Anda di halaman 1dari 16

TATA TERTIB, JENIS PELANGGARAN

DAN
SANKSI BAGI PESERTA DIDIK
SMP NEGERI 248 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 248 JAKARTA
Jl. Kamal Raya - Cengkareng Timur, Jakarta Barat Telp. (021) 5451352
email : smpn248ssn@gmail.com
Kode Pos : 11730
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang
Maha Esa atas selesainya penyusunan buku Tata Tertib SMP Negeri 248 Jakarta.

Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu
dan berperan serta dalam mewujudkan tersusunnya buku Tata Tertib ini, mulai dari Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staff, Bapak dan Ibu Guru dan Karyawan, Orang Tua dan
Peserta Didik SMPN 248 Jakarta serta semua semoga mendapat balasan karunia-Nya, Aamiin.

Buku Tata Tertib ini semoga dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan renungan
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan peraturan-peraturan di SMP Negeri 248
Jakarta. Buku Tata Tertib ini ditujukan untuk kalangan sendiri (warga sekolah) mulai dari
peserta didik, guru, komite sekolah, orang tua dan stakeholder.

Besar harapan saya agar guru SMP Negeri 248 Jakarta selalu mengembangkan
kompetensinya sebagai guru yang profesional dalam menangani masalah peserta didik. Oleh
karena itu, semoga dengan membaca buku ini semua warga sekolah bertambah wawasan dan
senantiasa menciptakan budaya positif dengan mewujudkan disiplin positif khususnya di SMP
Negeri 248 Jakarta.

Tahun 2023 telah berjalan, tugas-tugas berat menanti kita untuk membimbing para
peserta didik agar menjadi manusia yang 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar
kritis; 6) Kreatif.

Aamiin. Selamat Bekerja! Terima Kasih Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 6 Januari 2023


Plt.Kepala SMP Negeri 248 Jakarta

Budi Purwanti,S.Pd,M.Pd
Nip. 197011281997032002
1. PENDAHULUAN

Buku Tata Tertib SMP Negeri 248 Jakarta merupakan salah satu upaya untuk panduan
melatih kedisiplinan peserta didik. Disiplin peserta didik adalah suatu keadaan di mana
sikap, penampilan, dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di satuan pendidikan (EM Sulastri, 2011).

Dengan adanya budaya tata tertib, siswa SMP Negeri 248 Jakarta diharapkan dapat
memahami tata tertib agar hidup mereka lebih serasi dalam lingkungannya. Oleh karena
itu, Satuan Pendidikan harus menggunakan metode-metode penerapan tata tertib yang
tepat agar siswa SMP Negeri 248 Jakarta dapat mematuhi semua kebijakan tata tertib
yang berlaku di Satuan Pendidikan.

Pelanggaran tata tertib di Satuan Pendidikan sering dilakukan oleh peserta didik. Salah
satu masalah yang terjadi di Satuan Pendidikan adalah kasus pelanggaran peserta didik
mengenai norma, tata krama kehidupan sosial, dan etika moral dalam proses belajar
mengajar di Satuan Pendidikan. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah efek negatif yang
sangat meresahkan masyarakat. Contoh efek negatif yang terjadi adalah kurang hormat
atau kurang sopan terhadap guru dan tenaga kependidikan di Satuan Pendidikan, tidak
disiplin terhadap waktu, perkelahian antar pelajar (tawuran), serta penggunaan obat-
obatan terlarang.

Satuan Pendidikan merupakan institusi penting dalam proses pengembangan moral


peserta didik. Proses belajar mengajar di Satuan Pendidikan dapat meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan akhlak mulia. Hal ini dapat terjadi jika peserta
didik dapat mematuhi tata tertib yang berlaku pada Satuan Pendidikan.

