Anda di halaman 1dari 2

Nama : Abisaka Ikhsan

NIM : 043675837

1. Dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terdapat nomenklatur pajak baru yaitu
Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) yang pada dasarnya PBJT merupakan
integrasi 5 jenis pajak daerah dalam UU PDRD yang berbasis penerangan jalan. Apa
alasan Pemerintah mengintegrasikan 5 jenis pajak daerah tersebut dan berapa
besaran tarif pajaknya?
Merujuk Naskah Akademik (NA) UU HKPD, pembedaan 5 jenis pajak yang memiliki
karakteristik sama tersebut selama ini menimbulkan beban administrasi yang tidak
sederhana bagi wajib pajak yang mempunyai usaha hotel, restoran, hiburan, parkir, serta
menggunakan tenaga listrik sekaligus.
Pasalnya, dalam implementasi UU PDRD, apabila terdapat 1 wajib pajak yang
menyelenggarakan kelima aktivitas tersebut maka wajib membayar 5 jenis pajak daerah
dan melaporkan 5 jenis Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Untuk itu, kelima
jenis pajak yang berkarakteristik sama itu diintegrasikan menjadi satu jenis pajak, yaitu
PBJT. Integrasi itu dimaksudkan untuk menyederhanakan administrasi wajib pajak serta
memudahkan pemantauan pemungutan pajak terintegrasi oleh Pemda.
Tarif PBJT ditetapkan seragam sebesar maksimum 10%. Namun demikian, Pemda
tetap diberikan ruang untuk menetapkan tarif pajak lebih tinggi atas jasa hiburan pada
diskotek, karaoke, kelab malam, bar, dan mandi uap/spa, yaitu paling rendah 40% dan
paling tinggi 75%. Selain itu, ada 2 tarif khusus yang berlaku atas tenaga listrik. Pertama,
konsumsi tenaga listrik dari sumber lain oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas
alam, ditetapkan paling tinggi sebesar 3%. Kedua, konsumsi Tenaga Listrik yang
dihasilkan sendiri, ditetapkan paling tinggi 1,5%.

2. Sebuah hotel di Kabupaten Jember pada tahun 2021 memiliki omzet pendapatan
termasuk service charge sebesar Rp380.000.000. Hitung pajak yang harus
disetorkan?

Pada tahun 2021, Pemkab Jember menetapkan tarif pajak hotel sebesar 10%.
Maka, perhitungannya akan menjadi

Pajak Hotel = Omzet x 10%


Pajak Hotel = Rp380.000.000 x 10%
Pajak Hotel = Rp38.000.000

*Dengan catatan service charge tetap dikenakan pajak*

3. Ibu Yuli membeli tanah dan bangunan pada bulan April 2017 dengan luas tanah 120
m2 dan luas bangunan 80 m2 di wilayah kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
NJOP bumi ditetapkan sebesar Rp4.500.000/m2, NJOP bangunan ditetapkan sebesar
Rp2.200.000/m2. NJOPTP ditetapkan sebesar Rp10.000.000. Hitung PBB yang harus
dibayar oleh Ibu Yuli tahun 2017!
NJOP= NJOP Bumi + NJOP Bangunan
NJOP= (Rp4.500.000 x 120) + (Rp2.200.000 x 80)
NJOP= Rp540.000.000 + Rp176.000.000
NJOP= Rp716.000.000

Diketahui NJOPTKP= Rp10.000.000

NJKP= NJOP – NJOPTKP


NJKP= Rp716.000.000 – Rp10.000.000
NJKP= Rp706.000.000

PBB Terutang= Tarif Bogor 2017 x NJKP


PBB Terutang= 0,10% x Rp706.000.000
PBB Terutang= Rp706.000

4. Pada tahun 2021, di sebuah gedung olahraga kota Solo diadakan konser musik rock
dengan jumlah penonton mencapai 3.000 orang padahal harga tiket cukup mahal,
yaitu Rp450.000/orang. Pihak panitia akan menyetorkan pajak ke pemerintah daerah
setempat. Berapakah jumlah pajak yang harus disetor oleh panitia konser music

Pajak terutang = penghasilan tiket x tarif pajak hiburan Kota Solo tahun 2021
(Rp450.000 x 3.000) x 15%
Rp1.350.0000.000 x 15%
Rp202.500.000

Sumber:
1. https://news.ddtc.co.id/apa-itu-pajak-barang-dan-jasa-tertentu-pbjt-36054
2. https://www.pajak.com/pajak/mengenal-pajak-service-charge-apartemen/
3. Peraturan Bupati Bogor Nomor 1 Tahun 2017
4. PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai