Anda di halaman 1dari 28

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : /Kpts/KPU/TAHUN 2017

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA HASIL
PERBAIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM 2019

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 75 ayat (1)


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum
menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum
untuk menyelenggarakan Pemilihan Umum;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 64 Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018
tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri
Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum, perlu
dijabarkan secara teknis sebagai pedoman bagi
Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum
Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan
Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen
Pemilihan Kabupaten/Kota mengenai Penyusunan
Daftar Pemilih;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada
huruf a dan b, perlu menetapkan Petunjuk Teknis
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum
2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang


Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun
2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 402);
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Tahun 2019 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 137);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
SEMENTARA HASIL PERBAIKAN DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM 2019;

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penyusunan Daftar Pemilih


Sementara Hasil Perbaikan dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum 2019 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini;
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU menjadi acuan bagi Komisi Pemilihan Umum,
Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen
Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum/Komisi
Independen Pemilihan Kabupaten/Kota dalam proses
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019;
KETIGA : Petunjuk Teknis Penyusunan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU
meliputi:
1. Pendahuluan:
1.1. Latar Belakang;
1.2. Maksud dan Tujuan;
1.3. Ruang Lingkup Kegiatan;
1.4. Dasar Hukum;
1.5. Waktu Kegiatan;
1.6. Pengertian Umum.
2. Persiapan Penyusunan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan:
2.1.Penyusunan Rencana Kerja Proses Penyusunan
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan;
2.2.Pembentukan Tim Penyusunan Daftar Pemilih
Sementara Hasil Perbaikan;
2.3.Penyiapan Perangkat Kerja Penyusunan Daftar
Pemilih Sementara Hasil Perbaikan;
3. Pelaksanaan Proses Penyusunan Daftar Pemilih
Sementara Hasil Perbaikan:
3.1.Proses Masukan dan Tanggapan Masyarakat
terhadap DPS;
3.2.Proses Masukan dan Tanggapan Pengawas Pemilu
dan Peserta Pemilu terhadap DPS;
3.3.Pencermatan KPU/KIP Kabupaten/Kota terhadap
DPS;
3.4.Penanganan Pemilih Potensial non KTP-
elektronik;
3.5.Proses input DPTb bagi Daerah yang
menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah
Serentak Tahun 2018
3.6.Proses Teknis Penyusunan DPSHP dalam Sidalih.
4. Output Hasil Penyusunan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan:
4.1.Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPS;
4.2.Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPK;
4.3.Rekapitulasi dan Penetapan DPSHP di tingkat
KPU/KIP Kabupaten/Kota;
4.4.Pencetakan DPSHP;
4.5.Pengumuman DPSHP.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KETUA
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

ARIEF BUDIMAN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA
HASIL PERBAIKAN DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
UMUM 2019

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana yang diberikan kepada
rakyat untuk menyalurkan aspirasi politiknya melalui memilih
pemimpin dan wakil rakyat baik anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten/kota maupun Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung. Salah satu unsur yang vital dalam pelaksanaan pemilu
adalah suara rakyat. Suatu Pemilu belum bisa dikatakan berhasil
dengan baik jika rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasinya dengan
baik. Untuk itu KPU sebagai Penyelenggara Pemilu perlu melakukan
pendaftaran terhadap setiap warga agar bisa memilih. Dalam pemilu
Indonesia, seorang warga bisa memilih jika sudah terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Untuk menghasilkan suatu Daftar Pemilih yang berkualitas maka KPU
sebagai penyelenggara melakukan pemutakhiran daftar pemilih dengan
melakukan pendataan kepada setiap warga negara yang telah
memenuhi syarat sebagai pemilih. Dalam melakukan pemutakhiran
daftar pemilih, KPU melakukan pencatatan data pemilih dengan
cermat sesuai dengan kaidah – kaidah yang telah diatur oleh Undang –
Undang dan sejenisnya. Dengan demikian diharapkan mampu
menghasilkan DPT yang berkualitas guna mewujudkan Pemilu yang
berkualitas dan berintegritas.
Saat ini KPU telah menyusun Daftar Pemilih Sementara (DPS). DPS
tersebut diumumkan di tempat-tempat strategis dan mudah dijangkau
dengan tujuan agar masyarakat dapat berperan aktif mengecek apakah
telah terdaftar dalam DPS atau belum. Masyarakat juga dapat
melakukan perubahan identitas pemilih apabila terdapat pencatatan
identitas pemilih yang tertera dalam DPS tidak sesuai dengan
dokumen kependudukan yang dimilikinya.
Selain menerima masukan dan tanggapan dari masyarakat, KPU juga
memberikan ruang kepada Pengawas Pemilu dan Peserta Pemilu untuk
memberikan masukan dan tanggapan terhadap DPS. Pengawas Pemilu
dan Peserta Pemilu telah diberikan salinan DPS sesuai dengan
ketentuan yang tertera dalam PKPU 11 Tahun 2018. Masukan dan
tanggapan yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu dan Peserta Pemilu
diharapkan disertai dengan rekapitulasi jumlah dan rincian daftar
pemilih yang diindikasikan bermasalah.
Dalam tahapan masukan dan tanggapan terhadap DPS, KPU juga
melakukan pencermatan terhadap DPS yang telah disusun.
Pencermatan tersebut dilakukan untuk mengecek apakah DPS yang
telah disusun masih terdapat permasalahan. Permasalahan yang perlu
dicermati oleh KPU diantaranya data wilayah, alokasi TPS, pemilih
yang telah dicoklit dan memenuhi syarat sebagai pemilih namun belum
terdaftar dalam DPS, pemilih ganda, dan pemilih potensial non KTP-
elektronik. Dalam menyikapi permasalahan pemilih potensial non KTP-
elektronik, KPU/KIP Kabupaten/Kota diharapkan melakukan
koordinasi secara intensif dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil setempat untuk meminta keterangan terhadap pemilih
non KTP-elektronik tersebut. Selain itu, dalam melakukan koordinasi
dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat, KPU/KIP
Kabupaten/Kota meminta daftar penduduk yang telah meninggal
dunia, penduduk usia dibawah 17 tahun pada hari pemungutan suara
namun sudah menikah dan penduduk yang mengalami mutasi pindah
datang hasil dari pelayanan administrasi kependudukan yang
dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat.
Data kependudukan tersebut digunakan sebagai acuan dalam proses
perbaikan DPS yang dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota.
Peran aktif pencermatan terhadap DPS yang dilakukan oleh semua
pihak baik KPU, Pengawas Pemilu, Peserta Pemilu, Instansi Pemerintah
yang berurusan dengan data Pemilih dan masyarakat diharapkan
nantinya DPSHP yang disusun oleh KPU menjadi semakin akurat dan
mutakhir dan semua warga yang memenuhi syarat sebagai pemilih
telah terdaftar dalam DPSHP. DPSHP tersebut menjadi dasar KPU
untuk menetapkan DPT dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum
2019.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud disusunnya Pentunjuk Teknis ini adalah sebagai acuan dan
pedoman bagi KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota,
sebagai langkah proses perbaikan DPS dan penyusunan DPSHP.
Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis Penyusunan DPSHP adalah
sebagai berikut :
1. Warga Negara Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai
pemilih terdaftar dalam DPSHP.
2. Menghasilkan data pemilih yang akurat, mutakhir dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Menyelaraskan kebutuhan pelayanan penyelenggaraan Pemilihan
Umum 2019 khususnya yang berkaitan dengan data pemilih di
setiap tingkatan baik di Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota.
4. Mewujudkan Pemilihan Umum 2019 yang berintegritas, transparan,
Aman dan Lancar.

C. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup Petunjuk Teknis Penyusunan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan dalam Pemilihan Umum 2019 meliputi:
1. Persiapan Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan.
Tahapan persiapan tersebut meliputi:
a. Penyusunan Rencana Kerja Proses Penyusunan Daftar
Pemilih Sementara Hasil Perbaikan.
b. Pembentukan Tim Penyusunan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan.
c. Penyiapan Perangkat Kerja Penyusunan Daftar Pemilih
Sementara Hasil Perbaikan.
2. Pelaksanaan Proses Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan.
Tahapan pelaksanaan tersebut meliputi:
a. Masukan dan Tanggapan Masyarakat terhadap DPS.
b. Masukan dan Tanggapan Pengawas Pemilu dan Peserta
Pemilu terhadap DPS.
c. Pencermatan DPS oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota.
d. Penanganan Pemilih Potensial non KTP-elektronik.
e. Proses Input DPTb bagi Daerah yang Menyelenggarakan
Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2018
f. Proses Teknis Penyusunan DPSHP dalam Sidalih.

3. Output Hasil Proses Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil


Perbaikan
Output hasil dari proses penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan meliput:
a. Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPS.
b. Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPK.
c. Rekapitulasi dan Penetapan DPSHP di tingkat KPU/KIP
Kabupaten/Kota.
d. Pencetakan DPSHP.
e. Pengumuman DPSHP.

D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 402);
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7
Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 137);

E. Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan proses Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan menyesuaikan dengan jadwal dan tahapan yang dituangkan
dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019.
Waktu kegiatan tersebut diselaraskan dengan aktivitas yang dilakukan
oleh KPU dalam penyusunan DPSHP yang dituangkan dalam PKPU
Nomor 11 Tahun 2018. Rincian tahapan penyusunan DPSHP sebagai
berikut:

No Program/Kegiatan Jadwal

1 Pengumuman DPS 18 Juni 2018 – 1 Juli 2018

2 Masukan dan Tanggapan Masyarakat 18 Juni 2018 – 8 Juli 2018

3 Penyusunan DPSHP di tingkat PPS 9 Juli 2018 – 16 Juli 2018

4 Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPS 17 Juli 2018 – 18 Juli 2018

5 Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPK 19 Juli 2018 – 20 Juli 2018

6 Rekapitulasi dan Penetapan DPSHP 21 Juli 2018 – 22 Juli 2018


di tingkat Kabupaten/Kota

7 Pencetakan DPSHP 20 Juli 2018 – 23 Juli 2018

8 Pengumuman DPSHP 23 Juli 2018 – 30 Juli 2018

F. Pengertian Umum
Dalam Petunjuk Teknis Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan dalam Pemilihan Umum 2019 yang dimaksud dengan:
1. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum.
2. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden dan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan
Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
sebagai satu kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara
langsung oleh rakyat.
4. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemilihan
Umum.
5. Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan
Aceh yang selanjutnya disebut KPU Provinsi/KIP Aceh adalah
Penyelenggara Pemilu di provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.
6. Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut KPU/KIP
Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemilihan
Umum.
7. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PPK
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
untuk melaksanakan Pemilu di tingkat kecamatan atau nama lain.
8. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah
panitia yang dibentuk oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota untuk
melaksanakan Pemilu di tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain atau nama lain.
9. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh
belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam
Pemilihan.
10. Pengawas Pemilu adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang
mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
11. Peserta Pemilu adalah Partai Politik untuk Pemilu anggota DPR,
anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota,
perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan pasangan calon
yang diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik
untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
12. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia yang berdomisili di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di luar negeri.
13. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai Warga Negara Indonesia.
14. Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin atau
sudah pernah kawin.
15. Tempat Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
16. Pemutakhiran Data Pemilih adalah kegiatan untuk
memperbaharui data Pemilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap
dari Pemilu atau Pemilihan Terakhir dan mempertimbangkan DP4
dengan cara melakukan verifikasi faktual data Pemilih dan
selanjutnya digunakan sebagai bahan penyusunan DPS yang
dilaksanakan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh
PPK dan PPS.
17. Daftar Pemilih adalah data pemilih yang disusun oleh KPU/KIP
Kabupaten/Kota berdasarkan hasil penyandingan Data Pemilih
Tetap Pemilu atau pemilihan terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan dengan DP4 untuk selanjutnya dijadikan bahan
dalam melakukan pemutakhiran.
18. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat DPS adalah
Daftar Pemilih hasil kegiatan pemutakhiran data Pemilih yang
dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh
PPK, PPS, dan Pantarlih.
19. Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan yang selanjutnya
disingkat DPSHP adalah DPS yang telah diperbaiki berdasarkan
masukan dan tanggapan masyarakat dan/atau Peserta Pemilu.
20. Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disingkat DPTb adalah
daftar Pemillih yang tidak terdaftar dalam DPT Pemilihan Kepala
Daerah Serentak 2018, namun memenuhi syarat dilayani
penggunaan hak pilihnya pada hari dan tanggal pemungutan
suara.
21. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP-el,
adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang
merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang
diterbitkan oleh dinas yang menyelenggarakan urusan
kependudukan dan catatan sipil setempat.
22. Surat Keterangan adalah surat yang diterbitkan oleh dinas yang
menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil
setempat.
23. Perangkat Pemerintah adalah Perangkat Pemerintah tingkat
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan atau kelurahan/desa atau
sebutan lain, yang bertanggung jawab dan berwenang
melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi
Kependudukan.
24. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi
Elektronik.
25. Sistem Informasi Data Pemilih yang selanjutnya disebut Sidalih
adalah sistem elektronik dan teknologi informasi yang digunakan
untuk proses kerja penyelenggara Pemilu atau Pemilihan dalam
menyusun, mengkoordinasi, mengumumkan dan memelihara data
Pemilih.
26. Hari adalah hari kalender.
BAB II
PERSIAPAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA HASIL
PERBAIKAN

A. Penyusunan Rencana Kerja Proses Penyusunan Daftar Pemilih


Sementara Hasil Perbaikan.
Penyusunan rencana kerja proses penyusunan Daftar Pemilih
Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) menyesuaikan dengan tahapan
yang telah diatur dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Tahun 2019. Aktivitas utama yang dilakukan oleh KPU/KIP
Kabupaten/Kota antara lain:
a. Menerima Masukan dan Tanggapan Masyarakat, Pengawas
Pemilu dan Peserta Pemilu.
b. Penyusunan DPSHP di tingkat PPS.
c. Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPS.
d. Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPK.
e. Rekapitulasi dan Penetapan DPSHP di tingkat Kabupaten/Kota.
f Pencetakan DPSHP.
g. Pengumuman DPSHP.
Pengaturan terkait waktu tahapan dalam rencana kerja yang disusun
mengacu pada jadwal kegiatan dalam Petunjuk Teknis ini dengan
memperhatikan faktor kondisi geografis masing – masing
Kabupaten/Kota, ketersediaan SDM dan infrastruktur yang ada, serta
koordinasi intensif dengan Pengawas Pemilu, Peserta Pemilu dan
Instansi Pemerintah yang berkaitan dengan data pemilih.

B. Pembentukan Tim Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil


Perbaikan.
Dalam penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP)
perlu dibentuk tim yang melibatkan Penyelenggara Pemilu yang memiliki
tugas dan tanggung jawab terhadap urusan daftar pemilih. Tim tersebut
beranggotakan:
1. Anggota Komisioner KPU/KIP Kabupaten/Kota yang menangani
urusan daftar pemilih
2. Sekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota sub bagian Program dan
Data
3. Tenaga pendukung sekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota.
4. Anggota PPK yang menangani urusan daftar pemilih.
5. Anggota PPS yang menangani urusan daftar pemilih.

Komisioner KPU/KIP Kabupaten/Kota

Kasubag Program dan Data

Admin KPU/KIP Kabupaten/Kota

Operator/Tenaga Pendukung Operator/Tenaga Pendukung

PPK PPK PPK PPK PPK PPK

PPS PPS PPS PPS PPS PPS

Anggota tim tersebut diharapkan memiliki kapasitas dan kemampuan


dalam mengoperasikan komputer mengingat dalam proses Penyusunan
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan tersebut menggunakan
Sidalih dengan sumber data dari file softcopy excel yang disusun oleh
PPS.