Berdasarkan tata tertib yang berlaku saat ini, keputusan yang harus diambil oleh SMP
Negeri 248 Jakarta memerlukan satu sistem pendukung yang dapat membantu
pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan catatan-catatan yang ada guna membantu
proses kerja yang terkesan lambat dan kurang efektif. Salah satunya yaitu dengan
kehadiran buku panduan tata tertib diSMP Negeri 248 Jakarta yang dapat digunakan untuk
proses pengambilan keputusan.
2. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
denganUU Nomor 35 Tahun 2014
2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP Nomor 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
PP Nomor 4 Tahun 2022
3. Permendiknas Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik
yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
4. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

6. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

7. Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di


LingkunganSatuan Pendidikan
8. Permendikbud Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter

9. Permendikbud Ristek Nomor 50 Tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Satuan


Pendidikan bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 178 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Satuan
Pendidikan
11. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
PendidikanDasar dan Pendidikan Menengah
12. Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
13. Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 56 Tahun 2019 tentang Ekstrakurikuler pada
Satuan Pendidikan
14. Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
15. Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 86 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan dan
Lingkungan Satuan Pendidikan
16. SE Kadisdik Provinsi DKI Jakarta Nomor 97/SE/2019 tentang Tim Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan dan
Lingkungan Satuan Pendidikan
17. SE Kadisdik Provinsi DKI Jakarta Nomor 110/SE/2019 tentang Tata Cara
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Tim Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan dan Lingkungan Satuan
Pendidikan

BAB 1
KEWAJIBAN, HAK, DAN SERAGAM SEKOLAH

Pasal 1

Kewajiban Peserta Didik

1. Memahami tata tertib SMP Negeri 248 Jakarta;

2. Melaksanakan dan menaati tata tertib SMP Negeri 248 Jakarta;

3. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan


keberhasilan pendidikan. Kewajiban ini mencakup sikap hormat, taat kepada Kepala
Satuan Pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik lainnya;
4. Menciptakan lingkungan SMP Negeri 248 Jakarta yang kondusif dan ramah anak.
5. Mematuhi semua kewajiban sesuai dengan tata tertib yang berlaku.
6. Dilarang melakukan aksi demonstrasi (politik praktis), baik di dalam sekolah maupun di
luar sekolah.
7. Menerima semua sanksi apabila melanggar tata tertib yang berlaku.
8. Menerima segala ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah berdasarkan kesepakatan
Dewan Guru, Komite, dan peserta didik.
9. Memahami dan menghayati dimensi Profil Pelajar Pancasila:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
b. Berkebinekaan global
c. Bergotong royong
d. Mandiri
e. Bernalar kritis
f. Kreatif.
Pasal 2

Hak Peserta Didik

1. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya;


2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
3. Menggunakan sarana dan prasarana Satuan Pendidikan untuk kegiatan pembelajaran;
4. Mendapatkan penghargaan apabila memperoleh prestasi dalam bidang akademik atau
nonakademik;
5. Mendapatkan rasa aman dan nyaman di Satuan Pendidikan;
6. Mendapatkan perlakuan adil dari stakeholder di Satuan Pendidikan;
7. Mendapatkan pembinaan secara holistik dan humanistik di Satuan Pendidikan;
8. Mendapatkan hak yang sama untuk mengeluarkan pendapat, ide, kreasi, dan inovasi tanpa
diskriminasi di Satuan Pendidikan;
9. Mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama tanpa membedakan suku, agama,
ras, antargolongan, dan gender.

Pasal 3

Seragam Sekolah

Dasar Hukum
1. Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 178 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Satuan
Pendidikan
2. Permendikbud Ristek Nomor 50 Tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Satuan Pendidikan
bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
3. Pakaian Seragam Nasional adalah pakaian yang dikenakan pada hari belajar oleh peserta
didik di Satuan Pendidikan yang jenis, model, dan warnanya sama berlaku secara
nasional.
4. Pakaian Seragam Pramuka;

Pasal 4

Pakaian Seragam Khas Satuan Pendidikan

1. Pakaian Seragam Khas Satuan Pendidikan Bercirikan Daerah;


2. Pakaian Seragam Khas Satuan Pendidikan Bercirikan Satuan Pendidikan; dan
3. Pakaian Seragam Olahraga.

Pakaian Seragam Khas Satuan Pendidikan Bercirikan Daerah


Pakaian seragam Khas Satuan Pendidikan (Batik)

