Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP, PENGERTIAN DAN SEJARAH


NEGARA
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pancasila)

Dosen : Yasir Arafat S.pd.i, M.S.I.

Disusun Oleh:

1. Alesandro (F22123055)
2. Aril Afrillah (F22123062)
3. Juan Along Leho (F22123073)
4. Ibnu Zaki Tobunggu (F22123057)
5. Lanang Satria Wangsa (F22123075)
6. Mathlail Khair Ahmad (F22123074)
7. Moh. Ahlak (F22123053)
8. Moh. Rafly Pratama (F22123060)
9. Rizfansyah Nugraha (F22123058)
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR – S1
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini sebagai tugas mata kuliah Pancasila.

Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal


mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampu atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
insyaAllah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada
rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Pada dasarnya makalah yang kami sajikan ini khusus menelaah tentang Konsep,
pengertian dan sejarah Negara (mulai dari konsep dan pengertian Negara, Konsep
Pancasila sebagai Dasar Negara dan solusi persoalan SARA dan Ekstrimisme di
Indonesia). Untuk lebih jelasnya silahkan simak pembahasannya dalam makalah
ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Palu, 18 September 2023


BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Pengertian sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun, yang
memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu
kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam
suatu kesinambungan (kontinuitas). Ilmu sejarah sering dikaitkan dengan politik,
padahal yang sesungguhnya ilmu sejarah itu memiliki arti yang cangkupannya
dapat lebih luas karna berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu yang
dapat dilihat dari segi ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi,
antropologi budaya, psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi. Sehingga sejarah dan
ilmu-ilmu sosial saling berkaitan dalam pembahasannya sesuai kajian dan objek
yang dipelajari. Semakin luasnya, mengkaji ilmu sejarah ini diharapkan dapat
membuat membuat wawasan akan semakin luas tentang pengertian pengertian dan
ruang lingkup sejarah, metode dan ilmu bantu sejarah, tujuan dan kegunaan
sejarah, sejarah perkembangan sejarah, hubungan ilmu sejarah dengan ilmu-ilmu
sosial lainnya, konsep-konsep sejarah, dan teori-teori sejarah.

2) Rumusan Masalah
a) Konsep dan Pengertian Negara
b) Konsep Pancasila sebagai dasar Negara
c) Solusi Persoalan SARA dan Ekstrimisme di Indonesia

3) Tujuan Pembelajaran
a) Ingin memperoleh informasi tentang Konsep dan Pengertian Negara
b) Ingin memperoleh informasi tentang Konsep Pancasila Sebagai dasar
Negara
c) Ingin memperoleh solusi SARA dan Ekstrimisme di Indonesia
d) Ingin memperoleh informasi tentang pengertian dan ruang lingkup sejarah
BAB II
PEMBAHASAN

A) Konsep dan Pengertian Negara

Konsep negara adalah sebuah organisasi tertinggi dari sekelompok masyarakat


yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Negara merujuk kepada sebuah
masyarakat yang mendiami kawasan tertentu dan adanya kerajaan yang
memerintah. Negara juga merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan
menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Negara berhak
menentukan tujuan nasionalnya dan diiktiraf Negara-negara lain.

Pengertian Negara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata
negara dapat diartikan kedalam dua hal. Yang pertama, negara adalah sebuah
organisasi yang berapa pada suatu wilayah dan memiliki kekuasaan tertinggi
secara sah serta ditaati oleh masyarakat di dalamnya.

Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang
mendiami sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga
politik maupun pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang
memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.

1) Fungsi Negara

Sebuah negara yang merupakan bentuk dari organisasi di suatu wilayah


tertentu juga memiliki berbagai fungsi, yang terdiri dari:

1. Melaksanakan penertiban

Fungsi dari sebuah negara yang pertama adalah melaksanakan penertiban. Hal
ini dikarenakan dalam sebuah negara agar tujuan bersama yang ingin diraih
tercapai, harus adanya penertiban yang merupakan sebuah bentuk pencegahan
agar bentrokan antara masyarakat tidak terjadi. Negara dalam hal ini bertindak
sebagai stabilisator yang menjaga keseimbangan segala lingkungan yang ada di
dalamnya.

2. Mengusahakan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat

Fungsi dari sebuah negara yang kedua adalah mengusahakan kesejahteraan


serta kemakmuran rakyat. Negara dalam hal ini memiliki arti bahwa akan
selalu berusaha untuk memperjuangkan kehidupan masyarakat di dalamnya
dan mengeluarkan usaha agar masyarakat yang ada dapat hidup dengan
makmur secara adil dan juga merata.

