Anda di halaman 1dari 7

AGORA Vol.5,No.

1,(2017)

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTUR UTAMA DI PT.


BUKIT MUSTIKA PERSADA
Chriselda Yolanda Hartono
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: chrisel.yoland@gmai.com
Abstrak†Penelitian ini memberikan selalu diekspor ke luar negeri, tetapi karena
analisis mengenai gaya kepemimpinan Direktur mengalami penurunan Robin Setiabudi
Utama di PT. Bukit Mustika Persada guna dapat memutuskan untuk mengurangi jumlah karyawan.
mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan
oleh Direktur Utama di PT. Bukit Mustika Persada. Adanya penurunan sejak tahun 2008, dikarenakan
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif krisis ekonomi. Robin Setiabudi juga mengatakan
melalui wawancara untuk memperoleh data dari sebenarnya bukan hanya krisis ekonomi saja, tetapi
ketiga informan. Uji keabsahan data ketiga informan kualitas yang dihasilkan juga menurun dikarenakan
menggunakan metode triangulasi sumber. Hasil Kepala Produksi yang bertanggung jawab terhadap
analisa menunjukkan bahwa yang diterapkan perusahaan kurang tegas dan
Direktur Utama adalah gaya kepemimpinan
partisipatif dimana karyawan terlibat dalam
kurang memperhatikan kesalahan-kesalahan yang
pengambilan keputusan. dibuat karyawan. Sehingga, banyak orang yang
Kata Kunci†Kepemimpinan Partisipatif, tidak membeli produknya bahkan di tahun 2008 PT.
Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Bukit Mustika Persada tidak ekspor ke luar negeri.
Kharismatik, Kepemimpinan Transaksional. Akhirnya Robin Setiabudi selaku Direktur Utama
I. PENDAHULUAN PT. Bukit Mustika Persada mulai memperbaiki
Dalam era zaman sekarang banyak kesalahan-kesalahan yang ada di dalam
perubahanperubahan kondisi ekonomi, yaitu di perusahaannya dan mengubah cara memimpin
dalam dunia bisnis pelaku industri harus bersaing karyawan guna agar karyawan lebih teliti dan
secara baik dan kompetitif. Setiap perusahaan bertanggung jawab. Sehingga dalam proses
dituntut untuk mengalami perubahanperubahan perbaikan yang berat, Robin Setiabudi dapat
secara responsif dan dapat diterima oleh masyarakat memusatkan pada karyawan agar dapat
sekitar maupun lingkungan. Salah satu faktor berkembang di dalam perusahaan. Francis N.
penting yang dimiliki oleh sebuah perusahaan Bonsignore menyatakan bahwa
adalah sumber daya manusia. Suatu perusahaan ‡7DQWDQJDQ SHUXEDKDQ \DQJ VHPDNLQ
tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya PHPELQJJXQJNDQ mendukung kebangkitan dan
sumber daya manusia. Untuk menjadi sumber daya tanggung jawab jelas lebih dari sekedar untung dan
manusia yang baik dibutuhkan seorang pemimpin rugi, dan berpusat pada hasil jangka panjang
yang bisa mengarahkan karyawannya untuk maju (Shelton, 2002).
dan berkembang dalam perusahaan. Karyawan awalnya kurang disiplin dalam
Seorang pemimpin mempunyai tugas waktu dan kurang berhati-hati dalam bekerja. Robin
untuk mondorong karyawannya untuk melakukan Setiabudi memiliki harapan agar dengan gaya
pekerjaan yang sesuai visi misi perusahaan. Setiap kepemimpinannya, kinerja karyawan dapat
pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang memajukan perusahaan. Penerapan kepemimpinan
berbeda-beda. Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Robin Setiabudi adalah
seperti transformasional, transaksional, kharismatik, kepercayaan pada karyawan, memperhatikan
dan partisipatif. Gaya kepemimpinan karyawan dengan perhatian secara individual dalam
transformasional menekan perubahan yang perusahaan, yang dimaksud adalah mengelola
melibatkan karyawan didalamnya. Berlawanan dengan sistem kekeluargaan. bersikap sebagai
dengan gaya kepemimpinan transformasional, pengasuh yang mendorong, menuntun dan
kepemimpinan transaksional merujuk pada membimbing asuhannya (Hasibuan, 2011) guna
kumpulan model kepemimpinan yang berfokus untuk merubah pola pikir karyawan agar lebih maju
pada penukaran yang terjadi antara pemimpin dan dan disiplin dalam perusahaan.
pengikutnya. Sedangkan kharismatik cenderung Dari tahun ke tahun perusahaan mulai
lebih menekankan pada pemimpin yang memiliki mengalami perubahan yang baik. Produk-produk
visi. Berbeda dari ketiganya, gaya kepemimpinan yang dihasilkan mulai diterima kembali oleh
partisipatif lebih ke arah pemimpin melibatkan masyarakat. Bahkan tahun 2012 produk PT. Bukit
karyawan dalam pengambilan keputusan (Yukl, Mustika Persada beberapa kali sempat diekspor ke
2015). luar negeri meskipun tidak berjalan lama
PT. Bukit Mustika Persada memiliki dikarenakan standar rendemen yang terlalu tinggi
karyawan sebanyak 200 orang dan produknya dan ketat. PT. Bukit Mustika Persada sekarang
AGORA Vol.5,No. 1,(2017)

