LAPORAN
PENELITIAN SOSIAL BUDAYA DAN HUMANIORA
OLEH
SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
OKTOBER, 2020
LAPORAN
PENELITIAN SOSIAL BUDAYA DAN HUMANIORA
OLEH
SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
OKTOBER, 2020
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan menganalisis dampak positif dan negatif
dampak pandemi covid-19 terhadap sektor industri padat karya di Wilayah Jabodetabek. Metode penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode analisa data modell Miles & Huberman (1992: 16) mengatakan, analisis terdiri dari
tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menerangkan atau menjelaskan struktur
hubungan sekumpulan variabel yang teramati dengan jalan membangkitkan atau membentuk beberapa
faktor atau komponen (latent variable) yang dapat menjelaskan hubungan yang kuat dari sekumpulan
variabel tersebut, kemudian divalidasi oleh beberapa pakar melalui kegiatan survei berbasis kuesioner.
Untuk menguji faktor sukses secara empiris agar dapat benar-benar diterapkan di lapangan maka dilakukan
survey sebanyak 35 buruh pabrik. Lokasi penelitian di PT. DOOR LESTARI GARMEN. Metode
pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi dan dokumentasi. Hasil temuan penelitian dapat
diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : 1) Indikator Sosial, yaitu: (a) Wilayah Jabodetabek tersebut
memiliki jumlah penduduk bermata pencaharian terbanyak adalah buruh pabrik; (b) Kondisi pekerja rentan
dalam menghadapi penurunan pendapatan akibat pandemi; (c) Dari aspek sosial budaya, masyarakat di
wilayah tersebut merupakan para pendatang dari daerah lain, bukan penduduk asli; (d) Langkah
stakeholders dalam memetakan kemajemukan pekerja masih sangat rentan; (e) Disain kebijakan sosial dari
Pemerintah untuk melindungi pekerja rentan; (f) Kebijakan dalam penangan pandemic covid-19. 2)
Indikator Ekonomi, yaitu: (a) Keberadaan pabrik tekstil di daerah tersebut membawa perekonomian
meningkat signifikan; (b) Usaha tekstil menjadi andalan karena dapat memberikan penghasilan bagi para
masyarakat; (c) Usaha untuk menambah nilai hasil produk tekstil masih belum berkembang; (d) Pasar desa
belum berfungsi maksimal. Sektor perdagangan didominasi oleh supermarket waralaba.
Kata Kunci: Pandemi Covid – 19, Buruh, Dampak Sosial Ekonomi, Industri Padat Karya
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ...........................................................................................................1
Halaman Pengesahan ....................................................................................................1
Surat Kontrak Penelitian ...............................................................................................2
Abstrak ..........................................................................................................................4
Daftar Isi .......................................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................8
1.1. Latar Belakang Masalah ...............................................................................8
1.2. Tujuan Khusus ............................................................................................10
1.3. Urgensi Penelitian ......................................................................................10
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................12
2.1. State of The Art ...........................................................................................12
2.2. Road Map ...................................................................................................16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................19
3.1. Metode Penelitian .......................................................................................19
3.2. Diagram Alir Penelitian ..............................................................................22
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................24
4.1. Diskripsi Wilayah Penelitian ......................................................................24
4.2. Analisis Data ...............................................................................................30
4.3. Pembahasan.................................................................................................40
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................45
5.1. Kesimpulan .................................................................................................45
5.2. Saran ...........................................................................................................46
BAB VI. LUARAN YANG DICAPAI .......................................................................47
BAB VII. RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI ............50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................51
LAMPIRAN (bukti luaran yang didapatkan) .............................................................53
- Artikel ilmiah (draft, status submission atau reprint) ...............................................53
- HKI, publikasi dan produk penelitian lainnya ..........................................................54
BAB I. PENDAHULUAN
industri padat karya, baik industri tekstil, industrik pangan, dan lain-lain meruapakan mata
pencarihan masyarakat setempat. Kedua, pada sektor ekonomi, sumber pendapatan masyarakat
di wilayah tersebut sebagai buruh pabrik terdampak akibat pandemic covid-19.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 dan semakin memburuknya kondisi kehidupan buruh
pabrik pada sektor industri padat karya di Wilayah Jabodetabek, maka kebijakan yang gesit dan
responsif menjadi sangat diperlukan. Codreanu (2016) mengungkapkan bahwa dalam situasi
Volatile, Uncertain, Complex dan Ambiguous (VUCA) seperti yang terjadi saat ini maka
diperlukan sikap pemangku kepentingan yang responsif untuk dapat memformulasikan kebijakan
yang gesit dan fleksibel. Dibutuhkan delivery dan implementasi kebijakan yang lebih sensitif
terhadap konteks di daerah dalam menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap pekerja buruh
pabrik.
Peneliti melakukan rapid appraisal-based policy analysis, dengan cara wawancara secara online
kepada 5 buruh/karyawan pabrik dengan latar belakang pekerjaan status sosial, pendidikan dan
jenis gender yang beragam serta penyebaran angket mengenai permasalahan dampak pandemi
covid-19 terhadap sosial ekonomi pada sektor industri kepada 25 buruh pabrik dan staff karyawan.
Tujuan rapid appraisal-based policy analysis untuk memberikan rekomendasi desain
implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan selama pandemic covid-19. Untuk
menyusun argumen tersebut policy analysis ini akan menjawab rumusan pertanyaan sebagai
berikut: (1) Bagaimana pemetaan kondisi buruh pabrik sebagai kelompok rentan dalam
menghadapi penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19; (2) Sejauh mana pemerintah dan
perusahaan merumuskan desain kebijakan untuk menangani dampak Covid-19?; (3) Bagaimana
stakeholder melakukan komunikasi kebijakan untuk mensosialisasikan akses jaring pengaman
sosial baik di tempat mereka bekerja?; (4) Bagaimana perlindungan upah jika terjadi
kebangkrutan/ PHK ?; (5) Apa yang menjadi hak dan tanggung jawab pekerja selama wabah
pandemic covid-19?
Kelima pertanyaan penelitian di atas menjadi dasar dalam pembuatan desain kebijakan yang
tepat. Hal ini penting untuk didiskusikan saat ini bersamaan dengan momentum pemerintah yang
sedang melakukan formulasi dan mempersiapkan strategi kebijakan bagi pekerja informal di
Indonesia. Policy analysis ini menggunakan metode kualitatif yang melakukan wawancara secara
on-line dengan sepuluh orang pekerja buruh pabrik di PT. DOORI LESTARI GARMENT.
Di tengah situasi pandemic covid-19 di Indonesia, terutama yang terdampak pada sektor
industri padat karya, menjadi penting agar Pemerintah Pusat hadir untuk melindungi kelompok
yang terlemah. Situasi pandemic yang berlangsung cepat memerlukan proses pengambilan
keputusan yang responsif, efektif, dan berkesinambungan. Hal ini dikarenakan proses
implementasi pelayanan publik dalam masa krisis harus memiliki karakteristik yang berbeda dari
proses implementasi pada kondisi normal. Sebab pada masa krisis kebijakan tersebut harus mampu
merespon dengan cepat situasi. Variabel yang harus menjadi perhatian stakeholder antara lain:
kebijakan yang tepat sasaran, kolaborasi antar pemangku kebijakan terkait, dan fleksibilitas dalam
manajemen kebijakan.
2) Selama masa pandemic covid-19, perusahaan harus dapat meningkatkan relevansi dan
koordinasi antara kebijakan dan program melalui berbagai pelayanan publik, dan
disesuaikan dengan konteks local.
3) Jika Perusahaan telah melakukan service delivery kepada karyawan belum menyelesaikan
masalah, diperlukan pengembangan proyek dan program baru yang disesuaikan dengan
permasalahan baru yang muncul.
4) Dalam melakukan Delivery process harus melibatkan aktor lokal, terutama pekerja
(karyawan), dalam mengidentifikasi prioritas masalah, mendesain program, dan pemetaan
sumber daya lokal yang bisa digunakan.
individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan,
menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat [4]. Pendapat
lain mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk
didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat [5]. Analisis kebijakan dengan beberapa indikator seperti, (1) perubahan sistem sosial,
(2) nilai-nilai individu dan kolektif, (3) perilaku hubungan sosial, (4) Gaya hidup dan ekspresi
mode serta, (5) struktur masyarakat [6]. Dampak sosial adalah sebuah bentuk akibat atau pengaruh
yang terjadi karena adanya sesuatu hal [7]. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang terjadi
pada masyarakat, baik karena suatu kejadian itu mempengaruhi masyarakat atau hal lainnya
didalam masyarakat. Perubahan sosial yang tejadi di masyarakat juga menimbulkan dampak secara
ekonomi, dampak ekonomi dikelompokkan dalam tiga indikator, (1) direct effect meliputi
penjualan, kesempatan kerja, pendapatan pajak, dan tingkat pendapatan, (2) indirect effect,
meliputi perubahan tingkat harga, perubahan mutu dan jumlah barang dan jasa,perubahan dalam
penyediaan properti dan variasi pajak, serta perubahan sosial dan lingkungan, (3) induced effects,
yaitu pengeluaran rumah tangga, dan peningkatan pendapatan. Selain itu dampak ekonomi terdiri
dari: (1) dampak terhadap pendapatan, (2) dampak terhadap aktivitas ekonomi, (3) dampak
terhadap pengeluaran. Dari sini lebih diperjelas bahwa dampak ekonomi dijelaskan sebagai akibat
dari suatu perubahan yang terjadi dilingkungan [8].
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, upaya untuk memberikan rekomendasi
desain implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan selama pandemic covid-19. di
wilayah Jabodetabek maka dilakukan elisitasi kebutuhan menggunakan rapid appraisal-based
policy analysis, dengan cara wawancara secara online kepada 10 buruh pabrik dengan latar
belakang pekerjaan status sosial, pendidikan dan jenis gender yang beragam serta penyebaran
angket mengenai permasalahan dampak pandemi covid-19 terhadap sosial ekonomi pada sektor
industri kepada 30 buruh pabrik dan staff karyawan. Tujuan rapid appraisal-based policy analysis
untuk memberikan rekomendasi desain implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan
selama pandemic covid-19. [9]. Rapid appraisal-based policy analysis tidak membatasi
permasalahan pada variabel tertentu saja namun mencoba mengindentifikasikan sebanyak
mungkin aspek (variabel) yang berinteraksi di dalam sistem. Dengan demikian pendefinisian
permasalahan akan lebih lengkap karena mempertimbangkan banyak aspek dan mampu
mengantisipasi kemungkinan perubahan (dinamika) yang akan terjadi [10].
Road map penelitian ini mengembangkan tiga tema utama sebagi peta jalan yang mendasari
penelitian-penelitian kini dan kedepannya, yaitu:
Akan dilaksanakan
Memberikan
2020 rekomendasi
Sedang dilaksanakan dan strategi
dalam
2019-2020 penanganan
Tujuan rapid appraisal- covid-19 pada
based policy analysis untuk sektor industri
Sudah dilaksanakan memberikan rekomendasi padat karya di
Proses Analisis Studi desain implementasi Daerah
2018-2019 Kasus Menganalisis kebijakan yang menjadi Jabodetabek.
Penelitian Dampak Sosial- regulasi perusahaan
Hibah DIKTI ekonomi Masa selama pandemic covid-19)
Pandemi Covid-19
Pada Industri Padat
Model Triple Helix Karya, berdasarkan
pada sektor industri rapid appraisal-based
padat karya (UKM) policy analysis.
meliputi: Profil
Perusahaan, Situasi
Permasalahan, Proses
transformasi untuk
mencapai tujuan.
Analisis faktor eksploratori (EFA) yaitu suatu teknik analisis faktor di mana beberapa faktor
yang akan terbentuk berupa variabel laten yang belum dapat ditentukan sebelum analisis
dilakukan. Pada prinsipnya analisis faktor eksploratori di mana terbentuknya faktor-faktor atau
variabel laten baru adalah bersifat acak, yang selanjutnya dapat diinterprestasi sesuai dengan faktor
atau komponen atau dimensi yang terbentuk. Dalam analisis faktor eksploratori di mana peneliti
tidak atau belum mempunyai pengetahuan atau teori atau suatu hipotesis yang menyusun struktur
faktor-faktornya yang akan dibentuk atau yang terbentuk, sehingga dengan demikian pada analisis
faktor eksploratori merupakan teknik untuk membantu membangun teori atau hipotesis baru.
Analisis faktor eksploratori merupakan suatu teknik untuk mereduksi data dari variabel asal atau
variabel awal menjadi variabel baru atau faktor yang jumlahnya lebih kecil dari pada variabel awal,
yang dilakukan dengan tahapan mulai dari pengumpulan data, penilaian kelayakan variabel,
pengukuran kecukupan sampel, rotasi faktor hingga pembentukan factor. Proses analisis faktor
eksploratori mencoba untuk menemukan hubungan antar variabel baru atau faktor yang terbentuk
yang saling independen sesamanya, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel
laten atau faktor yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal yang bebas atau tidak berkorelasi
sesamanya. Jadi antar faktor yang terbentuk tidak berkorelasi sesamanya. Pada analisis faktor
ekplanatori umumnya dikembangkan untuk menjelaskan adanya korelasi yang sangat erat di antara
variabel pembentuk faktornya. Sebagai contoh, jika semula terdapat sepuluh variabel awal yang
saling dependen sesamanya, dengan analisis faktor ekplanatori mungkin bisa diringkas atau
terbentuk hanya menjadi satu atau dua kumpulan variabel laten atau variabel baru atau komponen
baru atau faktor, Selanjutnya, kumpulan variabel baru tersebut dikenal dengan nama faktor atau
komponen atau dimensi. Faktor yang terbentuk tetap mewakili atau mencerminkan variabel asli
atau variabel awalnya. Analisis faktor eksploratori yang menitik-beratkan pada bagian variasi total
yang dapat diterangkan oleh faktor bersama yang terbentuk, di mana item-item pembentuknya
berkontribusi dengan item lainnya membentuk himpunan variabel baru atau faktor atau komponen
atau variabel laten.
Gambar 1. Profil PT. DOORI LESTARI GARMENT Gambar 2. Kunjungan Tim Peneliti UHAMKA Ke
PT. DOORI LESTARI GARMENT, Bp. Paryono
1 Karyawan - - 15 - 15 15 15
2 Karyawan 15 15 2 13 15
3 Karyawan 2 2 2 2
4 Karyawan 2 2 2 2
5 Karyawan 16 16 16 16
Jumlah 2 2 16 15 15 50 0 0 2 48 50
Corrected
Item-
Scale Mean if Scale Variance Total Cronbach's Alpha
Item if Item Correlat if Item
Uraian Deleted Deleted ion Deleted
Negara yang ditugaskan khusus untuk menyelenggarakan jaminan sosial di indonesia menurut
Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 dan Undangundang nomor 24 tahun 2011. Pada periode
2016 ini PT. PT. DOORI LESTARI GARMENT telah mendaftarkan 50% karyawannya baik tetap
maupun kontrak ke BPJS Ketenagakerjaan dan baru 50% juga untuk BPJS Kesehatan. Ini masih
memakan waktu untuk proses penyelesaian. Kenapa baru 50% karyawan yang didaftarkan ke BPJS
Kesehatan karena sebagian karyawan yang lain itu telah terdaftar dalam jamkesmas, jamkesda,
KIS, dan sebagainya. Untuk itu masih diperlukan waktu bagi pihak personalia melakukan
pendataan. Dalam BPJS Ketenagakerjaan sendiri memiliki manfaat yang berbeda-beda sesuai
programnya.
Terakhir adalah fasilitas kesejahteraan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
buruh adalah pemberian fasilitas kerja yang menyenangkan. Dalam Undan-undang
Ketenagakerjaan dijelaskan pengusaha diwajibkan untuk menyediakan fasilitas kesejahteraan.
Penyediaan fasilitas kesejahteraan dimaksud, dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan
buruh/ karyawan dan kemampuan perusahaan. Pelaksanaan pemberian fasilitas kesejahteraan ini
dituangkan dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Dengan demikian pemberi
fasilitas kesejahteraan ini sudah merupakan kewajiban normatif. Untuk mengkaji pembahasan ini
peneliti menggunakan beberapa teori diantaranya; (1) Teori Peran Buruh, (2) Teori Eksploitasi,
dan (3) Teori pertukaran. Teori ini dipakai untuk menganalisis kewajiban dan hak buruh dalam
hubungan industrial perusahaan PT. PT. DOORI LESTARI GARMENT. Buruh merupakan tenaga
kerja operasional yang posisinya paling bawah dalam hirearkis perusahaan. Peran buruh
berhubungan langsung dengan kondisi tempat kerja, perintah atasan, kesehatan keselamatan kerja,
upah, jaminan sosial, status pekerjaan, waktu kerja, beban kerja, dan sebagainya. Peran buruh
terbentuk oleh hubungan sosial yang berlangsung di tempat kerja. Teknologi merupakan faktor
penting yang membentuk pola hubungan antara buruh dengan pengelola perusahaan. Teknologi
industri, ditandai dengan pembagian tugas yang baik dan mekanisasi. Dalam sistem ini buruh
diberi tugas secara rutin dalam produksi. Sistem produksi menuntut buruh memasuki jenis
hubungan sosial tertentu dengan atasan dan sesama buruh. Di perusahaan ini seluruh informan
buruh mengakui di dalam lingkungan kerjanya sudah terbangun hubungan sosial yang harmonis,
kondusif, dan dinamis. Baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja. Buruh berada di lapisan
bawah yang tidak memiliki wewenang untuk memimpin, tugasnya hanyalah melaksanakan
perintah. Hubungan buruh dengan atasan hanya sebatas menerima perintah, menanyakan kejelasan
perintah itu, dan memberikan informasi tentang pekerjaan. Pengaruh teknologi terhadap peran
buruh di tempat kerja ditujukan untuk meningkatkan produktivitas. Posisi buruh di tempat kerja
terkonsentrasi pada pelayanan teknologi produksi. Braverman (1974) memandang mesin
merupakan alat kontrol terhadap pekerja. Mesin modern tercipta ketika peralatan atau pekerjaan
diatur gerakannya oleh struktur mesin itu sendiri. Ketrampilan ditujukan untuk melayani mesin itu
sendiri (pekerja di kontrol oleh mesin). Sehingga manajemen lebih mudah mengontrol mesin
daripada tenaga kerja (Wijaya, 2012: 89) [12]. Buruh/ karyawan perusahaan mengakui
produktivitas kerja yang mereka lakukan telah sebanding dengan hak-hak yang mereka terima. Ini
terbukti dari masa kerja karyawan yang lama, turnover perusahaan rendah, dan tidak pernah ada
perselisihan antar kedua belah pihak. Perusahaan juga meminimalisir tindakan eksploitatif
terhadap karyawannya. Tidak ada kasus eksploitasi terhadap buruh/ karyawan tetap. Eksploitasi
didefinisikan sebagai tindakan menggunakan sumber daya atau tindakan memperlakukan orang
secara tidak adil dalam rangka memperoleh manfaat dari usaha atau kerja mereka. Eksploitasi
adalah bagian penting dari ekonomi kapitalis. Ekploitasi pengusaha terhadap buruh tidak
ditampakkan dengan “paksaan‟, Tetapi lebih mengarah ke praktik nilai surplus yang secara
sederhana lebih menguntungkan pengusaha. Disini buruh sangat membutuhkan gaji yang
diberikan pengusaha. Karyawan mau atau tidak mau harus menuruti syaratsyarat yang ditawarkan
pengusaha mulai dari jumlah target produksi dan syarat kualitas produk yang dihasilkan. Marx
meyakini sang pemilik modal hanya membayar karyawannya lebih sedikit dari nilai keuntungan
yang dia dapat. Sudah jelas kalau keuntungan ini disimpan untuk dirinya sendiri. Nilai surplus
didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai produk ketika dijual dan nilai unsur-unsur yang
dihabiskan dalam pembentukan produksi itu. Pengusaha memajukan perusahaan dengan
menghasilkan keuntungan yang lebih besar agar dapat menumpuk dan menanamkan modal lebih
banyak. Berdasarkan pandangan Marx bahwa tenaga kerja adalah sumber nilai, para kapitalis
terdorong untuk memperhebat eksploitasi kaum proletariat sehingga menimbulkan konflik kelas
(Ritzer, 2012: 102) [13].
