DI SUSUN OLEH :
2020
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Epidemiologi “Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular”. Alasan utama
terbentuknya makalah ini adalah guna melengkapi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Epidemiologi Penyakit .
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
Daftar isi
Pendahuluan
1. Latar belakang
Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di berbagai negara termasuk di Indonesia
tidak dapat terlepas dari segi peningkatan kualitas kesehatan. Tujuan utama dari
pembangunan tersebut yaitu terciptanya lingkungan yang memungkinkan bagi masyarakat
Indonesia untuk menikmati umur yang panjang, sehat serta dapat menjalankan kehidupan
yang produktif (Moeloek,2015:2). Dilihat dari hal tersebut, kesehatan merupakan salah satu
aspek yang penting dalam pembangunan masyarakat. Namun, hingga saat ini permasalahan
kesehatan mengenai penyakit menular di Indonesia masih tergolong tinggi.
Sistem Surveilans Epidemiologi mempunyai peran yang sangat penting sebagi intelije
n penyakit dan mempunyai tujuan menyediakan data dan informasi epidemiologi untuk manaj
emen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan,monitorin
g dan evaluasi, serta sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam
konteks desentralisasi, daerah dituntut untuk dapat mandiri dan mampu melaksanakan
surveilansepidemiologi secara profesional.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit ?
3. Tujuan penulisan Tujuan Umum :
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya pengendalian dan
penceggahan penyakit
Tujuan khusus :
Pembahasan
Indonesia menyadari bahwa PTM menjadi salah satu masalah kesehatan dan
kematian yang merupakan ancaman global bagi pertumbuhan ekonomi indonesia
1. Kardiovaskuler
2. Diabetes melitus
3. Kanker
1. Diet tidak sehat( diet gizi tidak seimbang, kurang konsumsi sayur, dan buah
serta tinggi konsumsi gula)
2. Kurang aktivitas fisik
3. Meroko
4. Menngkonsumsi alkohol
Pengendalian 4 faktor resiko bersama ini dapat mencegah terjadinya 4 penyakit tidak
menular sampai 80%
Selain keempat penyakit tidak menular utama, fokus pengendalian PTM juga
diarahkan pada berbagai penyakit dan kondisi yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas hidup manusia yaitu :
1. Gangguan pendengaran
2. Gangguan penglihatan
3. Dissabilitas,dan
1. Menjaga agar masyarakat tetap sehat dan terhindar dari faktor perilaku beresiko
3. Menemukan dini kasus kasus berpotensi PTM agar dapat dirujuk ke FKTP dan
ditangani sesuai standar
1) Obesitas
4) Gangguan penglihatan
5) Gangguan pendengaran
6) Serta deteksi dini kanker serviks dan payudara
Dalam permenkes No. 43 tahun 2016 tentang SPM bidang kesehatan bagi
pemerintah daerah kabupaten/kota disebutkan bahwa
Langmuir, 1963: Surveilens adalah kegiatan perhatian yang terus menerus pada
distribusi dan kecenderungan penyakit melalui sistematika pengumpulan data, konsolidasi,
dan evaluasi laporan morbiditas serta mortalitas juga data lain yang sesuai, kemudian
disebarkan kepada mereka yang ingin tahu.
1. Sumber Data
Sumber data surveilans epidemiologi meliputi :
Dengan melihat, kedua pengertian di atas kita bisa mengambil sebuah kesimpulan
bahwa SIK (Sistem Informasi Kesehatan) dan Surveilans memilki sebuah kesamaan dalam
penerapannya. Yaitu sama-sama digunakan untuk melakukan perencanaan (planning) di
bidang kesehatan.
Jadi, SIK (Sistem Informasi Kesehatan) dengan Surveilans dapat kita gambarkan
melalui diagram sebagai berikut : Akan tetapi, surveilans tidak berjalan secara semestinya
seperti pengertiannya. Masih banyak permasalahan yang muncul di tengah-tengahnya.
5. Kemampuan dan Atribut (Sifat) Sistem Kemampuan dan atribut (sifat) system terdiri
dari (Romaguera, 2000) :
1) Kesederhanaan (Simplicity)
Kesederhanaan sistem surveilans menyangkut struktur dan
pengorganisasian sistem. Besar dan jenis informasi yang diperlukan untuk
menunjang diagnosis, sumber pelapor, cara pengiriman data, organisasi yang
menerima laporan, kebutuhan pelatihan staf, pengolahan dan analisa data perlu
dirancang agar tidak membutuhkan sumber daya yang terlalu besar dan prosedur
yang terlalu rumit.
2) Fleksibilitas (Flexibility)
Sistem surveilans yang fleksibel dapat menyesuaikan diri dalam
mengatasi perubahan-perubahan informasi yang dibutuhkan atau kondisi
operasional tanpa memerlukan peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya,
waktu dan tenaga.
3) Dapat diterima (Acceptability)
Penerimaan terhadap sistem surveilans tercermin dari tingkat partisipasi
individu, organisasi dan lembaga kesehatan. lnteraksi sistem dengan mereka yang
terlibat, temasuk pasien atau kasus yang terdeteksi dan petugas yang melakukan
diagnosis dan pelaporan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sistem
tesebut. Beberapa indikator penerimaan terhadap sistem surveilans adalah jumlah
proporsi para pelapor, kelengkapan pengisian formulir pelaporan dan ketepatan
waktu pelaporan. Tingkat partisipasi dalam sistem surveilans dipengaruhi oleh
pentingnya kejadian kesehatan yang dipantau, pengakuan atas kontribusi mereka
yang terlibat dalam sistem, tanggapan sistem terhadap saran atau komentar, beban
sumber daya yang tersedia, adanya peraturan dan perundangan yang dijalankan
dengan tepat
4) Sensitivitas (Sensitivity)
Sensitivitas suatu surveilans dapat dinilai dari kemampuan mendeteksi
kejadian kasus-kasus penyakit atau kondisi kesehatan yang dipantau dan
kemampuan mengidentifikasi adanya KLB.
5) Representatif (Representative).
Sistem surveilans yang representatif mampu mendeskripsikan secara
akurat distribusi kejadian penyakit menurut karakteristik orang, waktu dan
tempat. Kualitas data merupakan karakteristik sistem surveilans yang
representatif. Data surveilans tidak sekedar pemecahan kasus-kasus tetapi juga
diskripsi atau ciriciri demografik dan infomasi mengenai faktor resiko yang
penting.
6) Tepat Waktu.
Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dan
kecepatan mulai dari proses pengumpulan data, pengolahan analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pelaporan penyakit-penyakit tertentu perlu dilakukan dengan
tepat dan cepat agar dapat dikendalikan secara efektif atau tidak meluas sehingga
membahayakan masyarakat. Ketepatan waktu dalam sistem surveilans dapat
dinilai berdasarakan ketersediaan infomasi untuk pengendalian penyakit baik
yang sifatnya segera maupun untuk perencanaan program dalam jangka panjang.
Teknologi komputer dapat sebagai faktor pendukung sistem surveilans dalam
ketepatan waktu penyediaan informasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit adalah untuk menurunkan angka kematian,
kesakitan, dan kecacatan, program ini meliputi pencegahan dan penanggulangan faktor resiko,
penemuan dan tata laksana penderita.
Daftar Pustaka
1. Azhari, risky Ahmad. 2015. Surveilens epidemiologi. https://www.academia.edu/