C. Penyiapan Perangkat Kerja Penyusunan Daftar Pemilih Sementara


Hasil Perbaikan.
Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 11 Tahun 2018 pasal 40 ayat (1) menyebutkan bahwa KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dalam menyusun data
Pemilih, DPS, DPSHP, DPSHP Akhir, DPT dan DPTb menggunakan
Sidalih. Sidalih yang dimaksud adalah sistem informasi yang digunakan
untuk proses kerja penyelenggara pemilu dalam menyusun,
mengoordinasi, mengumumkan dan memelihara data pemilih dan DPTb
serta masukan dan tanggapan. Oleh sebab itu maka perlu dipersiapkan
perangkat – perangkat kerja berbasis sistem informasi untuk menunjang
kelancaran penyelenggara pemilu dalam berkerja menyusun DPSHP.
Perangkat kerja yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Perangkat komputer
KPU/KIP Kabupaten/Kota menyiapkan perangkat komputer yang
memadai sebagai media bagi para operator dan/atau PPK dalam
bekerja di Sidalih.
2. Jaringan Internet
KPU/KIP Kabupaten/Kota menyediakan jaringan internet
dikarenakan Sidalih merupakan Sistem informasi berbasis online
dengan data terpusat.
3. Data salinan DPS dalam bentuk Softcopy excel yang diunduh dari
Sidalih
Data salinan DPS dalam bentuk Softcopy excel tersebut
bersumber dari Sidalih hasil dari penyusunan DPS yang telah
dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota. Data DPS yang
diunduh dari Sidalih tersebut menjadi basis data dasar dalam
penyusunan DPSHP. Salinan DPS dalam bentuk softcopy excel
tersebut berbasis TPS per Desa/Kelurahan dan diserahkan kepada
PPS.

Gambar Contoh Salinan DPS hasil unduhan Sidalih


DPS hasil unduhan dari Sidalih memuat informasi sebagai berikut:
1. ID
2. NKK
3. NIK
4. NAMA LENGKAP
5. TEMPAT LAHIR
6. TANGGAL LAHIR (dengan format dd|mm|yyyy)
7. STATUS KAWIN (B,S, atau P)
8. JENIS KELAMIN (L atau P)
9. ALAMAT
10. NO RT
11. NO RW
12. DISABILITAS
13. KETERANGAN
14. SUMBERDATA
15. TPS

4. Formulir Model A.1.A-KPU


KPU/KIP Kabupaten/Kota menyediakan formulir model A.1.A-KPU
dalam jumlah yang cukup bagi PPS. Formulir model A.1.A-KPU
tersebut digunakan untuk mencatat setiap masukan dan
tanggapan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
DPS/DPSHP.

Gambar Contoh Formulir Model A.1.A-KPU


5. Media penyimpanan data dalam bentuk hardisk atau flashdisk
Hardisk atau flashdisk tersebut digunakan untuk menyimpan
data – data pemilih baik secara rekapitulasi jumlah maupun daftar
pemilih secara rinci. Data – data tersebut mencakup:
1. Data hasil perbaikan DPS
2. Data hasil dari tanggapan dan masukan terhadap DPS baik
dari Pengawas Pemilu, maupun Peserta Pemilu.
3. Data hasil koordinasi dengan Instansi Pemerintah yang
berkaitan dengan data pemilih
4. Data hasil pencermatan KPU/KIP Kabupaten/Kota terhadap
DPS.
5. Data DPTb bagi daerah yang menyelenggarakan Pemilihan
Kepala Daerah Serentak 2018.
BAB III
PELAKSANAAN PROSES PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA
HASIL PERBAIKAN

A. Alur Tahapan Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil


Perbaikan.

Pengumuman DPS

Tanggapan dan
Masukan Masyarakat

Perbaikan DPS

Penetapan DPSHP

Pengumuman DPSHP

B. Pengumuman Daftar Pemilih Sementara (DPS)


KPU/KIP Kabupaten/Kota melalui PPS mengumumkan DPS setelah
penetapan DPS dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota. DPS tersebut
diumumkan pada tempat yang mudah dijangkau untuk mendapatkan
masukan dan tanggapan masyarakat. Pengumuman DPS dilakukan
dalam kurun waktu 14 hari mulai dari tanggal 18 Juni 2018 sampai
dengan 1 Juli 2018.
Selain diumumkan ditempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh
masyarakat, KPU/KIP Kabupaten/Kota juga memberikan salinan DPS
kepada Para Peserta Pemilu tingkat Kabupaten/Kota, atau Pengawas
Pemilu dengan harapan Para Peserta Pemilu maupun Pengawas Pemilu
dapat memberikan masukan dan tanggapan terhadap DPS yang telah
ditetapkan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota.

C. Proses Tanggapan dan Masukan Masyarakat Terhadap DPS


Berdasarkan tahapan PKPU 5 2018, masyarakat dapat memberikan
masukan dan tanggapan terhadap DPS paling lama 21 hari sejak DPS
diumumkan. Tahapan masukan dan tanggapan masyarakat dimulai dari
tanggal 18 Juni 2018 sampai dengan 8 Juli 2018. Masukan dan
tanggapan terhadap DPS tersebut meliputi informasi sebagai berikut:
a. Pemilih telah memenuhi syarat namun belum terdaftar dalam
DPS;
b. Pemilih sudah tidak memenuhi syarat namun tercatat dalam DPS
diantaranya:
(1) Pemilih sudah meninggal dunia;
(2) Pemilih dibawah umur (pemilih dibawah usi 17 (tujuh belas)
tahun saat hari pemungutan suara dan belum
kawin/menikah);
(3) Pemilih ganda (terdaftar lebih dari 1 (satu) kali);
(4) Pemilih pindah domisili (sudah tidak berdomisili di
kelurahan/desa tersebut);
(5) Pemilih beralih status pekerjaan menjadi anggota TNI;
(6) Pemilih beralih status pekerjaan menjadi anggota Polri;
(7) Pemilih yang terganggu jiwa/ingatannya dan dibuktikan
dengan surat keterangan dokter;
(8) Pemilih yang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
(9) Pemilih tidak dikenal;
(10) Pemilih bukan penduduk setempat.
c. Pemilih yang mengalami perubahan elemen data pemilih.

Dalam memberikan masukan dan tanggapan terhadap DPS, masyarakat


dapat datang sendiri ke kantor sekretariat PPS di desa/kelurahan atau
dapat mewakili pemilih lainnya disertai dengan bukti otentik dokumen
kepandudukan yang dimiliki (KTP-elektronik, Surat Keterangan, atau
Kartu Keluarga).
Aktivitas yang dilakukan dalam tahapan masukan dan tanggapan oleh
masyarakat antara lain:
1. Masyarakat memberikan tanggapan dan masukan dengan mengisi
formulir A.1.A-KPU dan menunjukkan identitas kependudukan
(KTP-el, Surat Keterangan atau Kartu Keluarga).
2. PPS memproses masukan dan tanggapan yang disampaikan oleh
masyarakat tersebut dengan cara:
a. Melakukan verifikasi dan pengecekan kebenaran terhadap
berkas A.1.A-KPU dengan dokumen kependudukan yang
ditunjukkan;
b. Melakukan pengecekan ke dalam salinan DPS apakah
pemilih tersebut sudah terdaftar atau belum;
c. Menyalin informasi masukan dan tanggapan masyarakat
tersebut kedalam formulir model A.B.DPS-KPU dengan cara:
1) Mencatat pemilih tersebut sebagai pemilih baru dalam
formulir Model A.B.DPS-KPU. Pencatatan tersebut
ditulis secara lengkap terhadap semua informasi
elemen data pemilih. PPS memberikan keterangan B
dalam kolom keterangan A.B.DPS-KPU.
2) Apabila pemilih tersebut sudah tercatat dalam DPS
namun terdapat tanggapan dan masukan bahwa
pemilih sudah termasuk kategori pemilih tidak
memenuhi syarat maka PPS menyalin data pemilih
tersebut dari softcopy excel DPS ke formulir model
A.B.DPS-KPU dengan memberikan keterangan dengan
kriteria tidak memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Meninggal Dunia
2. Ganda
3. Dibawah Umur
4. Pindah Domisili
5. Tidak Dikenal
6. TNI
7. Polri
8. Hilang Ingatan
9. Hak Pilih Dicabut
10. Bukan Penduduk Setempat
3) Apabila pemilih tersebut sudah tercatat dalam DPS
namun terdapat tanggapan dan masukan bahwa ada
kesalahan pencatatan elemen data pemilih, maka PPS
menyalin data pemilih tersebut dari softcopy excel
DPS ke formulir model A.B.DPS-KPU untuk kemudian
PPS melakukan perubahan elemen data pemilih
sesuai dengan masukan dan tanggapan yang
diberikan. PPS memberikan penandaan dalam
Formulir Model A.B.DPS-KPU tersebut dengan
keterangan U.
3. Mengingat penyusunan DPSHP yang dilakukan oleh PPS tersebut
nantinya diproses dalam Sidalih, maka untuk Pemilih kategori
TMS (tidak memenuhi syarat) dan Pemilih kategori ubah data (U)
disertakan juga ID masing – masing pemilih tersebut dari softcopy
DPS yang telah diunduh dari Sidalih agar memudahkan petugas
operator dalam mengunggah data di Sidalih.

D. Proses Tanggapan dan Masukan Pengawas Pemilu dan Peserta


Pemilu Terhadap DPS
Selain masukan dan tanggapan dari masyarakat, KPU/KIP
Kabupaten/Kota juga menerima masukan dan tanggapan dari Pengawas
Pemilu dan Peserta Pemilu. Dalam tahapan DPS, Pengawas Pemilu dan
Peserta Pemilu diberikan salinan DPS dengan harapan Pengawas Pemilu
dan Peserta Pemilu melakukan pengecekan dan koreksi terhadap DPS
apabila ditemukan pemilih – pemilih yang diindikasikan bermasalah
atau ada warga yang memenuhi syarat sebagai pemilih namun belum
terdaftar dalam DPS. Dalam proses masukan dan tanggapan Pengawas
Pemilu dan Peserta Pemilu, KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan
aktivitas sebagai berikut:
1. Mengadakan forum rapat koordinasi dengan Pengawas Pemilu dan
Peserta Pemilu untuk mendapatkan hasil tanggapan dan masukan
tersebut.
2. Menerima rekapitulasi dan daftar pemilih yang diindikasikan
bermasalah disertai berita acara serah terima.
3. Dalam hal terdapat usulan pemilih yang belum terdaftar dalam DPS
atau sudah terdaftar dalam DPS namun terdapat kesalahan
pencatatan elemen data pemilih, Pengawas Pemilu dan Peserta
Pemilu memberikan bukti otentik berupa salahan salinan dokumen
kependudukan (KTP-elektronik, Surat Keterangan, atau Kartu
Keluarga) sebagai data dukung untuk pencatatan perbaikan DPS
yang dilakukan oleh PPS.
4. Membuat Lembar Kontrol Masukan dan Tanggapan Peserta Pemilu
terhadap DPS
5. KPU/KIP Kabupaten/Kota menyerahkan masukan dan tanggapan
dari Pengawas Pemilu dan Peserta Pemilu kepada PPS untuk
dilakukan proses verifikasi dan validasi terhadap DPS.
6. Setelah dilakukan proses verifikasi dan validasi dan diyakini
kebenaran dari masukan dan tanggapan tersebut, PPS melakukan
perbaikan DPS ke dalam Formulir Model A.B.DPS-KPU.
Contoh Berita Acara serah terima masukan dan tanggapan Pengawas
Pemilu dan Peserta Pemilu dan Lembar Kontrol masukan dan tanggpan
Peserta Pemilu disertakan dalam lampiran Pentunjuk Teknis ini.