Pakaian Seragam Olahraga

Pasal 5

Jenis dan Model Pakaian Seragam Satuan Pendidikan


1. Pakaian seragam Satuan Pendidikan untuk peserta didik putra;
2. Pakaian seragam Satuan Pendidikan untuk peserta didik putri; dan
3. Pakaian seragam khas Satuan Pendidikan .
Pasal 6
Penggunaan Seragam Peserta Didik

1. Senin : Pakaian nasional (Putih Biru)


2. Selasa : Pakaian ciri khas Satuan Pendidikan (Batik)
3. Rabu : Pramuka
4. Kamis : Pakaian nasional (Putih Biru)
5. Jumat : Pakaian Daerah

Pasal 7
Atribut Peserta Didik

1. Dasi sesuai dengan jenjang kelas (bintang 1 kelas 7,bintang 2 kelas 8,bintang 3 kelas9)
2. Topi beridentitas nama sekolah SMP Negeri 248 Jakarta
3. Identitas Lokasi dan Kelas (merah kelas 7,kuning kelas 8,hijau kelas 9)
4. Ikat Pinggang dengan kepala berlogo SMP Negeri 248 Jakarta

BAB 2
JENIS-JENIS PELANGGARAN
Pasal 8

1. Pelanggaran Ringan
Pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik yang hanya menyebabkan kerugian pada
dirinya sendiri.

2. Pelanggaran Sedang
Pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik yang kerugiannya dapat dirasakan oleh
diri sendiri dan orang lain.

3. Pelanggaran Berat
Pelanggaran yang mengarah pada tindakan kriminal dan asusila.
Pasal 9
Sanksi Pelanggaran

1. Pelanggaran Ringan

a. Pemberian teguran lisan dan dicatat dalam kartu pembinaan;


b. Pemberian nasihat dan motivasi sesuai dengan jenis pelanggaran;
c. Pemberian tugas sesuai dengan jenis pelanggaran;
d. Penyitaan terhadap barang atau benda yang dilarang untuk dibawa;
e. Apabila pelanggaran ringan terakumulasi sebanyak tiga kali, Satuan Pendidikan
melakukan pemanggilan orang tua dan memberikan surat peringatan 1;
f. Apabila pelanggaran ringan terakumulasi sebanyak enam kali, Satuan Pendidikan
melakukan pemanggilan orang tua dan memberikan surat peringatan 2; setara
dengan pelanggaran sedang;
g. Apabila pelanggaran ringan terakumulasi sebanyak sembilan kali, Satuan Pendidikan
melakukan pemanggilan orang tua dan memberikan surat peringatan 3; setara dengan
pelanggaran berat.

2. Pelanggaran Sedang
a. Pemberian nasihat dan motivasi sesuai dengan pelanggaran;
b. Pemberian teguran tertulis dan pencatatan di dalam buku pembinaan;
c. Penyitaan terhadap barang yang dilarang untuk dibawa;
d. Apabila peserta didik melakukan pelanggaran sedang satu kali, Satuan Pendidikan
melakukan pemanggilan orang tua dan memberikan surat peringatan 1;
e. Apabila pelanggaran sedang terakumulasi sebanyak dua kali, Satuan Pendidikan
melakukan pemanggilan orang tua dan memberikan surat peringatan 2; setara dengan
pelanggaran berat.

