B - Tatapan Stefan Boltzmann - Neha Oktaviani Astuti - K2321051
B - Tatapan Stefan Boltzmann - Neha Oktaviani Astuti - K2321051
TETAPAN STEFAN-BOLTZMAN
Oleh :
Nama : Neha Oktaviani Astuti
NIM/Kelas : K2321051/2021 B
Asisten Praktikum : Extian Yustisia Martia Siswanto
Hari, Tanggal Praktikum : Jum’at, 5 Mei 2023
B. Tujuan
Tetapan Stefan-Boltzmann
C. Dasar Teori
Sebuah benda dalam suhu berapapun akan memancarkan radiasi termal dari
permukaannya. Karakteristik radiasi ini bergantung pada suhu dan sifat permukaannya.
Distriusi Panjang gelombang radiasi dari benda berongga telag diteliti pada akhir abad ke-
19. Penemuan eksperimental pada abad itu yaitu “ Daya total dari radiasi yang dipancarkan
akan bertambah Ketika suhu bertambah”
𝑃 = 𝜎𝐴𝑒𝑇4
(Serway Jewett,2010:275-277)
Bahwa energi radiasi benda per satuan luas per satuan waktu atau rapat fluks energi
dari benda sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlak benda yaitu (Φ~T4). Problem
utama untuk membuktikan hukum Stefan-Boltzman tentang radiasi adalah menentukan
suhu suatu benda yang meradiasi serta mengukur rapat fluks energi radiasi benda tersebut.
Bagaimana bunyi hukum Stefan-Boltzman tentang radiasi sebuah benda? Bagaimana
rumusnya?
Untuk membuktikan suatu benda yang meradiasi dapat digunakan hubungan antara
hambatan listrik dari benda dengan suhunya yaitu
1 Rt 1 R
t= - 1 T = 273 + t - 1
R t =R 0 1 - αt ; α R0 ; α R0
t = Suhu benda dalam derajat celcius
Rt = Hambatan dari benda yang meradiasi pada suhu t
α = Koefisien resistansi dari wolfram (4,8 x 10-3/ K)
T = suhu dalam kelvin.
Ro = Hambatan Wolfram pada 0 oC
A
V
~
Gambar 1. Percobaan Stefan-Boltzmann
Setiap benda secara kontinu memancarkan radiasi panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi umumnya benda terlihat
oleh kita karena benda itu memantulkan cahaya yang dating padanya, bukan karena
ia memancarkan radiais panas. Benda baru terlihat karena meradiasikan panas jika
suhunya melebihi 1000 K. Pada suhu benda mulai berpijar merah, seperti kumparan
pemanas sebuah kompor listrik. Pada suhu di atas 2000 K benda berpijar kuning atau
keputih- putihan, seperti besi berpijar putih. Begitu suhu benda terus ditingkatkan,
intensitas relativedari spektrum cahaya yang dipancarkannya berubah. Ini menyebabkan
pergeseran dalam warna warna spektrum yang idamati, yang dapat digunakan untuk
menaksih suhu suatu benda.
(https://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-23.pdf)
Saat benda meradiasikan energi pada laju sesuai persamaan 𝑃 = 𝜎𝐴𝑒𝑇4. Benda
tersebut juga menyerap radiasi elektromagnetik. Jika proses yang kedua ini tidak terjadi,
bend aitu akhirnya akan merdiasikan seluruh energinya dan suhunya akan mencapai nol
mutlak. Ketika sebuah benda pada keadaan seimbang dengan sekelilingnya, benda
tersebut akan meradiasikan dan menyerap energi yang sama besarnya dan suhunya akan
tetap. Ketika benda tersebut lebih panas daripada sekelilingnya, benda
tersebut akan meradiasikan lebih banyak energi dibandingkan energi yang
diserapnya,dan suhunya akan menurun.
