Anda di halaman 1dari 8

KASUS GLORYTIS SAIPUL JAMIL BEBAS DARI BUI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Administrasi

Oleh :
1. Anri Erlawan NPM : 21110005
2. Ashri Rahayu NPM : 21110007
3. Mega Puspa Dewi M A NPM : 211100016
4. Rega Rival Yuda NPM : 211100024
5. Riana Ananda Ptri NPM : 211100025

POLITEKNIK STIA LAN


BANDUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhannahu Wa Ta’ala karena atas
rahmat dan perlindungan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
“Kasus Glorytis Saipul Jamil Bebas Dari Bui”.

Dalam karya tulis yang berjudul “Kasus Glorytis Saipul Jamil Bebas Dari Bui”
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Dasar-Dasar Administrasi

Penulis menyadari akan kemampuan diri penulis yang kiranya masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis dibimbing oleh banyak pihak dan dapat menyelesaikan karya
tulis ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih atas bimbingan, motivasi, dan bantuannya yang sangat bernilai tersebut. Dengan
demikian, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, baik material maupun
spiritual dalam menyelesaikan tugas ini,
2. Dosen Mata Kuliah Dasar-Dasar Administrasi,
3. Anggota kelompok 2,
4. Rekan-rekan Kelas ABSP U1

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini jauh dari kebenaran dan kesempurnaan, maka
peulis mengharapkan kritik serta saran sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang akan datang, serta mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................
1.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Terkait Komisi Penyiaran Indonesia
2.2 Tinjauan Glorifikasi Saipul Jamil.....................................................................................
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
3.1 ...........................................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................
4.2 Saran..................................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................................

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI merupakan sebuah lembaga independen


di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang
berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi ini
berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2002 Tentang Penyiaran. KPI terdiri atas Lembaga Komisi Penyiaran
Indonesia Pusat dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah yang bekerja diwilayah
tingkat Provinsi. Wewenang dan lingkup tugas Komisi Penyiaran meliputi pengaturan
penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran
Swasta, dan Lembaga Penyiaran Komunitas. Namun, pada saat ini KPI sering
menayangkan siaran yang seharusnya tidak disiarkan, karena akan berdampak salah
tangkap bagi orang-orang yang awam, seperti penayangan kasus glorytis Saipul Jamil,
yang seharusnya tidak di tayangkan, karena masyarakat akan ada yang ikut
mendukung kegiatan tersebut.

Hal ini yang demikian mendasari penulis mengambil tema kasus yang
disiarkan di televisi dengan judul “Kasus Glorytis Saipul Jamil Bebas Dari Bui”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah sebagai berikut :


 Mengapa KPI bisa secara mudah untuk menayangkan tantangan ini ?
 Seberapa besar penggaruh penayangan kasus glorytis Saipul Jamil bebas dari bui ?
 Bagaimana cara mengatasi dari dampak itu sendiri ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh siaran


terkait “Kasus Glorytis Saipul Jamil Bebas Dari Bui” yang disiarkan oleh KPI di
beberapa stasiun Televisi.

1.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dari penelitian “Kasus Glorytis Saipul Jalmil Bebas
Dari Bui” menggunakan Studi Pustaka Untuk kelengkapan data dan informasi dalam
penelitian ini, maka kami menambahkan data dari artikel yang ada internet, dan
sumber lain yang relevan dengan permasalahan atau kasus yang diteliti dalam hal ini
mengenai “Kasus Glorytis Saipul Jalmil Bebas Dari Bui”.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Terkait Komisi Penyiaran Indonesia