lebih fokus untuk penyebaran lokal. Pertumbuhan 2) Inspirational motivation karakter seorang
industri properti berimbas positif pada bisnis pemimpin yang mampu menerapkan
furniture. Tren bisnis furniture kian menggeliat. standar yang tinggi akan tetapi sekaligus
Menghadapi persaingan, kecenderungan mampu mendorong bawahan untuk
pengembang properti menampilkan desain interior mencapai standar tersebut
yang lebih beragam telah mengangkat bisnis 3) Intellectual stimulation seorang
furniture. Selain dari pengembang, pertumbuhan pemimpin transformasional mampu
bisnis furniture juga ditopang oleh pemilik hunian mendorong bawahannya untuk
yang menginginkan warna baru desain interior. menyelesaikan permasalahan dengan
Dengan permintaan yang semakin meningkat, cermat dan rasional.
pebisnis furniture dituntut lebih inovatif dalam
4) Individualized consideration berarti
berproduksi.
karakter seorang pemimpin yang mampu
Maka dari itu, sebagai pemimpin peran
memahami perbedaan individual para
kepemimpinan sangat dibutuhkan demi kemajuan
bawahannya.
perusahaan. Perubahan untuk memajukan
Gaya Kepemimpinan Kharismatik
perusahaan adalah tantangan terbesar dan PT. Bukit
Mustika Persada dapat membuktikan dengan 1) Memiliki visi yang diekspresikan sebagai
adanya peningkatkan dalam perusahaan. Oleh sebuah tujuan ideal yang lebih baik ke
karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut peneliti depannya dari mempertahankan keadaan
tertarik untuk sekarang dan dapat menjelaskan
PHQHOLWL WHQWDQJ ‡$QDOLVLV *D\ pentingnya visi yang dipahami oleh orang
lain.
D .HSHPLPSLQDQ ’LUHNWXU
8WDPD GL 37 %XNLW 0XVWLND 2) Pemimpin mengambil suatu resiko pribadi
3HUVDGD· yang tinggi, menciptakan biaya yang
II. METODE PENELITIAN tinggi, dan butuh pengorbanan untuk
mencapai visi tersebut.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah
kualitatif. Menurut Sugiyono (2012), kualitatif 3) Tanggap terhadap kemampuan orang lain
adalah penelitian yang menggunakan analisis data dan merespon kebutuhan mereka.
dengan cara mendeskripsikan atau 4) Terlibat dalam perilaku yang melebihi
menggambarkan data yang sudah terkumpul tanpa ekspetasi biasa.
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku Gaya Kepemimpinan Partisipatif
untuk umum atau generalisasi. Dengan ini, peneliti 1) Posisi kontrol atas pemecahan masalah
memilih jenis penelitian kualitatif guna untuk dan pengambilan keputusan dipegang
mengetahui gaya kepemimpinan apa yang secara bergantian antara pemimpin dan
digunakan Direktur Utama dengan metode bawahan.
wawancara dan dokumentasi visual maupun
2) Komunikasi dua arah ditingkatkan.
dokumentasi tertulis.
Definisi konseptual sangat diperlukan untuk 3) Pemimpin mendengarkan bawahan secara
membantu peneliti untuk menentukan gaya aktif.
kepemimpinan yang sedang diterapkan oleh 4) Tanggung jawab pemecahan masalah dan
Direktur Utama. Maka dari itu, memudahkan pengambilan keputusan sebagian besar
untuk mendapatkan sumber informasi tentang pada bawahan.
gaya kepemimpinan apa yang diterapkan (gaya Gaya Kepemimpinan Transaksional
kepemimpinan transformasional, gaya 1) Memiliki perilaku pemimpin yang kurang
kepemimpinan kharismatik, gaya kepemimpinan perduli dengan apa yang terjadi di
partisipatif,gaya kepemimpinan transaksional, sekitarnya.
sehingga data yang diperoleh menjawab tujuan 2) Menunjukkan aktivitas yang lebih intensif,
penelitian ini. yaitu pemimpin tidak melakukan
Berikut ini beberapa indikator dari setiap gaya pengawasan secara ketat terhadap
kepemimpinan: bawahan, hanya menerima proses selesai
Gaya Kepemimpinan Transformasional dan aktivitas ini menunjukkan peningkatan
1) Idealized influence (or charismatic kualitas pertukaran antara pemimpin dan
influence) mempunyai makna bahwa pengikutnya.
seorang pemimpin transformasional 3) Kepemimpinan ini ditujukan untuk
harus memiliki kharisma yang membangkitkan keinginan anggota
berpengaruh. perusahaan untuk mencari atau
merumuskan secara arif permasalahan
AGORA Vol.5,No. 1,(2017)