(Serway-Jawet.2004;71)
2. Regulator voltage
3. Lampu Wolfram
4. Papan rangkaian dan
saklar
5. Voltmeter DC
6. Amperemeter DC
7. Kabel
penghubung+penjepit
buaya
E. Prosedur Percobaan
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Alat dirangkan seperti pada skema rangkaian
3. Amperemeter dan voltmeter dinyalakan dan ubah arus menjadi arus AC
4. Saklar dinyalakan
5. Votage regulator dihubungkan ke sumber tegangan
6. Klik tombol adjust pada voltage regulator
7. Pengatur pada voltage diputar hingga keadaan lampu tepat akan menyala
8. Tegangan dan arus yang terbaca dimasukkan ke dalam data ke 10 pada tabel data hasil
pengamatan
9. Selanjutnya Pengatur pada voltage regulator diputar sampai nilai tegangan yang terbaca
sebear 14,4 volt, kemudian nilai arus pada amperemeter dibaca (pada suhu kamar 25o)
10. Langkah 9 diulangi untuk mengambil data yang diinginkan
11. Selama percobaan lampu wolfram diamati disetiap putaran pengatur Voltage.
12. Data hasil pengamatan ditulis pada tabel hasil pengamatan
F. Skema Alat
Gambar 2. Skema Rangkaian
G. Data Pengamatan
No. V (V) I (mA) Dokumentasi
1. 7.1 57.4
2. 8.1 61
3. 9.3 64.3
4. 10 66
5. 11.1 68.3
6. 12.5 71.5
7. 13.4 73.1
8. 14.7 75.4
9. 15.4 76.6
10. 16.6 78.6
H. Analisis Data
Analisis Kuantitatif
1) Mencari Rt dengan Hukum Ohm (saat lampu tepat akan menyala)
𝑉 16,6𝑉
𝑅𝑡 = = = 2,11 × 102 𝛺
𝐼 78,6 × 10−3 𝐴
2) Mencari R0 pada suhu kamar
3) Mencari P dan T
a. 𝑉1 = 7,1𝑉
𝐼1 57,4 𝑚𝐴 = 57,4 × 10−3 𝐴
𝑉1 7,1 𝑉
𝑅𝑡1 = = = 123,69𝛺
𝐼1 57,4 × 10−3 𝐴
𝑃1 = 𝑉1 × 𝐼1 = 7,1 × (57,4 × 10−3 ) = 0,40754𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃1 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 123,69
𝑇1 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇1 = 273 + 298
𝑇1 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇1 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇1 = 11,0265
b. 𝑉2 = 8,1𝑉
𝐼2 61 𝑚𝐴 = 61 × 10−3 𝐴
𝑉2 8,1 𝑉
𝑅𝑡1 = = = 132,78689𝛺
𝐼2 61 × 10−3 𝐴
𝑃2 = 𝑉2 × 𝐼2 = 8,1 × (61 × 10−3 ) = 0,4941𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃2 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 132,786
𝑇2 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇2 = 273 + 298
𝑇2 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇2 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇2 = 11,0265
c. 𝑉3 = 9,3𝑉
𝐼3 64,3 𝑚𝐴 = 64,3 × 10−3 𝐴
𝑉3 9,3 𝑉
𝑅𝑡3 = = = 144,63453𝛺
𝐼3 64,3 × 10−3 𝐴
𝑃3 = 𝑉3 × 𝐼3 = 7,1 × (57,4 × 10−3 ) = 0,59799𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃3 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 144,634
𝑇3 = 273 + ( − 1)
4,8 × 10−3 87,7
𝑇3 = 273 + 298
𝑇3 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇3 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇3 = 11,0265
d. 𝑉4 = 10𝑉
𝐼4 66 𝑚𝐴 = 66 × 10−3 𝐴
𝑉4 10 𝑉
𝑅𝑡4 = = = 151,5151𝛺
𝐼4 66 × 10−3 𝐴
𝑃4 = 𝑉4 × 𝐼4 = 10 × (66 × 10−3 ) = 0,66 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃4 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 151,5151
𝑇4 = 273 + ( − 1)
4,8 × 10−3 87,7
𝑇4 = 273 + 298
𝑇4 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇4 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇4 = 11,0265
