Anda di halaman 1dari 34

1

LAPORAN
PENELITIAN SOSIAL BUDAYA DAN HUMANIORA

DAMPAK SOSIAL EKONOMI COVID-19 TERHADAP SEKTOR INDUSTRI PADAT


KARYA DI WILAYAH JABODETABEK

OLEH

Dr. Ir. Sintha Wahjusaputri, MM Ketua : 2108096901


Cagia Mentari Tenkahary Anggota-1 : 1809037066
Jakaria Anggota-2 : 1809037073

Nomor Surat Kontrak Penelitian 303/F.03.07/2020


Nilai Kontrak Penelitian Rp. 13.000.000

SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
OKTOBER, 2020

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


2

LAPORAN
PENELITIAN SOSIAL BUDAYA DAN HUMANIORA

DAMPAK SOSIAL EKONOMI COVID-19 TERHADAP SEKTOR INDUSTRI PADAT


KARYA DI WILAYAH JABODETABEK

OLEH

Dr. Ir. Sintha Wahjusaputri, MM Ketua : 2108096901


Cagia Mentari Tenkahary Anggota-1 : 1809037066
Jakaria Anggota-2 : 1809037073

Nomor Surat Kontrak Penelitian 303/F.03.07/2020


Nilai Kontrak Penelitian Rp. 13.000.000

SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
OKTOBER, 2020

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


3

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


4

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


5

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


6

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan menganalisis dampak positif dan negatif
dampak pandemi covid-19 terhadap sektor industri padat karya di Wilayah Jabodetabek. Metode penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode analisa data modell Miles & Huberman (1992: 16) mengatakan, analisis terdiri dari
tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menerangkan atau menjelaskan struktur
hubungan sekumpulan variabel yang teramati dengan jalan membangkitkan atau membentuk beberapa
faktor atau komponen (latent variable) yang dapat menjelaskan hubungan yang kuat dari sekumpulan
variabel tersebut, kemudian divalidasi oleh beberapa pakar melalui kegiatan survei berbasis kuesioner.
Untuk menguji faktor sukses secara empiris agar dapat benar-benar diterapkan di lapangan maka dilakukan
survey sebanyak 35 buruh pabrik. Lokasi penelitian di PT. DOOR LESTARI GARMEN. Metode
pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi dan dokumentasi. Hasil temuan penelitian dapat
diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : 1) Indikator Sosial, yaitu: (a) Wilayah Jabodetabek tersebut
memiliki jumlah penduduk bermata pencaharian terbanyak adalah buruh pabrik; (b) Kondisi pekerja rentan
dalam menghadapi penurunan pendapatan akibat pandemi; (c) Dari aspek sosial budaya, masyarakat di
wilayah tersebut merupakan para pendatang dari daerah lain, bukan penduduk asli; (d) Langkah
stakeholders dalam memetakan kemajemukan pekerja masih sangat rentan; (e) Disain kebijakan sosial dari
Pemerintah untuk melindungi pekerja rentan; (f) Kebijakan dalam penangan pandemic covid-19. 2)
Indikator Ekonomi, yaitu: (a) Keberadaan pabrik tekstil di daerah tersebut membawa perekonomian
meningkat signifikan; (b) Usaha tekstil menjadi andalan karena dapat memberikan penghasilan bagi para
masyarakat; (c) Usaha untuk menambah nilai hasil produk tekstil masih belum berkembang; (d) Pasar desa
belum berfungsi maksimal. Sektor perdagangan didominasi oleh supermarket waralaba.

Kata Kunci: Pandemi Covid – 19, Buruh, Dampak Sosial Ekonomi, Industri Padat Karya

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


7

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ...........................................................................................................1
Halaman Pengesahan ....................................................................................................1
Surat Kontrak Penelitian ...............................................................................................2
Abstrak ..........................................................................................................................4
Daftar Isi .......................................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................8
1.1. Latar Belakang Masalah ...............................................................................8
1.2. Tujuan Khusus ............................................................................................10
1.3. Urgensi Penelitian ......................................................................................10
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................12
2.1. State of The Art ...........................................................................................12
2.2. Road Map ...................................................................................................16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................19
3.1. Metode Penelitian .......................................................................................19
3.2. Diagram Alir Penelitian ..............................................................................22
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................24
4.1. Diskripsi Wilayah Penelitian ......................................................................24
4.2. Analisis Data ...............................................................................................30
4.3. Pembahasan.................................................................................................40
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................45
5.1. Kesimpulan .................................................................................................45
5.2. Saran ...........................................................................................................46
BAB VI. LUARAN YANG DICAPAI .......................................................................47
BAB VII. RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI ............50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................51
LAMPIRAN (bukti luaran yang didapatkan) .............................................................53
- Artikel ilmiah (draft, status submission atau reprint) ...............................................53
- HKI, publikasi dan produk penelitian lainnya ..........................................................54

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


8

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Fenomena pandemi COVID-19 di Indonesia belum sepenuhnya berakhir. Hal tersebut
ditunjukkan data pasien yang terjangkiti COVID-19 yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain
jumlah pasien, dampak dari penyebaran COVID-19 ini semakin terasa di berbagai denyut nadi
kehidupan seperti sektor pendidikan, pemerintahan, sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.
Salah satu aspek yang paling banyak mendapat sorotan publik adalah aspek ekonomi. Hal ini
dikarenakan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi yang harus menghentikan
sementara atau menutup usahanya. Penutupan usaha ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah
pusat terhadap pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah,
akibatnya berbagai perusahaan menutup usahanya karena merugi yang berakibat pada
ketidakmampuan untuk memberi upah karyawannya. Para karyawan yang semula bekerja
kemudian harus dirumahkan dan diakhiri hubungan kerjanya di situasi pandemi ini. Fenomena
pengakhiran hubungan kerja tersebut kerap dikenal dengan istilah Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). PHK adalah suatu bentuk pengakhiran hubungan kerja karena hal tertentu yang berakibat
pada berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan.
Melalui data yang dilansir dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 1 Mei 2020:
Jumlah pekerja sektor formal yang telah dirumahkan akibat pandemi COVID-19 sebanyak
1.032.960 orang Pekerja sektor formal yang di-PHK sebanyak 375.165 orang, sedangkan pekerja
sektor informal yang terdampak COVID-19 sebanyak 314.833 orang. Total pekerja sektor formal
dan informal yang terdampak COVID-19 sebanyak 1.722.958 orang. Data tersebut merupakan
data terbaru yang sudah terverifikasi oleh Kemnaker, sedangkan masih terdapat 1, 2 juta pekerja
lain yang sedang divalidasi datanya. Selain data dari Kemnaker, terdapat juga data dari Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) per 8 Mei 2020 mencatat jumlah pekerja yang terkena PHK dan
dirumahkan di tengah pandemi COVID-19 sudah mencapai 7 juta orang. Ketua Umum Apindo
yaitu Hariyadi Sukamdani menuturkan bahwa data terakhir di BPJS.
Membludaknya jumlah pekerja buruh pabrik di sektor industri padat karya tentu menjadi
alarm bagi pemangku kebijakan di Indonesia. Kondisi hidup pekerja rentan secara umum
berlangsung semakin sulit dan tidak menentu akibat dari krisis pandemi Covid-19. Pemerintah
pusat sejak April 2020 telah menyiapkan skema untuk melindungi pekerja rentan dari resiko krisis.
Skema yang dilakukan adalah dengan memperbesar dana dan memperluas cakupan penerima
Program Keluarga Harapan (PKH) dari 9,2 juta warga menjadi 10 juta warga, dengan besaran 2,4
juta menjadi 3,4 juta per tahun; jumlah penerima Kartu Sembako yang sebelumnya 12,4 juta
dinaikan menjadi 20 juta warga, nilainya pun dinaikan dari 150 ribu menjadi 200 ribu; anggaran
Kartu Prakerja ditambah dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun dengan penerima manfaat
sebanyak 5,6 juta warga; penggratisan tarif listrik bagi 24 juta pelanggan golongan 450 VA dan
diskon tarif sebesar 50% untuk 7 juta pelanggan golongan 900 VA (https://katadata.co.id/2020)
[1]. Penambahan dana dan perluasan kebijakan sosial yang dilakukan pemerintah dapat dibilang
masih belum mengcover seluruh kelompok buruh industri padat karya khususnya di Wilayah
Jabodetabek.
Dampak pandemi Covid-19 bagi buruh pabrik pada sektor industri padat karya menjadi
fokus penelitian berlokasi di PT. DOORI LESTARI GARMENT, alamat Jl. Intan 1, No. 1, Desa
Curug, Kecamatan Gunung Sindur , Kab. Bogor (163400). Permasalahan dampak pandemi covid-
19 terhadap sosial-ekonomi pada buruh pabrik PT. DOOR LESTARI GARMENT didasarkan pada
dua pertimbangan, yaitu Pertama, pada sektor sosial, wilayah Jabodetabek merupakan sektor