yang dihadapi perusahaan dan mengambil Menurut Sugiyono (2013), analisis data adalah
tindakan korektif dengan cepat sebelum proses mencari dan menyusun secara sistematis
persoalan membesar. data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan hasil
4) Mendorong anggota perusahaan untuk dokumentasi, dengan cara mengkatagorikan,
bekerja sesuai aturan, bekerja secara menjabarkan, dan menyusun ke dalam pola dan
berencana, mencapai sasaran yang telah membuat kesimpulan sehingga lebih mudah
ditetapkan, dan menghasilkan produk dan dipahami.
jasa yang memenuhi standar. Menurut Moleong (2007), analisis data sebagai
Teknik pemilihan informan pada penelitian ini proses yang merinci usaha formal untuk
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menemukan tema seperti yang disarankan oleh data
menentukan informan dengan beberapa dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada
pertimbangan sehingga yang terlibat langsung tema dan hipotesis tersebut. Proses analisis data
hanya yang mengetahui permasalahan penelitian secara umum, antara lain :
yang dapat dijadikan sebagai informan peneliti dan 1) Menelaah seluruh data yang tersedia dari
akan berakhir setelah informasi yang didapatkan berbagai sumber, yaitu wawancara,
sama dan berulang. Informan sebagai sumber data pengamatan yang sudah dituliskan dalam
yang mengetahui permasalahan dan bersedia catatan lapangan, dokumen perusahaan,
memberikan informasi yang lengkap dan akurat. gambar, foto, dan sebagainya.
Penentuan informan pada penelitian ini adalah 2) Melakukan reduksi data dengan cara
Direktur Utama (Robin Setiabudi) karena peneliti membuat rangkuman inti, proses, dan
ingin mengetahui gaya kepemimpinan apa yang pernyataan-pernyataan penting.
diterapkan, Kepala Pemasaran (Ruth Antika) dan 3) Menyusunnya dalam satu-satuan.
Karyawan Produksi (Toyo Pujianto) karena mereka
keseharian mereka banyak berhubungan dengan 4) Pemeriksaan keabsahan data.
Direktur Utama, sehingga mereka adalah informan 5) Melakukan penafsiran data. Dapat
yang paling memahami gaya kepemimpinan dari dilakukan dengan cara mengolah hasil
Direktur Utama. sementara menjadi teori substantive
Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah dengan menggunakan metode tertentu.
melalui sumber data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan oleh penulis untuk
Menurut Sugiyono (2012), Sumber data primer validitas data adalah teknik uji triangulasi.
adalah sumber data yang langsung memberikan penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
data kepada pengumpul data. Peneliti akan sumber, yaitu memeriksa data yang telah diperoleh.
mendapatkan sumber data primer melalui hasil Sumber yang diperoleh melalui wawancara kepada
wawancara langsung dengan para narasumber di narasumber yang besangkutan dan melalui hasil
atas. Sumber Data Sekunder Menurut Sugiyono pengamatan, sehingga dapat menghasilkan suatu
(2012), Sumber data sekunder merupakan sumber kesimpulan yang berguna.
yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat dokumen atau III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
orang lain. Sumber data sekunder diperoleh dari Gambaran Umum Perusahaan
dokumen-dokumen laporan perusahaan dan website PT. Bukit Mustika Persada telah berdiri sejak
perusahaan. tahun1997, perusahaan ini bergerak dibidang
Pengumpulan data yang digunakan oleh Furniture yang berada di Jl.Raya Rejoso No, 21,
penelitian ini adalah metode wawancara. Menurut Winongan Lor, Rejoso, Pasuruan. Kepemimpinan
Sugiyono (2013), wawancara digunakan sebagai dipegang oleh Robin Setiabudi selaku Direktur
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin Utama PT. Bukit Mustika Persada. Awal
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan perusahaan ini dibangun karena keinginan orang
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila tua Robin Setiabudi yang ingin membuka sebuah
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden pabrik kayu. Dulunya Furniture yang dibuat khusus
yang lebih mendalam. Wawancara dapat dilakukan untuk anak-anak dan seiring jalannya waktu sudah
secara wawancara terstruktur, semi-terstruktur dan mulai berkembang untuk furniture untuk
tidak terstruktur. Pada wawancara ini peneliti akan perlengkapan rumah. PT. Bukit Mustika Persada
menggunakan teknik semiterstruktur dengan tujuan memiliki 30 karyawan. Visi dan Misi PT
mencari data yang spesifik dan lebih dalam, dengan Pramono Irindo Jaya
pertanyaan yang sudah disiapkan dan juga akan Visi PT.Bukit Mustika Persada adalah menjadi
menyesuaikan pertanyaan berdasarkan jawaban perusahaan furniture yang bertaraf internasional.
para narasumber. Sedangkan misi PT. Bukit Mustika Persada adalah
membantu pelanggan supaya mendapatkan mebel
AGORA Vol.5,No. 1,(2017)