e. 𝑉5 = 11,1𝑉
𝐼5 68,3 𝑚𝐴 = 68,3 × 10−3 𝐴
𝑉5 11,1 𝑉
𝑅𝑡5 = = = 162,5183𝛺
𝐼5 68,3 × 10−3 𝐴
𝑃5 = 𝑉5 × 𝐼5 = 11,1 × (68,3 × 10−3 ) = 0,75813𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃5 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 162,51
𝑇5 = 273 + ( − 1)
4,8 × 10−3 87,7
𝑇5 = 273 + 298
𝑇5 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇5 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇5 = 11,0265
f. 𝑉6 = 12,5𝑉
𝐼6 71,5 𝑚𝐴 = 71,5 × 10−3 𝐴
𝑉6 12,5 𝑉
𝑅𝑡6 = = = 174,82517 𝛺
𝐼6 71,5 × 10−3 𝐴
𝑃6 = 𝑉6 × 𝐼6 = 12,5 × (71,5 × 10−3 ) = 0,89375 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃6 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 174,82
𝑇6 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇6 = 273 + 298
𝑇6 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇6 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇6 = 11,0265
g. 𝑉7 = 13,4𝑉
𝐼7 73,2 𝑚𝐴 = 73,1 × 10−3 𝐴
𝑉7 13,4𝑉
𝑅𝑡7 = = = 183,310𝛺
𝐼7 73,1 × 10−3 𝐴
𝑃7 = 𝑉7 × 𝐼7 = 13,4 × (73,1 × 10−3 ) = 0,97954 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃7 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 183,319
𝑇7 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇7 = 273 + 298
𝑇7 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇7 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇7 = 11,0265
h. 𝑉8 = 14,7𝑉
𝐼8 75,4 𝑚𝐴 = 75,4 × 10−3 𝐴
𝑉8 14,7 𝑉
𝑅𝑡8 = = = 194,96𝛺
𝐼8 75,4 × 10−3 𝐴
𝑃8 = 𝑉8 × 𝐼8 = 14,7 × (75,4 × 10−3 ) = 1,108𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃8 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 194,96
𝑇8 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇8 = 273 + 298
𝑇8 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇8 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇8 = 11,0265
i. 𝑉9 = 15,4𝑉
𝐼9 76,6 𝑚𝐴 = 76,6 × 10−3 𝐴
𝑉9 15,4 𝑉
𝑅𝑡9 = = = 201,044𝛺
𝐼9 76,6 × 10−3 𝐴
𝑃9 = 𝑉9 × 𝐼9 = 15,4 × (76,6 × 10−3 ) = 1,179𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃9 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 201,044
𝑇9 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇9 = 273 + 298
𝑇9 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇9 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇9 = 11,0265
j. 𝑉10 = 16,6𝑉
𝐼10 78,6 𝑚𝐴 = 78,6 × 10−3 𝐴
𝑉10 16,6 𝑉
𝑅𝑡10 = = = 211,195𝛺
𝐼10 78,6 × 10−3 𝐴
𝑃10 = 𝑉10 × 𝐼10 = 16,6 × (78,6 × 10−3 ) = 1,304 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃10 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 211,195
𝑇10 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇10 = 273 + 298
𝑇10 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇10 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇10 = 11,0265
k. 𝑉11 = 25,1𝑉
𝐼11 90,9 𝑚𝐴 = 90,9 × 10−3 𝐴
𝑉11 25,1 𝑉
𝑅𝑡11 = = = 276,127𝛺
𝐼11 90,9 × 10−3 𝐴
𝑃11 = 𝑉11 × 𝐼11 = 25,1 × (90,9 × 10−3 ) = 2,281 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃11 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 276,127
𝑇11 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇11 = 273 + 298
𝑇11 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇11 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇11 = 11,0265