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


9

industri padat karya, baik industri tekstil, industrik pangan, dan lain-lain meruapakan mata
pencarihan masyarakat setempat. Kedua, pada sektor ekonomi, sumber pendapatan masyarakat
di wilayah tersebut sebagai buruh pabrik terdampak akibat pandemic covid-19.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 dan semakin memburuknya kondisi kehidupan buruh
pabrik pada sektor industri padat karya di Wilayah Jabodetabek, maka kebijakan yang gesit dan
responsif menjadi sangat diperlukan. Codreanu (2016) mengungkapkan bahwa dalam situasi
Volatile, Uncertain, Complex dan Ambiguous (VUCA) seperti yang terjadi saat ini maka
diperlukan sikap pemangku kepentingan yang responsif untuk dapat memformulasikan kebijakan
yang gesit dan fleksibel. Dibutuhkan delivery dan implementasi kebijakan yang lebih sensitif
terhadap konteks di daerah dalam menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap pekerja buruh
pabrik.
Peneliti melakukan rapid appraisal-based policy analysis, dengan cara wawancara secara online
kepada 5 buruh/karyawan pabrik dengan latar belakang pekerjaan status sosial, pendidikan dan
jenis gender yang beragam serta penyebaran angket mengenai permasalahan dampak pandemi
covid-19 terhadap sosial ekonomi pada sektor industri kepada 25 buruh pabrik dan staff karyawan.
Tujuan rapid appraisal-based policy analysis untuk memberikan rekomendasi desain
implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan selama pandemic covid-19. Untuk
menyusun argumen tersebut policy analysis ini akan menjawab rumusan pertanyaan sebagai
berikut: (1) Bagaimana pemetaan kondisi buruh pabrik sebagai kelompok rentan dalam
menghadapi penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19; (2) Sejauh mana pemerintah dan
perusahaan merumuskan desain kebijakan untuk menangani dampak Covid-19?; (3) Bagaimana
stakeholder melakukan komunikasi kebijakan untuk mensosialisasikan akses jaring pengaman
sosial baik di tempat mereka bekerja?; (4) Bagaimana perlindungan upah jika terjadi
kebangkrutan/ PHK ?; (5) Apa yang menjadi hak dan tanggung jawab pekerja selama wabah
pandemic covid-19?
Kelima pertanyaan penelitian di atas menjadi dasar dalam pembuatan desain kebijakan yang
tepat. Hal ini penting untuk didiskusikan saat ini bersamaan dengan momentum pemerintah yang
sedang melakukan formulasi dan mempersiapkan strategi kebijakan bagi pekerja informal di
Indonesia. Policy analysis ini menggunakan metode kualitatif yang melakukan wawancara secara
on-line dengan sepuluh orang pekerja buruh pabrik di PT. DOORI LESTARI GARMENT.
Di tengah situasi pandemic covid-19 di Indonesia, terutama yang terdampak pada sektor
industri padat karya, menjadi penting agar Pemerintah Pusat hadir untuk melindungi kelompok
yang terlemah. Situasi pandemic yang berlangsung cepat memerlukan proses pengambilan
keputusan yang responsif, efektif, dan berkesinambungan. Hal ini dikarenakan proses
implementasi pelayanan publik dalam masa krisis harus memiliki karakteristik yang berbeda dari
proses implementasi pada kondisi normal. Sebab pada masa krisis kebijakan tersebut harus mampu
merespon dengan cepat situasi. Variabel yang harus menjadi perhatian stakeholder antara lain:
kebijakan yang tepat sasaran, kolaborasi antar pemangku kebijakan terkait, dan fleksibilitas dalam
manajemen kebijakan.

1.2. Tujuan Khusus


Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1) Selama masa pandemic covid-19, Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah, Perusahaan dan
Pekerja harus memiliki tujuan utama yang jelas dan sama yaitu untuk menyelesaikan krisis
atau memperkuat social inclusion.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


10

2) Selama masa pandemic covid-19, perusahaan harus dapat meningkatkan relevansi dan
koordinasi antara kebijakan dan program melalui berbagai pelayanan publik, dan
disesuaikan dengan konteks local.
3) Jika Perusahaan telah melakukan service delivery kepada karyawan belum menyelesaikan
masalah, diperlukan pengembangan proyek dan program baru yang disesuaikan dengan
permasalahan baru yang muncul.
4) Dalam melakukan Delivery process harus melibatkan aktor lokal, terutama pekerja
(karyawan), dalam mengidentifikasi prioritas masalah, mendesain program, dan pemetaan
sumber daya lokal yang bisa digunakan.

1.3. Urgensi Penelitian


Wabah penyakit Covid-19 ini menjadi sesuatu yang luar biasa tidak terlepas dari peran
teknologi komunikasi. Tingkat persebaran informasi yang cepat menimbulkan kepanikan yang
dahsyat di masyarakat. Implikasinya membuat perilaku masyarakat khususnya buruh pabrik
berubah akibat dari dampak dari covid -19. Peneliti melihat fakta di lapangan yang terjadi pada
sektor industri padat karya, khususnya di PT. PT. DOORI LESTARI GARMENT, dampak
pandemi covid-19, tidak hanya keterlibatan seluruh aktor dari pekerja, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah saja, peran pelaku ekonomi lokal juga sangat penting dalam membantu
keberhasilan service delivery yang komprehensif dan efektif dalam rangka menanggulangi krisis.
Fleksibilitas dalam manajemen kebijakan bukan hanya berarti pemerintah pusat
mendesentralisasikan kebijakan yang telah diformulasikan, namun juga memberikan wewenang
kepada aktor regional, sub-regional, dan lokal diberikan ruang untuk bertindak dan melakukan
improvisasi dalam menyalurkan kebijakan sesuai dengan konteks wilayah tersebut. Gugus tugas
memiliki peran yang krusial terutama dalam membantu memperbaiki kondisi ekonomi ketika
krisis dan pasca krisis, terutama ketika penyaluran kebijakan dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah. Gugus tugas ini merupakan lembaga bentukan baru yang berasal baik dari pemerintah
maupun non pemerintah untuk membantu mempercepat implementasi kebijakan penanganan
krisis. Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19), gugus tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Gugus tugas ini bertujuan untuk: meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan;
mempercepat penanganan melalui sinergi antar kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah;
meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran Covid-19; meningkatkan sinergi
pengambilan kebijakan operasional; dan meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam
mencegah, mendeteksi, dan merespon terhadap Covid-19.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terkait (State of the Art)


Pada Bulan Maret 2020 awal, Indonesia memulai perperangan untuk menghadapi pandemi
Virus Corona (Virus Covid 19) yang mulai masuk di Indonesia. Tentunya dengan masuknya
pertama kali Virus Corona (Virus Covid 19) di Indonesia akan memberikan dampak secara tidak
langsung untuk negara Indonesia yang paling terasa adalah dampak dari Perekonomian dari negera
Indonesia. Sebagai informasi, Virus Corona (Virus Covid 19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak
diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019 dan masih
berlangsung hingga saat ini. Bahkan pada bulan maret WHO mengumumankan bahwa Virus
Corona (Virus Covid 19) ini merupakan pandemi global yang harus diselesaikan bersama-sama
karena sudah meluas disetiap Negara.
Presiden Joko Widodo telah menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat akibat pandemi
Covid-19. Bersamaan dengan itu, dikeluarkan peraturan pemerintah tentang pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Namun, hingga kini, turunan dari PP itu masih belum jelas. Padahal,
penularan virus korona baru kian meluas dan korban berjatuhan. Dalam menghadapi situasi wabah
pandemi virus COVID-19, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah telah menetapkan status
kedaruratan kesehatan masyarakat dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) demi mencegah
penyebaran virus COVID-19 ini. Meski begitu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah tetap
memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk memenuhi hak warganya, yang salah satunya
adalah pemenuhan hak warga atas layanan kesehatan. Data Covid-19 terkini tanggal 19 April 2020
di Indonesia 6248 jiwa. Adanya wabah pandemi virus COVID-19 telah menyebabkan berbagai
macam persoalan serius di seluruh lini sektor kehidupan masyarakat, baik dalam persoalan
ekonomi, sosial, politik, hingga ketenagakerjaan. Di Indonesia sendiri, wabah pandemi virus
COVID-19 “telah memaksa pemerintah” untuk mengeluarkan kebijakan khusus dengan
menghimbau penghentian sementara aktivitas-aktivitas yang menimbulkan kerumunan, seperti
aktivitas pendidikan di sekolah, pekerjaan di perusahaan, kegiatan di ruang umum, hingga
keagamaan di rumah ibadah.
Industri yang terpukul adalah labour intensif atau padat karya, seperti tekstil, sepatu,
garment, makanan, minuman, komponen elektronik, hingga komponen otomotif. Di Indonesia
banyak sekali perusahaan industri tekstil swasta yang memperkerjakan ratusan hingga ribuan
pekerja/buruh. Di dalam praktik hubungan industrial banyak sekali aspek yang harus dipenuhi
dalam hak dan kewajiban antara pengusaha dengan pekerja/buruh untuk tercapainya taraf
kesejahteraan sosial yang memuaskan.
Buruh terbagi menjadi pekerja tetap, pekerja kontrak, dan pekerja outsourcing [3].
Kewajiban seorang pekerja adalah bekerja dengan sebaik mungkin sehingga produktivitasnya
sesuai harapan pengusaha (perusahaan). Sebagai konsekuensinya, pengusaha berkewajiban untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerjanyaSalah satu yang terdampak dari kebijakan khusus ini
adalah perusahaan-perusahaan beserta pekerjanya. Meskipun sudah ada himbauan untuk bekerja
dari rumah (Work from Home), namun bila merujuk pada berita serta fakta di lapangan, yang
terjadi justru Perusahaan mengeluarkan beberapa kebijakan yang merugikan pekerja/buruh.
Kebijakan-kebijakan yang merugikan pekerja/buruh tersebut antara lain: (1) praktik unpaid leave
(mencutikan pekerjanya, namun tidak dibayar), (2) pekerjanya dirumahkan, dan (3) PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja) kepada pekerjanya secara sewenang-wenang.
Gerakan sosial atau social movement adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan
sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbetuk organisasi, berjumlah besar atau