yang bagus untuk dipakai di rumahnya. Struktur jika karyawan selalu patuh pada perintah
Organisasi PT Pramono Irindo Jaya PT. Bukit atasan dan pemimpin memandang dirinya
Mustika Persada memiliki struktur organisasi, yaitu sebagai agen-agen perubahan (change
sebagai berikut: agents) yang berjuang untuk membuat suatu
perbedaan dimana setiap tahun adanya
Direktur
Utama peningkatan pada karyawan dan untuk
mentransformasikan perusahaan di bawah
tanggung jawabnya. Sehingga dari indikator
K epala Ke pala Kepala Ke pala yang ditemukan maka bisa dikatakan
HRD Produksi K euangan Pemasaran
pemimpin PT. Bukit Mustika Persada
memiliki jiwa kharisma.
karyawan karyawan karyawan sales administrasi
2) Inspirational motivation
Seorang pemimpin yang mampu
Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Bukit Mustika Persada
Sumber: Data Primer (2016) ; diolah oleh peneliti (2015) menerapkan standar yang tinggi akan tetapi
sekaligus mampu mendorongbawahan untuk
mencapai standar tersebut. Pemimpin dapat
Profil Informan dikatakan cukup menginspirasi karyawan
Profil Informan pada penelitian dalam hal mendorong karyawan untuk dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
ini adalah: x Informan 1 bertanggung jawab. Pemimpin mendorong
Nama : Robin Setiabudi karyawan untuk mencapai standar dengan
Usia : 42 tahun cara memberi kepercayaan dan tanggung
Jabatan : Direktur Utama jawab Begitu juga karyawan memberikan
Lama Bekerja : laporan setiap saat pada pemimpin. Selain
19 tahun x Informan itu, pemimpin memberi motivasi jika
karyawan dalam kesulitan.
2
3) Intellectual stimulation
Nama : Ruth Antika
Seorang pemimpin transformasional mampu
Usia : 30 tahun
mendorong bawahannya untuk
Jabatan : Bagian Pemasaran
menyelesaikan permasalahan dengan
Lama Bekerja : 5 tahun
cermatdan rasional. Dari hasil wawancara
6 bulan x Informan 3 informan, pemimpin menerapkan tanggung
Nama : Toyo Pujianto jawab kepada karyawan dalam penyelesaian
Usia : 44 tahun masalah guna agar karyawan dapat mandiri
Jabatan : Karyawan Produksi dan cermat dalam mencari solusi. Jika
Lama Bekerja : 7 tahun karyawan mengalami kesulitan pemimpin
baru akan membantu karyawan. Contohnya,
Deskripsi Data a. Gaya Kepemimpinan jika karyawan kehilangan data atau
Transformasional dokumen penting dalam perusahaan.
Kepemimpinan transformasional adalah tipe Pemimpin tidak langsung membantu
kepemimpinan yang memotivasi karyawan demi mencarinya, pemimpin akan menyuruh
tujuan yang lebih tinggi melalui sosialisasi dan karyawan mencari sendiri data-datanya jika
kharisma dalam mengubah organisasi sehingga tidak menemukannya pemimpin akan
mencapai tujuan organisasi bersamasama, memberikan sanksi kepada karyawan itu dan
memberdayakan pengikut untuk melakukan juga memberi solusi yang tepat untuk
pencapaian, serta mengangkat satu sama lain ke karyawan dengan begitu karyawan belajar
tingkat motivasi dan moralitas yang lebih tinggi. bertanggung jawab dan mandiri.
Indikator dari kepemimpinan ini adalah: 4) Individualized consideration
1) Idealized influence (or charismatic Karakter seorang pemimpin yang mampu
influence) memahami perbedaan individual para
Mempunyai makna bahwa seorang bawahannya. Dari hasil wawancara,
pemimpin transformasional harus memiliki pemimpin cukup baik dalam perusahaan
kharisma yang berpengaruh. Dari hasil tetapi di dalam perusahaan pemimpin
wawancara yang sudah dilakukan dapat mengaku kurang akrab dengan para
dikatakan pemimpin memiliki kharisma karyawan karena jarang bahkan tidak pernah
yang cukup baik, karena dari hasil ada komunikasi di luar perusahaan.
wawancara tersebut karyawan mengatakan Pemimpin dapat dikatakan kurang perhatian
AGORA Vol.5,No. 1,(2017)

terhadap individual masing-masing terduga saat dalam proses pekerjaan


karyawan sehingga kurang memahami termasuk dalam dua karyawan yang menjadi
karakter masing-masing karyawan. informan peneliti. Karyawan pernah terlibat
dalam perkerjaan yang menurut pemimpin
b. Gaya Kepemimpinan Kharismatik sudah melebihi ekspetasi pemimpin. Seperti
Gaya kepemimpinan kharismatik adalah ibu Ruth Antika pernah mencapai penjualan
tipe gaya kepemimpinan yang membuat para yang melebihi target pada tahun 2013, dan
anggota yang dipimpinnya mengikuti inovasi- juga pak Toyo Pujianto pernah mengerjakan
inovasi yang telah diajukan pemimpinnya. sebelum waktu yang ditentukan. Ekspetasi
Selain itu juga, pemimpin mengekspresikan dilakukan tidak hanya karena kemampuan
visi bersama mengenai masa depan karyawan saja tetapi pemimpin juga
perusahaan. berperan, dimana pemimpin selalu
1) Memiliki visi yang diekspresikan sebagai mengasah kemampuan-kemampuan
sebuah tujuan ideal yang lebih baik ke karyawannya dan mengajarkan tanggung
depannya dari mempertahankan keadaan jawab kepada karyawannya sehingga
sekarang dan dapat menjelaskanpentingnya karyawan dapat memenuhi bahkan melebihi
visi yang dipahami oleh orang lain. Dari dugaan pemimpin itu sendiri.
hasil wawancara, pemimpin kurang c. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
menerapkan visi perusahaannya pada Gaya Kepemimpinan Partisipatif adalah tipe gaya
karyawan sehingga karyawan hanya sekedar kepemimpinan yang melibatkan karyawan dalam
mengerti visi perusahaan tetapi kurang mengambil keputusan dan memberi motivasi
memahami bahkan ada karyawan yang tidak bawahan dibandingkan mengawasi mereka dengan
tahu. Tetapi pemimpin juga mengatakan ketat.
akan mengganti fase baru untuk membuat 1) Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan
suatu visi misi yang akan diterapkan oleh pengambilan keputusan dipegang secara
pemimpin dan para karyawannya. bergantian antara pemimpin dan bawahan.
2) Pemimpin mengambil suatu resiko pribadi Dari hasil wawancara, dalam pengambilan
yang tinggi, menciptakan biayayang tinggi, keputusan dan pemecahan masalah
dan butuh pengorbanan untuk mencapai visi pemimpin dan karyawan sangat berperan
tersebut. Dari hasil wawancara ini, penting dalam pengambilan keputusan.
karyawan mengatakan pemimpin tidak Pemimpin selalu mengumumkan sesuatu
pernah mengambil suatu resiko yang tinggi keputusan pada karyawannya dan pemimpin
yang terkait dengan urusan pribadinya. mengatakan bahwab pemimpin ingin bekerja
Pemimpin juga mengatakan jika tidak ingin teamwork bukan one man show.
mencampurbaurkan urusan pribadi dengan 2) Komunikasi dua arah ditingkatkan. Dari
perusahaan. hasil wawancara, pemimpin dan karyawan
3) Tanggap terhadap kemampuan orang lain mengatakan jika dalam berkomunikasi
dan merespon kebutuhan mereka. Dari hasil dalam perusahaan adanya feedback yaitu
wawancara, pemimpin cukup tanggap dalam pemimpin mendengarkan keluhan,saran, dan
kemampuan karyawan dengan cara pendapat karyawan begitu juga karyawan
pemimpin akan mengasah kemampuan akan diberi perintah oleh atasan untuk tugas-
karyawan dengan memberikan tugas-tugas tugas perusahaan.
tambahan agar karyawan dapat berkembang 3) Pemimpin mendengarkan bawahan secara
dalam bidangnya. Dalam kebutuhan, aktif. Dari hasil wawancara, pemimpin
karyawan mengatakan pemimpin menjawab adalah pendengar yang baik untuk
kebutuhkan karyawan dengan cara pertama karyawannya. Karyawan yang memiliki
menanyakan dahulu apa yang karyawan kesulitan-kesulitan dalam menghadapi
butuhkan dan jika menurut pemimpin masuk masalah, pemimpin akan mendengarkan,
akal pemimpin akan memberikan apa yang memberi solusi dan motivasi untuk
jadi kebutuhan karyawan karyawannya.
4) Terlibat dalam perilaku yang melebihi 4) Tanggung jawab pemecahan masalah dan
ekspetasi biasa. Perilaku yang di maksud pengambilan keputusan sebagian besar pada
adalah ekspresi dari perasaan seseorang, bawahan. Dari hasil wawancara, pemimpin
nilai, dan konsep diri dan juga berorientasi mempercayakan karyawan dalam
sasaran dan pragmatis. Dari hasil mengambil keputusan dan tindakan apapun.
wawancara, pemimpin mengatakan ada
beberapa karyawan yang terkadang tidak
AGORA Vol.5,No. 1,(2017)

