TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA HASIL
PERBAIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM 2019
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KETUA
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
ARIEF BUDIMAN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA
HASIL PERBAIKAN DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
UMUM 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana yang diberikan kepada
rakyat untuk menyalurkan aspirasi politiknya melalui memilih
pemimpin dan wakil rakyat baik anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten/kota maupun Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung. Salah satu unsur yang vital dalam pelaksanaan pemilu
adalah suara rakyat. Suatu Pemilu belum bisa dikatakan berhasil
dengan baik jika rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasinya dengan
baik. Untuk itu KPU sebagai Penyelenggara Pemilu perlu melakukan
pendaftaran terhadap setiap warga agar bisa memilih. Dalam pemilu
Indonesia, seorang warga bisa memilih jika sudah terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Untuk menghasilkan suatu Daftar Pemilih yang berkualitas maka KPU
sebagai penyelenggara melakukan pemutakhiran daftar pemilih dengan
melakukan pendataan kepada setiap warga negara yang telah
memenuhi syarat sebagai pemilih. Dalam melakukan pemutakhiran
daftar pemilih, KPU melakukan pencatatan data pemilih dengan
cermat sesuai dengan kaidah – kaidah yang telah diatur oleh Undang –
Undang dan sejenisnya. Dengan demikian diharapkan mampu
menghasilkan DPT yang berkualitas guna mewujudkan Pemilu yang
berkualitas dan berintegritas.
Saat ini KPU telah menyusun Daftar Pemilih Sementara (DPS). DPS
tersebut diumumkan di tempat-tempat strategis dan mudah dijangkau
dengan tujuan agar masyarakat dapat berperan aktif mengecek apakah
telah terdaftar dalam DPS atau belum. Masyarakat juga dapat
melakukan perubahan identitas pemilih apabila terdapat pencatatan
identitas pemilih yang tertera dalam DPS tidak sesuai dengan
dokumen kependudukan yang dimilikinya.
Selain menerima masukan dan tanggapan dari masyarakat, KPU juga
memberikan ruang kepada Pengawas Pemilu dan Peserta Pemilu untuk
memberikan masukan dan tanggapan terhadap DPS. Pengawas Pemilu
dan Peserta Pemilu telah diberikan salinan DPS sesuai dengan
ketentuan yang tertera dalam PKPU 11 Tahun 2018. Masukan dan
tanggapan yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu dan Peserta Pemilu
diharapkan disertai dengan rekapitulasi jumlah dan rincian daftar
pemilih yang diindikasikan bermasalah.
Dalam tahapan masukan dan tanggapan terhadap DPS, KPU juga
melakukan pencermatan terhadap DPS yang telah disusun.
Pencermatan tersebut dilakukan untuk mengecek apakah DPS yang
telah disusun masih terdapat permasalahan. Permasalahan yang perlu
dicermati oleh KPU diantaranya data wilayah, alokasi TPS, pemilih
yang telah dicoklit dan memenuhi syarat sebagai pemilih namun belum
terdaftar dalam DPS, pemilih ganda, dan pemilih potensial non KTP-
elektronik. Dalam menyikapi permasalahan pemilih potensial non KTP-
elektronik, KPU/KIP Kabupaten/Kota diharapkan melakukan
koordinasi secara intensif dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil setempat untuk meminta keterangan terhadap pemilih
non KTP-elektronik tersebut. Selain itu, dalam melakukan koordinasi
dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat, KPU/KIP
Kabupaten/Kota meminta daftar penduduk yang telah meninggal
dunia, penduduk usia dibawah 17 tahun pada hari pemungutan suara
namun sudah menikah dan penduduk yang mengalami mutasi pindah
datang hasil dari pelayanan administrasi kependudukan yang
dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat.
Data kependudukan tersebut digunakan sebagai acuan dalam proses
perbaikan DPS yang dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota.
Peran aktif pencermatan terhadap DPS yang dilakukan oleh semua
pihak baik KPU, Pengawas Pemilu, Peserta Pemilu, Instansi Pemerintah
yang berurusan dengan data Pemilih dan masyarakat diharapkan
nantinya DPSHP yang disusun oleh KPU menjadi semakin akurat dan
mutakhir dan semua warga yang memenuhi syarat sebagai pemilih
telah terdaftar dalam DPSHP. DPSHP tersebut menjadi dasar KPU
untuk menetapkan DPT dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum
2019.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 402);
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7
Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 137);
E. Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan proses Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan menyesuaikan dengan jadwal dan tahapan yang dituangkan
dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019.
Waktu kegiatan tersebut diselaraskan dengan aktivitas yang dilakukan
oleh KPU dalam penyusunan DPSHP yang dituangkan dalam PKPU
Nomor 11 Tahun 2018. Rincian tahapan penyusunan DPSHP sebagai
berikut:
No Program/Kegiatan Jadwal
F. Pengertian Umum
Dalam Petunjuk Teknis Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan dalam Pemilihan Umum 2019 yang dimaksud dengan:
1. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum.
2. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden dan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan
Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
sebagai satu kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara
langsung oleh rakyat.
4. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemilihan
Umum.
5. Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan
Aceh yang selanjutnya disebut KPU Provinsi/KIP Aceh adalah
Penyelenggara Pemilu di provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.
6. Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut KPU/KIP
Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemilihan
Umum.
7. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PPK
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
untuk melaksanakan Pemilu di tingkat kecamatan atau nama lain.
8. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah
panitia yang dibentuk oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota untuk
melaksanakan Pemilu di tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain atau nama lain.
9. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh
belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam
Pemilihan.
10. Pengawas Pemilu adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang
mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
11. Peserta Pemilu adalah Partai Politik untuk Pemilu anggota DPR,
anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota,
perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan pasangan calon
yang diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik
untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
12. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia yang berdomisili di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di luar negeri.
13. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai Warga Negara Indonesia.
14. Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin atau
sudah pernah kawin.
15. Tempat Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
16. Pemutakhiran Data Pemilih adalah kegiatan untuk
memperbaharui data Pemilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap
dari Pemilu atau Pemilihan Terakhir dan mempertimbangkan DP4
dengan cara melakukan verifikasi faktual data Pemilih dan
selanjutnya digunakan sebagai bahan penyusunan DPS yang
dilaksanakan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh
PPK dan PPS.
17. Daftar Pemilih adalah data pemilih yang disusun oleh KPU/KIP
Kabupaten/Kota berdasarkan hasil penyandingan Data Pemilih
Tetap Pemilu atau pemilihan terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan dengan DP4 untuk selanjutnya dijadikan bahan
dalam melakukan pemutakhiran.
18. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat DPS adalah
Daftar Pemilih hasil kegiatan pemutakhiran data Pemilih yang
dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh
PPK, PPS, dan Pantarlih.
19. Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan yang selanjutnya
disingkat DPSHP adalah DPS yang telah diperbaiki berdasarkan
masukan dan tanggapan masyarakat dan/atau Peserta Pemilu.
20. Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disingkat DPTb adalah
daftar Pemillih yang tidak terdaftar dalam DPT Pemilihan Kepala
Daerah Serentak 2018, namun memenuhi syarat dilayani
penggunaan hak pilihnya pada hari dan tanggal pemungutan
suara.
21. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP-el,
adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang
merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang
diterbitkan oleh dinas yang menyelenggarakan urusan
kependudukan dan catatan sipil setempat.
22. Surat Keterangan adalah surat yang diterbitkan oleh dinas yang
menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil
setempat.
23. Perangkat Pemerintah adalah Perangkat Pemerintah tingkat
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan atau kelurahan/desa atau
sebutan lain, yang bertanggung jawab dan berwenang
melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi
Kependudukan.
24. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi
Elektronik.
25. Sistem Informasi Data Pemilih yang selanjutnya disebut Sidalih
adalah sistem elektronik dan teknologi informasi yang digunakan
untuk proses kerja penyelenggara Pemilu atau Pemilihan dalam
menyusun, mengkoordinasi, mengumumkan dan memelihara data
Pemilih.
26. Hari adalah hari kalender.
BAB II
PERSIAPAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA HASIL
PERBAIKAN
Pengumuman DPS
Tanggapan dan
Masukan Masyarakat
Perbaikan DPS
Penetapan DPSHP
Pengumuman DPSHP
D. Pencetakan DPSHP
Mengingat tahapan dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018 tidak mengatur
secara rinci terkait waktu tahapan untuk proses pencetakan DPSHP,
maka perlu disusun jangka waktu proses pencetakan dengan melihat dari
jadwal tahapan pengumuman DPSHP yang telah ditetapkan mulai tanggal
23 Juli 2018 dengan mengukur ketersediaan alat percetakan di
Kabupaten/Kota dan kesiapan data DPSHP yang akan dicetak.
Berdasarkan waktu kegiatan diatas diatur proses pencetakan DPSHP dari
tanggal 20 Juli 2018 sampai dengan 23 Juli 2018.
E. Pengumuman DPSHP
Berdasarkan tahapan yang diatur dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018,
pengumuman DPSHP dilakukan selama 7 haru mulai tanggal 23 Juli
2018 sampai dengan 30 Juli 2018. Pengumuman DPSHP tersebut
dilakukan di tempat strategis dan mudah dijangkau dan diharapkan
mendapat masukan dan tanggapan masyarakat, Pengawas Pemilu dan
Peserta Pemilu.