l. 𝑉12 = 50,2 𝑉
𝐼12 118,7 𝑚𝐴 = 118,7 × 10−3 𝐴
𝑉12 50,2 𝑉
𝑅𝑡12 = = = 422,9149𝛺
𝐼12 118,7 × 10−3 𝐴
𝑃12 = 𝑉12 × 𝐼12 = 50,2 × (118,7 × 10−3 ) = 5,958 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃12 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 422,9149
𝑇12 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇12 = 273 + 298
𝑇12 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇12 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇12 = 11,0265
m. 𝑉13 = 100,3𝑉
𝐼13 167,1 𝑚𝐴 = 167,1 × 10−3 𝐴
𝑉13 100,3 𝑉
𝑅𝑡13 = = = 600,239𝛺
𝐼13 167,1 × 10−3 𝐴
𝑃13 = 𝑉13 × 𝐼13 = 100,3 × (167,1 × 10−3 ) = 16,760 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃13 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 600,239
𝑇13 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇13 = 273 + 298
𝑇13 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇13 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇13 = 11,0265
n. 𝑉14 = 150,3𝑉
𝐼14 206,2 𝑚𝐴 = 206,2 × 10−3 𝐴
𝑉14 150,3 𝑉
𝑅𝑡14 = = = 728,903𝛺
𝐼14 260,2 × 10−3 𝐴
𝑃14 = 𝑉14 × 𝐼14 = 150,3 × (260,2 × 10−3 ) = 30,991 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃14 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 728,903
𝑇14 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇14 = 273 + 298
𝑇14 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇14 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇14 = 11,0265
o. 𝑉15 = 200,6𝑉
𝐼15 240 𝑚𝐴 = 240 × 10−3 𝐴
𝑉15 200,6 𝑉
𝑅𝑡15 = = = 835,833𝛺
𝐼15 240 × 10−3 𝐴
𝑃15 = 𝑉15 × 𝐼15 = 200,6 × (240 × 10−3 ) = 48,144 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑃15 = −0,3011
1 𝑅𝑡
𝑇 = 273 + ( − 1)
𝛼 𝑅0
1 835,833
𝑇15 = 273 + −3
( − 1)
4,8 × 10 87,7
𝑇15 = 273 + 298
𝑇15 = 571𝐾
𝑙𝑜𝑔 𝑇15 = 2,7566
4𝑙𝑜𝑔 𝑇15 = 11,0265
1) Tabel
LOG P
Kesalahan Relatif
(𝑀 − 𝑇)
𝑒=| | × 100%
𝑇
(5,6208 − 5,6700)
𝑒=| | × 100%
5,6700
𝑒 = 0,8%
Analisis Kualitatif
Praktikum yang berjudul “Tetapan Stefan-Bolzman” dilaksanakan pada Jum’at,
7 Mei 2023 di ruang Elektronika Dasar FKIP UNS, dengan tujuan untuk menentukan
nilai tetapan Stefan-Boltzmann. Praktikum ini memiliki dasar teori sebagai berikut Daya
total dari radiasi yang dipancarkan akan bertambah Ketika suhu bertambah”
𝑃 = 𝜎𝐴𝑒𝑇4
𝑃 = Daya dalam watt yang dihasilkan dari permukaan benda
𝜎 = konstanta Stefan − Boltzmann yang besarnya setara dengan 5,670 ×
10−8 𝑊⁄𝑚2𝐾4
A = Luas permukaan benda dalam 𝑚2 e =
emisivitas permukaan
T = suhu permukaan dalam Kelvin
(Serway Jewett,2010:275-277)
Bahwa energi radiasi benda per satuan waktu atau rapat fluks energi dari benda
sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlak benda yaitu (ϕ~T4). Maslaah utama
untuk membuktikan hukum Stefan-Bolzmann tentang radiasi adalah menentukan suhu
suatu benda yang meradiasi sert amengukur rapat fluks energi radiasibenda tersebut.
Untuk membuktikan suatu benda yang meradiasi dapat digunakan hubungan
antara hambatan listrik dari benda dengan suhunya yaitu :
1 Rt 1 R
t= - 1 T = 273 + t - 1
R t =R 0 1 - αt ; α R0 ; α R0
J. Daftar Pustaka
Serway & Jewett. (2012). Physics for Scientists and Engineers. Singapore: Cengage
Learning Asia Pte Ltd.
K. Lampiran
Laporan Sementara
Referensi