3. Pertahanan

Fungsi dari sebuah negara yang ketiga adalah pertahanan. Dalam konteks ini,
pertahanan negara merupakan suatu hal yang sangat penting bagi berjalannya
serta kelangsungan hidup dari sebuah negara.

4. Menegakkan keadilan

Fungsi dari sebuah negara yang keempat adalah menegakkan keadilan. Hal ini
dikarenakan, keadilan merupakan suatu hal yang penting dan bukanlah suatu
status yang dapat langsung terjadi, melainkan untuk meraih keadilan ini sendiri
membutuhkan sebuah proses. Pada sebuah negara, terdapat berbagai badan
pengadilan yang dapat digunakan untuk menegakkan keadilan bagi seluruh
masyarakat di dalamnya.

2) Unsur-unsur Negara

Setelah mengetahui fungsi sebuah negara, terdapat beberapa unsur yang


membuat sebuah wilayah dapat disebut sebagai sebuah negara. Berikut unsur
dasar dari sebuah negara:

1. Rakyat atau jumlah penduduk

Unsur dari sebuah negara yang pertama adalah adanya rakyat maupun jumlah
penduduk. Hal ini dikarenakan tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah
negara maka akan mustahil negara tersebut dapat terbentuk. Seperti yang
Leacock katakan, dimana sebuah negara tidak dapat berdiri tanpa adanya
sekelompok individu yang tinggal di dalamnya.

Selain itu, sekelompok individu yang tinggal di sebuah wilayah tersebut harus
dipersatukan oleh sebuah perasaan maupun tujuan sehingga dapat terbentuknya
sebuah negara.

Tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah negara maka sistem pemerintahan


pada negara tersebut tidak dapat berjalan. Masyarakat yang ada pada sebuah
negara juga berfungsi sebagai SDM atau Sumber Daya Manusia yang berguna
bagi sebuah negara dalam menjalankan kegiatan atau aktivitasnya di kehidupan
sehari-hari.

2. Wilayah

Unsur dari sebuah negara yang kedua adalah adanya wilayah, dimana jika pada
sebuah negara tidak ada wilayah yang dapat ditempati atau tinggali oleh
manusia di dalamnya, maka negara tersebut tidak akan terbentuk. Selain itu,
individu yang ada di dalamnya juga harus tinggal secara permanen, agar
sebuah negara dapat terbentuk.

Seperti pada contoh yang dapat kita lihat adalah Bangsa Yahudi, dimana
mereka tidak mendiami sebuah tempat secara permanen dan terus bepergian
sehingga mereka tidak memiliki tempat tinggal atau wilayah yang jelas yang
dapat mereka jadikan sebagai sebuah negara.

Dengan adanya wilayah itu sendiri, para masyarakat di sebuah negara dapat
menjalankan kegiatan serta kehidupan sehari-harinya sebagai warga negara dan
sistem pemerintahan yang ada dapat berjalan dan beroperasi sesuai dengan
fungsinya.

3. Pemerintahan

Unsur dari sebuah negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan, dimana
selain memiliki penduduk serta wilayah, sebuah negara juga penting untuk
memiliki sistem pemerintahan di dalamnya.
Pemerintahan sendiri memiliki definisi sebagai berikut, secara luas pemerintah
dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang bertugas untuk mengelola
kewenangan serta kebijakan yang ada dalam mengambil sebuah keputusan dan
melaksanakan kepemimpinan serta koordinasi pemerintahan dan pembangunan
masyarakat serta wilayahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk
sebuah lembaga pada wilayah yang mereka tempati.

4. Kemampuan membuat hubungan dengan negara lain

Unsur dari sebuah negara yang ketempat adalah kemampuan sebuah negara
dalam membangun hubungannya dengan lain.

Dengan memiliki kemampuan ini, sekelompok orang yang menempati suatu


wilayah tertentu dan sudah memiliki sistem pemerintahannya layak menjadi
subjek hukum internasional atau tidak.

Dengan diakui oleh berbagai negara lain maka negara tersebut akan dianggap
memiliki tingkatan yang setara dan diakui namanya oleh negara lain.

3) Bentuk-bentuk Negara

Bentuk negara merupakan suatu organisasi atau susunan secara keseluruhan


mengenai struktur dari sebuah negara dengan batas peninjauan secara
sosiologis dan yuridis. Bentuk dari suatu negara akan membahas tentang dasar
negara, susunannya, dan tata tertib dari suatu negara itu sesuai dengan
kedudukan dan kekuasaan yang dianut oleh negara tersebut.

Batas peninjauan secara sosiologis merupakan suatu bentuk negara yang tanpa
melihat bagaimana keseluruhan isinya. Sedangkan, peninjauan secara yuridis
adalah suatu bentuk negara yang melihat dari struktur dan isinya.
B) Konsep Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-
nilainya bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa.

