Anda di halaman 1dari 20

Tugas Rekayasa Ide

MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 MJM - FE

Skor Nilai:

Permasalahan Gaya — Gaya Kepemimpinan

KELOMPOK :2

NAMA MAHASISWA : DAVA FEBRIANDA (7213210009)


DIONISIUS M.GINTING (7213210036)
ZULFIKAR ALI RITONGA (7213510063)
DWI UTAMI CAHYATI (7213210037)
RINANDA SUCI SYAHFITRI (7213210020)

DOSEN PENGAMPU : HENDRA SAPUTRA, SE., Msi

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI — UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

Bulan November 2021


ABSTRAK

Kepemimpinan merupakan bagian penting dalam proses manajemen dan


dibutuhkan pada semuatipeorganisasi. Pemimpin merencanakan, mengorganisasikan
sumber daya yang ada dengan mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai kinerja karyawan yang optimal. Selain kepemimpinan, kepuasan bawahan
terhadap atasan adalah hal yang harus dicapai untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Keberhasilan kepemimpinan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan dan
kepuasan bawahannya.
Sumber daya manusia terbesar yang dimiliki perusahaan adalah di bagian
produksi dan bukan merupakan hal mudah untuk memimpin karyawan karena tiap-tiap
individu memiliki tingkat kematangan yang berbeda. Kepemimpinan yang baik akan
menimbulkan kepuasan bawahan terhadap atasannya. Dengan adanya kepuasan
karyawan yang cukup tinggi akanmembawa karyawan pada sikap positif yang akhirnya
akan mengangkat atau mempertinggi kinerja bagi karyawan dalam usaha untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan. Kinerja dalam perusahaan merupakan
jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan dari perusahaan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan, sebab
tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut
akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Banyak
penelitian yang mencatat bahwa kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja
organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh peran kepemimpinan
dalam pencapaian organisasi melalui inovasi, budaya organisasi, strategi dan sistem
akuntansi manajemen organisasi.

ABSTRACT
Leadership is an important part of the management process and required in all
types of organizations. Leader plans, organize existing resources by influencing and
directing others to achieve optimal employee performance. Besides leadership,
subordinate satisfaction with superiors is something that must be achieved to improve
employee performance. Leadership success is influenced by the applied leadership
style and the satisfaction of his subordinates.
The greatest human resource owned by the company is in the production
section and is not an easy thing to lead employees because each individual has a
maturity level. Good leadership will lead to subordinate satisfaction with their
superiors. A high enough employee satisfaction will lead employees to a positive
attitude that will ultimately lift or enhance performance of employees in an effort to
improve company productivity. The performance of the company is the answer to
success or failure of the stated goals of the company.
Leadership is an important element in a company, because without the
leadership of a leader, a company will experience a setback. Each leader basically has
a different behavior in leading or often referred to as a leadership style. Many studies
have noted that leadership can affect organizational performance. This study aims to
examine the influence of the role of leadership in organizational achievement through
innovation, organizational culture, strategy and organizational management
accounting system.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati
dalam menyelesaikan makalah ini, adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kepemimpinan. Kami telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-
baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai
kesempurnaan. Kami selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, Kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga makalah dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen mata kuliah
Kepemimpinan. Tugas yang di berikan ini dapat menambah pengetahuan serta
wawasan bagi penulis. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 20 Oktober 2021

Kelompok 2

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR.................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

A. Rasionalisasi Pentingnya TRI ................................................ 1

B. Tujuan TRI ..................................................................... 1

C. Manfaat TRI ................................................................... 1

BAB II INDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN ...................... 2

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan ..................................... 2

B. Identifikasi Permasalahan Sesuai Tema yang Dibahas .................. 4

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN ............................................... 9

A. Solusi dan Pembahasan Jurnal 1 ........................................... 9

B. Solusi dan Pembahasan Jurnal 2 ........................................... 10

C. Solusi dan Pembahasan Jurnal 3 ........................................... 11

D. Solusi dan Pembahasan Jurnal 4 ........................................... 12

E. Solusi dan Pembahasan Jurnal 5 ........................................... 13

BAB IV PENUTUP ................................................................... 15

A. Kesimpulan .................................................................... 15

B. Saran ........................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Makna TRI

Kita sering merasa bingung ketika masalah kepemimpinan muncul dalam


kehidupan sehari - hari tanpa kita sadari. Terkadang kita tidak menyadari saat masalah
kepemimpinan muncul di hadapan kita. Terutama tentang masalah bagaimana gaya
kepemimpinan otokrasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam suatu organisasi (
perusahaan ) demi tercapainya kualitas SDM yang diinginkan. Oleh karena itu penulis
membuat Tugas Rekayasa Ide ini untuk memudahkan pembaca dalam memilih dan
memecahkan masalah tersebut.

B. Tujuan TRI

Tugas Rekayasa Ide ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
"Kepemimpinan" yang diampu oleh Bapak Hendra Saputra, SE., M.Si. Dan juga untuk
mengidentifikasi serta mencari permasalahan dalam konteks gaya kepemimpinan
otokrasi yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Setelah dengan cermat
menemukan masalah tersebut, Selanjutnya kita mencari solusi yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.

C. Keunggulan TRI

• Untuk menambah wawasan pembaca tentang gaya kepemimpinan otokrasi

• Untuk dapat mengetahui metode dan karakteristik seorang pemimpin dalam


menjalankan gaya kepemimpinannya

• Untuk mengetahui bagaimana gaya otokrasi seorang pemimpin dapat mempengaruhi


kinerja pegawainya.

1
BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan

Pemimpin bukanlah posisi yang bisa dinikmati semua orang, hanya orang yang
memiliki kemampuan mumpuni. Dalam memimpin tidak semua pemimpin bisa
dikatakan berhasil, bahkan seorang pemilik bisnis belum tentu dapat menjadi
pemimpin yang berhasil. Tidak jarang bagi pemimpin menemukan kendala dan masalah
saat memimpin timnya.

Sebagai seorang pemilik bisnis sekaligus pemimpin tentu menemukan banyak


hambatan dalam proses memimpin tim/perusahaan. Setelah Anda membaca artikel ini,
Anda akan menyadari beberapa permasalahan kepemimpinan dalam perusahaan yang
mungkin Anda anggap sepele namun dapat memperburuk perkembangan bisnis Anda.

Berikut adalah masalah — masalah kepemimpinan:

- Kegagalan Berkomunikasi
Kerumitan bisnis pada masa sekarang mendesak pemimpin bisnis untuk
dapat berkomunikasi pada tiap level dalam perusahaan. Misalnya, Anda harus
menyusun sebuah visi dan membujuk agar tim Anda setuju dengan visi Anda
tersebut. Anda harus menghubungkan tiap individu dalam perusahaan Anda dan
menginspirasi mereka. Anda sebagai pemimpin juga pemilik bisnis dituntut
untuk membangun kepercayaan dengan meyakinkan anggota Anda melalui
komunikasi verbal dan tindakan nonverbal agar dapat memperkuat antar
anggota timnya.

Komunikasi efektif sangat sulit karena dibutuhkan komitmen. Anda harus


membangun komunikasi yang efektif sebagai prioritas dan perlu adanya
kedisplinan, konsistensi, kejelasan pesan dan kemauan untuk menjaga sistem
komunikasi itu setiap harinya.

2
Dengan membangun sistem bisnis komunikasi yang terstruktur mampu
menghubungkan tiap level dalam perusahaan, Anda juga dapat mengembangkan
efektifitas sebagai seorang pemimpin dan mengarahkan perkembangan
karyawan baik di level atas maupun bawah.

- Kurang Akuntabilitas

Dalam perusahaan, apabila ada pekerjaan besar yang gagal dikerjakan


dan beberapa ide tidak berjalan dengan lancar maka Anda kurang memiliki
akuntabilitas. Anda memerlukan sebuah papan pencatatan kinerja yang bisa
memonitor hasil kerja yang Anda inginkan. Kebanyakan pemimpin mengetahui
hal ini, namun menjadikan hal ini sebagai sebagai sebuah sistem membutuhkan
disiplin diri dan fokus. Agar sistem dapat terbentuk, Anda membutuhkan
dukungan dari karyawan Anda dan tidak mudah terpengaruh hingga hal ini
menjadi bagian dari operasional Anda.

- Segan Untuk Melakukan Pemecatan

Bahkan pemimpin terbaik masih memiliki ketakutan untuk memecat


karyawan atau anggota timnya jika di dalam tim ada ikatan keluarga. Kita
jarang menemukan orang yang mungkin bekerja baik di perusahaan lama namun
tidak bisa bekerja dengan baik di perusahaan Anda karena di setiap perusahaan
memiliki karakter individu berbeda yang perlu penyesuaian satu sama lain.
Sejalan dengan berkembangnya perusahaan maka anggota tim dan pemimpin
memiliki keputusan yang sulit untuk terus mengupgrade kemampuan. Sebagai
pemimpin carilah orang yang mau bekerja untuk keberhasilan perusahaan dan
bukan orang yang memberatkan anggota timnya.

- Kurangnya Pemerataan

Sangat sulit bila seluruh anggota tim Anda tidak memiliki kesamaan cara
pandang. Anda sebagai pemimpin tentu merasa tidak setuju namun Anda harus
memastikan bahwa seluruh anggota Anda berada di belakang Anda dan
mengikuti semua arahan Anda untuk mengerjakan segala hal untuk mendukung
Anda mencapai tujuan.

3
Lalu hal sederhana tentang pemerataan adalah penting adanya sistem
kompensasi yang memastikan seluruh karyawan mendapatkan penghargaan atau
komisi atau bonus setelah mereka bekerja giat mewujudkan apa yang menjadi
tujuan Anda sebagai seorang pemimpin.

Ketika adanya kesetaraan antara hasil kinerja dan reward maka seluruh
proses pekerjaan dan karyawan sudah sejajar dan akan berjalan dengan baik.

- Kurangnya Visi Yang Jelas

Sebuah visi perusahaan bukan semata uraian kata atau kalimat yang
hanya mengandung istilah perusahaan tanpa memiliki makna apa-apa untuk
perusahaan tersebut.

Seorang pemimpin sejati menciptakan visi untuk masa depan perusahaan


yang mampu memberikan semangat untuk karyawan dan membuat mereka
bekerja keras dan berbuat baik meski tidak ada yang melihat. Jaman sekarang
terutama untuk para milenial, mereka berpendapat bahwa pekerjaan mereka
tidak sekedar gaji yang mereka terima namun berkontribusi untuk hal yang lebih
baik.

B. Identifikasi Permasalahan Sesuai Tema yang Dibahas

1. Permasalahan Jurnal 1

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kepuasan Kerja

Menurut teori Munandar (2006:357-363) mengungkapkan bahwa kepuasan


kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya gaji, reward, kondisi
lingkungan kerja dan SDM, yang berdampak pada absensi dan turnover, serta
kedisiplinan kerja. Akan tetapi hal tersebut tidak sesuai dengan temuan
fenomena yang peneliti dapatkan di lapangan. Turnover yang terjadi di
perusahaan tersebut tergolong tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari mulai
bulan September 2012 hingga April 2012, dari 40 orang karyawan yang bekerja
di divisi marketing setiap satu bulan sekali selalu ada satu hingga dua karyawan
yang keluar dan digantikan oleh karyawan yang baru sehingga sekarang

4
berjumlah 30 orang saja. Kemudian prosentase angka absensi dan
keterlambatan karyawan di divisi marketing tergolong tinggi yaitu 10-20% setiap
harinya, yang seharusnya 0% keterlambatan dan ketidakhadiran karyawannya.
Artinya, selalu ada 3-6 orang setiap harinya yang terlambat atau bahkan tidak
hadir. Dari indikasi tersebut, peneliti menduga bahwa ada ketidakpuasan
karyawan terhadap perusahaan. Hal ini didukung oleh teori menurut Munandar
(2006) ketidakpuasan kerja dapat berdampak pada ketidakhadiran
(absenteisme) dan keluarnya tenaga kerja (turnover).

Dari pengalaman peneliti selama bekerja di PT KIA Mobil Indonesia Cabang


Semarang dalam dua tahun, gaya kepemimpinan di perusahaan tersebut
menunjukkan kecenderungan gaya kepemimpinan otoriter yang dapat dilihat
dari kecenderungan pimpinan pada tugas-tugas yang diberikan pada karyawan,
komunikasi yang timbul hanya searah, hubungan yang tidak harmonis antara
pimpinan dan bawahan, sanksi yang digunakan sebagai alat kekuasaan, dan
tidak adanya kepercayaan pimpinan terhadap bawahan, hal tersebut sesuai
dengan teori yang diungkapkan oleh Eungene Emerson Janning dan Robert T.
Golembiewski (dalam Nawawi, 2003: 118) sebagai gambaran atau indikasi gaya
kepemimpinan otokratis.

2. Permasalahan Jurnal 2

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis dan Pengembangan


Karir Karyawan terhadap Turnover Intention

Gaya kepemimpinan otokratis menurut Purwanto et al (2020) adalah


pemimpin yang sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan serta
kebijakan, peraturan, prosedur diambil dari idenya sendiri. Ketika tindakan
seperti produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa “aku”
yang keberterimaannya pada khayalak bersifat dipaksakan dan ditunjukan oleh
pemimpin maka lahirkan kepemimpinan otokratis (Bashori, 2016). Karir
merupakan istilah teknis dalam administrasi personalia, semua pekerjaan atau
jabatan yang dimiliki atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang (Khair,
2020). Pengembangan karir menurut Ramli & Yudhistira (2018) adalah aktivitas

5
kepegawain yang membantu pegawaipegawai merencanakan karir masa depan
mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat
mengembangkan diri secara maksimum. Seorang pemimpin otokratis biasanya
memiliki otoritas secara penuh dalam pengambilan keputusan dan bertanggung
jawab untuk mengendalikan organisasi. Gaya kepemimpinan otokratis
menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat
pada pemimpin sentralisasi sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan
pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan otoriter mematikan kreativitas sehingga kehidupan
organisasi menjadi statis dan rutin atau tidak berkembang secara dinamis.
Seorang karyawan mempunyai arti penting karena dapat berperan sebagai
penentu, pelaku, dan perencana dalam mencapai tujuan organisasi. Jika
seorang karyawan selama ini telah mampu mencapai apa yang diinginkan oleh
perusahaan, serta memberikan kinerja yang terbaik untuk perusahaan, maka
sudah sepantasnya karyawan tersebut memperoleh suatu feedback dari
perusahaan itu sendiri sebagai balas jasa dari apa yang telah mereka kerjakan.
Ketika harapan dan keingian mereka telah tercapai maka kinerja karyawan akan
meningkat. Tetapi sebaliknya jika harapan dan keinginan karyawan tidak
terpenuhi dengan baik, maka kinerja karyawan akan menurun dan akan terjadi
turnover intention (Astuty & Zuniasih, 2018).