d. Gaya Kepemimpin Transaksional dengan karyawannya. Pemimpin selalu melibatkan


Kepemimpinan transaksional adalah gaya karyawan karena dalam mengambil keputusan akan
kepemimpinan yang berfokus pada transaksi antara lebih bisa meningkatkan kualitas keputusan para
pemimpin dan karyawan yang melibatkan partisipan memiliki informasi dan pengetahuan
hubungan pertukaran dengan memberikan yang tidak dimiliki pemimpin sehingga karyawan
penghargaan atas kinerja yang baik dan hukuman juga dapat ikut bekerja sama dalam menemukan
atau teguran atas kinerja dibawah standar, serta solusi yang baik atas masalah yang dihadapi. Selain
memandu pengikut dalam arah yang ditegakkan itu juga pemimpin selalu menerima kritik dan
dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. sangat menerima saran dari para karyawannya guna
1) Memiliki perilaku pemimpin yang kurang agar pemimpin dapat memperbaiki kesalahannya
perduli dengan apa yang terjadi di dengan begitu karyawan dan pemimpin dapat aktif
sekitarnya. Dari hasil wawancara, karyawan dalam hal komunikasi. Sebenarnya, gaya
mengatakan pemimpin selalu kepemimpinan partisipatif sudah baik diterapkan
mempercayakan pada karyawan dalam dalam perusahaan akan tetapi akan lebih baik lagi
menjalankan tugas ataupun penyelesaian jika perusahaan menerapkan gaya kepemimpinan
masalah, sehingga pemimpin tidak terlalu transformasional karena pemimpin lebih berperan
ikut ambil bagian karyawan. dalam perusahaan. Pemimpin lebih memotivasi
yang menginspirasi para karyawan sehingga
2) Pemimpin tidak melakukan pengawasan
mendorong karyawannya untuk lebih maju dan
secara ketat terhadap bawahan hanya
berkembang sehingga adanya perubahan yang
menerima proses selesai. Pemimpin dalam
signifikan bagi perusahaan maupun karyawan.
mengkritik cukup aktif guna untuk
Kepemimpinan partisipatif yang diterapkan oleh
membangun karyawan agar lebih baik dan
Direktur Utama PT. Bukit Mustika Persada
berkembang tetapi dalam pengawasan
melibatkan karyawan yang berpengaruh besar
pemimpin tidak terlalu mengawasi karyawan
dalam membuat suatu keputusan. Kepemimpinan
dalam pengerjaan kantor maupun pabrik.
partisipatif dapat dipandang sebagai suatu jenis
3) Kepemimpinan ini ditujukan untuk perilaku yang berbeda, meskipun dapat digunakan
membangkitkan keinginan anggota bersama-sama untuk melaksanakan tugas khusus
perusahaan untuk mencari atau merumuskan dan menunjukkan perilaku hubungan antara