Pancasila memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara


yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

1) Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan


kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang
dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam


kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.

 Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat


dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap
danbertindak.
 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung)
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan
adat istiadat.
 Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan hidup yang bersifat
praktis. Driyarkara menegaskan bahwa weltanschauung belum tentu
didahului oleh filsafat karena pada masyarakat primitif terdapat
pandangan hidup (Weltanschauung) yang tidak didahului rumusan
filsafat
SILA PERTAMA

Ketuhanan Yang Maha Esa

Mengartikan bahwa sebagai warga negara Indonesia mempercayai dan


bertakwa pada Tuhan. Contoh penerapan

sila pertama dalam kehidupan sehari-hari :


1. Hidup dengan kerukunan dan kedamaian antarumat
beragama
2. Memberi kebebasan bagi setiap orang termasuk diri sendiri
dalam melaksanakan ibadah sesuai yang dianut masingmasing
3. Tidak membedakan orang dengan agama yang berbeda
dalam sebuah pergaulan

SILA KEDUA

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaa kewajiban


antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
SILA KETIGA

Persatuan Indonesia

Sila ini memiliki nilai persatuan dan kesatuan. Artinya, mengharuskan setiap
orang menghormati semua keanekaragaman yang ada di negara ini.

Contoh penerapannya :

1. Menjaga ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat dengan persatuan


yang dibina bersama
2. Tingkakan toleransi sosial pada keberagaman didalam masyarakat
3. Mendahulukan kepentingan Negara

SILA KEEMPAT

Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Arti dari sila ini adalah senantiasa mengutamakan kepentingan rakyat dan semua
perilaku bersumber dari nurani yang menjadi pokok utama kebenaran dan
keadilan.
Contoh penerapannya :

1. Membuat keputusan dengan cara musyawarah untuk mufakat atau


keputusan bersama
2. Tidak memaksakan pendapat sendiri pada orang lain
3. Aktif berperan dalam kegiatan di lingkungan masyarakat
SILA KELIMA

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan


2. suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Bersikap adil.
4. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
5. Menghormati hak-hak orang lain.
6. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
7. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
8. Tidak bersifat boros.
9. Tidak bergaya hidup mewah.
10.Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
11.Suka bekerja keras.
12.Menghargai hasil karya orang lain.
13.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata
14.dan berkeadilan sosial.

C) Solusi Persoalan SARA dan ekstrimisme di Indonesia


SARA merupakan akronim yang berasal dari kata Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan. Seringkali konflik ini terjadi di tengah masyarakat Indonesia yang
beragam.

Karena itu, sebagai warga negara Indonesia kita harus memahami pencegahan
konflik SARA.

Karena ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat Indonesia, misalnya:

a) Terjadinya perpecahan di tengah masyarakat


b) Rusaknya sarana dan prasarana Negara
c) Hilang atau hancurnya harta benda masyarakat.
d) Merusak nilai-nilai dan norma di masyarakat.
e) Bisa mengakibatkan korban jiwaarana dan prasarana negara.
Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA
1. Mendekatkan Diri pada Tuhan

Teman-teman pasti sudah tahu isi sila pancasila pertama, yaitu Ketuhanan yang
Maha Esa. Ini artinya kita harus mempercayai keberadaan Tuhan.

Tiap agama memiliki ajaran untuk menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi
segala hal yang dilarang oleh Tuhan.

Tuhan menciptakan keberagaman bukan untuk menjadikannya penyebab konflik


dan perpecahan. Melainkan agar kita belajar untuk saling menerima,
menghargai, dan membantu antarsesama.

2. Memahami Adanya Perlindungan Bagi Hak Warga Negara

Sebagai negara hukum, Indonesia juga menjamin akan memberikan


perlindungan pada semua hak yang dimiliki warga negara.

Sebagai salah satu contohnya, Indonesia memberikan kebebasan pada


masyarakatnya untuk memeluk agama dan beribadah sesuai kepercayaan dan
keyakinan masing-masing.

Hal itu tercatat dalam Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, pasal 28.

Kemudian Indonesia juga menjamin warga negaranya terbebas dari tindakan


yang sifatnya diskriminatif dan berhak mendapat perlindungan.

Hukum itu tercatat dalam UUD 1945 Pasal 28 I Ayat 2.

3. Saling Menghargai dan Menghormati Keberagaman

Ada banyak hal yang menunjukkan sifat menghargai dan menghormati


keberagaman, misalnya:

- Menghormati dan menghargai orang yang memiliki suku, budaya, asal daerah,
agama, atau golongan yang berbeda dari kita.

- Bergaul dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang suku, budaya, agama,
dan golongan.
- Mau mengenal dan mempelajari kebudayaan dan adat dari daerah lain.