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


12

individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan,
menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat [4]. Pendapat
lain mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk
didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat [5]. Analisis kebijakan dengan beberapa indikator seperti, (1) perubahan sistem sosial,
(2) nilai-nilai individu dan kolektif, (3) perilaku hubungan sosial, (4) Gaya hidup dan ekspresi
mode serta, (5) struktur masyarakat [6]. Dampak sosial adalah sebuah bentuk akibat atau pengaruh
yang terjadi karena adanya sesuatu hal [7]. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang terjadi
pada masyarakat, baik karena suatu kejadian itu mempengaruhi masyarakat atau hal lainnya
didalam masyarakat. Perubahan sosial yang tejadi di masyarakat juga menimbulkan dampak secara
ekonomi, dampak ekonomi dikelompokkan dalam tiga indikator, (1) direct effect meliputi
penjualan, kesempatan kerja, pendapatan pajak, dan tingkat pendapatan, (2) indirect effect,
meliputi perubahan tingkat harga, perubahan mutu dan jumlah barang dan jasa,perubahan dalam
penyediaan properti dan variasi pajak, serta perubahan sosial dan lingkungan, (3) induced effects,
yaitu pengeluaran rumah tangga, dan peningkatan pendapatan. Selain itu dampak ekonomi terdiri
dari: (1) dampak terhadap pendapatan, (2) dampak terhadap aktivitas ekonomi, (3) dampak
terhadap pengeluaran. Dari sini lebih diperjelas bahwa dampak ekonomi dijelaskan sebagai akibat
dari suatu perubahan yang terjadi dilingkungan [8].
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, upaya untuk memberikan rekomendasi
desain implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan selama pandemic covid-19. di
wilayah Jabodetabek maka dilakukan elisitasi kebutuhan menggunakan rapid appraisal-based
policy analysis, dengan cara wawancara secara online kepada 10 buruh pabrik dengan latar
belakang pekerjaan status sosial, pendidikan dan jenis gender yang beragam serta penyebaran
angket mengenai permasalahan dampak pandemi covid-19 terhadap sosial ekonomi pada sektor
industri kepada 30 buruh pabrik dan staff karyawan. Tujuan rapid appraisal-based policy analysis
untuk memberikan rekomendasi desain implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan
selama pandemic covid-19. [9]. Rapid appraisal-based policy analysis tidak membatasi
permasalahan pada variabel tertentu saja namun mencoba mengindentifikasikan sebanyak
mungkin aspek (variabel) yang berinteraksi di dalam sistem. Dengan demikian pendefinisian
permasalahan akan lebih lengkap karena mempertimbangkan banyak aspek dan mampu
mengantisipasi kemungkinan perubahan (dinamika) yang akan terjadi [10].

2.2. Road Map Penelitian

Road map penelitian ini mengembangkan tiga tema utama sebagi peta jalan yang mendasari
penelitian-penelitian kini dan kedepannya, yaitu:

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


13

Akan dilaksanakan
Memberikan
2020 rekomendasi
Sedang dilaksanakan dan strategi
dalam
2019-2020 penanganan
Tujuan rapid appraisal- covid-19 pada
based policy analysis untuk sektor industri
Sudah dilaksanakan memberikan rekomendasi padat karya di
Proses Analisis Studi desain implementasi Daerah
2018-2019 Kasus Menganalisis kebijakan yang menjadi Jabodetabek.
Penelitian Dampak Sosial- regulasi perusahaan
Hibah DIKTI ekonomi Masa selama pandemic covid-19)
Pandemi Covid-19
Pada Industri Padat
Model Triple Helix Karya, berdasarkan
pada sektor industri rapid appraisal-based
padat karya (UKM) policy analysis.
meliputi: Profil
Perusahaan, Situasi
Permasalahan, Proses
transformasi untuk
mencapai tujuan.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


14

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Metode Penelitian
Metodologi merupakan panduan, cara dan urutan pengerjaan yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Selain itu juga, metodologi menentukan output yang diharapkan dari setiap langkah
yang ada. Tujuan dari metodologi pada penelitian agar proses yang dijalankan menjadi lebih
teratur dan lebih sistematis. Selain itu juga dengan adanya metodologi diharapkan memudahkan
dalam memantau perkembangan dan tingkat keberhasilan dari penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pada
penelitian kualitatif/deskriptif dengan menggunakan metode analisa data modell Miles &
Huberman (1992: 16) mengatakan, analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk
menemukan temuan permasalahan, peneliti melakukan rapid appraisal-based policy analysis,
dengan cara wawancara secara online kepada 10 buruh pabrik dengan latar belakang pekerjaan
status sosial, pendidikan dan jenis gender yang beragam serta penyebaran angket mengenai
permasalahan dampak pandemi covid-19 terhadap sosial ekonomi pada sektor industri kepada 30
buruh pabrik dan staff karyawan. Tujuan rapid appraisal-based policy analysis untuk memberikan
rekomendasi desain implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan selama pandemic
covid-19. Untuk menyusun argumen tersebut policy analysis ini akan menjawab rumusan
pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana pemetaan kondisi buruh pabrik sebagai kelompok
rentan dalam menghadapi penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19; (2) Sejauh mana
pemerintah dan perusahaan merumuskan desain kebijakan untuk menangani dampak Covid-19?;
(3) Bagaimana stakeholder melakukan komunikasi kebijakan untuk mensosialisasikan akses jaring
pengaman sosial baik di tempat mereka bekerja?; (4) Bagaimana perlindungan upah jika terjadi
kebangkrutan/ PHK ?; (5) Apa yang menjadi hak dan tanggung jawab pekerja selama wabah
pandemic covid-19?
Kelima pertanyaan penelitian di atas menjadi dasar dalam pembuatan desain kebijakan yang
tepat. Hal ini penting untuk didiskusikan saat ini bersamaan dengan momentum pemerintah yang
sedang melakukan formulasi dan mempersiapkan strategi kebijakan bagi pekerja informal di
Indonesia. Policy analysis ini menggunakan metode kualitatif yang melakukan wawancara secara
on-line dengan sepuluh orang pekerja buruh pabrik di. Dengan demikian pendefinisian
permasalahan akan lebih lengkap karena mempertimbangkan banyak aspek dan mampu
mengantisipasi kemungkinan perubahan (dinamika) yang akan terjadi [8].
Lokasi Penelitian adalah PT. DOORI LESTARI GARMENT, alamat Jl. Intan 1, No. 1, Desa
Curug, Kecamatan Gunung Sindur , Kab. Bogor (163400). Sommervile dan Sawyer dalam [5]
mendefinisikan elisitasi kebutuhan sebagai sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk
menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan
pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem. Terdapat beberapa teknik
dalam elisitasi kebutuhan penelitian [2] yaitu:
1. Wawancara
2. Workshop
3. Survey lokasi
4. Pemeriksaan problem reports
5. Observasi

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


15

3.2. Diagram Alir Penelitian


Bagan alir penelitian yang menunjukkan tahap-tahap penelitian, luaran dan indikator
capaian yang terukur dapat disajikan dibawah ini:

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


Pada bagian ini, pendekatan kuantitatif digunakan untuk menerangkan atau menjelaskan
struktur hubungan sekumpulan variabel yang teramati dengan jalan membangkitkan atau
membentuk beberapa faktor atau komponen (latent variable) yang dapat menjelaskan hubungan
yang kuat dari sekumpulan variabel tersebut. Faktor yang terbentuk merupakan besaran acak yang
sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur dan ditentukan secara langsung. Selain itu analisa
dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan juga bertujuan untuk mengkonfirmasi konstruksi
suatu variabel laten. Untuk tujuan tersebut di atas, pendekatan yang digunakan dalam penelitian
adalah analisis faktor (factor analysis). Hal ini sesuai dengan tujuan atau kegunaan dari pendekatan
analisis faktor yakni dapat menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah besar variabel
(konstruk) yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa
kumpulan variabel atau dimensi (faktor) yang lebih sedikit jumlahnya dari variabel awal atau
dikenal dengan data reduction (Sugiono, 2009) [11]. Tujuan atau kegunaan yang lain dari analisis
faktor adalah membangun hipotesis atau teori baru berdasarkan dimensi yang dibangun antara
konstruk dan variabel laten. Lalu analisis faktor juga menyediakan bukti empiris dari konstruk
yang membentuk variabel laten (construct validity) berdasarkan hasil pengukuran dalam rangka
untuk menguji suatu hipotesis atau teori (theoretical construct) dalam penelitian (Sugiono, 2009).
Analisis faktor (factor analysis) sebagai analisa kuantitatif dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
tahap yakni analisis faktor eksploratori (exploratory factor analysis) atau EFA dan analisis faktor
konfirmatori (confirmatory factor analysis) atau CFA.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


16

Analisis faktor eksploratori (EFA) yaitu suatu teknik analisis faktor di mana beberapa faktor
yang akan terbentuk berupa variabel laten yang belum dapat ditentukan sebelum analisis
dilakukan. Pada prinsipnya analisis faktor eksploratori di mana terbentuknya faktor-faktor atau
variabel laten baru adalah bersifat acak, yang selanjutnya dapat diinterprestasi sesuai dengan faktor
atau komponen atau dimensi yang terbentuk. Dalam analisis faktor eksploratori di mana peneliti
tidak atau belum mempunyai pengetahuan atau teori atau suatu hipotesis yang menyusun struktur
faktor-faktornya yang akan dibentuk atau yang terbentuk, sehingga dengan demikian pada analisis
faktor eksploratori merupakan teknik untuk membantu membangun teori atau hipotesis baru.
Analisis faktor eksploratori merupakan suatu teknik untuk mereduksi data dari variabel asal atau
variabel awal menjadi variabel baru atau faktor yang jumlahnya lebih kecil dari pada variabel awal,
yang dilakukan dengan tahapan mulai dari pengumpulan data, penilaian kelayakan variabel,
pengukuran kecukupan sampel, rotasi faktor hingga pembentukan factor. Proses analisis faktor
eksploratori mencoba untuk menemukan hubungan antar variabel baru atau faktor yang terbentuk
yang saling independen sesamanya, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel
laten atau faktor yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal yang bebas atau tidak berkorelasi
sesamanya. Jadi antar faktor yang terbentuk tidak berkorelasi sesamanya. Pada analisis faktor
ekplanatori umumnya dikembangkan untuk menjelaskan adanya korelasi yang sangat erat di antara
variabel pembentuk faktornya. Sebagai contoh, jika semula terdapat sepuluh variabel awal yang
saling dependen sesamanya, dengan analisis faktor ekplanatori mungkin bisa diringkas atau
terbentuk hanya menjadi satu atau dua kumpulan variabel laten atau variabel baru atau komponen
baru atau faktor, Selanjutnya, kumpulan variabel baru tersebut dikenal dengan nama faktor atau
komponen atau dimensi. Faktor yang terbentuk tetap mewakili atau mencerminkan variabel asli
atau variabel awalnya. Analisis faktor eksploratori yang menitik-beratkan pada bagian variasi total
yang dapat diterangkan oleh faktor bersama yang terbentuk, di mana item-item pembentuknya
berkontribusi dengan item lainnya membentuk himpunan variabel baru atau faktor atau komponen
atau variabel laten.