Untuk menghindari konflik antar perusahaan dan buruh/karyawan pabrik selama masa
pandemic covid-19 yang harus dilakukan adalah:
A. Langkah Stakeholders dalam Memetakan Kemajemukan Pekerja Buruh/Karyawan
Pabrik
Sebagai respon terhadap penurunan ekonomi pekerja buruh pabrik, pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan tanggap Covid-19 yang secara khusus menyasar kelompok miskin yang
rentan secara ekonomi. Perluasan kebijakan sosial tersebut baru dicanangkan ketika kondisi
ekonomi masyarakat bawah sudah diambang keterpurukan, yaitu pada awal April 2020 melalui
Surat Edaran dari Kemendes PDT Nomor 1261/PRI.00/IV/2020 melalui mekanisme distribusi
bantuan yang menggunakan anggaran dana desa. Dampak secara ekonomi yang dialami
masyarakat sebenarnya sudah mulai terjadi pada pertengahan bulan Maret 2020 ketika muncul
himbauan untuk social distancing dan work from home (WfH). Akibat keterlambatan respon
kebijakan pemerintah tersebut, para pekerja rentan semakin terdesak kondisi ekonominya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari hasil borang wawancara secara on-line dan
kuesioner menggunakan google form, maka peneliti melakukan rapid appraisal-based policy
analysis kepada 10 buruh pabrik dengan latar belakang pekerjaan status sosial, pendidikan dan
jenis gender yang beragam serta penyebaran angket mengenai permasalahan dampak pandemi
covid-19 terhadap sosial ekonomi pada sektor industri kepada 30 buruh pabrik dan staff karyawan.
Tujuan rapid appraisal-based policy analysis untuk memberikan rekomendasi desain
implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan selama pandemic covid-19. Untuk
menyusun argumen tersebut policy analysis ini akan menjawab rumusan pertanyaan sebagai
berikut: (1) Bagaimana pemetaan kondisi buruh pabrik sebagai kelompok rentan dalam
menghadapi penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19; (2) Sejauh mana pemerintah dan
perusahaan merumuskan desain kebijakan untuk menangani dampak Covid-19?; (3) Bagaimana
stakeholder melakukan komunikasi kebijakan untuk mensosialisasikan akses jaring pengaman
sosial baik di tempat mereka bekerja?; (4) Bagaimana perlindungan upah jika terjadi
kebangkrutan/ PHK ?; (5) Apa yang menjadi hak dan tanggung jawab pekerja selama wabah
pandemic covid-19?
Langkah-langkah manajemen perusahaan dan Pemerintah yang harus dilakukan agar tidak
terjadinya dampak social dan ekonomi terhadap kehidupan buruh/karyawan pabrik PT. DOORI
LESTARI GARMENT sebagai berikut:
1. Peran dialog sosial dalam menangani pandemi COVID-19 kepada karyawan pabrik di
PT. DOORI LESTARI GARMENT, dengan cara:
a) Iklim kepercayaan, yang dibangun melalui dialog sosial dan tripartisme, akan sangat penting
dalam menerapkan langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi wabah COVID-19 dan
dampaknya. Penguatan rasa hormat dan ketergantungan pada mekanisme dialog sosial
menciptakan dasar yang kuat untuk membangun ketahanan dan komitmen pengusaha dan
pekerja terhadap langkah kebijakan yang menyakitkan tetapi perlu. Ini khususnya penting
selama masa ketegangan sosial yang memuncak.
b) Rekomendasi Ketenagakerjaan dan Pekerjaan yang Layak untuk Kedamaian dan Ketahanan,
2017 (No. 205) menekankan, khususnya, pentingnya dialog sosial dalam menanggapi situasi
krisis dan peran penting organisasi pengusaha dan pekerja dalam menanggapi krisis. Secara
khusus, Rekomendasi ini menggarisbawahi peran kunci dari konsultasi dan mendorong
partisipasi aktif organisasi pengusaha dan pekerja dalam perencanaan, penerapan dan
pemantauan langkah-langkah untuk pemulihan ketahanan. Rekomendasi ini menyerukan
kepada negara-negara Anggota agar mengakui peran penting organisasi pengusaha dan
pekerja dalam menanggapi krisis, dengan mempertimbangkan Konvensi Kebebasan
Berserikat dan Konvensi Perlindungan atas Hak untuk Berorganisasi, 1948 (No. 87), dan
Konvensi Hak untuk Berorganisasi dan Berunding Bersama, 1949 (No. 98).
c) Dialog sosial di tingkat perusahaan sangat penting, mengingat para pekerja perlu terus diberi
informasi, dikonsultasikan dan tetap menjaga kewaspadaan baik terhadap dampak pada
syarat dan ketentuan kerja mereka sendiri maupun mengenai langkah-langkah yang dapat
mereka ambil untuk perlindungan diri dan untuk berkontribusi pada pengendalian.
2. Disain Kebijakan Sosial dari Pemerintah kepada Karyawan Pabrik
Dalam penanganan dampak sosial ekonomi pandemi Covid-19, sebagian besar kebijakan
yang dilakukan adalah kebijakan sosial yang telah ada kemudian diperluas. Itu dapat terlihat dari
perluasan penerima dalam program Kartu Prakerja, PKH, dan Kartu Sembako. Beberapa terobosan
baru yang dilakukan oleh pemerintah adalah penggratisan tarif listrik bagi pelanggan golongan
450 VA dan diskon tarif sebesar 50% untuk pelanggan golongan 900 VA serta program alokasi
dana desa untuk bantuan sosial dalam menangani Covid-19. Regulasi secara formal dan
keterbukaan informasi implementasi pada publik dibutuhkan pemerintah dapat
mengimplementasikan sesuai dengan prosedur yang telah disusun.
3. Komunikasi Kebijakan dalam Penanganan Pandemi Covid-19
a) Perusahaan melakukan upaya semaksimal mungkin melindungi buruh/karyawan dari penularan
Covid-19 dengan memberikan APD (Alat Pelindung Diri) kepada buruh/karyawan pabrik
selama bekerja sesuai dengan protocol kesehatan. Pemerintah harus menjamin pelaksanaan
protokol kesehatan secara ketat di perusahaan untuk melindungi buruh/karyawan. Misalnya,
menjamin ketersediaan alat pelindung diri, hand sanitizer, manajemen physical distancing,
perbaikan gizi, vitamin, serta memberikan insentif tambahan. Jika perusahaan mengabaikan
keselamatan buruh/pabrik maka Pemerintah harus mengambil langkah tegas kepada perusahaan
tersebut selama krisis pandemic covid-19.
b) Perusahaan melakukan upaya semaksimal mungkin dari penularan covid-19, dengan
mengurangi proses produksi dan tidak mengurangi hak buruh. Jika perusahaan tetap beroperasi
seperti biasa tanpa ada perlindungan yang memadai untuk buruh/karyawan, maka perusahaan
tersebut melakukan lockdown pabrik.
c) Selama masa pandemic covid-19, perusahaan berusaha untuk tidak adanya PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja). Jika hal ini terjadi, perusahaan harus memenuhi hak buruh/karyawan yang
terkena PHK.
d) Harus ada komunikasi kebijakan kesepakatan antara perusahaan dan buruh/karyawan pabrik
apabila terdapat perubahan dan waktu pembayaran upah selama masa pandemic covid-19.
e) Pemerintah perlu menerbitkan insentif bagi buruh harian, berpenghasilan rendah, dan korban
PHK. Bentuknya antara lain pembebasan tagihan listrik, gas, air bersih, iuran JKN dan BPJS
Ketenagakerjaan, relaksasi kredit KPR, dan kredit kendaraan.
4. Guncangan (Shock) yang Terjadi Akibat COVID-19 Tidak Hanya Dari Sisi Konsumsi
(Demand) Tetapi Juga Produksi (Supply)
a) Praktik social distancing membuat shock pada sisi produksi (supply) yang terlihat dari
penutupan pabrik dan kegiatan produksi. PHK tidak terelakan dan akan menurunkan daya beli
masyarakat, akibatnya konsumsi barang menurun.
b) Jika shock berasal dari sisi konsumsi (demand) maka praktik social distancing membuat
keleluasaan untuk mengonsumsi barang akan menurun yang berimplikasi pada menurunnya
permintaan barang tersebut. Akibatnya, perusahaan tidak mendapatkan pendapatan yang
maksimal dan cenderung menurun. Akibatnya, perusahaan menurunkan biaya produksinya dan
gelombg PHK terjadi.
KESIMPULAN
Kesejahteraan sosial merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup buruh.
Perusahaan PT. DOORI LESTARI GARMENT mewujudkannya dalam bentuk pemberian upah,
jaminan sosial, dan fasilitas kesejahteraan yang baik. Perusahaan ini merupakan salah satu dari
banyaknya pabrik yang menyerap banyak tenaga kerja di wilayah Tangerang. Produktivitas buruh/
karyawan yang meningkat juga harus dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan sosial
perusahaan.
1. Peran Buruh dalam Perusahaan
Buruh memiliki peran di dalam perusahaan untuk melaksanakan kewajiban dan mendapatkan
haknya dari pengusaha. Hak utama tersebut meliputi upah, jaminan sosial, dan fasilitas
kesejahteraan. Dalam melakukan kewajiban kerja buruh tetap dan kontrak di PT. DOORI
LESTARI GARMENT telah melakukanya dengan baik. Baik dalam melakukan pekerjaan,
mentaati peraturan pengusaha, dan peningkatan produktivitas. Hak yang diberikan pengusaha
kepada buruh juga sudah terpenuhi dengan layak. Peran buruh berhubungan langsung dengan
kondisi tempat kerja, perintah atasan, kesehatan keselamatan kerja, upah, jaminan sosial, status
pekerjaan, waktu kerja, beban kerja, dan sebagainya. Peran buruh terbentuk oleh hubungan
sosial yang berlangsung di tempat kerja mereka. Buruh di PT. DOORI LESTARI GARMENT
juga diberikan ketrampilan kerja pada setiap bidangnya, ini diberikan pada waktu training dan
retraining. Meskipun buruh memiliki posisi yang terendah dalam hirearkis perusahaan tetapi
suara mereka tetap penting untuk membuat kebijakan perusahaan. Suara mereka dibutuhkan
pada saat briefing dan rapat departement. Buruh juga diperbolehkan untuk ikut serta dalam
organisasi serikat pekerja tingkat perusahaan. Setiap buruh tetap dan kontrak akan dihargai
sesuai dengan kinerja mereka masing-masing. Saat produktivitas buruh tersebut baik maka ia
akan mendapatkan premi produksi, premi penilaian, premi hadir, dan lainnya. PT. DOORI
LESTARI GARMENT juga memberikan penghargaan secara simbolik kepada karyawan
karyawan yang berprestasi.
2. Pengupahan Buruh Upah, yang diberikan perusahaan kepada buruh dilakukan setiap sebulan
sekali. Upah buruh perbulan ini bernilai diatas UMK Provinsi Jawa Barat. Perlindungan upah
juga diberikan kepada buruh saat mereka berhalangan melakukan pekerjaan (dengan beberapa
persyaratan yang telah disetujui). Kebijakan pengupahan juga telah terstruktur dengan baik dan
perusahaan juga memberikan berbagai tunjangan kepada karyawannya seperti tunjangan hari
raya, tunjangan jabatan, tunjangan lembur, premi produksi, premi penilaian, dan premi hadir.
Pengupahan yang dilakukan ini juga sesuai dengan produktivitas kerja tiap buruh/karyawan,
jika buruh/karyawan tersebut lebih kompeten daripada buruh/karyawan yang lain maka akan
mendapatkan nominal upah yang lebih. Upah buruh/karyawan merupakan sumber penghidupan
utama bagi buruh dan keluarganya. Pemberian upah ini sudah dirasa layak oleh buruh karena
dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara wajar.
3. Jaminan Sosial Buruh/ Karyawan Perusahaan, memberikan perlindungan kepada buruh/
karyawannya dengan dua program yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Program
BPJS Ketenagakerjaan yang diselenggarakan adalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, dan jaminan pensiun. Sedangkan program dari BPJS Kesehatan adalah jaminan kesehatan
nasional. Jaminan sosial ini berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk
mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme
asuransi sosial. Perusahaan juga mengupayakan untuk mendaftarkan seluruh karyawan
secepatnya. Untuk pembayaran iuran BPJS perusahaan membayar nilai yang lebih besar
daripada buruh. Buruh menerima potongan kecil untuk iuran program BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan tapi ini sangat sebanding dengan manfaat perlindungan yang mereka
terima
4. Fasilitas Kesejahteraan Buruh/ Karyawan PT. DOORI LESTARI GARMENT, memiliki
berbagai fasilitas untuk upaya peningkatan kesejahteraan buruh/ karyawan. Pemberian fasilitas
ini sudah diakui karyawan cukup menyenangkan. Perwujudan fasilitas tersebut berupa jatah
makan di kantin, tempat beribadah (mushola dan masjid), sarana olahraga senam, perawatan
kesehatan di poliklinik, kendaraan untuk antar jemput karyawan, pemberian pakaian seragam,
perlengkapan keselamatan kesehatan kerja, koperasi simpan pinjam karyawan, dan sarana
rekreasi satu departement. Secara keseluruhan buruh sudah menilai baik atas fasilitas yang
diberikan perusahaan, ini membuat mereka semakin betah di dalam lingkungan kerja.
Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6
1 Identitas dan sintesis faktor sukses model teaching
factory, melalui Literatur Review, dan Expert Judgement
2 Validasi data Berdasarkan Pakar
3 Pengumpulan data responden dan Pengolahan Data
Empiris
4 Pembuatan model sistem berdasarkan root definitions
(conceptual modeling), untuk setiap definisi dibuatkan
sebuah diagram model dalam bentuk diagram rich
picture.
5 Membandingkan model dengan situasi sesungguhnya
(comparison of models and real world)
6 Melakukan perubahan/penyesuaian (changes)
7 Melakukan perbaikan/solusi untuk sistem yang
direkomendasikan (action to improve the problem
situation),
8 Pembuatan Laporan
Penggambaran situasi permasalahan kedalam diagram rich picture dilakukan untuk memberikan
gambaran situasi nyata permasalahan yang terjadi.
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya
pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis
dengan menggunakan APA Style
DAFTAR PUSTAKA
[1] Muhammad Zuhdan. (2014). Perjuangan Gerakan Buruh Tidak Sekedar Upah Melacak
Perkembangan Isu Gerakan Buruh di Indonesia Pasca Reformasi. Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Volume 17, Nomor 3, Maret 2014 (272-290) ISSN 1410-4946
[2] Djazifah, Nur. (2012). Proses Perubahan Sosial Di Masyarakat. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta.