3. Permasalahan Jurnal 3

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kinerja Karyawan Pada


PT Sahbana Citra Mandiri di Tenggarong

Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,


menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsive agar sanggup
bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi
tersebut, maka diperlukan adanya perubahan individu. Proses
menyelaraskan perubahan organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah
mudah. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan
harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka
dari itu, organisasi memerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi
motor penggerak yang mendorong perubahan organisasi. Demikian halnya
dengan PT. Sahbana Citra Mandiri yang bergerak dibidang jasa konstruksi

6
dan sewa rental alat berat yang berdiri dari tahun 2007, perlu
memperhatikan segala permasalahan terutama mengenai kinerja
karyawannya, sehingga tidak terjadi hal-hal yang negatif.
Tantangan utama PT. Sahbana Citra Mandiri untuk membangun daya
saing yang berkelanjutan terletak pada kompetensi sumber daya manusia.
Perusahaan memerlukan good management artinya harus mengembangkan
SDM sebagai good leader dan organisasi yang baik. Berbicara soal organisasi,
maka ada pihak yang memerintah yang disebut pemimpin yang
diperintah/bawahan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah
gaya kepemimpinan otokratis berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Kinerja Karyawan adalah hasil kerja seseorang/ karyawan yang
berhubungan erat dengan disiplin motivasi, prestasi kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan pada waktu tertentu sesuai dengan tanggung
jawab yang telah diberikan kepadanya.

4. Permasalahan Jurnal 4

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis terhadap Perilaku Inovatif


Karyawan UMKM Batik Ghatot Tuban

Obyek yang diambil dalam penelitian ini adalah Batik tulis “Ghatot”
yang merupakan salah satu industri batik yang cukup terkenal di Kabupaten
Tuban. UMKM Batik Tulis Ghatot telah memulai usahanya sejak 15 tahun
yang lalu, namun belum terdapat perubahan yang berarti dalam proses
bisnisnya selama kurun waktu tersebut. Hingga saat ini belum ada
perkembangan atau inovasi yang dilakukan karyawan. Pembuatan motif
batik, pemilihan bahan dan sebagainya dilakukan oleh pemilik UMKM
langsung sehingga dalam penciptaan inovasi maupun pembuatan motif baru
membutuhkan waktu yang cukup lama. UMKM Batik Tulis Ghatot merupakan
usaha padat karya yang semua pekerjaannya masih dilakukan secara
tradisional. Menurut hasil wawancara awal yang dilakukan kepada pemilik
dan karyawan, terjadi ketidaksamaan pendapat atau pemikiran. Karyawan
ingin menghasilkan suatu inovasi bagi perusahaan namun terhalang oleh
kebijakan pemilik, sedangkan pemilik tidak menyadari akan hal itu sehingga
membuat inovasi dan keputusan sesuai pemikirannya sendiri. Pembahasan
dalam penelitian ini akan difokuskan terhadap permasalahan SDM di Batik

7
Tulis Ghatot yaitu mengenai pengaruh kepemimpinan dan perilaku inovatif
karyawan.

5. Permasalahan Jurnal 5
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif dan Otokratis Terhadap Kinerja
Sistem Jaminan Halal Has 23000 Pada industry Makanan Kemasan

Kewajiban sertifikasi halal sesuai dengan UU JPH mulai dilaksanakan


tanggal 17 Oktober 2019 dan proses sertifikasi diperuntukkan untuk makanan
dan minuman terlebih dahulu selanjutnya ditujukan untul produk kosmetik,
obat, dan alat medis. Kewajiban sertifikasi halal sesuai dengan UU JPH
mulai dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2019 dan proses sertifikasi
diperuntukkan untuk makanan dan minuman terlebih dahulu selanjutnya
ditujukan untul produk kosmetik, obat, dan alat medis. Pelaku usaha juga
dapat memperluas target pasarnya, meningkatkan daya saing, meningkatkan
omset produksi dan penjualan, serta meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap kehalalan produk. Disamping itu, masyarakat muslim juga akan
lebih merasa tenang dalam membeli dan mengonsumsi produk berlabel halal
(Pelu 2009).Pada era industri 4.0 ini tingkat persaingan industri semakin
ketat terutama industri makanan dan minuman dan supaya dapat
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan diperlukan kinerja yang
tinggi dari keseluruhan sumber daya manusianya.