3.3. Tahapan Penelitian


Tabel 1. Tahapan Penelitian
No. Tahapan Input Metode Output
1. Perumusan Masalah Studi literatur Kitchenham Permasalahan
2. Penyusunan Permasalahan Analisis Pertanyaan
Pertanyaan Penelitian Dokumen penelitian
3. Tinjauan Pustaka Pertanyaan penelitian Snowball Teori dan Elemen
dan penelitian terdahulu terkait dampak
pandemic covid-
19 terhadap sosial
ekonomi pada
sektor industri
padat karya di
PT. DOORI
LESTARI
GARMENT.
4. Menentukan Parameter Teori, Penelitian Systematic rapid appraisal-
pendukung sebelumnya dan Literature based policy
Elemen terkait terkait Review analysis
dampak pandemic
covid-19 terhadap

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


17

No. Tahapan Input Metode Output


sosial ekonomi pada
sektor industri padat
karya di PT. DOORI
LESTARI GARMENT.
5. Penyusunan Instrumen Mengukur parameter Merancang Rancangan
Penelitian dan sub parameter kuesioner kuesioner
dengan menggunakan
skala linkert dan
Rapid appraisal-
based policy analysis
6. Melakukan Uji Rancangan kuesioner Kualitatif Kuesioner yang
Keterbacaan sudah direvisi
7. Pengumpulan Data Kuesioner yang sudah Survey dan Data penelitian
direvisi wawancara
dengan pakar
8. Analisis Data Data penelitian SPSS Diskusi hasil uji
hipotesis
9. Penyusunan desain Data Penelitian yang Analisis Faktor Sukses
implementasi sudah dianalisis (FCS) dan Rapid
kebijakan yang appraisal-based
menjadi regulasi policy analysis
perusahaan
10. Kesimpulan dan Saran Hasil uji hipotesis penalaran Kesimpulan dan
saran penelitian

3.3.1. Perumusan Masalah


Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah metode
Kitchenham. Metode Kitchenhum digunakan untuk mengumpulkan permasalahan-permasalahan
pada penelitian sebelumnya, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan ruang lingkup
penelitian.

3.3.2. Penyusunan Pertanyaan Penelitian


Setelah mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan kemudian dianalisis untuk
mendapatkan pertanyaan penelitian yang dijawab dalam pembahasan pada penelitian ini.

3.3.3. Tinjauan Pustaka


Dalam tahap tinjauan pustaka, penelitian ini menggunakan metode Snowballing. Metode
Snowballing mengacu pada penggunaan daftar referensi dari suatu paper atau kutipan untuk
mengidentifikasi paper-paper tambahan. Namun, Snowballing bisa mendapatkan manfaat tidak
hanya untuk melihat daftar referensi atau kutipan, tetapi juga bisa mengetahui dimana paper-paper
sebenernya dirujuk atau dikutip. Menggunakan referensi dan kutipan dapat dilakukan dengan
backward snowballing dan forward snowballing. Pedoman Snowballing diilustrasikan dan
dievaluasi dengan mereplikasi sebuah studi reliabilitas yang diterbitkan dari tinjauan literatur
sistematis.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


18

Gambar 3. Proses Snowballing

3.3.4. Validitas dan Reliabilitas


Pada tahap awal penyebaran kuesioner akan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Pengujian validitas instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak item
kuesioner penelitian yang valid dan seberapa banyak item kuesioner penelitian yang tidak valid.
Selanjutnya, pengukuran hanya menggunakan data yang valid saja, dan data yang tidak valid tidak
terpakai. Karena pengujian berlaku atas sekian banyak item kuesioner penelitian, maka teknis
penghitungan statistik koefesien korelasi dapat menggunakan program SPSS. Uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan
Cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan
dari keseluruhan item. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0.05. Kriteria
pengujiannya yaitu: Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0.05) maka instrumen atau item-
item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Sedangkan
pengujian Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi faktor dalam
penggunaannya apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Dalam program SPSS
yang sering digunakan untuk penelitian adalah dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach’s).
Metode alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5) atau skor
rentangan (misal 0-20, 0-50). Kriteria pengambilan keputusan bisa menggunakan batasan tertentu
seperti 0.6. Kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach’s alpha > 0.6.

3.3.5. Obyek Penelitian


Populasi pada penelitian ini adalah buruh pabrik sebanyak 30 orang di PT. DOORI
LESTARI GARMENT, alamat Jl. Intan 1, No. 1, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur , Kab.
Bogor (163400). Teknik pengambilan sampel dengan sampling. Tipe rancangan pengambilan
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability sampling, dengan teknik
pengambilan sampling adalah Purposive sampling dengan tujuan penentuan sampel benar-benar
sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


19

3.3.6. Cara Pengukuran


Skala pengukuran menggunakan skala numeric dengan skor 1-5. Bobot penilaian untuk
masing-masing adalah sebagai berikut: Untuk kuesioner di tingkat kementrian, berdasarkan
persepsi dari responden:
Selalu (SL) =5
Sering (SR) =4
Kadang-Kadang (KD) =3
Jarang (JR) =2
Tidak Pernah (TP) =1

3.4. Tugas Ketua Peneliti


1. Mempersiapkan semua kebutuhan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan-
permasalahan yang terjadi akibat dampak sosial ekonomi wabah covid-19 terhadap sector
industri padat karya, khususnya buruh garment di wilayah Jabodetabek melalui proses
wawancara dan observasi.
2. Mengkoordinir Tim dalam pelaksanaan penelitian yang berkaitan dampak sosial ekonomi
wabah covid-19 terhadap sector industri padat karya, khususnya buruh garment di wilayah
Jabodetabek
3. Menyusun rancangan dan menganalisis temuan dampak sosial ekonomi wabah covid-19
terhadap sector industri padat karya, khususnya buruh garment di wilayah Jabodetabek melalui
Kajian literatur, FGD dan Expert Judgement.
4. Membuat hasil luran penelitian dalam bentuk jurnal baik nasional maupun internasional
5 Membuat laporan penelitian yang berkaitan dampak sosial ekonomi wabah covid-19 terhadap
sector industri padat karya, khususnya buruh garment di wilayah Jabodetabek
3.5. Tugas Anggota Peneliti
1. Membantu ketua Tim dalam pelaksanaan penelitian
2. Menyusun pedoman wawancara (disesuaikan pembagian tugas pada jadwal kegiatan).
3. Melakukan pengumpulan data responden dan analisis data (disesuaikan pembagian tugas pada
jadwal kegiatan).
4. Membantu menyusun rancangan dan menganalisis temuan melalui Kajian literatur, FGD dan
Expert Judgement bersama ketua Tim.
5. Menyusun laporan bersama Tim (disesuaikan dengan jadwal kegiatan)

Penjelasan Jika diperlukan


Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan pada saat kegiatan penelitian:
1. Identifikasi permasalahan-permasalahan dampak pandemic covid-19 terhadap sosial ekonomi
sektor industri padat karya, khususnya buruh pabrik di wilayah Jabodetabek melalui proses
wawancara dan observasi.
2. Analisasi permasalahan dampak pandemic covid-19 terhadap sosial ekonomi sektor industri
padat karya, khususnya buruh pabrik di wilayah Jabodetabek menggunakan rapid appraisal-
based policy analysis untuk memberikan rekomendasi desain implementasi kebijakan yang
menjadi regulasi perusahaan selama pandemic covid-19.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


20

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Diskripsi Wilayah Penelitian


1. Profil PT. DOORI LESTARI GARMENT
PT. DOORI LESTARI GARMENT, adalah Perusahaan tersebut bergerak di bidang garment
(pakaian wanita dan pria. Lokasi di Jl. Intan 1, No. 1, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur,
Kab. Bogor (163400). Pemegang saham perusahaan berasal dari Korea, dengan jumlah karyawan
sebanyak 1500 buruh pabrik. Selama pandemic covid-19, system kerja karyawan diatur per shift.
Pendapatan selama pandemic covid-19 mengalami penurunan, tetapi perusahaan tetap bisa
memberikan gaji dan fasilitas kesehatan kepada seluruh karyawannya.

