Anda di halaman 1dari 2

Kesenian Rakyat sebagai “Pintu Masuk” Gerakan Kolektif

Borobudur
Bagi masyarakat Borobudur, kesenian bukan hanya sekedar tontonan, ia juga merupakan
tuntunan sekaligus ruang inisiasi perubahan yang mampu memantik berbagai gagasan
pergerakan. Hal itulah yang terpotret dari beberapa gerakan pemuda dan pegiat seni di
Kawasan Borobudur. Di Dusun Ngaran Desa Borobudur dan Dusun Sangen Desa Candirejo,
Kesenian Jathilan dimaknai sebagai ruang dan wadah pemersatu masyarakat lintas
generasi. Bagi pemuda desa, Jathilan juga menjadi wadah dan ruang gerak kolektif yang
tidak hanya memantik aksi dan gerak di depan panggung, namun juga memantik kesadaran
dan spiritulitas diri dalam laku hidup sehari-hari.
Jathilan dan Gotong-Royong Membayar Kerinduan
Mewabahnya pandemi membuat beragam tradisi dan gelaran pentas kesenian di
Borobudur absen untuk tampil, hal ini membuat kerinduan kolektif masyarakat turut
mewabah. Rasanya seperti ruang yang hilang, solidaritas dan kebersamaan yang selama ini
terjahit dalam ruang dan wadah kesenian terasa melonggar. Hal kemudian mendorong
inisiatif dari Yusuf Bachtiar (33) dan Muhammad Cahya Wicaksana (21) dua orang pemuda
penggerak wisata dan kesenian di desa untuk menabuh gendering Kembali
membangkitkan kesenian dan merekatkan solidaritas untuk gerakan.
Bersama para pemuda di Dusun Ngaran Desa Borobudur, Yusuf Bachtiar (33), seorang
penggerak desa wisata sepakat untuk melingkar bersama, merencanakan agenda besar
untuk Kembali menghidupkan Jathilan. Kerinduan pada Jathilan, bukan hanya kerinduan
pada tontonan kesenian atau gelaran hiburan, melainkan kerinduan pada bagian diri yang
hilang, kerinduan pada ruang pemersatu desa.

“Kami coba kumpul dan ngobrol, Jathilan itu merupakan pemersatu kami di dusun. Dari
mulai anak-anak sampai pemuda dan orangtua semuanya jadi satu. Jathilan sudah menjadi
bagian dan identitas Dusun Ngaran. Kami merasa harus memulai dan mencoba bangkit lagi
setelah 3 tahun lamanya vakum.…” Ayah satu anak ini menyiratkan kepeduliannya yang
begitu mendalam pada tradisi dan budaya leluhurnya. Ia mencoba menggerakan kembali
teman-teman mudanya untuk mengakhiri puasa Jathilan yang sudah berlangsung selama 3
tahun di Dusun Ngaran. Bagi mereka, Jathilan adalah kebanggan bersama, pemersatu
masyarakat dari segala latar belakang dan usia.

Pak Wahono (..) pegiat Jathilan Turonggo Mudo di Dusun Ngaran, Desa Borobudur juga
mengungkapkan bahwa keberadaan Jathilan sangat penting sebagai pemersatu lintas
generas, lintas agama dan lintas latar belakang. Jathilan juga memiliki fungsi tolak bala,
tidak hanya untuk manfaat penyembuhan, namun juga kerap kali ditanggap untuk
membantu proses pencarian barang/benda yang hilang.
“saiki ngaran ki mung due jathilan, kui mung siji-sijine sing marai ngaran iso kompak. Nek ra
ono jathilan mboh meh jadi ngopo ngaran” Ungkapnya.

Kerinduan kolektif pada Jathilan juga mewabah di Dusun Butuh dan Dusun Sangen Desa
Candirejo. Dua tahun lamanya mereka harus berpuasa menahan rindu akan jathilan.
Kepala Dusun Butuh bercerita bahwa pada bulan januari yang lalu, seorang warga
mengalami kesurupan tiga hari berturut-turut. Setelah ditanya, ternyata dia meminta agar
masyarakat kembali mengadakan jathilan di dusun.

“Jadi mbak, dusun kami ini sudah 2 tahun tidak melangsungkan Jathilan, salah satunya
karena pandemi itu. Januari lalu ada warga kami yang kesurupan, ternyata permintaannya
adalah agar diadakan Jathilan” Ungkap kepala Dusun Butuh, Desa Candirejo

Sementara itu, gerakan para pemuda Sangen turut mewarnai ikhtiar membangkitkan
Kembali Jathilan, Muhammad Cahya Wicaksana (21), seorang penggerak desa sekaligus
pemuda pemain Jathilan di Dusun Sangen mengisahkan hadirnya inisiatif para pemuda
untuk kembali mengawal kebangkitan Jahtilan di dusun mereka. Para pemuda berperan
strategis dalam proses ini, Langkah untuk kembali menghidupkan Jathilan juga dilakukan
secara swadaya lewat urunan atau patungan para pemuda di dessa.

Menjelaskan……
Kesenian sebagai ruang gerakan dan kolektifitas bersama
Kesenian sebagai alternatif penghasilan tanpa mengurangi nilai
Kedaulatan;;lahan
Kelompok Memberago
Mata pencaharian pada penggerak seni
Kondisi keluarga para anggota pegiat seni, kehidupannya ssepeeti apa
Kelompok pegiat seni, gali seperti apa kehidupannya,…,..,..,..,..,…,…..,…,…,…,…,

Anda mungkin juga menyukai