8
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Solusi dan Pembahasan Jurnal 1

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kepuasan Kerja

Hasil ini sesuai dengan pendapat dari Brahmasari dan Spurayitno (2008) dalam
penelitiannya membuktikan bahwa kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya hasil dari pelaksanaan aktivitas manajerial
kepemimpinan yang dijalankan belum tentu mempunyai dampak yang selalu positif
atau baik bagi organisasi, sebab semakin tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial
kepemimpinan dilakukan, maka akan berdampak pada penurunan kinerja perusahaan
dari waktu ke waktu. Pelaksanaan aktivitas kepemimpinan yang lebih banyak ke arah
menekan karyawan bisa saja menyebabkan seorang karyawan dapat mencapai
kepuasan dalam bekerja, tetapi belum tentu dapat membawa pengaruh yang positif
dalam pembentukan kepribadian bawahan untuk ikhlas bekerja mencapai tujuan
organisasi

Berdasarkan Hasil penelitian jurnal pertama maka solusi yang dapat diajukan adalah:

- Untuk perusahaan diharapkan mampu menekan tingkat gaya kepemimpinan


pada karyawannya dengan memberikan kepastian akan kelanjutan hubungan
kerja terhadap karyawannya dimasa depan.

- Untuk karyawan diharapkan meningkatkan kepuasan kerjanya dengan selalu


berfikir positif terhadap realita yang terjadi diperusahaan, meningkatkan
keberanian dalam mengutarakan perasaan, serta menjalin hubungan dan
komunikasi yang baik dengan semua stageholder di perusahaan.

9
B. Solusi dan Pembahasan Jurnal 2

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis dan Pengembangan Karir Karyawan


terhadap Turnover Intention

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan


dan Pengembangan Karir Karyawan terhadap Tunover Intention. Peneliti ingin
mengetahui apakah karyawan di perusahaan yang mempunyai intensi turnover yang
tinggi dapat dikarnakan tidak adanya jenjang karier pada perusahaan tersebut, dan
faktor lain yang mempengaruhi juga yaitu gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. Jenis penelitian yang dilakukan ialah dengan metode penelitian
kuantitatif. Dengan populasi dalam penelitian ini tak terbatas (infinite), hal tersebut
dikarenakan kumpulan objek atau individu yang menjadi objek penelitian tidak
diketahui batas wilayahnya atau tidak dapat dilakukan pengukuran mengenai jumlah
keseluruhan individu yang terdapat di wilayah yang ditempati. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan
cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan tabel isaac micahel adalah 100 orang. Berdasarkan tujuan
landasan teori maka diperoleh hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara gaya kepemimpinan Otrokratis (X1) terhadap Turnover Intention
(Y) H2: Terdapat pengaruh negative antara Pengembangan Karir Karyawan (X2)
terhadap Turnover (Y) karyawan. H3: Gaya kepemimpinan Otokratis (X1) dan
Perngembangan Karir Karyawan (X2) tidak memberikan pegaruh negatif, baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap Turnover Intention (Y). Uji linearitas
bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear atau
tidak secara signifikansi. Uji linearitas dilihat dari signifikan pada Linearity > 0,05
maka kedua variabel dinyatakan tidak linear. Sedangkan jika signifikan pada Linearity
< 0,05 maka hubungan antara dua variabel dinyatakan linear.

10
C. Solusi dan Pembahasan Jurnal 3

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kinerja KaryawanPada PT


Sahabana Citra Mandiri di Tenggarong

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa variable bebas berupa variable Gaya
Kepemimpinan Otokratis (X) berpengaruh signifikan terhadap variable terikat yaitu
variable Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Sahbana Citra Mandiri di Tenggarong dengan
hasil uji t hitung 7,242 < 5,429 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 , berarti gaya
kepemimpinan otokratis berpengaruh positif secara positif terhadap kinerja karyawan.
Hal ini disebabkan kinerja karyawan pada PT. Sahbana Citra Mandiri di Tenggarong
menggunakan gaya otokratis untuk kinerja karyawan. Dengan gaya otokratis ini, para
karyawan menjadi patuh bekerja sesuai harapan perusahaan. Hal ini juga ditujukan
dari nilai regresi linier sederhana sebesar 0,562 dan nilai koefisien korelasi (R) 0,788
dalam kategori memiliki hubungan yang tinggi antara gaya kepemimpinan otokratis
terhadap kinerja karyawan, dan nilai koefisien determinasi sebesar 62% yang artinya
yang artinya variabel gaya kepemimpinan otokratis memiliki pengaruh sebesar 62%
terhadap variabel kinerja karyawan dan sisanya 38% ditentukan atau dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak disertakan didalam penelitian ini. Dengan demikian
Ha diterima dan Ho ditolak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sugandi (2011 : 141)
Gaya Kepemimpinan Otokratis merupakan pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri
yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi mengidentikan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, menganggap bahwa bawahan sebagai alat semata,tidak mau
menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam
tindakan pergerakannya sering menggunakan pendekatan paksaan dan bersifat
menghukum.

Adapun beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh PT. Sahbana Citra Mandiri
adalah sebagai berikut :

- Pemimpin PT. Sahbana Citra Mandiri sebaiknya Meningkatkan kembali sistem


komunikasi 2 arah agar hubungan antara pimpinan dan bawahan semakin harmonis dan
dapat tercipta team work yang baik antara pimpinan dan karyawan tanpa adanya jarak
dan tekanan yang dirasakan oleh karyawan.

11
- Pimpinan PT. Sahbana Citra Mandiri perlu lebih memperhatikan para karyawannya
dengan memberikan arahan berupa motivasi sehingga terjalin hubungan komunikasi
yang baik antara pimpinan dengan para karyawannya.

- Setiap permasalahan yang terjadi di lapangan diharapkan dapat terselesaikan dengan


baik tanpa mengorbankan hak dan kewajiban antara Perusahaan dan Karyawan, agar
setiap karyawan yang bekerja dapat terus meningkatkan kinerjanya dimasa yang akan
datang.

D. Solusi dan Pembahasan Permasalahan Jurnal 4

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis terhadap Perilaku Inovatif Karyawan UMKM


Batik Ghatot Tuban

Menurut Robbins dan Coulter (dalam Nawawi dan Martini, 2004), Gaya
kepemimpinan otokratis merupakan suatu kepemimpinan dimana pemimpin cenderung
memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus
diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak dan meminimalisasi partisipasi
karyawan.

Karakteristik responden menunjukkan bahwa karyawan UMKM Batik Tulis Ghatot


merupakan laki-laki dan perempuan berusia 20-29 tahun, dengan tingkat pendidikan
mayoritas adalah SMP. Karyawan perempuan lebih banyak dipekerjakan karena
bertugas di bagian pola, sedangkan karyawan laki-laki terbagi pada bagian pewarnaan
dan penghilangan lilin. Dari uji F yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa variabel
sentralisasi wewenang (𝑥1), produktivitas kerja (𝑥2) dan manajemen (𝑥3) sehingga
variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Namun
dari hasil uji t, diketahui bahwa hanya variabel sentralisasi wewenang yang
mempengaruhi variabel dependen/perilaku inovatif.