Gambar 1. Profil PT. DOORI LESTARI GARMENT Gambar 2. Kunjungan Tim Peneliti UHAMKA Ke
PT. DOORI LESTARI GARMENT, Bp. Paryono

2. Profil Tenaga Kerja PT. DOORI LESTARI GARMENT


Tabel 1. Klasifikasi Menurut Jabatan, Pendidikan, Usia dan Jenis Kelamin
Menurut Total
Jenis K
Menurut Pendidikan Menurut Usia
Kela a
min r
N
Jabatan y
o
a
SD MI SMP SMA SMK 35 35-50 51-59 L P w
a
n

1 Karyawan - - 15 - 15 15 15
2 Karyawan 15 15 2 13 15
3 Karyawan 2 2 2 2
4 Karyawan 2 2 2 2
5 Karyawan 16 16 16 16
Jumlah 2 2 16 15 15 50 0 0 2 48 50

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


21

4.2. Temuan Penelitian


Kota-kota di dunia menjadi begitu lengang ketika pandemi Covid-19 terjadi. Berbagai
negara mulai mengkarantina wilayahnya dan menganjurkan agar warganya tidak beraktivitas
keluar rumah demi mencegah meluasnya wabah ini. Aktivitas ekonomi turun sangat drastis.
Kelompok masyarakat yang paling terpukul oleh krisis ini adalah buruh pabrik, pemilik warung,
UMKM, biro perjalanan, dan sebagainya. Mereka yang selama ini mengandalkan pendapatan
harian, benar-benar menjadi kesulitan ketika tidak lagi banyak orang yang menjadi konsumen atau
menggunakan jasanya. Mereka masih harus bekerja keluar rumah karena itu satu-satunya cara agar
mereka tetap mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan pokok. Beberapa pekerja, walaupun
tidak memperoleh pendapatan akan tetapi masih memiliki tabungan, sehingga masih dapat
menopangkan kehidupan sehari-hari pada tabungan itu. Sementara yang lain, karena tidak
memiliki tabungan yang mencukupi, memaksanya harus berhutang.
Semua responden pekerja buruh pabrik yang kami wawancara, omset pendapatan hingga
penghasilan hariannya turun drastis. Akhir dari pandemi Covid-19 yang masih belum menentu,
membawa mereka pada kecemasan yang mendalam tentang kehidupannya ke depan. Peran
pemerintah pada konteks ini menjadi begitu penting untuk melindungi warga negara terlemahnya
ini agar tetap dapat hidup layak. Berbagai program kebijakan sosial telah pemerintah keluarkan,
tetapi permasalahan mendasarnya adalah tentang masalah cakupan penerima program, komunikasi
kebijakan di sendi-sendi pemerintahan, dan penerapan program agar tepat sasaran.

4.2.1. Dampak Sosial Kehidupan Buruh/Karyawan di Lingkungan Kerja dan Lingkungan


Masyarakat
Akibat virus covid-19 yang mempunyai tingkat persebaran sangat tinggi telah menciptakan
perubahan luar biasa pada bangunan suprastruktur kehidupan buruh/karyawan pabrik
dilingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat. Kehidupan buruh/karyawan tidak bisa
beraktivitas seperti sedia kala, pembatasan aktivitas sosial dan fisik adalah langkah yang diyakini
dapat memutus mata rantai persebaran virus covid-19. Kesadaran buruh/karyawan pabrik memang
sangat baik sebagai langkah preventif pencegahan penyebaran virus covid-19, namun di sisi lain
justru menimbulkan bahaya laten mengenai kehidupan sosial yaitu dengan
meningkatnya distrust di antara mereka.
Distrust atau zero trust society adalah suatu kondisi di mana masyarakat saling tidak
percaya. Distrust society tercermin dalam rasa tidak percaya antar individu yang didasari atas
kecurigaan dan ketakutan yang tinggi akan tertular virus dari orang lain. Selain itu, distrust juga
dipicu oleh maraknya berita hoaks yang berujung pada stigma negatif terhadap pasien positif
COVID-19, tenaga medis, atau bahkan individu lain yang sebenarnya hanya mengidap penyakit
ringan. Selain itu, distrust juga ditunjukkan pada tingkah masyarakat yang saling bersaing dalam
memenuhi kebutuhan, seperti fenomena panic buying di Indonesia yang berujung pada kelangkaan
barang. Hal ini didasari atas tingginya rasa takut dan kecemasan masyarakat. Fenomena tersebut
sejalan dengan teori manajemen teror yang menjelaskan bahwa ketakutan akan kematian yang
tidak pasti datangnya membuat manusia melakukan berbagai hal untuk mempertahankan
kehidupannya (Greenberg, dkk, 1986). Hal ini dapat dilihat pada tabel 2, berdasarkan hasil
angket/kuesioner bahwa pandemi membuat solidaritas menurun dan ego sentris meningkat, semua
dilakukan atas dalih proteksi diri.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


22

Tabel 2. Dampak Social Kehidupan Buruh/Karyawan Di Masa Pandemic Covid-19.

Corrected
Item-
Scale Mean if Scale Variance Total Cronbach's Alpha
Item if Item Correlat if Item
Uraian Deleted Deleted ion Deleted

Saya memiliki konflik/masalah dengan


perusahaan ketika bekerja selama pandemi 43.3800 47.506 .408 .543
COVID-19
Saya memiliki konflik/masalah dengan teman,
keluarga dan tetangga ketika bekerja selama 43.0800 48.565 .286 .562
pandemi COVID-19.
Sebagai Karyawan Pabrik, selama pandemi
covid-19, saya memiliki masalah keuangan guna 41.4000 48.245 .487 .541
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Selama pandemic covid-19, Saya mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok 41.2200 49.400 .393 .553
rumahtangga.
Selama pandemic covid-19, harga kebutuhan
41.3000 46.173 .464 .532
pokok meningkat
Saya merasa khawatir dengan maraknya berita
meningkatnya kriminalitas selama pandemi 40.9800 58.347 -.283 .633
COVID-19
Saya merasa aman ketika bekerja selama
42.1400 50.531 .039 .626
pandemi COVID-19

Saya merasa tidak aman di jalan ketika pergi


41.7800 45.032 .521 .520
atau pulang bekerja selama pandemi COVID-19
Pekerja yang kehilangan pekerjaan memiliki
akses terhadap langkah-langkah promosi
42.8200 57.049 -.181 .661
pekerjaan, termasuk layanan untuk
mendapatkan pekerjaan dan pelatihan.

Perusahaan melakukan dialog sosial dalam


mengambil langkah kebijakan sebagai komitmen
40.7400 50.931 .153 .585
pengusaha dan pekerja dalam menghadapi
pandemic covid 19
Program Kartu Prakerja yaitu difokuskan pada
pekerja yang terkena PHK di sektor informal dan 43.3400 50.474 .115 .596
UMK akibat Covid-19.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


23

Perusahaan melakukan dialog sosial kepada


para pekerja guna memberikan informasi
mengenai perlindungan diri dan untuk 40.4600 50.988 .267 .569
berkontribusi pada pengendalian penyebaran
covid-19.
Pemerintah terutama pengawas ketenagakerjaan
harus menindak tegas pelanggaran yang
dilakukan oleh perusahanan apabila
42.5200 39.806 .685 .467
perlindungan bagi kaum buruh dalam masa
pandemi ini tidak terpenuhi sesuai UU
Ketenagakerjaan di Indonesia
Perusahaan memberikan hak sebagaimana
mestinya kepada buruh yang bekerja dari rumah 43.2400 48.839 .213 .576
akibat dampak covid-19
Konvensi Perlindungan Upah, 1949 (No. 95)
akibat dampak covid-19 diberikan kepada
43.8400 51.607 .244 .573
karyawan yang terkena PHK dibayar secara
teratur
Sumber: Olah data Peneliti, 2020

4.2.2. Dampak Ekonomi Kondisi Kehidupan Buruh/Karyawan Pabrik dalam Menghadapi


Penurunan Pendapatan akibat Pandemi Covid-19.
Kondisi kehidupan buruh/karyawan pabrik yang semakin sulit selama masa pandemi Covid-
19, tergambarkan pada table 3, temuan penelitian berdasarkan hasil wawancara 5 buruh/karyawan
pabrik sebagai berikut:
Tabel 3. Masalah dan Adaptasi Buruh/Karyawan Selama Masa Pandemi Covid-19

Responden Masalah Yang Muncul Akibat Pandemi Adaptasi Buruh/Karyawan


Covid-19 terdapat Situasi Tersebut
Responden-1 Harga Bahan Baku Produksi yang Hal ini berdampak pada
melambung tinggi selama pandemic covid- pengurangan jam kerja
19, sehingga mengakibatkan kuantitas dan buruh/karyawan pabrik,
kualitas pada jumlah produksi sehingga jumlah pendapatan
harian menurun.
Responden-2 Adanya penurunan biaya operasional kerja Hal ini berdampak pada
yang dikarenakan adanya penghematan pengurangan tenaga kerja
seperti adanya penggunaan teknologi baru
yang dapat menurunkan biaya.
Responden-3 Produktifitas tenaga kerja. Regulasi Akibat regulasi perusahaan
Perusahaan selama pandemic covid-19 akan kebutuhan tenaga kerja
membutuhkan tenaga kerja yang terampil yang terampil, banyak
buruh/karyawan pabrik yang
terkena PHK

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


24

Responden-4 Model Kerja Perusahan mempengaruhi Buruh/karyawan pabrik


kebijakan upah kerja selama pandemic menerima dan mengatur
covid-19 pengeluaran kehidupan
sehari-hari
Responden-5 Fasilitas Kesejahteraan Buruh/Karyawan Perusahaan telah
Pabrik memberikan fasilitas
kesejahteraan selama
pandemic sesuai dengan
kondisi perusahaan.