secara arif permasalahan yang dihadapi pemimpin dan bawahan. Sebagai contohnya,
perusahaan dan mengambil tindakan berdiskusi dengan karyawan untuk merancang
korektif dengan cepat sebelum persoalan suatu sistem waktu yang fleksibel, dapat
membesar. Dari hasil wawancara, pertama menghasilkan perencanaan jadwal kerja yang lebih
pemimpin mempercayakan kepada baik dan dapat sebagai tanda perhatian pemimpin
karyawan, jika mereka memiliki masalah terhadap karyawan. Kepemimpinan partisipatif
pemimpin membantu mengarahkan menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun
karyawan dan memberi tanggung jawab perilaku kepemimpinan, seperti bersamasama
kepada karyawan jika masalah cukup fatal mengambil keputusan, prosedu-prosedur spesifik
pemimpin akan ikut membantu. yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang
4) Mendorong anggota perusahaan untuk lain untuk memperoleh gagasan dan saran-saran,
bekerja sesuai aturan, bekerja secara serta perilaku spesifik yang dilakukan untuk
berencana, mencapai sasaran yang telah pendelegasian kekuasaan. Kelemahan dari gaya
ditetapkan, dan menghasilkan produk dan kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin yang
jasa yang memenuhi standar. Pemimpin memberikan kesempatan dan hak penuh pada
menerapkan sistem target dalam perusahaan, karyawan, maka mereka memiliki pendapat yang
setiap penugasan pemimpin selalu memberi berbeda-beda, sehingga pemimpin sulit menentukan
deadline pengerjaan pada setiap karyawan. pendapat yang sesuai. Selain itu dengan pendapat-
pendapat yang berbeda-beda terkadang bisa terjadi
Deskripsi Data suatu konflik sehingga proses pengambilan
Hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan keputusan akan memakan waktu lebih banyak.
bahwa Direktur Utama PT. Bukit Mustika Persada Pada saat tertentu, Direktur Utama sebenarnya
lebih dominan pada gaya kepemimpinan telah menerapkan gaya kepemimpinan
partisipatif. Karena dari hasil wawancara, transformasional dimana saat karyawan yang
kepemimpinan partisipatif yang paling memenuhi kesulitan atau dalam masalah Direktur Utama selalu
indikator. Pemimpin menerapkan sistem memberikan motivasi-motivasi pada karyawan.
kepercayaan pada karyawan, sehingga dalam Selain memotivasi, Direktur Utama mengatakan
pengambilan keputusan pemimpin selalu berdiskusi jika karyawannya sering dikenalkan oleh dunia luar
AGORA Vol.5,No. 1,(2017)