3. Pelanggaran Berat
a. Pemanggilan orang tua/wali ke SMP Negeri 248 Jakarta dan menandatangani
surat perjanjian;
b. Dirapatkan dengan melibatkan beberapa pihak terkait;
c. Hasil rapat dapat berupa pembinaan berkelanjutan dengan catatan;
d. Jika proses pembinaan sudah dilakukan secara intensif dan sudah tidak dapat
dipertahankan lagi, keputusan terakhir yang akan dilakukan adalah pembinaan di
sekolah / lembaga formal non formal lain/ dipindahkan ke sekolah lain

BAB 3
KEHADIRAN PADA KBM /JAM BELAJAR PESERTA DIDIK

Pasal 10

1. Hadir di sekolah paling lambat pukul 06.20 WIB.


2. Apabila peserta didik terlambat ,wajib lapor ke guru piket dan setelah di izinkan baru di
perkenankan masuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Peserta didik yang
terlambat lebih dari 10 (sepuluh) menit harus menunggu sampai 1 (satu) jam pelajaran
selesai .
3. Apabila seorang peserta didik tidak hadir wajib memberikan kabar kepada wali kelas dan
di hari pertama masuk sekolah harus membawa surat keterangan yang sah,antara lain:
a. Surat keterangan orang tua/wali karena sakit atau halangan lainnya.
b. Surat keterangan dari dokter karena sakit lebih dari 2 hari.
4. Apabila peserta didik meninggalkan sekolah pada jam pelajaran maka harus mendapat
persetujuan Guru Mata Pelajaran yang sedang mengajar/Guru Piket.
5. Prosentasi ketidakhadiran tidak boleh melebihi 10% dari jumlah hari efektif (untuk alfa)
selama satu tahun.
BAB 4
SEKOLAH RAMAH ANAK
Pasal 11
Maksud dan Tujuan

1. Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan dan


Lingkungan Satuan Pendidikan dimaksudkan untuk :
a. terciptanya kondisi proses pembelajaran dan kehidupan yang aman, nyaman, tertib
dan menyenangkan;
b. terhindarnya semua warga di Satuan Pendidikan dari unsur-unsur dan/atau tindak
kekerasan; dan
c. menumbuhkan kehidupan pergaulan yang harmonis dan kebersamaan antar Peserta
Didik dan/atau antara Peserta Didik dengan Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan
Orang Tua serta Masyarakat baik dalam satu Satuan Pendidikan, antar Satuan
Pendidikan dan Lingkungan Satuan Pendidikan.
2. Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan dan
Lingkungan Satuan Pendidikan bertujuan untuk :
a. melindungi Peserta Didik dari Tindak Kekerasan yang terjadi di Satuan Pendidikan,
Lingkungan Satuan Pendidikan maupun dalam kegiatan sekolah di luar Lingkungan
Satuan Pendidikan;
b. mencegah Peserta Didik melakukan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan,
Lingkungan Satuan Pendidikan maupun dalam kegiatan sekolah di luar Lingkungan
Satuan Pendidikan; dan
c. mengatur mekanisme Pencegahan, Penanggulangan, dan sanksi terhadap Tindak
Kekerasan di Satuan Pendidikan dan Lingkungan Satuan Pendidikan yang
melibatkan Peserta Didik, baik sebagai korban maupun pelaku.