E. Pencermatan DPS oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota


Selain menerima masukan dan tanggapan dari Masyarakat, Pengawas
Pemilu dan Peserta Pemilu, KPU/KIP Kabupaten/Kota juga melakukan
pencermatan terhadap DPS yang telah ditetapkan. Proses pencermatan
yang dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota antara lain
1. Pencermatan terhadap wilayah administrasi pemerintahan mulai
dari jumlah dan nama kecamatan dan desa/kelurahan
Proses pencermatan terhadap wilayah administrasi pemerintahan
ini dilakukan agar wilayah yang ada dalam Sidalih sesuai dengan
kondisi riil dilapangan. Proses pencermatan data wilayah yang ada
pada Sidalih digunakan sebagai acuan kebutuhan penyelenggara
badan adhoc (PPK dan/atau PPS) dan kebutuhan informasi wilayah
untuk Sistem Informasi Tahapan Pemilu lainnya seperti Situng,
Silon dan lainnya. Dalam hal terdapat permasalahan wilayah seperti
pemekaran wilayah (Penambahan atau penghapusan wilayah atau
perubahan penamaan wilayah, KPU/KIP Kabupaten/Kota
berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Setempat untuk meminta
salinan Perda Pemekaran atau Perda Pembentukan wilayah untuk
kemudian dilakukan pengecekan terhadap Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode
dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.
Dalam proses penyesuaian data wilayah yang perlu dilakukan oleh
KPU/KIP Kabupaten/Kota antara lain:
1) Menyerahkan salinan Perda Wilayah Pemekaran atau
perubahan penamaan wilayah tersebut ke bagian Data dan
Informasi KPU RI.
2) Menyertakan 5 contoh atau bukti salinan KTP-el yang
menunjukkan domisili wilayah tersebut.
3) Melakukan proses penambahan wilayah jika wilayah tersebut
belum ada dalam Sidalih
4) Melakukan perubahan penamaan wilayah jika penamaan
wilayah di Sidalih tidak sesuai dengan penamaan wilayah di
lapangan.
5) Melakukan proses penghapusan wilayah apabila wilayah yang
terdapat pada Sidalih namun secara kenyataan di lapangan
wilayah tersebut tidak ada.

2. Pencermatan terhadap jumlah TPS dan jumlah pemilih dalam TPS


Dari hasil penyusunan DPS yang telah ditetapkan, KPU/KIP
Kabupaten/Kota melakukan pengecekan ulang terhadap struktur
jumlah pemilih dalam TPS apakah ada TPS yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang telah diatur dalam PKPU Nomor 11 Tahun
2018. Apabila terdapat penyesuaian TPS, KPU/KIP Kabupaten/Kota
melakukan koordinasi dengan PPS setempat untuk kemudian
dilakukan restrukturisasi TPS sesuai dengan kondisi riil di
lapangan. Dalam proses restrukturisasi TPS memperhatikan faktor-
faktor berikut ini:
a. tidak menggabungkan kelurahan/desa atau sebutan lain;
b. kemudahan Pemilih ke TPS;
c. tidak memisahkan Pemilih dalam satu keluarga pada TPS yang
berbeda;
d. hal-hal berkenaan dengan aspek geografis;
e. jarak dan waktu tempuh menuju TPS dengan memperhatikan
tenggang waktu pemungutan suara; dan
f. Kesesuaian jumlah pemilih dalam TPS.

KPU/KIP Kabupaten/Kota mencatat setiap proses restrukturisasi


TPS di setiap Desa/Kelurahan yang mengalami perubahan dalam
lembar kontrol restrukturisasi TPS yang ada dalam lampiran
Petunjuk Teknis ini.