Komisi Penyiaran Indonesia adalah Lembaga Negara yang bersifat


independen yang ada di pusat dan di daerah yang tugas dan wewenangnya diatur
dalam Undang-Undang sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Komisi Penyiaran
Indonesia terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).3 Komisi
Penyiaran Indonesia merupakan lembaga independen. Hal ini telah dijelaskan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Pasal 7 ayat (2) yang
berbunyi “KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen mengatur hal-hal
mengenai penyiaran” dalam Pasal 8 ayat (1) dari Undang-Undang No 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran ditegaskan bahwa Komisi Penyiaran Indonesia adalah wujud peran
serta masyarakat dan berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan
masyarakat terhadap penyiaran. KPI memiliki fungsi menyusun sekaligus mengawasi
berbagai peraturan penyiaran yang berkaitan dengan lembaga penyiaran untuk
menghubungkan antara lembaga penyiaran , pemerintah dan masyarakat. Pengaturan
ini mencakup semua
daur proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian, Pertanggungjawaban.
Operasionalisasi, dan evaluasi. Dalam menjalankan fungsinya, KPI juga
mempunyai beberapa wewenang yaitu :
a. Menetapkan standar program siaran; menyusun peraturan dan menetapkan
pedoman perilaku penyiaran;
b. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta
standar program siaran;
c. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku
penyiaran serta standar program siaran; dan d. melakukan koordinasi dan
kerjasama dengan pemerintah, lembaga penyiaran dan masyarakat.

Peranan lembaga negara ini, yakni Komisi Penyiaran Indonesia sangat


dibutuhkan dalam tujuan untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
siaran, dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah sebagai perpanjangan tangan
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat juga berperan untuk mengatur sekaligus
mengawasi lembaga siaran agar tidak dipergunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan dan kepentingan tertentu melainkan sebagai media untuk mencerdaskan
masyarakat.

Dalam hubungan KPI pusat dan KPI daerah adalah untuk menjadikan
penyiaran di seluruh indonesia mnejadi penyiaran yang berbasis posotif dan sesuai
dengan Undang-Undang yang sebagaimana sudah ditetapkan oleh karena itu KPI
pusat memberikan tugas dan wewenang kepada KPI dareah untuk memantau segala
stasiun televisi yang berada di daerah untuk selalu waspada dengan apa yang
disiarkan karena bersangkutan dengan masyarakat di daerah itu sendiri.Hal ini juga
tidak jauh dengan pedoman standar siaran (P3SPS) yang mana sebagai acuan KPI.

Daerah untuk lebih meningkatkan keamanan siaran dengan mematuhun segala

atruran yang terkait dengan Pedoman perilaku penyiaran dan standar program
siaran (P3SPS).

Untuk menerapkan independensi dan menjaga agar tidak terjadi


penyalahgunaan jabatan dan kewenangannya, KPID Jawa Timur mengaktifkan
rapat-rapat pleno yang disepakati digelar minimal sekali seminggu. Hampir semua
permasalahan yang muncul, khususnya yang strategis dan sensitif, selalu diangkat
dan dibahas dalam rapat pleno. Dengan demikian, semua persoalan transparan dan
diketahui semua komisioner yang juga diberi keleluasaan mempertanyakan
berbagai hal yang dianggap tidak jelas. Praktik demikian juga diberlakukan pada
jajaran secretariat KPID Jawa Timur. Dalam aspek moralitas, setiap unsure komisi
harus bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam hal melakukan
komunikasi dengan publik, setiap anggota komisi berhak untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan padanya dengan prinsip kebebasan yang
bertanggungjawab. Batasan-batasanya adalah kearifan masing-masing anggota.
Anggota komisi harus bersikap saling menghargai, saling menghormati pendapat
yang disampaikan anggota komisi yang lain.

Dengan ini KPI pusat sebagi perancang sistem dan KPI daerah sebagai
pelaksana untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan untuk mengawasi segala
bentuk siaran yang melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran.

2.2 Tinjauan Glorifikasi Saipul Jamil

Penyanyi dangdut Saipul Jamil resmi bebas dari penjara Kamis lalu (02/09)
usai divonis delapan tahun penjara (menjadi lima tahun setelah dikurang masa
potongan tahanan dan remisi) dalam kasus pencabulan anak dan penyuapan terhadap
panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Kebebasan Saipul Jamil yang disambut seakan keluar dari penjara seakan
menjuarai olimpiade membuat sederet artis banyak berkomentar dan masyarakat
membuat petisi untuk memboikot Saipul Jamil dari stasiun televisi. Adanya ajakan
boikot Saipul Jamil dari masyarakat layak disambut positif dan didukung. Sikap ini
menunjukan bahwa sebagian masyarakat sudah menunjukan kesadaran dan
keberpihakan kepada upaya menegakkan keadilan dalam kasus-kasus
kekerasan/pelecehan seksual. Kita sebagai menguatkan dukungan kuat untuk
memberlakukan dengan segera Rancangan Undang Undang Tindak Pidana Kekerasan
Seksual yang mengatur upaya pencegahan,penanggulangan,penindakan,pembinaan
dan rehabilitasi kasus pelecehan dan kekerasan seksual.
"Jangan biarkan mantan narapidana pencabulan anak diusia dini (pedofilia)
masih berlalu-lalang dengan bahagia di dunia hiburan, sementara korbannya masih
terus merasakan trauma," tulis keterangan petisi tersebut. Kini petisi itu telah
ditandatangani oleh 300 ribu orang pada Minggu siang 5 September 2021. Targetnya,
petisi mampu mencapai 500 ribu tanda tangan. Masyarakat berharap pihak stasiun
televisi dapat memboikot mantan narapidana itu. "Semoga petisi ini membuahkan
hasil yang memuaskan," begitu akhir dari isi petisi.
Adapun beberapa artis yang ikut berkomentar terkait halnya kebebasan
saipul jamil yang ditayangkan di stasiun televisi.

1. Sutradara Angga Sasongko,"Menyikapi hadirnya Saipul Jamil di televisi


dengan cara yang tidak menghormati korban, maka kami memberhentikan
semua pembicaraan kesepakatan distribusi film Nussa dan Keluarga Cemara
dengan stasiun TV terkait karena tidak berbagi nilai yang sama dengan karya
kami yang ramah anak," dikutip melalui akun twitternya.
2. Najwa Shihab "Glorifikasi dan Bahaya Normalisasi Kekerasan Seksual.
@narasinewsroom 'Merayakan' bebasnya pedangdut Saipul Jamil setelah lima
tahun mendekam di penjara bukan perkara sembarangan. Perilaku ini lama
kelamaan bisa membuat "pemakluman" atas kekerasan seksual terhadap dua
remaja yang dilakukannya, Selain itu, perilaku ini juga bisa bikin orang-orang
jadi merasa 'biasa' melihat para pelaku kekerasan seksual. Belum lagi hal ini
juga bisa membuat korban semakin takut buat berbicara dan terbuka.
3. Ernest Prakasa “Mantan narapidana pelecehan seksual di bawah umur,
disambut bagai pahlawan di televisi. Ke mana KPI?”.
Adapun 18 stasiun yang mendapatkan surat larangan tersebut antara lain,
Televisi Republik Indonesia (TVRI), PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), PT
Cipta Megaswara Televisi (Kompas TV), PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
(MNCTV), PT Deli Media Televisi (iNewsTV).Kemudian, PT Duta Visual Tivi
Tujuh (Trans7), PT Global Informasi Bermutu (GTV), PT Indosiar Visual Mandiri
(Indosiar), PT Lativi Media Karya (tvOne), PT Media Televisi Indonesia (MetroTV),
PT Metropolitan Televisi (RTV), PT Net Mediatama Televisi (NET.), PT Rajawali
Citra Televisi Indonesia (RCTI)Selanjutnya, PT Surya Citra Televisi (SCTV), PT
Televisi Transformasi Indonesia (TransTV), PT Wahana Televisi Banten (JPM TV),
PT Banten Media Global Televisi (MY TV), dan PT Omni Intivision (O Channel).
KPI Pusat meminta kepada seluruh lembaga penyiaran untuk tidak
melakukan amplifikasi dan glorifikasi (membesar-besarkan dengan mengulang dan
membuat kesan merayakan) terhadap peristiwa yang bersangkutan. KPI berharap
lembaga penyiaran dapat memahami sensitivitas dan etika kepatutan publik
terhadap kasus yang telah menimpa Saipul Jamil serta tidak berupaya untuk
membuka dan menumbuhkan kembali trauma korban.Selain itu, KPI berharap
muatan terkait hal-hal seperti, penyimpangan seksual, prostitusi, narkoba, dan
tindak melanggar hukum lainnya yang dialami oleh artis atau publik figur dapat
disampaikan secara berhati- hati dan diorientasikan kepada edukasi publik.

Anda mungkin juga menyukai