Setelah dilakukan pengujian instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda, uji t dan koefisien determinasi (R²), didapatkan hasil bahwa faktor dari
kepemimpinan otokratis yang mempengaruhi perilaku inovatif pada karyawan UMKM
Batik Tulis Ghatot adalah sebagai berikut:

(1) Variabel sentralisasi wewenang yang bercirikan: pemberian saran oleh karyawan,
kecepatan pengambilan keputusan dan wewenang pemimpin terbukti memiliki
pengaruh terhadap perilaku inovatif karyawan pada UMKM Batik Tulis Ghatot Tuban.

12
(2) Variabel produktivitas kerja yang bercirikan: orientasi pemimpin, pengawasan sikap
dan kerja karyawan, pemberian kejelasan tujuan perusahaan serta pemberian imbalan
prestasi terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku inovatif karyawan pada
UMKM Batik Tulis Ghatot Tuban.

(3) Variabel manajemen yang bercirikan: komunikasi, pengaruh kepada karyawan,


hubungan atasan dan bawahan terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku
inovatif karyawan pada UMKM Batik Tulis Ghatot Tuban.

Dari pembahasan di atas, saya menyarankan pemilik UMKM Batik Ghatot Tuban perlu
lebih terbuka lagi terhadap ide atau inovasi dari para karyawan, meskipun
pengambilan keputusan sepenuhnya berada di tangan manajer/pemilik, namun
kontribusi atau inovasi dari karyawan tersebut dapat menjadi pertimbangan agar
perusahaan dapat berinovasi dan berdaya saing dalam persaingan bisnis pasar.

E. Solusi dan Pembahasan Permasalahan Jurnal 5

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif dan Otokratis Terhadap Kinerja Sistem


Jaminan Halal Has 23000 Pada industry Makanan Kemasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel


gaya kepemimpinan partisipatif (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja bisnis industri minuman (Y) dan variabel gaya kepemimpinan Otokratis (X2)
juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja Sistem Jaminan
Halal HAS 23000 (Y).Untuk manajemen industri minuman sebaiknya menggunakan gaya
kepemimpinan partisipatif dan Otokratis karena keduanya berpengaruh positif
terhadap kinerja sistem manajemen keamanan pangan, jika memperhatikan hasil
penelitian, gaya kepemimpinan tipe partisipatif lebih berpengaruh positif pada
peningkatan kinerja sistem. manajemen keamanan pangan tetapi kepemimpinan yang
lebih efektif adalah kombinasi atau kombinasi dari kedua gaya kepemimpinan.

Untuk itu pemimpin harus memperhatikan gaya kepemimpinan yang akan


digunakan untuk bawahan karena gaya kepemimpinan merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja system manajemen keamanan pangan.
Untuk penelitian lebih lanjut akan meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja sistem manajemen keamanan kaum pagan dapat menambahkan beberapa
variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi kinerja system manajemen keamanan

13
pangan, misalnya sebagai motivasi, kemampuan atau kompetensi individu dan budaya
kerja.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin


memiliki kendali penuh untuk menentukan kebijakan dan prosedur, memutuskan
tujuan apa yang ingin dicapai, dan mengarahkan serta mengawasi semua kegiatan
organisasi, tanpa partisipasi dari bawahan.Pemimpin otokratis tidak terlibat dengan
penetapan tujuan jangka panjang atau perkembangan karier seperti jenis pemimpin
lainnya. Mereka cenderung lebih berfokus untuk memastikan anggota tim
menyelesaikan tugas-tugas penting sesuai jadwal.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan, dalam memimpin sebuah perusahaan
pemimpin harus memiliki gaya kepemimpinan yang harus ditekuni agar dapat
membawa kemajuan perusahaan maupun karyawan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip/article/view/2640

https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3866809

https://ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2018/08/Jurnal%20Hady%20Prasetyo%20Hal%201047-1060%20(08-16-
18-02-55-36).pdf

http://www.ejournal.unigamalang.ac.id/index.php/JEM/article/view/360

https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/view/345

https://glcworld.co.id/masalah-kepemimpinan-dalam-perusahaan/

16

Anda mungkin juga menyukai