kab. Nagan Raya 2 Tidak Ada 0 0 0
22 Kab. Aceh Jaya 2 Tidak Ada 1 0 0
23 Kab. Bener Meriah 1 Ada 1 1 1
2. SUMATERA UTARA
1 Kota Medan 0 Tidak Ada 1 1 0
2 Kota Binjai 1 Tidak Ada 2 0 0
3 Kota Tebing Tinggi* 0 Tidak Ada 0 1 0
4 Kota Pematang Siantar 2 Tidak Ada 2 1 0
5 Kota Tanjung Balai 1 Tidak Ada 1 1 0
6 Kota Sibolga 3 Ada 1 0 0
7 Kota Padang Sidempuan 1 Tidak Ada 1 0 0
8 Kota Gunung Sitoli 1 Tidak Ada 1 1 0
9 Kab. Deli Serdang 2 Tidak Ada 1 0 0
10 Kab. Langkat 1 Ada 1 0 0
11 Kab. Karo 1 Tidak Ada 1 1 0
12 Kab. Simalungun 2 Ada 4 1 1
13 Kab. Dairi 1 Tidak Ada 1 1 0
14 Kab. Asahan 1 Tidak Ada 1 1 0
15 Kab. Batubara 1 Ada 1 0 0
Alokasi
No Provinsi
2010 2011 2012
Tahun No Peraturan
1 Permenkes Nomor HK/02.02/Menkes/068/I/2010 tentang
Kewajiban menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah
2 Permenkes Nomor 1175/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Izin
Produksi Kosmetika
3 Permenkes Nomor 1176/menkes/Per/VIII/2010 tentang
Notifikasi Kosmetika
4 Permenkes Nomor 1189 tahun 2010 tentang Produksi Alat
Kesehatan dan PKRT
5 Permenkes Nomor 1190 Tahun 2010 tentang Izin Edar Alat
2010 Kesehatan dan PKRT
6 Permenkes Nomor 1191 tahun 2010 tentang Penyalur Alat
Kesehatan
7 Permenkes Nomor 1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi
8 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/146/2010
tentang Harga Obat generik
9 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1177/menkes/SK/VIII/2010 tentang Harga Perbekalan
Kesehatan dan Obat Gigi Tahun 2010
10 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/159/2010
tentang Pengawasan Obat Generik