Selain proses restrukturisasi jumlah TPS, KPU/KIP Kabupaten/Kota


dapat melakukan proses perubahan TPS terhadap pemilih yang
salah penempatan TPS dengan cara memindahkan pemilih secara
langsung dari TPS asal ke TPS tujuan. Hal ini dilakukan sebagai
koreksi terhadap proses penataan pemilih dalam TPS saat
penyusunan DPS yang tidak sesuai dengan identitas alamat domisili
pemilih di tingkat desa/kelurahan. Proses pemindahan pemilih dari
tps asal ke tps tujuan tersebut hanya dapat dilakukan dalam
lingkup 1 (satu) desa/kelurahan. Dalam proses pemindahan TPS
tersebut KPU/KIP Kabupaten/Kota dibantu oleh PPK dan PPS
melakukan aktivitas sebagai berikut:
a. Mencatat pemilih-pemilih yang mengalami pemindahan TPS ke
dalam formulir Daftar Pemilih Pindah TPS dalam lingkup 1
(satu) desa/kelurahan. Proses pencatatan tersebut dilakukan
dengan cara:
1. Menyalin pemilih tersebut dari DPS hasil unduhan sidalih
dengan menyertakan id pemilih ke dalam formulir Daftar
Pemilih Pindah TPS.
2. Mencatat TPS asal pemilih tersebut pada kolom TPS asal.
3. Mencatat TPS tujuan pemilih tersebut pada kolom TPS
tujuan.
b. Memindahkan pemilih-pemilih tersebut ke TPS tujuan dengan
memperhatikan keseuaian jumlah pemilih dalam TPS tujuan.
Proses pemindahan pemilih tersebut tidak dicatat dalam
formulir A.B.DPS-KPU. KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan
proses pindah TPS dalam Sidalih.
c. Membuat rekapitulasi jumlah pemilih yang mengalami proses
pemindahan pemilih ke formulir Rekapitulasi Daftar Pemilih
Pindah TPS dalam lingkup 1 (satu) desa/kelurahan.
Contoh formulir Daftar Pemilih Pindah TPS dan formulir
Rekapitulasi Daftar Pemilih Pindah TPS disertakan dalam lampiran
Petunjuk Teknis ini.
3. Pencermatan terhadap kelengkapan elemen data pemilih dalam DPS
KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan pengecekan terhadap pemilih
yang diindikasikan pencatatan elemen data pemilih bermasalah
atau tidak lengkap. Dalam proses perbaikan tersebut KPU/KIP
Kabupaten/Kota dapat merujuk kepada acuan data sebagai berikut:
1) DP4 yang diberikan oleh Pemerintah;
2) Data kependudukan melalui akses SIAK yang diberikan oleh
Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian
Dalam Negeri;
3) Berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil setempat untuk meminta informasi kelengkapan data
pemilih.

4. Pencermatan terhadap pemilih yang tercatat lebih dari 1 (satu) kali


(pemilih ganda)
KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat melakukan identifikasi pemilih –
pemilih yang tercatat lebih dari 1 (satu) kali dalam Sidalih.
Informasi kegandaan yang ditampilkan oleh Sidalih nantinya
diserahkan kepada tim penyusunan DPSHP untuk dilakukan
identifikasi dan penandaan terhadap pemilih yang terindikasi
ganda. KPU/KIP Kabupaten/Kota menyerahkan hasil identifikasi
kegandaan tersebut kepada PPS agar dilakukan proses pencatatan
ke dalam Formulir Model A.B.DPS-KPU sebagai pemilih tidak
memenuhi syarat dengan kriteria ganda.

5. Penanganan Pemilih Potensial non KTP-elektronik.


Dalam PKPU Nomor 11 Tahun 2018 Pasal 19 ayat (1) menyatakan
bahwa KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dengan
dinas yang menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan
sipil setempat untuk meminta keterangan terhadap pemilih
potensial non KTP-elektronik yang masuk dalam formulir Model
A.C-KPU. Dengan Koordinasi tersebut diharapkan Dinas yang
menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil
setempat memastikan bahwa Pemilih dalam formulir Model A.C-
KPU telah berdomisili di wilayah administratif setempat dan sudah
diterbitkan dokumen kependudukan KTP-el.
Dalam hal sampai dengan masa perbaikan DPS berakhir, dinas
yang menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil di
daerah kabupaten/kota setempat tidak memberikan keterangan
bahwa Pemilih yang bersangkutan telah berdomisili di wilayah
administratif setempat dan sudah diterbitkan dokumen
kependudukan KTP-el, KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan upaya
sosialisasi secara masif dengan bekerja sama dengan pihak Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat, Pemerintah
Desa/Kelurahan, dan perangkat RT/RW untuk menghimbau agar
warga – warga tersebut segera melakukan proses perekaman KTP-
elektronik. Diharapkan dengan sosialisasi dan koordinasi tersebut
nantinya pada tahapan perbaikan DPSHP warga – warga tersebut
telah melakukan proses perekaman KTP-elektronik dan menerima
dokumen KTP-elektronik dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil setempat.
Dalam proses penanganan pemilih potensial non KTP-elektronik
tersebut KPU/KIP Kabupaten/Kota membuat lembar kontrol hasil
tindak lanjut pemilih potensial non KTP-elektronik. Lembar Kontrol
tersebut disertakan dalam lampiran pedoman teknis ini.
Selain melakukan proses penanganan pemilih potensial non KTP-
elektronik tersebut, dalam koordinasi dengan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil setempat, KPU/KIP Kabupaten/Kota dihimbau
untuk meminta data dan informasi terkait pemilih:
1. Pemilih pindah datang
2. Pemilih meninggal
3. Pemilih ubah status perkawinan khususnya dibawah usia
17 namun sudah menikah
Data – data tersebut dibutuhkan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
sebagai bagian dalam proses perbaikan DPSHP nantinya.

6. Proses Input DPTb bagi Daerah yang menyelenggarakan Pemilihan


Serentak 2018.
Bagi KPU/KIP Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pemilihan
Serentak 2018 melakukan proses input DPTb ke dalam Sidalih
sebagai bagian dari perbaikan DPS. Pemilih DPTb tersebut adalah
pemilih – pemilih yang memenuhi syarat sebagai pemilih namun
belum terdaftar dalam DPT Pemilihan Kepala Daerah Serentak
2018. Berdasarkan ketentuan PKPU Nomor 11 Tahun 2018, Pasal
57 ayat (6) menyebutkan bahwa KPU/KIP Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan Pemilihan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil
Wali Kota serentak 2018 menyusun DPSHP berdasarkan masukan
dan tanggapan masyarakat terhadap DPS ditambah DPTb Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Wali Kota dan Wakil Wali Kota serentak 2018.
Proses input DPTb yang dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
sebagai berikut:
1. Menghimpun berkas form A.Tb hasil dari pemungutan suara.
2. Menyalin daftar pemilih dari form A.Tb tersebut ke dalam
format excel yang sama seperti format excel Formulir A.B.DPS-
KPU.
3. Memasukkan data pemilih tersebut ke dalam Sidalih dengan
sumberdata sebagai DPTb.
4. Menyampaikan kepada PPS bahwa ada penambahan pemilih
akibat dari proses input DPTb yang dilakukan.
5. Dalam hal pemilih DPTb yang diinput teridentifikasi ganda,
maka KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan proses
penghapusan terhadap salah satu pemilih tersebut.