dengan mengajak karyawan melihat kompetisi


dunia luar seperti apa, melihat kompetitor, cara (2007). Metode penelitian kualitatif. Bandung:
membuat yang baik bagaimana dengan begitu Remaja Rosdakarya.
karyawan dapat membuka pikiran mereka dan Shelton, K. (2002). A New Paradigm of Leadership.
memiliki pandangan. Gaya kepemimpinan Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
transformasional adalah gaya kepemimpinan Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis.
tertinggi kedua dari hasil wawancara. Oleh karena Bandung: CV. Alfabeta.
itu, gaya kepemimpinan yang dilakukan Direktur Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
Utama masih berjalan dengan cukup baik dan Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
membawa kemajuan perusahaan meskipun ada Yukl, G. (2015). kepemimpinan dalam Organisasi.
beberapa karyawan yang masih belum berkembang (B.
dikarenakan Direktur Utama hanya dekat dengan Sarwiji, Ed.) (edisi ke t). Jakarta
sebagian karyawannya saja.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil wawancara ketiga informan dapat
disimpulkan bahwa Direktur Utama memiliki gaya
kepemimpin partisipatif yang dimana karyawan
sangat berperan penting dalam NAMA : RAHMAH HAYATI PUTRI
perusahaan.Pemimpin memberi kepercayaan
kepada karyawan dalam pengambilan keputusan. JURUSAN : D3 AKUNTANSI(SEM 4)
Karyawan juga diberi kesempatan oleh pemimpin MAPEL : KEPEMIMPINAN
untuk memberikan masukan, saran, dan pendapat
kepada pemimpin jika menurut karyawan itu
kurang tepat. Karena karyawan berpartisipasi
memberikan saran, ide, pendapat, dan proses
pertimbangan pengambilan keputusan tetap yang
mengambil suatu keputusan akhir adalah Direktur
Utama.
Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, saran yang dapat diberikan adalah:
1) Direktur Utama lebih meningkatkan
keakraban pada seluruh karyawan melalui
pergi bersama, makan bersama di luar jam
kerja guna pemimpin dapat lebih
mengenal karyawan secara individu.
2) Peneliti menyarankan Direktur Utama
mempertimbangkan untuk cenderung
menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional karena gaya
kepemimpinan transformasional pemimpin
dapat menginspirasi, mendorong, dan
memotivasi karyawan sehingga karyawan
dapat lebih maju dan mengalami
perubahan secara signifikan. Hal ini
karena dunia persaingan zaman sekarang
menuntut perusahaan membutuhkan
karyawan yang kreatif, inovatif, dan
pengetahuan luas.

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, M. S. P. (2011). Manajemen Sumber
Daya
Manusia. Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, L. J.

Anda mungkin juga menyukai