PEMBAHASAN HASIL TEMUAN PENELITIAN


Didalam perusahaan tekstil terdapat dua komponen utama yaitu pengusaha dan buruh/
karyawan. Didalam pekerjaan pasti muncul suatu hubungan industrial dengan ciri tertentu. Setiap
perusahaan memiliki hubungan industrial yang berbeda-beda dengan perusahaan lainnya,
misalkan di perusahaan badan pemerintahan dengan perusahaan swasta. Ada buruh yang merasa
dirugikan dengan tidak mendapatkan hak sepenuhnya dari perjanjian kerja awal, ada juga buruh
di perusahaan lain yang merasa kesejahteraannya sudah memuaskan. Pada dasarnya hubungan
kerja merupakan hubungan yang mengatur atau memuat hak dan kewajiban antara buruh dan
pengusaha. Sejalan dengan prinsip kemitraan, besaran hak dan kewajiban ini harus seimbang.
Hubungan kerja yang seimbang akan membuahkan lingkungan kerja yang harmonis, kondusif, dan
dinamis. Kalau hubungan kerja di suatu perusahaan sudah tidak seimbang, maka secara perlahan
akan membuat kebangkrutan pada perusahaan itu sendiri. Kebangkrutan ini bisa diakibatkan dari
turn over buruh yang tinggi, buruh yang produktivitasnya makin menurun, dan sebagainya.
Perusahaan PT. DOORI LESTARI GARMENT, telah mampu menciptakan suasana kerja
yang “menyenangkan‟. Maksud „menyenangkan‟ disini sudah tercipta lingkungan kerja yang
harmonis, kondusif, dan dinamis. Baik hubungan antara pimpinan dengan bawahan maupun
sesama rekan kerja buruh. Buruh pelaksana di perusahaan ini mengakui mereka betah bekerja
disini, karyawan-karyawan memiliki masa kerja yang cukup lama, mulai dari 5 tahun sampai diatas
25 tahun. Seluruh informan buruh mengatakan semua yang dicantumkan dalam perjanjian kerja
awal mereka sudah sesuai dengan penerapan setelah mereka bekerja. Kebijakan-kebijakan
perusahaan terhadap buruh juga sudah di implementasikan dengan baik.
Buruh/ karyawan di sini terdapat dua macam yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak.
Di dalam perusahaan buruh/ karyawan memiliki peran untuk melaksanakan kewajibannya dengan
baik. Kewajiban buruh meliputi; (1) Melakukan pekerjaan, (2) Mentaati peraturan pengusaha, (3)
Meningkatkan produktivitas kerja, (4) Membayar ganti rugi/ denda. Hal utama yang dilakukan
buruh adalah melakukan pekerjaan dan setiap bidang pekerjaan sudah ada Job desk, SOP, dan IK.
Perusahaan PT. DOORI LESTARI GARMENT memiliki upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan buruh/ karyawannya. Pengupahan atau penggajian di sini sudah layak dan sesuai
dengan ketentuan minimal pemerintah. Sesuai dengan pasal 88 ayat (1) Undang-Undang
Ketenagakerjaan nomor 13 Tahun 2003, “Bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan
yang memenuhi penghidupan layak bagi kemanusiaan”. Layak disini berarti gaji dari karyawan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup secara wajar. Semua karyawan baik yang berstatus tetap
maupun kontrak menerima gaji dengan periode bulanan. Gaji bisa diambil setiap tanggal satu di
Atm masing-masing. Tidak ada yang menerima gaji harian maupun borongan pada karyawan
training maupun supir truck. Selain itu Sritex Group sudah mendaftarkan karyawannya kedalam
program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. BPJS merupakan Badan Usaha Milik

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


25

Negara yang ditugaskan khusus untuk menyelenggarakan jaminan sosial di indonesia menurut
Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 dan Undangundang nomor 24 tahun 2011. Pada periode
2016 ini PT. PT. DOORI LESTARI GARMENT telah mendaftarkan 50% karyawannya baik tetap
maupun kontrak ke BPJS Ketenagakerjaan dan baru 50% juga untuk BPJS Kesehatan. Ini masih
memakan waktu untuk proses penyelesaian. Kenapa baru 50% karyawan yang didaftarkan ke BPJS
Kesehatan karena sebagian karyawan yang lain itu telah terdaftar dalam jamkesmas, jamkesda,
KIS, dan sebagainya. Untuk itu masih diperlukan waktu bagi pihak personalia melakukan
pendataan. Dalam BPJS Ketenagakerjaan sendiri memiliki manfaat yang berbeda-beda sesuai
programnya.
Terakhir adalah fasilitas kesejahteraan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
buruh adalah pemberian fasilitas kerja yang menyenangkan. Dalam Undan-undang
Ketenagakerjaan dijelaskan pengusaha diwajibkan untuk menyediakan fasilitas kesejahteraan.
Penyediaan fasilitas kesejahteraan dimaksud, dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan
buruh/ karyawan dan kemampuan perusahaan. Pelaksanaan pemberian fasilitas kesejahteraan ini
dituangkan dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Dengan demikian pemberi
fasilitas kesejahteraan ini sudah merupakan kewajiban normatif. Untuk mengkaji pembahasan ini
peneliti menggunakan beberapa teori diantaranya; (1) Teori Peran Buruh, (2) Teori Eksploitasi,
dan (3) Teori pertukaran. Teori ini dipakai untuk menganalisis kewajiban dan hak buruh dalam
hubungan industrial perusahaan PT. PT. DOORI LESTARI GARMENT. Buruh merupakan tenaga
kerja operasional yang posisinya paling bawah dalam hirearkis perusahaan. Peran buruh
berhubungan langsung dengan kondisi tempat kerja, perintah atasan, kesehatan keselamatan kerja,
upah, jaminan sosial, status pekerjaan, waktu kerja, beban kerja, dan sebagainya. Peran buruh
terbentuk oleh hubungan sosial yang berlangsung di tempat kerja. Teknologi merupakan faktor
penting yang membentuk pola hubungan antara buruh dengan pengelola perusahaan. Teknologi
industri, ditandai dengan pembagian tugas yang baik dan mekanisasi. Dalam sistem ini buruh
diberi tugas secara rutin dalam produksi. Sistem produksi menuntut buruh memasuki jenis
hubungan sosial tertentu dengan atasan dan sesama buruh. Di perusahaan ini seluruh informan
buruh mengakui di dalam lingkungan kerjanya sudah terbangun hubungan sosial yang harmonis,
kondusif, dan dinamis. Baik dengan atasan maupun sesama rekan kerja. Buruh berada di lapisan
bawah yang tidak memiliki wewenang untuk memimpin, tugasnya hanyalah melaksanakan
perintah. Hubungan buruh dengan atasan hanya sebatas menerima perintah, menanyakan kejelasan
perintah itu, dan memberikan informasi tentang pekerjaan. Pengaruh teknologi terhadap peran
buruh di tempat kerja ditujukan untuk meningkatkan produktivitas. Posisi buruh di tempat kerja
terkonsentrasi pada pelayanan teknologi produksi. Braverman (1974) memandang mesin
merupakan alat kontrol terhadap pekerja. Mesin modern tercipta ketika peralatan atau pekerjaan
diatur gerakannya oleh struktur mesin itu sendiri. Ketrampilan ditujukan untuk melayani mesin itu
sendiri (pekerja di kontrol oleh mesin). Sehingga manajemen lebih mudah mengontrol mesin
daripada tenaga kerja (Wijaya, 2012: 89) [12]. Buruh/ karyawan perusahaan mengakui
produktivitas kerja yang mereka lakukan telah sebanding dengan hak-hak yang mereka terima. Ini
terbukti dari masa kerja karyawan yang lama, turnover perusahaan rendah, dan tidak pernah ada
perselisihan antar kedua belah pihak. Perusahaan juga meminimalisir tindakan eksploitatif
terhadap karyawannya. Tidak ada kasus eksploitasi terhadap buruh/ karyawan tetap. Eksploitasi
didefinisikan sebagai tindakan menggunakan sumber daya atau tindakan memperlakukan orang
secara tidak adil dalam rangka memperoleh manfaat dari usaha atau kerja mereka. Eksploitasi
adalah bagian penting dari ekonomi kapitalis. Ekploitasi pengusaha terhadap buruh tidak
ditampakkan dengan “paksaan‟, Tetapi lebih mengarah ke praktik nilai surplus yang secara

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


26

sederhana lebih menguntungkan pengusaha. Disini buruh sangat membutuhkan gaji yang
diberikan pengusaha. Karyawan mau atau tidak mau harus menuruti syaratsyarat yang ditawarkan
pengusaha mulai dari jumlah target produksi dan syarat kualitas produk yang dihasilkan. Marx
meyakini sang pemilik modal hanya membayar karyawannya lebih sedikit dari nilai keuntungan
yang dia dapat. Sudah jelas kalau keuntungan ini disimpan untuk dirinya sendiri. Nilai surplus
didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai produk ketika dijual dan nilai unsur-unsur yang
dihabiskan dalam pembentukan produksi itu. Pengusaha memajukan perusahaan dengan
menghasilkan keuntungan yang lebih besar agar dapat menumpuk dan menanamkan modal lebih
banyak. Berdasarkan pandangan Marx bahwa tenaga kerja adalah sumber nilai, para kapitalis
terdorong untuk memperhebat eksploitasi kaum proletariat sehingga menimbulkan konflik kelas
(Ritzer, 2012: 102) [13].
Untuk menghindari konflik antar perusahaan dan buruh/karyawan pabrik selama masa
pandemic covid-19 yang harus dilakukan adalah:
A. Langkah Stakeholders dalam Memetakan Kemajemukan Pekerja Buruh/Karyawan
Pabrik
Sebagai respon terhadap penurunan ekonomi pekerja buruh pabrik, pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan tanggap Covid-19 yang secara khusus menyasar kelompok miskin yang
rentan secara ekonomi. Perluasan kebijakan sosial tersebut baru dicanangkan ketika kondisi
ekonomi masyarakat bawah sudah diambang keterpurukan, yaitu pada awal April 2020 melalui
Surat Edaran dari Kemendes PDT Nomor 1261/PRI.00/IV/2020 melalui mekanisme distribusi
bantuan yang menggunakan anggaran dana desa. Dampak secara ekonomi yang dialami
masyarakat sebenarnya sudah mulai terjadi pada pertengahan bulan Maret 2020 ketika muncul
himbauan untuk social distancing dan work from home (WfH). Akibat keterlambatan respon
kebijakan pemerintah tersebut, para pekerja rentan semakin terdesak kondisi ekonominya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari hasil borang wawancara secara on-line dan
kuesioner menggunakan google form, maka peneliti melakukan rapid appraisal-based policy
analysis kepada 10 buruh pabrik dengan latar belakang pekerjaan status sosial, pendidikan dan
jenis gender yang beragam serta penyebaran angket mengenai permasalahan dampak pandemi
covid-19 terhadap sosial ekonomi pada sektor industri kepada 30 buruh pabrik dan staff karyawan.
Tujuan rapid appraisal-based policy analysis untuk memberikan rekomendasi desain
implementasi kebijakan yang menjadi regulasi perusahaan selama pandemic covid-19. Untuk
menyusun argumen tersebut policy analysis ini akan menjawab rumusan pertanyaan sebagai
berikut: (1) Bagaimana pemetaan kondisi buruh pabrik sebagai kelompok rentan dalam
menghadapi penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19; (2) Sejauh mana pemerintah dan
perusahaan merumuskan desain kebijakan untuk menangani dampak Covid-19?; (3) Bagaimana
stakeholder melakukan komunikasi kebijakan untuk mensosialisasikan akses jaring pengaman
sosial baik di tempat mereka bekerja?; (4) Bagaimana perlindungan upah jika terjadi
kebangkrutan/ PHK ?; (5) Apa yang menjadi hak dan tanggung jawab pekerja selama wabah
pandemic covid-19?
Langkah-langkah manajemen perusahaan dan Pemerintah yang harus dilakukan agar tidak
terjadinya dampak social dan ekonomi terhadap kehidupan buruh/karyawan pabrik PT. DOORI
LESTARI GARMENT sebagai berikut:
1. Peran dialog sosial dalam menangani pandemi COVID-19 kepada karyawan pabrik di
PT. DOORI LESTARI GARMENT, dengan cara:
a) Iklim kepercayaan, yang dibangun melalui dialog sosial dan tripartisme, akan sangat penting
dalam menerapkan langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi wabah COVID-19 dan

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


27

dampaknya. Penguatan rasa hormat dan ketergantungan pada mekanisme dialog sosial
menciptakan dasar yang kuat untuk membangun ketahanan dan komitmen pengusaha dan
pekerja terhadap langkah kebijakan yang menyakitkan tetapi perlu. Ini khususnya penting
selama masa ketegangan sosial yang memuncak.
b) Rekomendasi Ketenagakerjaan dan Pekerjaan yang Layak untuk Kedamaian dan Ketahanan,
2017 (No. 205) menekankan, khususnya, pentingnya dialog sosial dalam menanggapi situasi
krisis dan peran penting organisasi pengusaha dan pekerja dalam menanggapi krisis. Secara
khusus, Rekomendasi ini menggarisbawahi peran kunci dari konsultasi dan mendorong
partisipasi aktif organisasi pengusaha dan pekerja dalam perencanaan, penerapan dan
pemantauan langkah-langkah untuk pemulihan ketahanan. Rekomendasi ini menyerukan
kepada negara-negara Anggota agar mengakui peran penting organisasi pengusaha dan
pekerja dalam menanggapi krisis, dengan mempertimbangkan Konvensi Kebebasan
Berserikat dan Konvensi Perlindungan atas Hak untuk Berorganisasi, 1948 (No. 87), dan
Konvensi Hak untuk Berorganisasi dan Berunding Bersama, 1949 (No. 98).
c) Dialog sosial di tingkat perusahaan sangat penting, mengingat para pekerja perlu terus diberi
informasi, dikonsultasikan dan tetap menjaga kewaspadaan baik terhadap dampak pada
syarat dan ketentuan kerja mereka sendiri maupun mengenai langkah-langkah yang dapat
mereka ambil untuk perlindungan diri dan untuk berkontribusi pada pengendalian.
2. Disain Kebijakan Sosial dari Pemerintah kepada Karyawan Pabrik
Dalam penanganan dampak sosial ekonomi pandemi Covid-19, sebagian besar kebijakan
yang dilakukan adalah kebijakan sosial yang telah ada kemudian diperluas. Itu dapat terlihat dari
perluasan penerima dalam program Kartu Prakerja, PKH, dan Kartu Sembako. Beberapa terobosan
baru yang dilakukan oleh pemerintah adalah penggratisan tarif listrik bagi pelanggan golongan
450 VA dan diskon tarif sebesar 50% untuk pelanggan golongan 900 VA serta program alokasi
dana desa untuk bantuan sosial dalam menangani Covid-19. Regulasi secara formal dan
keterbukaan informasi implementasi pada publik dibutuhkan pemerintah dapat
mengimplementasikan sesuai dengan prosedur yang telah disusun.
3. Komunikasi Kebijakan dalam Penanganan Pandemi Covid-19
a) Perusahaan melakukan upaya semaksimal mungkin melindungi buruh/karyawan dari penularan
Covid-19 dengan memberikan APD (Alat Pelindung Diri) kepada buruh/karyawan pabrik
selama bekerja sesuai dengan protocol kesehatan. Pemerintah harus menjamin pelaksanaan
protokol kesehatan secara ketat di perusahaan untuk melindungi buruh/karyawan. Misalnya,
menjamin ketersediaan alat pelindung diri, hand sanitizer, manajemen physical distancing,
perbaikan gizi, vitamin, serta memberikan insentif tambahan. Jika perusahaan mengabaikan
keselamatan buruh/pabrik maka Pemerintah harus mengambil langkah tegas kepada perusahaan
tersebut selama krisis pandemic covid-19.
b) Perusahaan melakukan upaya semaksimal mungkin dari penularan covid-19, dengan
mengurangi proses produksi dan tidak mengurangi hak buruh. Jika perusahaan tetap beroperasi
seperti biasa tanpa ada perlindungan yang memadai untuk buruh/karyawan, maka perusahaan
tersebut melakukan lockdown pabrik.
c) Selama masa pandemic covid-19, perusahaan berusaha untuk tidak adanya PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja). Jika hal ini terjadi, perusahaan harus memenuhi hak buruh/karyawan yang
terkena PHK.
d) Harus ada komunikasi kebijakan kesepakatan antara perusahaan dan buruh/karyawan pabrik
apabila terdapat perubahan dan waktu pembayaran upah selama masa pandemic covid-19.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


28

e) Pemerintah perlu menerbitkan insentif bagi buruh harian, berpenghasilan rendah, dan korban
PHK. Bentuknya antara lain pembebasan tagihan listrik, gas, air bersih, iuran JKN dan BPJS
Ketenagakerjaan, relaksasi kredit KPR, dan kredit kendaraan.
4. Guncangan (Shock) yang Terjadi Akibat COVID-19 Tidak Hanya Dari Sisi Konsumsi
(Demand) Tetapi Juga Produksi (Supply)
a) Praktik social distancing membuat shock pada sisi produksi (supply) yang terlihat dari
penutupan pabrik dan kegiatan produksi. PHK tidak terelakan dan akan menurunkan daya beli
masyarakat, akibatnya konsumsi barang menurun.
b) Jika shock berasal dari sisi konsumsi (demand) maka praktik social distancing membuat
keleluasaan untuk mengonsumsi barang akan menurun yang berimplikasi pada menurunnya
permintaan barang tersebut. Akibatnya, perusahaan tidak mendapatkan pendapatan yang
maksimal dan cenderung menurun. Akibatnya, perusahaan menurunkan biaya produksinya dan
gelombg PHK terjadi.

KESIMPULAN
Kesejahteraan sosial merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup buruh.
Perusahaan PT. DOORI LESTARI GARMENT mewujudkannya dalam bentuk pemberian upah,
jaminan sosial, dan fasilitas kesejahteraan yang baik. Perusahaan ini merupakan salah satu dari
banyaknya pabrik yang menyerap banyak tenaga kerja di wilayah Tangerang. Produktivitas buruh/
karyawan yang meningkat juga harus dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan sosial
perusahaan.
1. Peran Buruh dalam Perusahaan
Buruh memiliki peran di dalam perusahaan untuk melaksanakan kewajiban dan mendapatkan
haknya dari pengusaha. Hak utama tersebut meliputi upah, jaminan sosial, dan fasilitas
kesejahteraan. Dalam melakukan kewajiban kerja buruh tetap dan kontrak di PT. DOORI
LESTARI GARMENT telah melakukanya dengan baik. Baik dalam melakukan pekerjaan,
mentaati peraturan pengusaha, dan peningkatan produktivitas. Hak yang diberikan pengusaha
kepada buruh juga sudah terpenuhi dengan layak. Peran buruh berhubungan langsung dengan
kondisi tempat kerja, perintah atasan, kesehatan keselamatan kerja, upah, jaminan sosial, status
pekerjaan, waktu kerja, beban kerja, dan sebagainya. Peran buruh terbentuk oleh hubungan
sosial yang berlangsung di tempat kerja mereka. Buruh di PT. DOORI LESTARI GARMENT
juga diberikan ketrampilan kerja pada setiap bidangnya, ini diberikan pada waktu training dan
retraining. Meskipun buruh memiliki posisi yang terendah dalam hirearkis perusahaan tetapi
suara mereka tetap penting untuk membuat kebijakan perusahaan. Suara mereka dibutuhkan
pada saat briefing dan rapat departement. Buruh juga diperbolehkan untuk ikut serta dalam
organisasi serikat pekerja tingkat perusahaan. Setiap buruh tetap dan kontrak akan dihargai
sesuai dengan kinerja mereka masing-masing. Saat produktivitas buruh tersebut baik maka ia
akan mendapatkan premi produksi, premi penilaian, premi hadir, dan lainnya. PT. DOORI
LESTARI GARMENT juga memberikan penghargaan secara simbolik kepada karyawan
karyawan yang berprestasi.
2. Pengupahan Buruh Upah, yang diberikan perusahaan kepada buruh dilakukan setiap sebulan
sekali. Upah buruh perbulan ini bernilai diatas UMK Provinsi Jawa Barat. Perlindungan upah
juga diberikan kepada buruh saat mereka berhalangan melakukan pekerjaan (dengan beberapa
persyaratan yang telah disetujui). Kebijakan pengupahan juga telah terstruktur dengan baik dan
perusahaan juga memberikan berbagai tunjangan kepada karyawannya seperti tunjangan hari
raya, tunjangan jabatan, tunjangan lembur, premi produksi, premi penilaian, dan premi hadir.

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


29

Pengupahan yang dilakukan ini juga sesuai dengan produktivitas kerja tiap buruh/karyawan,
jika buruh/karyawan tersebut lebih kompeten daripada buruh/karyawan yang lain maka akan
mendapatkan nominal upah yang lebih. Upah buruh/karyawan merupakan sumber penghidupan
utama bagi buruh dan keluarganya. Pemberian upah ini sudah dirasa layak oleh buruh karena
dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara wajar.
3. Jaminan Sosial Buruh/ Karyawan Perusahaan, memberikan perlindungan kepada buruh/
karyawannya dengan dua program yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Program
BPJS Ketenagakerjaan yang diselenggarakan adalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, dan jaminan pensiun. Sedangkan program dari BPJS Kesehatan adalah jaminan kesehatan
nasional. Jaminan sosial ini berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk
mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme
asuransi sosial. Perusahaan juga mengupayakan untuk mendaftarkan seluruh karyawan
secepatnya. Untuk pembayaran iuran BPJS perusahaan membayar nilai yang lebih besar
daripada buruh. Buruh menerima potongan kecil untuk iuran program BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan tapi ini sangat sebanding dengan manfaat perlindungan yang mereka
terima
4. Fasilitas Kesejahteraan Buruh/ Karyawan PT. DOORI LESTARI GARMENT, memiliki
berbagai fasilitas untuk upaya peningkatan kesejahteraan buruh/ karyawan. Pemberian fasilitas
ini sudah diakui karyawan cukup menyenangkan. Perwujudan fasilitas tersebut berupa jatah
makan di kantin, tempat beribadah (mushola dan masjid), sarana olahraga senam, perawatan
kesehatan di poliklinik, kendaraan untuk antar jemput karyawan, pemberian pakaian seragam,
perlengkapan keselamatan kesehatan kerja, koperasi simpan pinjam karyawan, dan sarana
rekreasi satu departement. Secara keseluruhan buruh sudah menilai baik atas fasilitas yang
diberikan perusahaan, ini membuat mereka semakin betah di dalam lingkungan kerja.

Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6
1 Identitas dan sintesis faktor sukses model teaching
factory, melalui Literatur Review, dan Expert Judgement
2 Validasi data Berdasarkan Pakar
3 Pengumpulan data responden dan Pengolahan Data
Empiris
4 Pembuatan model sistem berdasarkan root definitions
(conceptual modeling), untuk setiap definisi dibuatkan
sebuah diagram model dalam bentuk diagram rich
picture.
5 Membandingkan model dengan situasi sesungguhnya
(comparison of models and real world)
6 Melakukan perubahan/penyesuaian (changes)
7 Melakukan perbaikan/solusi untuk sistem yang
direkomendasikan (action to improve the problem
situation),
8 Pembuatan Laporan

Catatan ;( informasi tambahan untuk menjelaskan kegiatan)

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


30

Penggambaran situasi permasalahan kedalam diagram rich picture dilakukan untuk memberikan
gambaran situasi nyata permasalahan yang terjadi.

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya
pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis
dengan menggunakan APA Style

DAFTAR PUSTAKA
[1] Muhammad Zuhdan. (2014). Perjuangan Gerakan Buruh Tidak Sekedar Upah Melacak
Perkembangan Isu Gerakan Buruh di Indonesia Pasca Reformasi. Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Volume 17, Nomor 3, Maret 2014 (272-290) ISSN 1410-4946
[2] Djazifah, Nur. (2012). Proses Perubahan Sosial Di Masyarakat. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta.
[3] Wulansari, Dewi. (2009). Sosiologi Konsep Dan Teori. Bandung: PT Refika Aditama.
[4] Isna Fitria Agustina Ricka Octaviani. Analisis Dampak Sosial Dan Ekonomi Kebijakan
Pengembangan Kawasan Mix Use Di Kecamatan Jabon. JKMP (ISSN. 2338-445X dan E-
ISSN. 2527 9246), Vol. 4, No. 2, September 2016, 117-234
[5] Fardani, Andi. (2012). Dampak Sosial Keberadaan Pt Vale Indonesia Tbk Terhadap
Kehidupan Masyarakat (Studi Kasus Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur).
Universitas Hasanuddin: Jurusan Sosiologi FISIP
[6] Dwi., Rahmat. (2015). Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Penambangan Batubara
Ilegal Di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim.
Jurusan Sosiolagi, Fakultas Sosial Dan Ilmu Politik: Universitas Sriwijaya
[7] Lewenusa, I. (2017). Rekayasa kebutuhan perangkat lunak Pada perusahaan skala kecil dan
menengah dengan pendekatan Soft System Methodology (SSM) – studi kasus PT XYZ.
Computatio: Journal of Computer Science and Information Systems. 1. 49 - 57
[8] Nugroho, H. (2012). Pendekatan Soft System Methodology Untuk Membangun Sebuah
Sistem Informasi Proyek Akhir. Proceedings Konferensi Sistem Informasi. 1441 – 1446
[9] Firdaus, A dan Maarif, M. S. (2015). Aplikasi Soft System Methodology (SSM) Untuk
Perencanaan Terintegrasi Biofuel Dalam sektor pertanian dan sektor energi. Jurnal PASTI 9
(1). 1 – 9
[10] Adenle, Yusuf A, Edwin H.W. Chan, Yi Sun, C.K. Chau,” Exploring the coverage of
environmental-dimension indicators in existing campus sustainability appraisal tools,”
Environmental and Sustainability Indicators., (8), 2020
[11] Sugiyono. (2009). Quantitative, Qualitative, and R&D Research Methods. Bandung:
ALFABETA
[12] Wijaya, Mahendra. (2012). Pengantar Sosiologi Industri. Surakarta: LPP - UNS Press
[13] Ritzer, George. (2012). Teori Sosiologi (Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Mutakhir Teori Sosial Postmodern). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


31

Lampiran
Realisasi Anggaran Penelitian
Bahan Habis
Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Kertas HVS ATK 3 rim Rp. 50.000 150.000
Jilid proposal ATK 3 buah Rp. 100.000 300.000
Reffil Isi Tinta ATK 3 buah Rp. 100.000 300.000
hitam
Reffil Isi Tinta ATK 3 buah Rp. 100.000 300.000
hitam
Bolpoint ATK 3 buah Rp. 40.000 120.000
Flash disk ATK 2 buah Rp. 150.000 300.000
Klip kertas ATK 1 box Rp. 150.000 150.000
Post note ATK 2 buah Rp. 50.000 100.000
Straples besar ATK 2 buah Rp. 150.000 300.000
Isi straples ATK 2 box Rp. 50.000 100.000
Jilid Laporan ATK 5 jilid Rp. 300.000 1.500.000
eksemplar
Sub (Rp) Total 3.920.000
Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Akomodasi 2 kali 500.000 1.000.000
kegitan survey
data ke lokasi
perusahaan di
Wilayah
Jabodetabek
Akomodasi 2 kali 500.000 1.000.000
Pengumpulan dan
analisis data ke
lokasi perusahaan
di Wilayah
Jabodetabek
Sub (Rp) Total 2.000.000
Sewa
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Sewa Printer 2 kali 250.000 500.000
Sewa kendaraan 2 kali 750.000 1.500.000
Sub (Rp) Total 2.000.000
Biaya Publikasi
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pembelian (Rp)
Biaya HAKI 1 500.000 500.000
Biaya Publikasi 1 1.080.000 1.080.000
Jurnal

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


32

Biaya Pembuatan 1 3.500.000 3.500.000


buku
Sub (Rp) Total 5.080.000
Total anggaran 13.000.000
yang diperlukan

Lampiran Format Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas


No Nama / NIDN Instansi Asal Alokasi Waktu Uraian Tugas
Bidang Ilmu (jam/minggu)
1 Dr. Ir. Sintha Universitas 15.00 1. Mengkoordinir Tim
Wahjusaputri, MM Muhammadiyah dalam pelaksanaan
/NIDN: Prof. DR. HAMKA penelitian yang
2108096901 berkaitan dengan
permasalahan
dampak sosial
ekonomi terhadap
sektor industri Padat
Karya di Wilayah
Jabodetabek
2. Mengidentifikasikan
masalah, menganalisis
dampak sosial
ekonomi terhadap
sektor industri Padat
Karya di Wilayah
Jabodetabek
menggunakan Soft
System Methodology
(SSM).
3. Membuat hasil luran
penelitian dalam
bentuk jurnal nasional
Membuat laporan
penelitian
2 Cagia Universitas 1. Membantu ketua Tim
(NIM: Muhammadiyah dalam pelaksanaan
1809037066) Prof. DR. HAMKA penelitian
2. Menyusun pedoman
wawancara
(disesuaikan
pembagian tugas pada
jadwal kegiatan)
3. Melakukan
pengumpulan data
responden dan analisis
data (disesuaikan
pembagian tugas pada
jadwal kegiatan).
4. Membantu menyusun
rancangan dan

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


33

menganalisis temuan
melalui Kajian
literatur, FGD dan
Expert Judgement
bersama ketua Tim.
5. Menyusun laporan
bersama Tim
(disesuaikan dengan
jadwal kegiatan).
3 Jakaria Universitas 1. Membantu ketua Tim
(NIM: Muhammadiyah dalam pelaksanaan
1809037073) Prof. DR. HAMKA penelitian
2. Menyusun pedoman
wawancara
(disesuaikan
pembagian tugas pada
jadwal kegiatan)
3. Melakukan
pengumpulan data
responden dan analisis
data (disesuaikan
pembagian tugas pada
jadwal kegiatan).
4. Membantu menyusun
rancangan dan
menganalisis temuan
melalui Kajian
literatur, FGD dan
Expert Judgement
bersama ketua Tim.
5. Menyusun laporan
bersama Tim
(disesuaikan dengan
jadwal kegiatan).

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id


34

Surat Pernyataan Peneliti

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Anda mungkin juga menyukai