[3] Wulansari, Dewi. (2009). Sosiologi Konsep Dan Teori. Bandung: PT Refika Aditama.
[4] Isna Fitria Agustina Ricka Octaviani. Analisis Dampak Sosial Dan Ekonomi Kebijakan
Pengembangan Kawasan Mix Use Di Kecamatan Jabon. JKMP (ISSN. 2338-445X dan E-
ISSN. 2527 9246), Vol. 4, No. 2, September 2016, 117-234
[5] Fardani, Andi. (2012). Dampak Sosial Keberadaan Pt Vale Indonesia Tbk Terhadap
Kehidupan Masyarakat (Studi Kasus Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur).
Universitas Hasanuddin: Jurusan Sosiologi FISIP
[6] Dwi., Rahmat. (2015). Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Penambangan Batubara
Ilegal Di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim.
Jurusan Sosiolagi, Fakultas Sosial Dan Ilmu Politik: Universitas Sriwijaya
[7] Lewenusa, I. (2017). Rekayasa kebutuhan perangkat lunak Pada perusahaan skala kecil dan
menengah dengan pendekatan Soft System Methodology (SSM) – studi kasus PT XYZ.
Computatio: Journal of Computer Science and Information Systems. 1. 49 - 57
[8] Nugroho, H. (2012). Pendekatan Soft System Methodology Untuk Membangun Sebuah
Sistem Informasi Proyek Akhir. Proceedings Konferensi Sistem Informasi. 1441 – 1446
[9] Firdaus, A dan Maarif, M. S. (2015). Aplikasi Soft System Methodology (SSM) Untuk
Perencanaan Terintegrasi Biofuel Dalam sektor pertanian dan sektor energi. Jurnal PASTI 9
(1). 1 – 9
[10] Adenle, Yusuf A, Edwin H.W. Chan, Yi Sun, C.K. Chau,” Exploring the coverage of
environmental-dimension indicators in existing campus sustainability appraisal tools,”
Environmental and Sustainability Indicators., (8), 2020
[11] Sugiyono. (2009). Quantitative, Qualitative, and R&D Research Methods. Bandung:
ALFABETA
[12] Wijaya, Mahendra. (2012). Pengantar Sosiologi Industri. Surakarta: LPP - UNS Press
[13] Ritzer, George. (2012). Teori Sosiologi (Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Mutakhir Teori Sosial Postmodern). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lampiran
Realisasi Anggaran Penelitian
Bahan Habis
Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Kertas HVS ATK 3 rim Rp. 50.000 150.000
Jilid proposal ATK 3 buah Rp. 100.000 300.000
Reffil Isi Tinta ATK 3 buah Rp. 100.000 300.000
hitam
Reffil Isi Tinta ATK 3 buah Rp. 100.000 300.000
hitam
Bolpoint ATK 3 buah Rp. 40.000 120.000
Flash disk ATK 2 buah Rp. 150.000 300.000
Klip kertas ATK 1 box Rp. 150.000 150.000
Post note ATK 2 buah Rp. 50.000 100.000
Straples besar ATK 2 buah Rp. 150.000 300.000
Isi straples ATK 2 box Rp. 50.000 100.000
Jilid Laporan ATK 5 jilid Rp. 300.000 1.500.000
eksemplar
Sub (Rp) Total 3.920.000
Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Akomodasi 2 kali 500.000 1.000.000
kegitan survey
data ke lokasi
perusahaan di
Wilayah
Jabodetabek
Akomodasi 2 kali 500.000 1.000.000
Pengumpulan dan
analisis data ke
lokasi perusahaan
di Wilayah
Jabodetabek
Sub (Rp) Total 2.000.000
Sewa
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Sewa Printer 2 kali 250.000 500.000
Sewa kendaraan 2 kali 750.000 1.500.000
Sub (Rp) Total 2.000.000
Biaya Publikasi
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Biaya HAKI 1 500.000 500.000
Biaya Publikasi 1 1.080.000 1.080.000
Jurnal
menganalisis temuan
melalui Kajian
literatur, FGD dan
Expert Judgement
bersama ketua Tim.
5. Menyusun laporan
bersama Tim
(disesuaikan dengan
jadwal kegiatan).
3 Jakaria Universitas 1. Membantu ketua Tim
(NIM: Muhammadiyah dalam pelaksanaan
1809037073) Prof. DR. HAMKA penelitian
2. Menyusun pedoman
wawancara
(disesuaikan
pembagian tugas pada
jadwal kegiatan)
3. Melakukan
pengumpulan data
responden dan analisis
data (disesuaikan
pembagian tugas pada
jadwal kegiatan).
4. Membantu menyusun
rancangan dan
menganalisis temuan
melalui Kajian
literatur, FGD dan
Expert Judgement
bersama ketua Tim.
5. Menyusun laporan
bersama Tim
(disesuaikan dengan
jadwal kegiatan).