Anda di halaman 1dari 3

1.

Uraian di atas mengandung keterkaitan antara ilmu negara dan ilmu


politik. Ilmu negara atau yang sering juga disebut sebagai ilmu
pemerintahan, berkaitan dengan bagaimana suatu negara diatur dan
dijalankan. Dalam uraian di atas, terdapat informasi mengenai bentuk
negara Indonesia yang merupakan negara kesatuan yang berbentuk
republik, yang dapat dikaji oleh ilmu negara.
Sementara itu, ilmu politik berkaitan dengan proses pembuatan kebijakan
dan pengambilan keputusan dalam sistem politik suatu negara. Uraian di
atas juga membahas mengenai proses pemilihan umum yang diadakan
untuk memilih presiden, yang merupakan bagian dari proses politik. Selain
itu, partai politik juga disebutkan sebagai kendaraan bagi masyarakat yang
akan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, yang menunjukkan keterkaitan
dengan ilmu politik.
Dalam konteks ini, dapat dikatakan bahwa ilmu negara dan ilmu politik
saling terkait dan saling melengkapi dalam mempelajari sistem politik suatu
negara, termasuk dalam memahami konsep kedaulatan rakyat dan proses
politik pemilihan umum di Indonesia.

2. a. Konsep unsur negara klasik:


Unsur negara klasik terdiri dari wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang
berdaulat. Dalam kasus ini, Indonesia mengklaim Natuna sebagai
wilayahnya dan merasa terganggu dengan klaim China yang melebihi
batas wilayahnya. Hal ini menunjukkan bahwa unsur wilayah sebagai
bagian dari kedaulatan negara dianggap penting oleh Indonesia. Selain itu,
pemerintahan Indonesia juga telah melakukan tindakan untuk menegakkan
kedaulatan negaranya dengan melakukan protes dan peringatan kepada
Kedutaan Besar China. Hal ini menunjukkan pentingnya unsur
pemerintahan dalam mempertahankan kedaulatan negara.
b. Konsep yuridis:
Dalam konteks hukum internasional, klaim Indonesia atas wilayah Natuna
didasarkan pada Undang-Undang No. 4 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (PDP), yang menyatakan bahwa wilayah
Indonesia mencakup laut teritorial, zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan
landas kontinen. Sementara itu, klaim China didasarkan pada klaim
sepihak atas wilayah Laut China Selatan dan klaim historis. Dalam hal ini,
konsep yuridis menunjukkan bahwa penentuan batas wilayah harus
didasarkan pada hukum internasional yang berlaku, dan Indonesia telah
memiliki dasar hukum yang jelas dalam mengklaim Natuna sebagai
wilayahnya.
c. Konsep sosiologis:
Konsep sosiologis menekankan pentingnya faktor sosial dan politik dalam
mempengaruhi tindakan dan keputusan suatu negara. Dalam kasus ini,
klaim China atas wilayah Laut China Selatan dan Natuna dapat dipahami
sebagai upaya untuk memperkuat posisi politik dan ekonomi China di
kawasan tersebut. Selain itu, klaim China juga memicu reaksi keras dari
negara-negara lain di kawasan, termasuk Indonesia. Hal ini menunjukkan
betapa kompleksnya dinamika politik dan sosial di kawasan tersebut dan
pentingnya upaya diplomasi untuk menyelesaikan sengketa wilayah secara
damai.
Dalam kesimpulannya, kasus saling berlomba-lomba klaim batas terluar
suatu negara pada kasus di atas dapat dianalisis menggunakan konsep
unsur negara klasik, yuridis, dan sosiologis. Hal ini menunjukkan
pentingnya mempertahankan kedaulatan wilayah dan mematuhi hukum
internasional dalam menentukan batas wilayah suatu negara, serta
pentingnya memperhatikan faktor sosial dan politik dalam mempengaruhi
keputusan negara dalam menyelesaikan sengketa wilayah.

3. Pada kasus ini, unsur asal mula negara dapat memainkan peran penting
dalam penentuan kedaulatan wilayah. India dan Pakistan memiliki sejarah
yang berbeda dan berbeda dalam bentuk dan cara mereka memperoleh
kemerdekaan mereka dari Inggris pada tahun 1947. India menganggap
bahwa Kashmir menjadi bagian dari wilayah India sejak zaman kuno,
sedangkan Pakistan menganggap bahwa wilayah tersebut memiliki
mayoritas Muslim dan harus menjadi bagian dari Pakistan yang didominasi
Muslim.
Selain unsur asal mula negara, unsur-unsur politik juga memainkan peran
penting dalam kasus ini. India dan Pakistan telah terlibat dalam konflik
bersenjata dan konflik diplomatik yang berkepanjangan atas Kashmir,
dengan masing-masing mengambil tindakan untuk memperkuat klaim
mereka atas wilayah tersebut. Ini termasuk pendirian benteng dan
penjagaan ketat di sepanjang perbatasan, serta penolakan untuk
mengadakan pembicaraan resmi untuk menyelesaikan sengketa.
Dalam kedua kasus, Natuna dan juga 'India vs Pakistan', unsur-unsur asal
mula negara dapat mempengaruhi penentuan kedaulatan wilayah. Namun,
faktor politik dan sejarah juga memainkan peran penting dalam konflik
wilayah, dan dapat memperumit proses penyelesaian sengketa.
Jadi, Contoh kasus yang bertolak belakang dengan kasus
"memperkuat kedaulatan wilayah" di Natuna adalah kasus India dan
Pakistan saling mengklaim wilayah Kashmir, dan keduanya memiliki
argumen sejarah dan politik yang kuat untuk mendukung klaim mereka.
Contoh ini bisa menjadi kasus pengakuan kedaulatan wilayah yang
berbeda oleh dua negara yang mengklaim wilayah yang sama.

Anda mungkin juga menyukai