Dalam proses input DPTb yang dilakukan, KPU/KIP


Kabupaten/Kota membuat lembar kontrol terhadap Proses input
DPTb. Format lembar kontrol Proses Input DPTb disertakan dalam
lampiran Petunjuk Teknis ini.

7. Proses Teknis Penyusunan DPSHP ke dalam Sidalih


BAB IV
OUTPUT HASIL PROSES PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA
HASIL PERBAIKAN

Proses penyusunan DPSHP dilakukan di tingkat PPS. PPS menyusun hasil


perbaikan DPS tersebut dengan membuat softcopy daftar perubahan pemilih
hasil dari tanggapan dan masukan dengan menggunakan formulir Model
A.B.DPS-KPU. Setelah menyusun formulir Model A.B.DPS-KPU, PPS
menyerahkan softcopy tersebut kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota melalui PPK
sebagai bahan penyusunan DPSHP dalam Sidalih.

A. Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPS.


PPS melakukan rekapitulasi daftar perubahan Pemilih hasil perbaikan
DPS tingkat kelurahan/desa setelah selesai menyusun DPSHP.
Rekapitulasi tersebut dituangkan dalam formulir model A.B.DPS.1-KPU.
PPS melakukan rekapitulasi dalam rapat pleno terbuka dan menuangkan
dalam berita acara yang ditandatangani oleh Ketua dan anggota PPS.
Contoh format berita acara rapat pleno terbuka rekapitulasi DPSHP
disertakan dalam lampiran pedoman teknis ini.
Dalam forum rapat pleno terbuka tersebut PPS menyertakan lampiran
formulir model A.B.DPS.1-KPU beserta lembar kontrol proses DPSHP yang
telah dilakukan oleh PPS. Lembar kontrol proses DPSHP tersebut
merupakan gambaran dari proses perbaikan DPS dari jumlah awal DPS
menjadi jumlah akhir DPSHP di tingkat desa/kelurahan. Lembar kontrol
tersebut merupakan bentuk akuntabilitas PPS dalam bekerja.

B. Rekapitulasi DPSHP di tingkat PPK


PPK melakukan rekapitulasi daftar perubahan Pemilih hasil perbaikan
DPS tingkat kecamatan setelah menerima salinan A.B.DPS-KPU dan
A.B.DPS.1-KPU dari PPS. Rekapitulasi daftar perubahan pemilih hasil
perbaikan DPS tersebut dituangkan dalam formulir model A.B.DPS.2-
KPU. PPK melakukan rekapitulasi dalam rapat pleno terbuka dan
menuangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh Ketua dan
anggota PPK. Contoh format berita acara rapat pleno terbuka rekapitulasi
DPSHP disertakan dalam lampiran pedoman teknis ini.
Sama seperti yang dilakukan oleh PPS, PPK menyertakan lampiran
formulir model A.B.DPS.2-KPU beserta lembar kontrol proses DPSHP yang
tingkat PPK bersumber dari lembar kontrol diserahkan oleh PPS.
C. Rekapitulasi dan Penetapan DPSHP di tingkat KPU/KIP
Kabupaten/Kota
KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi tingkat
kabupaten/kota setelah salinan formulir Model A.B.DPS.2-KPU menerima
dari PPK. KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan penetapan DPSHP dan
rekapitulasi DPSHP ke dalam formulir Model A.2-KPU dan formulir Model
A.2.1-KPU. Penetapan DPSHP dilakukan dalam rapat pleno terbuka dan
dituangkan ke dalam berita acara yang ditandatangani oleh Ketua dan
Anggota KPU/KIP Kabupaten/Kota. Format Berita Acara Penetapan
DPSHP di tingkat KPU/KIP Kabupaten/Kota beserta formulir Model A.2.1-
KPU disertakan dalam lampiran pedoman teknis ini.

D. Pencetakan DPSHP
Mengingat tahapan dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018 tidak mengatur
secara rinci terkait waktu tahapan untuk proses pencetakan DPSHP,
maka perlu disusun jangka waktu proses pencetakan dengan melihat dari
jadwal tahapan pengumuman DPSHP yang telah ditetapkan mulai tanggal
23 Juli 2018 dengan mengukur ketersediaan alat percetakan di
Kabupaten/Kota dan kesiapan data DPSHP yang akan dicetak.
Berdasarkan waktu kegiatan diatas diatur proses pencetakan DPSHP dari
tanggal 20 Juli 2018 sampai dengan 23 Juli 2018.

E. Pengumuman DPSHP
Berdasarkan tahapan yang diatur dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018,
pengumuman DPSHP dilakukan selama 7 haru mulai tanggal 23 Juli
2018 sampai dengan 30 Juli 2018. Pengumuman DPSHP tersebut
dilakukan di tempat strategis dan mudah dijangkau dan diharapkan
mendapat masukan dan tanggapan masyarakat, Pengawas Pemilu dan
Peserta Pemilu.

Anda mungkin juga menyukai