4. Tidak Menyimpan Prasangka Buruk pada Orang Lain yang Berbeda

Dalam hidup bermasyarakat kita bisa bertemu dengan banyak orang. Tentunya
mereka bisa saja berasal dari latar belakang yang berbeda.

Meski berbeda, kita tidak boleh memiliki prasangka buruk pada orang atau
kelompok yang memiliki perbedaan.

Sebaliknya, kita harus bisa menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di
antara masyarakat.

5. Mengamalkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan

Berikut adalah contoh perilaku yang mengamalkan nilai-nilai persatuan dan


kesatuan Indonesia, yaitu:

- Menguatkan dan mengembangkan prinsip Bhineka Tunggal Ika.

- Meningkatkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, musyawarah, gotong royong,


dan lain-lain.

- Menghindari sifat atau pandangan yang bisa memicu konflik, misalnya:

a. Egoisme, yaitu mementingkan diri sendiri atau suat kelompok.

b. Sukuisme, yaitu menganggap sukunya lebih baik dari yang lain.

c. Ekstrimisme, yaitu terlalu kuat meyakini sesuatu dan sudah melewati batas
wajar.

d. Primordialisme, yaitu memegang teguh hal yang diajarkan sejak kecil, bisa
berupa keyakinan atau adat istiadat.

e. Etnosentrisme, yaitu pandangan yang menganggap budaya kelompoknya


yang terbaik, dan merendahkan nilai dari kelompok lain.

f. Fanatisme, keyakinan yang berlebihan terhadap sesuatu.

g. Tidak memperdulikan orang lain.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesadaran masyarakat Indonesia pada sejarah dan warisan kebudayaannya
dinilai masih belum cukup untuk mengangkat dan melestarikan kebudayaan
Indonesia yang sangat kaya. Beberapa faktor yang telah ditelusuri ialah sudah
terlanjur adanya anggapan bahwa sejarah ialah hal yang membosankan dan tidak
memiliki visi yang penting sehingga orang-orang yang peduli akan warisan sejarah
sangatlah sedikit.Salah satu sumber masalahnya justru sangat dekat dengan desain
komunikasi visual, dimana informasi mengenai sejarah, cerita rakyat dan situs-situ
berharga seperti Karangkamulyan kurang terkomunikasikan dengan baik dan
menarik. Anak-anak di sekolah dasar mengenal kata sejarah sebagai salah satu
mata pelajaran hapalan yang berupa teks-teks panjang dan foto-foto yang kuno dan
membosankan, itulah mengapa sangat sedikit anak yang menyukai sejarah karena
pendekatan mengenai sejarah di Indonesia umumnya masih dalam tahap tersebut.
Peran desain komunikasi visual dalam hal ini masih sangat minim, sementara
untuk anak-anak di umur 6-12 tahun, mereka membutuhkan suatu media yang
menarik perhatian mereka agar dapat tersaring dengan baik dalam pengetahuan dan
ingatan mereka.

B. SARAN
Indonesia memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dan kaya, tidak kalah dari
Negara-negara lain yang dikenal memiliki nilai kebudayaan tinggi seperti Jepang
ataupun Cina. Andaikan ada generasi baru yang memiliki visi yang kuat akan
kebudayaan Indonesia, nilai-nilai sejarah yang selama ini mampu menjadi inspirasi
bagi generasi baru akan muncul kembali ke permukaan dan membentuk identitas
bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Saat ini, banyak generasi muda yang
memilih untuk berwisata ke tempat yang hanya menawarkan hal-hal yang
menyenangkan, namun pilihan untuk berwisata ke tempat yang masih murni
alamnya sekaligus dekat dengan cerita nenek moyang kita, belum lah populer
karena kurang adanya

inisiatif dan ketertarikan kea rah kebudayaan tersebut. Karena ini, inisiatid dan
informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia harus disampaikan sedari
dini dan memanfaatkan situs-situs seperti Karangkamulyan sebagai salah satu
alternative objek wisata yang mendidik dan tidak membosankan.Karena itu
langkah pertama ialah menanamkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan
menunjukan betapa kaya dan uniknya nilai sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia
dari sejak dini, yaitu sejak masyarakat Indonesia masih anak-anak dan bersekolah
dasar. Situs-situs budaya seperti Karangkamulyan yang masih dirawat oleh
pemerintah sebetulnya sangatlah penting untuk dijadikan pembelajaran anak-anak
sedari mereka kecil. Situs-situs seprti Karangkamulyan memiliki nilai lebih
daripada hanya sekedar objek wisata budaya, namum juga dapat mengangkat
kepedulian masyarakat akan peninggalan sejarah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai