SKRIPSI
Oleh:
MARWIYAH NST
NIM. 0309182091
SKRIPSI
Oleh :
MARWIYAH NST
NIM:0309182091
Pembimbing I Pembimbing II
Puji Syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT dan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan
Nabi bsar Muhammad SAW. Penyusunan dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi yang berjudul “Peran Budaya Sekolah Dalam Membentuk Sikap Cinta
Tanah Air Siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan”.
Tugas akhir skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dengan baik secara material
maupun moril pada saat pra-kegiatan, pelaksanaan sampai pasca-kegiatan. Ucapan
terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag selaku Rektor UIN Sumatera
Utara .
2. Bapak Dr. H. Mardianto m.Pd selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Sarbaini Saleh S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) yang telah banyak memberikan nasehat,
bimbingan dan motivasinya selama ini.
4. Ibu Dr. Masganti Sit, M. Ag selaku Pembimbing I dan Bapak Fatkhur
Rohman, M.A selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk
membantu saya dalam penyusunan skripsi ini dengan kritik, saran dan
motivasinya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Dr. Eka Susanti, M.Pd selaku Pembimbing Akademik dalam
memberikan bantuan, bimbingan dan nasehatnya selama proses
perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Sumatera
Utara.
6. Bapak/Ibuk Dosen yang telah mendidik saya dalam menjalani pendidikan
di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara dengan
memberika nasehat, bimbingan serta ilmu yang diberikan sehingga dapat
diaplikasikan didalam masyarakat.
7. Bapak Mahmud Alkausari Pulungan, S.Pd selaku Kepala Sekolah di
Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan yang telah
memberikan ijin kepada saya dalam melakukan penelitian untuk
mendapatkan dan yang peneliti butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Heryandy, S. Pd selaku guru IPS di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Plus Al-Ishlah Medan yang telah meluangkan waktu dalam membantu
saya melakukan penelitian dalam memperoleh data sehingga penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan.
9. Adek-adek Adinda Dwi Putri Nasution, Ahmad Assidiq, Alfina Dwi
Kasih, Fachrul Umam, dan Asyfa Angelita Putri yang telah meluangkan
waktu dalam membantu saya melakukan penelitian sehingga penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan,
10. Teruntuk yang paling ku cintai dunia akhirat ayah saya yang bernama Ali
Daud Nst, dan ibu saya yang bernama Nur Diana Hsb yang senantiasa
selalu mendukung dan mendoakan saya di setiap sujudnya. Mereka adalah
support system pertama saya.
11. Kakak tercinta Misriani Nasution S.Pd, dan abang tercinta Muhammad
Tarmizi Nst, Isnan Sukri Nst, Ahmad Fauzi Nasution S.Ak, serta ucapan
terimakasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada abang ipar
Muhammad Solihin Daulay, dan kaka ipar tercinta Mahyuni Hsb, siti
Alamsari Pulungan
12. Sahabat-sahabat saya yang senantiasa memberikan dukungan Darmina, Ita
Juwita saragih, Windi Adelia Saragih, Rohana, Putri, Muharram Saipul,
Nst, Anggie Arabiansyah.
13. Teman-teman angkatan 2018 khususnya jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas IPS-3.
14. Kaka-kaka dan abang-abang tercinta di angkatan 2017, kaka afrida yanti
S.Pd, Nurul Khusna S.Pd, Silvi Utami Putri S.Pd, Azis Kamil S.Pd
15. Semua pihak yang tidak disebut satu persatu oleh penulis, namun telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Marwiyah Nst
NIM 0309182091
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 keadaan Tenaga Pendidikan dan Kepegawaian di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Tahun Ajaran 2022/2023
Tabel 4.2 Keadaan Siswa/Peserta Didik MTs Swasta Plus Al-Ishlah Tahun Ajaran
2022/2023
Tabel 4.3 Sarana/Ruang Penunjang di MTs Swasta Plus Al-Ishlah Tahun Ajaran
2022/2023
Tabel 4.4 Prasarana di MTs Swasta Plus Al-Ishlah Tahun Ajaran 2022/2023
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Daftar Pertanyaan yang akan diajukan Kepada kepada
Kepala Sekolah
Lampiran II : Daftar Pertanyaan yang akan diajukan kepada Guru IPS
Lampiran III : Daftar Pertanyaan yang akan diajukan kepada Siswa
Lampiran IV : Hasil Wawancara kepala Sekolah
Lampiran V : Hasil Wawancara Guru IPS
Lampiran VI : Hasil Wawancara Siswa
Lampiran VII : pedoman observasi di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus
Al-Ishlah Medan
Lampiran VIII : Dokumentasi di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-
Ishlah Medan
Lampiran IX : Dokumentasi Penelitian
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................
a. Latar Belakang Masalah.......................................................................
b. Batasan Masalah...................................................................................
c. Rumusan Masalah.................................................................................
d. Tujuan Penelitian..................................................................................
e. Manfaat Penelitian................................................................................
BAB II : KAJIAN TEORI.............................................................................
A. Peran Budaya Sekolah.........................................................................
1. Devinisi Peran Budaya Sekolah...........................................................
2. Karakteristik Budaya Sekolah.............................................................
3. Unsur-unsur Budaya Sekolah..............................................................
B. Sikap Cinta Tanah Air.........................................................................
1. Devinisi Sikap Cinta Tanah Air...........................................................
2. Cara Membentuk Sikap Cinta Tanah Air...........................................
3. Manfaat Sikap Cinta Tanah Air...........................................................
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...................................................
A. Latar Peneitian......................................................................................
B. Data dan Sumber Penelitian..................................................................
C. Metode Penelitian.................................................................................
D. Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................
E. Teknik Analisis Data...........................................................................
F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data....................................................
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum.....................................................................................
B. Temuan Khusus....................................................................................
C. Pembahasan..........................................................................................
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dilaksanakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta
diperlukan dalam meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh pendidikan pada
dasarnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Hermanto, 2022: 105).
Pendidikan menjadi salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, hal ini dikarenakan melalui pendidikan seseorang akan dapat
mengembangkan kepribadian sosialnya (Elihami, 2020: 106).
Selain itu pendidikan juga dapat membentuk karakter serta dapat
mengembangkan sebagai potensi yang ada dalam diri menurut (Hendayani,
2019 :106). Pendidikan dilaksanakan bukan hanya untuk kepentingan pengajaran,
melainkan juga dilaksanakan untuk kepentingan kehidupan sekarang dan yang
akan datang, melalui proses pendidikan karakter (Rochmawati, 2018: 106).
Budaya sekolah merupakan jati diri sekolah sehingga kinerja sekolah dapat
dilihat dari sikap dan tindakan yang dilakukan dalam bentuk manifestasi perilaku
anggota sekolah (Oktaviani, 2015: 614). Budaya sekolah menjadikan sekumpulan
nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan seharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas, administrasi, siswa dan
masyarakat sekitar sekolah (Zamroni, 2011: 111). Budaya sekolah memiliki peran
yang sangat penting dikarenakan nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam
pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota
masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
bermasyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
budaya dan karakter bangsa (Suraptiningrum dan agustina, 2015: 220-221).
2
cerminan dari karakter manusia yang tumbuh pada setiap individu dalam konteks
kehidupan kolektif. Hanya saja kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak
semua siswa mampu mengamalkan nilai-nilai karakter dengan baik salah satunya
adalah masalah karakter cinta tanah air.
Cinta tanah air merupakan pengalaman dan wujud dari sila persatuan
indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga,
sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara, syarat-syarat pembelaan negara diatur dalam
undang-undang kesadaran cinta tanah air itu pada hakikatnya berbakti kepada
negara dan dan kesediaan berkorban membela negara. Oleh karena itu, cinta tanah
air perlu ditumbuh kembangkan dalam jiwa setiap individu sejak usia dini yang
menjadi warga dari sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat
tercapai. Cinta tanah air sendiri berasal dari perwujudan dari pancasila sila ke-3
yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Hal tersebut dapat diwujudkan dalam
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, serta bangsa dan negara
(Kusuma, 2017: 7796-7797). Cinta tanah air hendaknya dipahami secara luas dan
dimengerti maksud serta tujuannya. Cinta tanah air juga sering dikenal dengan
istilah nasionalisme. Secara ringkas nasionalisme merupakan paham kebangsaan
yang merupakan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya.
Cinta tanah air pada hakikatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
diri setiap manusia. Sebagaimana pengertian cinta tanah air di bagian sebelumnya,
cinta tanah air identik dengan sebutan nasionalisme. Nasionalisme menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu paham yang berpendapat bahwa
kesetiaan tertinggi individu yang harus diserahkan kepada negara kebangsaan
(Ikhsan, 2015).
Sehingga budaya sekolah memang sangat erat kaitannya dengan
pembinaan karakter karena konsep budaya sekolah itu masuk pada pendidikan,
yang mana pada dasarnya sebagai upaya untuk memberikan arah tentang efisiensi
lingkungan pembelajaran. Lingkungan dalam hal ini dapat dibedakan dalam dua
hal: (1) lingkungan yang sifatnya alami sesuai dengan budaya siswa dan guru; dan
(2) lingkungan artificial yang diciptakan oleh guru atau hasil interaksi antara guru
4
dengan siswa (Sukadari, 2020). Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang di
praktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat
sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan
citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Kultur sekolah sebagai pola nilai-nilai,
norma, sikap, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan
panjang suatu sekolah, dimana sekolah tersebut dipegang bersama oleh kepala
sekolah, guru, staf, maupun siswa sebagai dasar mereka dalam memahami dan
memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah, dengan kata lain, kultur
atau budaya sekolah dapat dikatakan sebagai pikiran, kata-kata, sikap, perbuatan,
perilaku maupun simbol serta slogan khas identitas mereka (Sukadari, 2020).
Peran budaya sekolah sangat penting dalam pembentukan karakter.
Hasil penelitian dan temuan sebelumnya, yang di teliti oleh (Lestari &
Ain, 2022) dengan judul “Peran Budaya Sekolah terhadap Pembentukan Karakter
Siswa Kelas V Sd” penelitian ini dengan yang saya teliti sama-sama
menggunakan penelitian kualitatif, tetapi terdapat perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang akan saya teliti yaitu dari segi objek penelitiannya, dimana
penelitian ini dilakukan ditingkat sekolah dasar, sedangkan objek penelitian yang
akan saya teliti di tingkat sekolah menengah pertama (Madrasah Tsanawiyah
Swasta). Menunjukkan bahwa peran budaya sekolah terhadap pembentukan
karakter siswa memiliki peranan tinggi yang harus di perhatikan dalam
pembentukan karakter. Hasil penelitian kedua, siswa memiliki perhatian orang tua
yang kurang aktif dalam membimbing. Hasil ini menunjukkan bahwa, orang tua
memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Oleh karena itu, perlu kerja
sama yang baik antara orang tua dan guru agar dapat mendidik siswa ke arah yang
lebih baik. Karakter yang diberikan guru sudah membentuk kepribadian karakter
siswa. Keterlibatan guru dan orang tua dalam mendidik anak dapat mendorong
anak untuk selalu berfikir positif dan berprilaku yang baik dengan cepat. Implikasi
penelitian ini di harapkan dapat memberikan dampak terhadap peran budaya
sekolah terhadap pembentukan karakter siswa.
5
penelitian ini peneliti memang mengupas masalah karakter cinta tanah air yang
sudah mulai terkikis sehingga mudah menemukan solusi untuk sekolah.
Pembentukan karakter adalah perjuangan sepanjang hidup mengatasi
kontrol hal-hal negatif atas kepribadian seseorang. Hal negatif itu bisa bersumber
dari dalam diri, bisa juga bersumber dari luar diri, dari dalam diri ada
kecenderungan untuk tidak mengenali norma sosial dan bertindak bahwa untuk
kepentingan pribadi, sementara dari luar diri ada kecenderungan untuk
mengontrol individu agar menjadi bagian mekanis dari sistem komunitasnya.
Keduanya menjadi masalah mendasar yang harus diatasi oleh pendidkan karakter
(Kurnia & Qomaruzzaman, 2012).
Berdasarkan uraian masalah di atas maka peneliti melakukan penelitian
yang berjudul “ Peran Budaya Sekolah Dalam Membentuk Sikap Cinta Tanah Air
Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan”.
B. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian kualitatif batasan masalah sangat penting
dikemukakan, mengingat banyaknya faktor-faktor atau kondisi yang
menimbulkan permasalahan sehingga penelitian ini tidak perlu membicarakan
hal-hal yang berada di luar batasan masalah, agar tidak terjadi kesalah
pahaman antara penulis dan pembaca. Ruang lingkup masalah yang
dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu memperjelas pokok bahasa
penelitian, mengenai “ Peran Budaya Sekolah Dalam Membentuk Sikap Cinta
Tanah Air Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan”.
Berikut rincian dari batasan masalah penelitian:
1. Nilai karakter yang diteliti dibatasi hanya nilai sikap cinta tanah air
saja
2. Responden penelitian dibatasi dengan setiap warga sekolah yang
terdiri dari kepala sekolah, guru, dan siswa Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan.
8
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penelitian ini dapat di ajukan dalam beberapa
pertanyaan, sebagai berikut:
1. Bagaimana Budaya Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus
Al-Ishlah Medan?
2. Bagaimana Karakter Sikap Cinta Tanah Air Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan?
3. Bagaimana Peran Budaya Sekolah Dalam Membentuk Sikap Cinta
Tanah Air Siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu
gambaran yang jelas dan analisa yang mendalam mengenai “ Peran
Budaya Sekolah dalam Membentuk Sikap Cinta Tanah Air Siswa di
Tingkat Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs).
1. Untuk Mengetahui Budaya Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Plus Al-Ishlah Medan
2. Untuk Mengetahui Karakter Sikap Cinta Tanah Air Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan.
3. Untuk Mengetahui Peran Budaya Sekolah Dalam Membentuk Sikap
Cinta Tanah Air Siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan kajian lebih lanjut
oleh para peneliti dalam rangka membangun ilmu pengetahuan
khususnya ilmu pengetahuan mengenai “Peran Budaya Sekolah Dalam
9
masyarakat, budaya dipengaruhi oleh anggota masyarakat di satu sisi, dipihak sisi
lain bagian dari masyarakat dipengaruhi dan ketergantungan oleh budaya. Contoh
orang barat dengan Iklim yang suhu rendah dan memaksa untuk membuat pakaian
yang tebal. Dimana ada banyak kayu orang-orang diharuskan membangun rumah
dari kayu, dan masih banyak lagi. Peran pendidikan pembangunan karakter warga
negara menegaskan melalui rasional kemajuan budaya dan pendidikan dan
perilaku nasional Kementerian Pendidikan Nasional (2010) dikatakan bahwa
pendidikan itu menjanjikan bisa menumbuhkan bibit-bibit generasi muda tanah air
semua aspek bisa kurangi dan meminimalisir alasan terjadinya berbagi masalah
budaya dan perilaku bangsa, satu pengembangan dan implementasi kartu peran
budaya sekolah. Budaya sekolah Dimana siswa berinteraksi guru satu sama lain
guru, konselor, satu sama lain, antara staf administrasi dan antar anggota
kelompok komunitas sekolah (Menteri Pendidikan, 2010).
Kementerian Pendidikan dan budaya sekolah (Kemendikbud) kembali
menegaskan pentingnya peranan kebudayaan dalam pembangunan karakter
bangsa. Menteri pendidikan dan budaya (Mendikbud) Muhadjir Effendy
menyampaikan bahwa budaya merupakan katalisator dalam proses pendidikan
nasional yang dapat membentuk generasi muda Indonesia menjadi insan yang tak
hanya berilmu, namun memiliki karakter positif dan berbudi pekerti luhur.
Memang budaya sekolah adalah superordinat dari pendidikan. Bukan pararel,
apalagi subordinat. Justru pendidikan kita harus disinari, dipayungi oleh
kebudayaan. Karena itu strategi kebudayaan ini sangat mendesak untuk segera
kita rumuskan untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik, disampaikan
Mendikbud dalam arahannya di malam keakraban RNPK di sawangan-Depok.
Budaya sekolah adalah sistem nilai, kepercayaan, dan norma yang diterima
bersama dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami
dibentuk oleh lingkungan dengan menciptakan pemahaman yang sama pada
sekolah civitas sekolah (Ditjen PMPTK, 2007).
Unsur budaya berupa asumsi, nilai, dan keyakinan yang sifatnya abstrak
termanifestasi dalam bentuk aturan-aturan dan disiplin sementara unsur-unsur
budaya astifak dimanifestasikan dalam bentuk lambang-lambang, simbol-simbol.
12
Budaya sekolah yang positif dan negatif sangat tergantung pada dukungan yang
diberikan warga sekolah. Kepala sekolah merupakan figur yang menjadi panutan
warga sekolah. Hubungan kepala sekolah dengan segenap warga sangat
menentukan keberhasilan sekolah dalam membangun budaya sekolah. Hal yang
sama juga berlaku bagi para sekolah lainnya yakni guru, siswa, dan tenaga
administrasi. Masing-masing warga sekolah ini memiliki peranan yang harus
dijalankan dengan sebaik-baiknya. Tidak bisa di pungkiri bahwa warga sekolah
masih sering tidak menjalankan peranannya dengan baik. Kepala sekolah tidak
mampu menjalin hubungan yang baik dengan warga sekolah lainnya. Guru
sebagai pengajar di sekolah sering datang terlambat dan abseng dari tugasnya.
Siswa yang seharusnya belajar dan selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya,
tidak serius mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Keberadaan budaya sekolah di dalam sebuah merupakan urat nadi dari
segala aktivitas yang dijalankan warga sekolah mulai dari guru, karyawan, siswa
dan orang tua. Budaya sekolah yang di desain secara terstruktur, sistematis, dan
tepat sesuai dengan kondisi sosial sekolahnya, pada gilirannya bisa memberikan
kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sekolah
dalam menuju sekolah yang berkualitas. Ada tiga hal yang perlu dikembangkan
dalam menciptakan budaya sekolah yang berkualitas, yaitu :
1) Budaya Keagamaan (religi) :
Menanamkan perilaku atau tatakrama yang teristematis dalam
pengalaman agamanya masing-masing sehingga terbentuk kepribadian dan
sikap yang baik (Akhlaqul Karimah). Bentuk kegiatan : budaya salam, doa
sebelumm/sesudah belajar, doa bersama, sholat berjamaah (bagi yang
beragama Islam), peringatan hari besar keagamaan, dan kegiatan keagamaan
lainnya.
2) Budaya Kerjasama (team work) :
Menamnamkan rasa kebersamaan dan rasa sosial terhadap sesama
melalui kegiatan yang dilakukan bersama. Bentuk kegiatan: MOS, kunjungan
industri, parents day, bakti sosial, teman asuh, sport and art, kunjungan
museum, pentas seni, studi banding, ekskul, pelepasan siswa, seragam
13
Budaya sekolah juga tak lepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah
dalam mengatur sekolah. Tugas kepala sekolah adalah memimpin para bawahanya
yaitu dengan mengajari, membimbing, memotivasi, memberi peluang, dan
membangkitkan semangat para bawahanya yaitu para guru, karyawan dan siswa
demi memajukan dan menjadikan sekolah yang berbudaya mutu, tidak hanya di
lingkungan sekolah tetapi di lingkungan masyarakat sekitar sekolah atau bahkan
masyarakat luas (Sari, 2018:164). Prinsip terpenting dalam pemeliharaanya
budaya sekolah yang bersifat artifek adalah harus memelihara tradisi, peringatan
hari besar keagamaan, dan lambang yang telah dinyatakan dan menguatkan
budaya sekolah positif, namun yang lebih penting lagi dari artifek adalah budaya
bagi perbaikan kualitas sekolah secara berkelanjutan atau terus- menerus dengan
konsisten. Karakteristik budaya sekolah, diantaranya (Suhardan, 2010: 164):
a. Kolegalitas, merupakan iklim kesejawatan yang menimbulkan rasa saling
hormat-menghormati dan menghargai sesama profesi kependidikan.
b. Eksperimen, sekolah merupakan tempat yang cocok untuk melakukan
percobaan-percobaan kearah menemukan pola kerja (seperti contohnya
model pembelajaran) yang lebih baik dan diharapkan dapat menjadi milik
sekolah.
c. High Expectation. Kelulusan budaya sekolah yang memberi harapan
kepada setiap orang untuk memperoleh prestasi tertingi yang pernah
dicapainya
d. Trust and confidence. Kepercayaan dan keyakinan yang kuat merupakan
bagian terpenting dalam kehidupan suatu profesi. Budaya sekolah yang
kondusif akan memberikan peluang bagi setiap orang supaya percaya dan
memiliki keyakinan terhadap insentif yang akan diterima atas dasar
gagasan-gagasan baru yang diberikannya untuk organisasi.
e. Tangible support. Budaya sekolah mendukung lahirnya perbaikan
pembelajaran serta mendorong terciptanya pengembangan profesi dan
keahlian.
f. Reaching Out to the Knowledge base. Sekolah merupakan tempat
pengembangan ilmu secara luas, objektif, dan proporsional, pengkajian,
15
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa
(kemendiknas, 2010: 211). Cinta tanah air dapat diartikan sebagai perilaku yang
mengetahui posisi strategis dan mencintai wilayah Nasionalnya sehingga selalu
waspada dan siap membela Tanah Air Indonesia terhadap segala bentuk
intervensi, tantangan, hambatan, dan ganguan yang berbahaya bagi kelangsungan
hidup bangsa dan negara oleh siapa pun dan dari manapun dengan menanamkan
dan menumbuhkan kecintaan kepada tanah air (Darmadi, 2010: 148). Sikap cinta
tanah air merupakan suatu kebanggaan dan kesadaran akan berbangsa dan
bernegara yang selalu menunjuk pada keinginan untuk berbuat sesuatu demi
kepentingan bangsa dan negaranya, sikap menurut Bimo Walgito merupakan
organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang
relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikaan dasar
kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2003: 110).
Sikap cinta tanah air dan bangsa adalah adalah adanya perasaan memiliki
dan bangga menjadi bagian dari tanah air dan bangsa Indonesia yang ada pada
akhirnya menimbulkan ingin berbuat sesuatu yang baik untuk membawakan nama
tanah air dan bangsa. Nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa kebanggaan,
memiliki, menghargai, menghormati dan loyalitas terhadap negara yang dimiliki
oleh setiap individu berdomisili yang tercermin dari perilaku membela dan
melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara,
mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikan alam dan
lingkungan. Pengertian lain dari cinta tanah air dan bangsa adalah cara berpikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa (Kemendiknas : 2010). Cinta tanah air dapat diartikan sebagai
perilaku yang mengetahui posisi strategis dan mencintai wilayah Nasionalnya
sehingga selalu waspada dan siap membela Tanah Air Indonesia terhadap segala
bentuk intervensi, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berbahaya bagi
kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun dengan
menanamkan dan menumbuhkan kecintaan kepada tanah air (Darmadi,2010: 148).
21
yang cinta tanah air perlu ditata sedini mungkin. Setiap jenjang di lingkungan
sekolah harus membentuk sikap cinta tanah air pada peserta didiknya. Dalam
kehidupan manusia, pendidikan memiliki peran yang strategis untuk
membentengi basic perilaku untuk saling menghormati, memberikan
pencerahan terkait perilaku yang menyimpang dan merugikan bangsa serta
mampu menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik (Sartika,
2016: 77). Peserta didik adalah generasi yang akan mewarisi suatu bangsa
dan harus ditanamkan sikap cinta tanah air yang kuat dalam diri mereka agar
mengetahui serta menyadari perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi lebih
baik dari masa-masa sebelumnya. Melalui pendidikan pula suatu bangsa akan
mampu mengaktualkan nilai budaya yang dimiliki bersama. (Desi Ulifah,
2020: 875-883) cara membentuk sikap cinta tanah air dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Membentuk sikap cinta tanah air melalui kegiatan belajar mengajar
b. Membentuk sikap cinta tanah air melalui budaya sekolah
c. Membentuk sikap cinta tanah air melaluii kegiatan Outdoor Learning
Manfaat memiliki sikap cinta tanah air yang selanjutnya adalah mampu
berkorban demi negara. Rasa rela berkorban untuk kepentingan dan kebaikan
bangsa dapat dilakukan dengan banyak cara. Menyumbangkan sebagian harta
untuk membantu rakyat miskin adalah salah satu bentuk pengorbanan tersebut.
Memiliki rasa rela berkorban adalah suatu manfaat yang besar bagi warga
negara.
Manfaat lainnya dari sikap cinta tanah air adalah memiliki sikap untuk
mencintai dan menjaga budaya negara, dengan adanya sikap ini tentunya akan
dapat membantu melestarikan budaya yang sudah diturunkan turun-temurun.
Selain itu, dengan terjaganya budaya yang ada akan membantu suatu negara
untuk mempertahankan identitasnya.
Perilaku yang satu ini dapat dipraktekkan dengan cara membeli produk
buatan dalam negeri. Dengan begitu, sebagai masyarakat akan secara tidak
langsung membantu perekonomian negara. Dengan ekonomi yang baik,
negara akan dapat terus tumbuh dan berkembang. Sifat inilah yang wajib
ditanamkan kepada semua warga negara.
24
Hal lain yang tak lepas dari sikap cinta tanah air adalah berusaha
dengan keras untuk melestarikan dan menjaga sumber daya alam yang
dipunyai. Sumber daya alam adalah bagian yang juga penting dalam
membentuk suatu negara.
Hal yang sangat wajib dilakukan oleh setiap warga negara, maupun
pemerintahanya adalah mempertahankan konstitusi negara. Mempertahankan
konstitusi negara tersebut, dapat dilakukan dengan menjaga undang-undang
dasar yang ada. Hal lainnya yang dilakukan adalah dengan mematuhi hukum
yang berlaku. Contoh perilaku yang dapat diterapkan adalah seperti mengikuti
pemilu, mematuhi lalu lintas, dan masih banyak hal lainnya yang dapat
diterapkan.
25
Manfaat yang tak kalah penting dari yang lain adalah mempunyai
semangat untuk mempelajari sejarah bansa sendiri. Bangsa Indonesia tentunya
didirikan dengan banyak pengorbanan dan usaha keras dari para nenek moyang.
Mempelajari sejarah bangsa akan dapat meningkatkan sikap cinta tanah air bagi
putra putri bangsa, dengan mempelajari sejarah bangsa diharapkan masyarakat
dapat memiliki jiwa berbangsa yang kuat seperti para pahlawan terdahulu. Itulah
manfaat dari memiliki semangat cinta tanah air untuk setiap putra putri Indonesia.
Manfaat memiliki sikap cinta tanah air adalah kondisi yang perlu dimiliki oleh
setiap warga negara.
Manfaat sikap cinta tanah air adalah timbulnya sikap dan perilaku
membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di
negaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkunganya.
Pengertian cinta tanah air merupakan perasaan bangga dan ikut memiliki sebuah
wilayah tertentu. Perasaan ini diwujudkan dalam sikap rela berkorban untuk
melindungi wilayahnya dari berbagai gangguan dan ancaman. Pentingnya sikap
cinta tanah air ini menjadikannya sebuah tabiat alamiah manusia yang dimiki
sejak lahir. Cinta tanah air berarti membela dari segala macam gangguan dan
ancaman yang datang dari manapun. Cinta tanah air merupakan rasa kebanggaan,
rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang tinggi yang
dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang dapat tercermin
dari perilaku membela tanah airnya. Kemudian menjaga dan melindungi tanah
airnya, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negaranya serta mencintai
adat dan budaya yang dimiliki oleh bangsanya.
Tentunya dengan menerapkan sikap cinta tanah air dapat memberi manfaat
bagi diri kita dan juga negara. sikap cinta terhadap tanah air memiliki beberapa
manfaat, seperti:
a. Menjadi individu yang tidak mudah di adu domba.
b. Menambah rasa kebanggaan terhadap bangsa Indonesia.
26
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Tekhnik triangulasi terdiri dari triangulasi sumber, triangulasi metode dan
triangulasi data/analisis, namun penulis pemilih triangulasi metode.
Berdasarkan hal ini penulis melakukan beberapa metode untuk mendapatkan
data. Triangulasi metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
wawancara. Observasi dan dokumentasi, kemudian hasil penulis bandingkan
untuk mendapatkan data atau hasil yang sama.
Jika hasil yang didapatkan berbeda, maka penulis akan menambahi
tekhnik penjaminan keabsahan data, yaitu tekhnik triangulasi data atau
analisis. Disini penulis melakukan umpan balik kepada kepala sekolah, guru
IPS dan siswa kelas VII B di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan. Yang bertujuan untuk memperbaiki hasil penelitian yang diperoleh.
Jadi, penulis mengecek kembali hasil data yang didapatkan, misal penulis
menanyakan kembali alasan jawaban informan untuk memastikan jawaban
yang sebenarnya, sehingga dengan ini bisa memperoleh data yang benar.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini penulis menggunakan
triangulasi untuk menguji keabsahan data. Tekhnik triangulasi yang dilakukan
yaitu metode, yang terdiri dari wawancara, observasi dan dokumentasi yang
mampu memperoleh hasil yang benar. Karena mendapatkan hasil yang terbaik
adalah dengan cara sudut pandang yang berbeda-beda yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi. Namun, jika terjadi perbedaan atau hasil yang
tidak sama maka penulis akan menambahi tekhnik triangulasi data/analisis.
Sehingga dengan ini dapat memberikan informasi yang memastikan hasil
penelitian yang sebenarnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Profil Sekolah
NPSN : 69941439
NSS : 121212719069
Nama : MTS. PLUS AL-ISHLAH
Akreditasi : Akreditasi B
Alamat : 20122
Nomor Telepon : 081370708918
Nomor Faks :-
Email : mtsplusalishlah@gmail.com
Jenjang : SMP
Status : Swasta
Situs :-
Lintang : 3.575984345652191
Bujur : 98. 64513784646988
Ketinggian : 26
Waktu Belajar : Sekolah Pagi
Kota : Medan
Provinsi : Sumatera Utara
Kecamatan : Medan Sunggal
Kelurahan : Tanjung Rejo
Kodepos : 20122
Nama Kepala Sekolah : Mahmud Alkausari Pulungan, S.Pd.I
meter akan menjumpai kantor Kemenag Kota Medan, arah Utara sekitar 600
meter akan menjumpai kolam renang selayang, arah selatan sekitar 300 meter
akan menjumpai kampus LP3I.
Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah berdiri pada Tahun pelajaran
2015/2016 dan mendapatkan izin Kemenag No, 258 pada tanggal 19 Februari
2016. Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah berada dibawah naungan
Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Ishlah sebagai lembaga pendidikan yang
bernuansa relegius. Pendirian Madrasah ini dilatar belakangi oleh rasa keprihatian
Yayasan pendidikan Islam (YPI) Al-Ishlah dengan tidak adanya sarana
pendidikan Formal, khususnya pada sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP yang
berbasis pendidikan agama Islam “ Madrasah Tsanawiyah” dilingkungan sekitar .
jumlah siswa pada tahun pertama Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan didirikan 33 orang dengan menempati gedung MDTA Al-Ishlah yang
terlebih dahulu didirikan tahun 2012. Alamat Madrasah berada di jalan Sei belutu
No. 101 Medan Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Madrasah
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah sudah memiliki sarana dan prasarana yang
representative dengan gedung berlantai 3 sebanyak 7 ruang kelas belajar yang
mampu menampng siswa kurang lebih 280 siswa, dengan waktu belajar pagi
dilengkapi fasilitas yang cukup seperti sarana olahraga, masjid, perpustakaan,
UKS, Ruang Sanggar, Aula dan Kelas Full AC.
3. Visi dan Misi
a. Visi Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan
Adapun visi Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan yaitu . “
Melahirkan Insan Berakhlakul Karimah Terampil dan Berprestasi”.
b. Misi Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan
Untuk mencapai visi, Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan
Mengembangkan misi sebagai berikut :
1. Tertib dan Istiqomah dalam melaksanakan sholat wajib dan kegiatan
lainnya.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan siswa mengenali potensi agar
berkembang secara positif dan berakhlakul karimah.
34
2. VIII 14 18 32 32
3. IX 15 24 39 39
4. Jumlah 45 64 109 109
Sumber Data diatas diperoleh dari Staf TU MTs Swasta Plus Al-Ishlah.
6. Komponen-komponen Sekolah
Kurikulum merupakan komponen terpenting dalam proses berlangsungnya
kegiatan pembelajaran, didalam dunia pendidikan komponen kurikulum adalah
sesuatu yang sangat penting, yang menjadi acuan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran, yayasan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
mulai dari kelas VII sampi IX menggunakan kurikulum 2013 (K-13), adapun
36
6. Ruang Keterampilan 1
7. Ruang Lab IPA -
8. Ruang Lab Bahasa -
9. Ruang Komputer -
10. Ruang Osis 1
11. Ruang Komite -
12. Aula/Serbaguna 1
13. Ruang Kelas 6
14 Masjid/Mushalla 1
15. Kamar Mandi Guru 2
16. Kamar Mandi Siswa 2
Sumber Data diatas diperoleh dari Staf TU MTs Swasta Plus Al-Ishlah
Tahun Ajaran 2022/2023.
8. Tujuan Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al Ishlah Medan
a) Meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal sholeh pada seluruh warga
Madrasah.
b) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana/prasarana serta
pemberdayaannya, yang mendukung peningkatan prestasi amaliah keagamaan
Islam, prestasi akademik dan non akademik.
c) Meningkatkan nilai kriteria ketuntasan minimal dan UN secara berkelanjutan.
d) Membantu siswa yang kurang mampu agar memperoleh jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
e) Membentuk kegiatan yang dapat membangun kreatifitas individu siswa.
f) Meningkatkan kemampuan pendidik dalam bidang komputer dan internet.
g) Menambah kuantitas dan kualitas sarana dan pra sarana laboratorium IPA.
h) Meraih kejuaraan dalam bidang ilmu pengetahuan, kesenian, olahraga, dan
ekstrakurikuler.
i) Membentuk lingkungan islami yang kondusif bagi anak.
j) Meningkatkan kegiatan ibadah sholat berjama’ah, sholat Dhuha, tadarus Al
Qur’an pagi dan sosial keagamaan bagi semua warga Madrasah.
38
39
B. Temuan Khusus
1. Budaya Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan
Menurut Deal dan Peterson dalam Supardi (2015; 221) menyatakan
bahwa: Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang di praktekkan oleh kepala sekolah,
guru, petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak,dan citra sekolah tersebut di masyarakat
luas. Sekolah sebagai sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan erat
dengan mutu sekolah, yakni: proses belajar mengajar, kepemimpinan dan
manajemen sekolah, serta budaya sekolah. Budaya merupakan pandangan hidup
yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara
berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun
abstrak. Budaya dapat dilihat sebagai perilaku, nilai-nilai, sikap hidup dan cara
hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus untuk
memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh karena itu suatu budaya secara
alami akan diwariskan oleh satu generasi kegenerasi berikutnya.
Berikut hasil wawancara kepala Madrasah Mahmud Alkausari Pulungan,
S.Pd.I terkait budaya sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan yang mengatakan bahwa :
“Budaya Sekolah/Madrasah termasuk nilai-nilai, norma, sikap dan
kebiasaan, yang digunakan sebagai landasan yang dilakukan terhadap
masyarakat sekolah/ madrasah. Nilai yang terkandung dalam budaya
lingkungan sekolah/ madrasah terdiri atas ketaatan, bersaing dan motivasi.
Perihal budaya sekolah yang diterapkan itu adalah budaya yang baik dari
segi keagamaan, kepemimpinan dan sebagainya”.
Hasil wawancara Kepala Madrasah di atas mengatakan bahwa budaya
yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan, dimana
bahwa budaya yang dilaksanakan adalah mematuhi nilai-nilai yang berlaku dan
norma yang berlaku dan hal ini harus dengan kerja sama semua pihak sekolah.
40
Turunnya etika dan moral ini juga membuat sekolah harus bekerja sangat
keras dalam mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada para peserta
didiknya. Salah satu cara memperbaiki kemerosotan moral ini adalah dengan
menggunakan pendidikan karakter yang tak hanya di rumah, namun juga secara
terstruktur di sekolah. Permasalahan ini memicu pemerintah Indonesia harus
memperbaiki hal tersebut,yang dimulai dari penanaman nilai-nilai/norma-norma
bangsa Indonesia terutama didalam lembaga pendidikan. Menurut undang-undang
dasar sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 menjelaskan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan mengendalikan diri dan kepribadian
akhlak”. Cinta tanah air memiliki arti masing-masing, pertama kata Cinta dalam
kamus pintar bahasa Indonesia EYD yang di sempurnakan, Cinta artinya: suka
sekali, sayang benar, terpikat, ingin sekali, berharap sekali, rindu, kuatir. Berikut
hasil wawancara Kepala Madrasah Mahmud Alkausari Pulungan, S.Pd.I terkait
karakter sikap cinta tanah air Siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-
Ishlah Medan yang mengatakan bahwa :
“Kalau saya menilai anak-anak nasionalismenya agak kurang ya, pernah
saya tanya siapa presiden Indonesia kedua yah tidak tahu. Artinya memang
dimasa sekarang ini sangat terkikis zaman sikap nasionalisme generasi
muda ini. tetapi tidaklah semua, hanya Sebagian yang kita random”.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa karakter cinta tanah air
anak Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan termasuk kurang
menurut Kepala Madrasah, apalagi sebelumnya itu pandemik belajar dari rumah
dan hampir 2 tahun meninggalkan kegiatan upacara bendera. Hal ini saja sudah
dapat disimpulkan bahwa pengikisan sikap cinta tanah air dikarenakan keadaan.
Banyak siswa yang lupa dengan lagu wajib nasional. Hal ini yang harus dipupuk.
Berikut Kepala Madrasah Mahmud Alkausari Pulungan, S.Pd.I terkait karakter
sikap cinta tanah air Siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan yang mengatakan bahwa:
46
“Tidak ada, anak-anak ini patuh kok. Jika kita perintahkan untuk tertib
upacara bendera alhamdulillah pada ikut semua, tertib, dan menghafal
lagu-lagu nasional sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah air”.
Dari hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa cinta tanah
air ini mungkin secara rasional kurang, tapi untuk hal-hal negative tidak pernah
ditunjukan siswa. siswa hanya melupakan hal-hal yang bersifat nasionalisme.
Sehingga memang perlu penanaman nilai-nilai cinta tanah air dari budaya sekolah.
Berikut hasil wawancara oleh Guru IPS Heryandi, S.Pd yang mengatakan
bahwa :
“Menurut saya sikap nasionalisme siswa ini tidak sama rata ya yang peduli
dan cinta tanah airnya, bahkan banyak yang cuek juga. Zaman sekarang
ini anak-anak sedikit yang mau belajar sejarah Indonesia, bahkan hal kecil
saja tidak mampu dijawab siswa seperti dimana proklamasi kemerdekaan
dilakukan, hal ini saja siswa banyak yang tidak tahu” .
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Guru IPS
cinta tanah air siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan ini
tidak sama rata baiknya, karena ada anak yang menjunjung tinggi nasionalisme
(cinta tanah air) dan ada anak yang memang acuh terhadap kepedulian dan cinta
tanah air.
Berikut hasil wawancara oleh Guru IPS Heryandi, S.Pd yang mengatakan
bahwa :
“Tidak ada, tidak ada siswa yang sampai menghina negaranya sendiri atau
selisih paham. Paling siswa tidak tahu hal-hal yang merupakan menjadi
jati diri seorang yang cinta tanah air. Sehingga disinilah peran
pembelajaran IPS perlu ditingkatkan dalam membangun karakter cinta
tanah air..”
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Guru IPS
tidak pernah ada siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan ini
yang menghina negaranya sendiri, hanya saja nilainya kurang pada pengetahuan-
pengetahuan yang dinilai harus diketahui siswa di sekolah. Berikut hasil
wawancara siswa kelas VII B atas nama Adinda Dwi Putri mengatakan bahwa:
47
“Buktinya saya selalu ikut upacara, hafal lagu wajib nasional dan saya juga
hapal kisah-kisah kemerdekaan Indonesia”
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa rasa cinta tanah air siswa
ditunjukan melalui pembiasaan ikut upacara, siswa juga menghafal lagu wajib
nasional dan memahami kisah-kisah kemerdekaan. Dari hasil ini dapat dinilai
bahwa siswa memiliki rasa cinta tanah air yang baik.
Berikut hasil wawancara siswa kelas VII B atas nama Ahmad Assiddiq
mengatakan bahwa:
“Saya suka peristiwa kemerdekaan 17 agustus, hal ini selalu tunggu-
tunggu dan saya juga menyukai kisah-kisah menuju kemerdekaan seperti
penjajahan belanda 350 tahun dan masa penjajah jepang yang menerapkan
kerja rodi. ”
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa rasa cinta tanah air siswa
ditunjukan oleh siswa merupakan karakter rasa cinta tanah air yang baik karena
dia selalu menanti momentum 17 agustus ditambah lagi dia juga memahami
kisah-kisah kemerdekaan Indonesia.
Rasa cinta tanah air adalah rasa kebangggaan, rasa memiliki, rasa
menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu
pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya,
menjaga dan melindungi, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,
mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikan dan
melestarikan alam dan lingkungannya.
Berikut hasil wawancara siswa kelas VII B atas nama Alfina Dwi Kasih
mengatakan bahwa:
“Buktinya apa ya kak,, hehe.. buktinya menurut saya sih saya ini
memahami banyak sejarah kemerdekaan Indonesia kak minimal tidak
bengong jika ditanya kak hehhe…”
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa siswa di atas tidak
menunjukan sikap cinta tanah air yang baik karena sepertinya cinta tanah air
dianggap sebagai hal yang biasa saja dan dianggap tidak perlu memperdalam
pengetahuannya.
48
Berikut hasil wawancara siswa kelas VII B atas nama Fachrul Umam
mengatakan bahwa:
“Buktinya saya hapal Pancasila kak, saya hafal lagu wajib kak, dan saya
juga tau sedikit cerita sejarah kemerdekaan Indonesia, saya juga tau tokoh
politik penting di Indonesia.”
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa siswa di atas menunjukan
sikap cinta airnya yang baik. Dimana ia sedikit optimis dengan bekal sikap
nasionalisme yang ia miliki dimana ia mengetahui sejarah kemerdekaan dan tokoh
politik di negeri ini.
Berikut hasil wawancara siswa kelas VII B atas nama Asyifa Angelita
Putri mengatakan bahwa:
“Saya sampai sekarang bercita-cita menjadi guru agar nanti kelak bisa
mencerdaskan generasi muda dan bisa menjadikan tokoh-tokoh hebat
untuk bangsa ini.
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa siswa di atas menunjukan
sikap cinta airnya yang baik. Dimana ia bercita-cita untuk melahirkan generasi
bangsa yang akan menjadi tokoh bangsa dengan optimis semangat belajar dan
keyakinan diri.
dan cinta tanah air. Karena tidak semua anak memiliki kemampuan dan daya nalar
yang sama terhadap apa yang diajarkan oleh gurunya.
ini. kemudian pendidikan IPS yang kita serahkan pada guru bidang studi
untuk selalu membangun nasionalisme siswa melalui pembelajaran IPS.
Menurut Kepala Madrasah, peran budaya sekolah dalam meningkatkan
rasa cinta tanah air siswa itu memang sangat erat sekali. Karena apa yang
dibiasakan di sekolah dianggap sebagai budaya. Jadi jika pembiasaan dari hal-hal
terkecil saja sudah mulai dibiasakan untuk mencintai tanah air, maka anak-anak
hingga dewasa pun akan terbawa habbit yang dilakukan sedari kecil.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Madrasah atas nama Mahmud
Alkausari Pulungan, S.Pd.I. mengatakan :
“Pasti ada menurut saya, tidak semua anak itu penurut dan dapat
memahami apa yang disampaikan guru. Kadang itu lah tantangan menjadi
guru ini. Saran saya, guru IPS maupun guru bidang studi lainnya agar
mampu membangun karakter nasionalisme siswa melalui materi
pembelajaran yang diampu. Berikan tugas-tugas praktek yang mampu
membangun rasa nasionalisme (cinta tanah air) siswa.”
Menurut Kepala Madrasah, guru IPS maupun guru mata pelajaran lainnya
dapat bekerja sama sehingga mampu membangun karakter rasa cinta tanah air
melalui materi pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
Madrasah. Berikut hasil wawancara Guru IPS atas nama Heryandi, S,Pd yang
mengatakan bahwa :
“Kalau budaya sekolah yang diterapkan ini sejalan semua memang.
Karena pembiasaan yang dilakukan memang bertujuan selain untuk agama
juga untuk sikap cinta tanah air. Seperti, upacara bendera di hari penting
nasional, upacara rutinitas dihari senin kemudian membiasakan dengan
cinta pada pahlawan nasional yang di pajang di kelas. Pembiasaan sih
sebenarnya, misal harus hapal Pancasila, UUD 1945, kemudian wajib
mengikuti upacara, kemudian di kelas diwajibkan memasang foto
pahlawan dan presiden serta wakilnya, jadi memang harus pembiasaan sih,
karena karakter ini tidak bisa dibangun dalam 1 kali saja”.
Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran budaya sekolah
ini memang penting dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air. Perihal
51
“Iya kak, disini itu wajib kami hafal lagu nasional, hafal Pancasila, hafal
UUD 1945.
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa siswa memang harus dipaksa
dan dibiasakan memahami hal-hal yang berkaitan rasa cinta tanah air. Berikut
hasil wawancara siswa kelas VII B atas nama Fachrul Umam mengatakan bahwa:
“Iya kak, karena banyak aturan disini kak. Kadang saya pun merasa kayak
dipaksa dalam melakukan sesuatu.
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa siswa di atas memang harus
dipaksa dengan pembiasaan dimulai menghafal lagu nasional, UUD 1945 dan
Pancasila. Hal kecil ini sangat erat kaitannya dengan penerapan belajar IPS di
sekolah sehingga dapat memupuk rasa nasionalisme. Berikut hasil wawancara
siswa kelas VII B atas nama Asyifa Angelita Putri mengatakan bahwa:
“Iya, pendidikan yang diterapkan guru juga banyak hal yang harus kami
patuhi. Seperti sangsi jika melanggar..”
Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa siswa di atas menunjukan
sikap cinta airnya yang baik. Hal ini dikarenakan mematuhi aturan yang berlaku
disekolah, pembiasaan dengan adanya sangsi membuat siswa lebih kooperatif dan
menunjukan sikap cinta tanah airnya.
Peran budaya sekolah dalam membentuk sikap cinta tanah air siswa di
Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan adalah melalui penerapan
budaya rasa cinta tanah air yang berkonteks pembiasaan dalam kegiatan
disekolah. Hal ini dibuktikan melalui penanaman rasa cinta tanah air melalui
proses belajar mengajar yang diterapkan guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Plus Al-Ishlah Medan, kemudian pembiasan melalui kegiatan seperti upacara,
penghafalan Pancasila, UUD 1945 dan bagaimana cara siswa bersikap di kelas.
C. PEMBAHASAN
1. Budaya Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan
Menurut Deal dan Peterson dalam Supardi (2015; 221) menyatakan
bahwa: Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
53
menutup kemungkinan kesenian dan budaya lokal akan punah dan bangsa
Indonesia akan kehilangan jati dirinya. Supriatna (dalam Syarif dkk, 2017:2)
mengemukakan bahwa budaya global berjalan secara perlahan namun pasti untuk
memaksa budaya lokal menyerah. Dalam situasi seperti ini yang kemudian
mengakibatkan budaya lokal mengalami kekosongan identitas serta nilai moral
sehingga budaya atau kearifan lokal cenderung ditinggalkan.
Menurut Kurniawan (2013:46) sekolah sebagai lingkup pendidikan formal
menentukan dalam pembinaan karakter peserta didik. Sekolah dikatakan sebagai
lingkungan pendidikan kedua setelah keluarga yang berperan dalam pembinaan
perilaku pada peserta didik ini berarti bahwa sekolah memiliki peran penting
untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter atau perilaku peserta didik
sesuai dengan tujuan Sistem Pendidikan Nasional yaitu tidak hanya membentuk
individu yang cerdas, tetapi juga berkepribadian, salah satunya adalah sikap rasa
cinta tanah air.
Menurut Kepala Madrasah, peran budaya sekolah dalam meningkatkan
rasa cinta tanah air siswa itu memang sangat erat sekali. Karena apa yang
dibiasakan di sekolah dianggap sebagai budaya. Jadi jika pembiasaan dari hal-hal
terkecil saja sudah mulai dibiasakan untuk mencintai tanah air, maka anak-anak
hingga dewasa pun akan terbawa habbit yang dilakukan sedari kecil. Guru IPS
maupun guru mata pelajaran lainnya dapat bekerja sama sehingga mampu
membangun karakter rasa cinta tanah air melalui materi pembelajaran serta
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di madrasah. Berikut hasil wawancara Guru
IPS atas nama Heryandi, S,Pd yang
Hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa peran budaya sekolah ini
memang penting dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air. Perihal pelaksanaan
budaya sekolah yang dilakukan adalah dengan pembiasaan untuk agama dan tanah
air. Contohnya upacara, rutinitas dan penanaman pengetahuan pada pahlawan
nasional dan lainnya. Peran budaya sekolah ini memang penting sekali kerja
samanya antara atasan dan bawahan maka kepala madrasah juga harus
mendukung fasilitas pelaksanaan kegiatan yang menumbuhkan rasa cinta tanah
air.
58
Hasil wawancara siswa menunjukan bahwa rasa cinta tanah air siswa yang
dibangun di madrasah adalah melalui penerapan aturan yang harus dipatuhi juga
pembiasaan hal-hal kecil tentang kegiatan nasionalisme. Rasa cinta tanah air
dibangun melalui kegiatan keagamaan yang sejalan yang diterapkan guru di
madrasah. Intinya siswa memahami apa yang harus mereka lakukan
Peran budaya sekolah dalam membentuk sikap cinta tanah air siswa di
Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan adalah melalui penerapan
budaya rasa cinta tanah air yang berkonteks pembiasaan dalam kegiatan
disekolah. Hal ini dibuktikan melalui penanaman rasa cinta tanah air melalui
proses belajar mengajar yang diterapkan guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Plus Al-Ishlah Medan, kemudian pembiasan melalui kegiatan seperti upacara,
penghafalan Pancasila, UUD 1945 dan bagaimana cara siswa bersikap di kelas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Budaya sekolah yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus
Al-Ishlah Medan adalah berkonsep penanaman nilai keagamaan dan nilai
nasionalisme (cinta tanah air). Budaya sekolah yang dilaksanakan adalah
melalui kegiatan keagamaan dan kegiatan cinta tanah air. Pembiasaan yang
dilakukan melalui kegiatan yang diterapkan di sekolah dapat membangun
sikap cinta tanah air siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al Ishlah
Medan.
2. Karakter cinta tanah air siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-
Ishlah Medan ini tidak sama rata baiknya, karena ada anak yang menjunjung
tinggi nasionalise (cinta tanah air) dan ada anak yang memang acuh
terhadap kepedulian dan cinta tanah air. Karena tidak semua anak memiliki
kemampuan dan daya nalar yang sama terhadap apa yang diajarkan oleh
gurunya.
3. Peran budaya sekolah dalam membentuk sikap cinta tanah air siswa di
Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan adalah melalui
penerapan budaya rasa cinta tanah air yang berkonteks pembiasaan dalam
kegiatan disekolah. Hal ini dibuktikan melalui penanaman rasa cinta tanah
air melalui proses belajar mengajar yang diterapkan guru di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan, kemudian pembiasan melalui
kegiatan seperti upacara, penghafalan Pancasila, UUD 1945 dan bagaimana
cara siswa bersikap di kelas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti
memberikan saran agar :
59
60
61
62
LAMPIRAN 1
Pertanyaan Wawancara untuk Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan
1. Bagaimanakah budaya sekolah yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan?
2. Apa saja hal-hal yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus
Al-Ishlah Medan?
3. Apakah budaya keagamaan di jalankan di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Plus Al-Ishlah Medan ?
4. Apakah dalam menjalankan budaya sekolah hubungan antar warga sekolah
baik pada saat bekerja, kegiatan belajar-mengajar, maupun pada saat
berkomunikasi satu sama lain? Jelaskan!
5. Bagaimanakah karakter sikap cinta tanah air siswa di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan ?
6. Apakah ada juga siswa yang menunjukan hal negative dalam sikap cinta
tanah air siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan ?
7. Bagaimanakah peran budaya sekolah dalam mewujudkan karakter sikap
cinta tanah air siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan?
8. Apa saja yang dilakukan agar terwujudnya karakter sikap cinta tanah air
siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan?
9. Apakah ada kesulitan dalam menerapkan budaya sekolah untuk
mewujudkan karakter sikap cinta tanah air siswa di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan?
10. Apa saran anda terhadap guru agar budaya sekolah ini dapat mewujudkan
karakter sikap cinta tanah air siswa di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus
Al-Ishlah Medan?
64
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
Pertanyaan Wawancara untuk Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan
1. Apa saja aturan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan?
2. Apakah kamu menjalankan aturan yang berlaku di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan?
3. Bagaimanakah sikap yang kamu tunjukan terhadap cinta tanah air?
4. Apakah kamu menyadari bahwa budaya yang diterapkan di sekolah ini
membuat rasa cinta tanah air semakin meningkat?
5. Apa sikap kamu ketika ada teman yang melanggar aturan dan norma yang
berlaku di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan?
6. Apa buktinya bahwa kamu merupakan seorang siswa yang memiliki
karakter cinta tanah air?
66
LAMPIRAN 4
No Pertanyaan Jawaban
4. Apakah dalam menjalankan Iya, semua saling kerja sama baik itu
budaya sekolah hubungan antar dalam proses belajar mengajar, Budaya
warga sekolah baik pada saat sekolah yang di desain secara terstruktur,
bekerja, kegiatan belajar- sistematis, dan tempat sesuai dengan
mengajar, maupun pada saat kondisi sosial sekolahnya, pada gilirannya
berkomunikasi satu sama lain? bisa memberikan kontribusi yang positif
Jelaskan! bagi peningkatan kualitas sumber daya
manusia sekolah dalam menuju sekolah
yang berkualitas
6. Apakah ada juga siswa yang Tidak ada, anak-anak ini patuh kok. Jika
menunjukan hal negative kita perintahkan untuk tertib upacara
dalam sikap cinta tanah air bendera alhamdulillah pada ikut semua,
siswa di Madrasah Tsanawiyah tertib, dan menghafal lagu-lagu nasional
Swasta Plus Al-Ishlah Medan ? sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah
air.
sekolah dalam mewujudkan mewujud karakter cinta tanah air itu erat
karakter sikap cinta tanah air sekali ya. karena budaya yang
siswa di Madrasah Tsanawiyah diberlakukan di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan? Swasta Plus Al-Ishlah Medan tidak hanya
berfokus pada agama, tapi cinta tanah air.
Karena dasar negara itu Pancasila, tetaplah
kita mengikuti itu dalam proses mendidik
anak-anak di sini.
8. Apa saja yang dilakukan agar Dari hal-hal kecil dulu ya, tiap kelas wajib
terwujudnya karakter sikap diberikan foto presiden serta wakilnya dan
cinta tanah air siswa di foto pahlawan nasional dan hal ini wajib.
Madrasah Tsanawiyah Swasta Kemudian untuk anak-anak yang tidak
Plus Al-Ishlah Medan? hafal lagu wajib itu diperintahkan
walikelasnya untuk memperhatikan, kan
kita malu kalau anak-anak tidak hafal hal
yang seperti ini. kemudian pendidikan IPS
yang kita serahkan pada guru bidang studi
untuk selalu membangun nasionalisme
siswa melalui pembelajaran IPS.
9. Apakah ada kesulitan dalam Pasti ada menurut saya, tidak semua anak
menerapkan budaya sekolah itu penurut dan dapat memahami apa yang
untuk mewujudkan karakter disampaikan guru. Kadang itu lah
sikap cinta tanah air siswa di tantangan menjadi guru ini.
Madrasah Tsanawiyah Swasta
Plus Al-Ishlah Medan?
10. Apa saran anda terhadap guru Saran saya, guru IPS maupun guru bidang
agar budaya sekolah ini dapat studi lainnya agar mampu membangun
mewujudkan karakter sikap karakter nasionalisme siswa melalui
69
LAMPIRAN 5
Wawancara untuk Guru IPS Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan
Nama : Heryandi, S.Pd
No Pertanyaan Jawaban
2. Apa saja hal-hal yang diterapkan Yang diterapkan itu adalah mematuhi
di Madrasah Tsanawiyah Swasta peraturan sekolah yang berlaku di
Plus Al-Ishlah Medan? sekolah, menjalankan norma agama
yang berlaku, siapa yang melanggar
akan mendapatkan sanksi.
6. Apakah ada juga siswa yang Tidak ada, tidak ada siswa yang sampai
menunjukan hal negative dalam menghina negaranya sendiri atau selisih
sikap cinta tanah air siswa di paham. Paling siswa tidak tahu hal-hal
Madrasah Tsanawiyah Swasta yang merupakan menjadi jati diri
Plus Al-Ishlah Medan ? seorang yang cinta tanah air. Sehingga
disinilah peran pembelajaran IPS perlu
ditingkatkan dalam membangun
karakter cinta tanah air.
8. Apa saja yang dilakukan agar Pembiasaan sih sebenarnya, misal harus
terwujudnya karakter sikap cinta hapal Pancasila, UUD 1945, kemudian
tanah air siswa di Madrasah wajib mengikuti upacara, kemudian di
Tsanawiyah Swasta Plus Al- kelas diwajibkan memasang foto
Ishlah Medan? pahlawan dan presiden serta wakilnya,
jadi memang harus pembiasaan sih,
karena karakter ini tidak bisa dibangun
dalam 1 kali saja.
10. Apa masukan anda terhadap Masukan saya sih kepada kepala
kepala sekolah agar budaya sekolah, medukung guru-guru ini dalam
sekolah ini dapat mewujudkan membangun karakter cinta tanah air,
karakter sikap cinta tanah air kemudian memberikan masukan dan
siswa di Madrasah Tsanawiyah kegiatan yang membangun cinta tanah
Swasta Plus Al-Ishlah Medan? air siswa seperti aktivitas luar kelas
menjelang 17 agustus dan masih
banyak lagi.
73
LAMPIRAN 6
Wawancara untuk Siswa-SiswMadrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan
Nama : Adinda Dwi Putri Naasution
Kelas : Kelas VII B
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja aturan yang ada di Aturan yang berlaku banyak sih kak
Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus seperti tidak boleh terlambat,
Al-Ishlah Medan? mematuhi aturan, tidak boleh
membawa handphone dan bermain
handphone kemudian baju juga
harus menutup aurat.
5. Apa sikap kamu ketika ada teman Saya acuh saja, malas mencampuri
74
yang melanggar aturan dan norma urusan orang. Yang penting saya
yang berlaku di Madrasah memperbaiki diri saya agar patuh
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah pada aturan sekolah.
Medan?
3. Bagaimanakah sikap yang kamu Sikap saya adalah patuh pada aturan
tunjukan terhadap cinta tanah air? sekolah, saya juga harus mengetahui
silsilah sejarah kemerdekaan
Indonesia. Dan saya juga harus hafal
lagu nasional.
5. Apa sikap kamu ketika ada teman Saya tidak peduli, karena yang
yang melanggar aturan dan norma penting saya tidak melanggar aturan
yang berlaku di Madrasah
76
4. Apakah kamu menyadari bahwa Iya kak, disini itu wajib kami hafal
budaya yang diterapkan di lagu nasional, hafal Pancasila, hafal
sekolah ini membuat rasa cinta UUD 1945.
tanah air semakin meningkat?
5. Apa sikap kamu ketika ada teman Saya diamkan saja kak. Karena saya
yang melanggar aturan dan norma juga tidak sesempurna itu untuk tidak
yang berlaku di Madrasah melanggar aturan sekolah.
Tsanawiyah Swasta Plus Al-
Ishlah Medan?
2. Apakah kamu menjalankan aturan Iya kadang saya juga mau terlambat
yang berlaku di Madrasah kak, malas ikut upacara kadang kak
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah capek kan.. jadi saya pun telat
Medan? kesekolah.
4. Apakah kamu menyadari bahwa Iya kak, karena banyak aturan disini
budaya yang diterapkan di sekolah kak, kadang saya pun merasa kayak
ini membuat rasa cinta tanah air dipaksa dalam melakukan sesuatu.
semakin meningkat?
5. Apa sikap kamu ketika ada teman Saya adukan saja kak. Biar dia sadar
yang melanggar aturan dan norma dan tidak melanggar aturan yang
yang berlaku di Madrasah berlaku.
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan?
79
5. Apa sikap kamu ketika ada teman Saya cuek saja kak. Karena nanti
dibilang saya tukang ngadu. Tapi
yang melanggar aturan dan norma
saya miris jika melanggar tidak
yang berlaku di Madrasah ketahuan jadi dia tidak jera.
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan?
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja aturan yang ada
di Aturan yang ada banyak sih kak,
pakaian harus rapi, rambut tidak
Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus
boleh panjang, mencerminkan
Al-Ishlah Medan? perilaku anak Indonesia yang
sopan, kemudian tutur kata juga
harus sopan, sebagai siswa yang
Pancasila dan mampu bersikap
nasionalisme.
2. Apakah kamu menjalankan aturan Iya kaka.
yang berlaku di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
81
Medan?
5. Apa sikap kamu ketika ada teman Saya cuek saja kak karna saya juga
mau buat kesalahan yang tidak
yang melanggar aturan dan norma
disengaja ka.
yang berlaku di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah
Medan?
LAMPIRAN 7
Pedoman Observasi di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan
No Situasi yang diamati Ada Tidak ada Komentar
1. Menerapkan wajib masker Ada
2. Menyediakan tempat Ada
pencuci tangan
3. Menyediakan alat Ada
pengecek suhu badan
4. Menyediakan hand Ada
sanitizer
5. Mengatur tempat duduk Ada
siswa dikelas dengan jarak
minimal 1,5 meter
6. Sekolah menyediakan Ada
dukungan unit kesehatan
(UKS)
83
LAMPIRAN 8
Dokumentasi di Madrasah Tsanawiyah Swasta Plus Al-Ishlah Medan
No Dokumen Checklist ()
1. Buku Profil Sekolah
2. Data Guru
3. Data Siswa
4. Data Sarana dan Prasarana
5. Struktur Organisasi Sekolah
6. Struktur Komite Sekolah
7. Visi Misi Sekolah
84
LAMPIRAN 9
DOKUMENTASI
85
86