Anda di halaman 1dari 2

Patomekanisme Dispepsia Karena Sekresi Asam Lambung

Asam lambung adalah sejenis cairan dalam sistem


pencernaan yang terdapat dalam lambung dan terdiri dari asam
klorida (HCl), kalium klorida (KCl), dan natrium klorida (NaCl).
Cairan tersebut berperan penting untuk pencernaan protein, dengan
menghidupkan enzim pencernaan yang mengurai protein menjadi
rantai panjang asam amino. Tingkat keasaman (pH) asam lambung
berkisar antara 1,5 hingga 3,5 di dalam lambung.
Asam lambung yang mengalami refluks (mengalir
balik) ke kerongkongan dan menimbulkan gejala khas berupa rasa
panas terbakar di dada (hearthburn), kadang disertai rasa nyeri
serta gejala lain seperti rasa panas dan pahit di lidah, serta
kesulitan menelan sehingga menyebabkan dispepsia.
Peningkatan sensitivitas mukosa lambung
dapat terjadi akibat polai makan yang tidak teratur. Pola makan
yang tidak teratur akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi
dalam pengeluaran sekresi asam lambung. Jika hal ini berlangsung
idalam waktu yang lama, produksi iasam lambung akan berlebihan
sehingga idapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung.
Gangguan sekresi asam lambung dapat
terjadi karena gangguan jalur endokrin melalui poros
hypothalamus – pituitary – adrenal (HPA axis). Pada keadaan ini,
terjadi peningkatan kortisol dari korteks adrenal akibat rangsangan
dari korteks serebri diteruskan ke hipofisis anterior sehingga terjadi
pengeluaran hormon kortikotropin. Peningkatan kortisol ini akan
merangsang produksi asam lambung dan dapat menghambat
Prostaglandin E yang merupakan penghambat enzim adenil siklase
pada sel parietal yang bersifat protektif terhadap mukosa lambung.
Dengan demikian, akan terjadi gangguan keseimbangan antara
peningkatan asam lambung (faktor agresif) dengan penurunan
prostaglandin (faktor defensif) sehingga menimbulkan keluhan
sebagai sindroma dispepsia.

Anda mungkin juga menyukai