Pasal 12

Pembentukan Tim Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan


di Satuan Pendidikan

1. Tim Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan dibentuk


pada setiap Satuan Pendidikan
2. Susunan keanggotaan Tim Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan
Pendidikan terdiri dari:
a. Kepala Sekolah;
b. Perwakilan Pendidik;
c. Pengawas Sekolah/Penilik;
d. Kepala Satuan Pelaksana Pendidikan Kecamatan;
e. Perwakilan Peserta Didik;
f. Perwakilan Orang Tua/Wali;
g. Profesional yang bergerak dalam Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan;
h. Tokoh masyarakat di Lingkungan Satuan Pendidikan; dan Pakar Pendidikan.
3. Tim Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan dibentuk
dengan Keputusan Kepala Sekolah.
4. Masa tugas Tim Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan
Pendidikan selama 1 (satu) tahun.
5. Tim Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan bertugas
melindungi, mencegah, dan menanggulangi peserta didik dari Tindak Kekerasan yang
terjadi di Satuan Pendidikan, Lingkungan Satuan Pendidikan maupun dalam kegiatan
sekolah di luar Lingkungan Satuan Pendidikan, antara lain :
a. pelecehan, yaitu Tindak Kekerasan secara fisik, psikis dan/atau daring;
b. perundungan, yaitu tindakan mengganggu, mengusik terus menerus dan/atau
menyusahkan;
c. penganiayaan, yaitu tindakan yang sewenang-wenang seperti penyiksaan dan
penindasan;
d. perkelahian, yaitu tindakan dengan disertai adu kata-kata dan/atau adu tenaga;
e. perpeloncoan, yaitu tindakan pengenalan dan penghayatan situasi lingkungan baru
dengan mengendapkan (mengikis) tata pikiran yang dimiliki sebelumnya;
f. tawuran, yaitu perkelahian beramai-ramai atau massal baik yang direncanakan
maupun tidak;
g. pemerasan, yaitu tindakan, perihal, cara dan perbuatan memeras;
h. pencabulan, yaitu tindakan, proses, cara, perbuatan keji dan kotor, tidak senonoh,
melanggar norma kesopanan dan kesusilaan;
i. pemerkosaan, yaitu tindakan, proses, perbuatan, cara menundukkan dengan
kekerasan, memaksa dengan kekerasan, dan/atau menggagahi;
j. Tindak Kekerasan atas dasar diskriminasi terhadap suku, agama, ras, dan/atau
antargolongan (SARA), pengutamaan jenis kelamin tertentu dan akibat
penyakit/stigma, yaitu segala bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau
pemilihan berdasarkan pada SARA, pengutamaan jenis kelamin tertentu dan akibat
penyakit/stigma yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan,
perolehan, atau pelaksanaan atas hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu
kesetaraan;
k. tindakan yang menghasut atau memaksa peserta didik untuk menggunakan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) termasuk minuman keras
dan merokok; dan
l. Tindak Kekerasan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Tindakan Pencegahan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan meliputi:
a. menumbuhkan budi pekerti melalui pembiasaan-pembiasaan:
1) menumbuhkembangkan nilai-nilai moral dan spiritual;
2) menumbuhkembangkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan;
3) mengembangkan interaksi positif antar Peserta Didik dengan Pendidik, Tenaga
Kependidikan, dan Orang Tua;
4) merawat diri dan lingkungan Satuan Pendidikan;
5) mengembangkan potensi diri Peserta Didik secara utuh; dan
6) pelibatan Orang Tua Peserta Didik dan Masyarakat
b. menciptakan lingkungan Satuan Pendidikan yang bebas dari Tindak Kekerasan;
c. membangun Lingkungan Satuan Pendidikan yang aman, nyaman, dan
menyenangkan, serta jauh dari Tindak Kekerasan antara lain dengan melakukan
kegiatan dalam rangka Pencegahan Tindak Kekerasan;
d. wajib menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi Peserta Didik
dalam pelaksanaan pembelajaran di Satuan Pendidikan maupun kegiatan di luar
Satuan Pendidikan;
e. wajib segera melaporkan kepada orangtua/wali termasuk mencari informasi awal
apabila telah ada dugaan/gejala akan terjadinya Tindak Kekerasan yang melibatkan
Peserta Didik sebagai korban maupun pelaku
f. wajib menyusun dan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS)
Pencegahan Tindak Kekerasan;
g. melakukan sosialisasi Prosedur Operasional Standar (POS) dalam upaya
Pencegahan Tindak Kekerasan kepada Peserta Didik, Pendidik, Tenaga
Kependidikan, Orangtua/Wali, Komite Sekolah, dan Masyarakat;
h. menjalin kerja sama antara lembaga psikologi, organisasi keagamaan, dan pakar
pendidikan dalam rangka Pencegahan
i. wajib membentuk tim pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan dengan
keputusan kepala sekolah.
j. wajib memasang papan layanan pengaduan tindak kekerasan pada serambi satuan
pendidikan yang mudah diakses oleh Peserta Didik, Pendidik/Tenaga
Kependidikan,dan Masyarakat yang paling sedikit memuat:
1) laman pengaduan http://sekolahaman.kemdikbud.go.id;
2) layanan pesan singkat ke 0811-976-929;
3) telepon ke 021-5790-3020 atau 021-570-3303
4) faksimil ke 021-5733125
5) email laporkekerasan@kemdikbud.go.id
6) alamat dan nomor telepon layanan pengaduan call center 112 dan hotline
P2TP2A di nomor 08131761762; dan
7) email laporkekerasan@kemdikbud.go.id
8) nomor telepon kantor polisi terdekat
9) nomor telepon Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta 021-39504027,
39504029, 39504042
10) nomor telepon Suku Dinas Pendidikan setempat
11) nomor telepon Satuan Pendidikan
k. Memberikan aspirasi kepada Peserta Didik yang berperan aktif dalam Upaya
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan.
7. Tindakan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan meliputi:
a. wajib memberikan pertolongan terhadap korban Tindak Kekerasan di Satuan
Pendidikan;
b. wajib melaporkan kepada Orang Tua/Wali Peserta Didik setiap Tindak Kekerasan
yang melibatkan Peserta Didik baik sebagai korban maupun pelaku;
c. wajib melakukan identifikasi fakta kejadian Tindak Kekerasan dalam rangka
Penanggulangan Tindak Kekerasan Peserta Didik;
d. menindaklanjuti kasus tersebut secara proporsional sesuai dengan tingkat Tindak
Kekerasan yang dilakukan;
e. berkoordinasi dengan pihak/lembaga terkait dalam rangka penyelesaian Tindak
Kekerasan;
f. wajib menjamin hak Peserta Didik untuk tetap mendapatkan pendidikan;
g. wajib memfasilitasi Peserta Didik, baik sebagai korban maupun pelaku, untuk
mendapatkan hak perlindungan privasi dan perlindungan hukum;
h. wajib memberikan rehabilitasi dan/atau fasilitasi kepada Peserta Didik yang
mengalami Tindak Kekerasan;
i. wajib melaporkan kepada Dinas Pendidikan dan Suku Dinas Pendidikan dengan
segera apabila terjadi tindak kekerasan yang mengakibatkan luka fisik yang cukup
berat/cacat fisik/kematian; dan
j. wajib melaporkan kepada aparat penegak hukum setempat apabila terjadi tindak
kekerasan yang mengakibatkan luka fisik yang cukup berat/cacat fisik/kematian.

Pasal 13

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Tim Satuan Tugas Pencegahan dan


Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan

1. Satuan Pendidikan melaporkan upaya Pencegahan dan Penanggulangan Tindak


Kekerasan kepada Kepala Suku Dinas Pendidikan melalui Kepala Satuan Pelaksana
Pendidikan Kecamatan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali ataupun secara
insidentil.
2. Kepala Suku Dinas Pendidikan melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan yang dilakukan
Satuan Pendidikan secara berkala paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala
Dinas Pendidikan, dan selanjutnya akan dilaporkan kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
3. Format Laporan upaya Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan untuk
Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada romawi III angka 1 tercantum dalam
Lampiran Panduan ini.

BAB 5
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum di atur di dalam tata tertib ini akan di tentukan kemudian dan
tata tertib ini berlaku sejak di tetapkan.
Kami menghimbau agar semua pihak yang terkait untuk memahami dan melaksanakan
tata tertib ini demi memajukan kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 248 Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta
Tanggal : 6 Januari 2023

Ketua MPK Ketua OSIS

Adinda Putri Kinanti Nayla Artha Anjani


Nis. 9403 Nis. 9316

Ketua Komite/Orang tua

Happy Dwi Yuliasita

Mengetahui Plt.Kepala SMP Negeri 248 Jkt


Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1
Kota Administrasi Jakarta Barat

Aroman Budi Purwanti,S.Pd,M.Pd


Nip.196503071994031009 Nip. 197011281997032002.
CATATAN PERILAKU SISWA

SEMESTER : ………………………………………………. KELAS : ……………………….

TANDA TANGAN
TGL CATATAN KEJADIAN KET
GURU ORANG TUA

Jakarta, …………………….
Wali Kelas

………………………………

Anda mungkin juga menyukai