PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dosen Pengampu:
Oleh:
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
organisasi membutuhkan dan menghasilkan informasi sebagai bagian dari
pekerjaan mereka, dan sistem informasi mengoordinasikan kebutuhan setiap orang.
Koordinasi ini merupakan bagian penting dari pendekatan sistem.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Media antara satu subsistem dengan subsistem lainnya biasa disebut media
(interface). Melalui penghubung ini, sumber daya dapat ditransfer dari satu
subsistem ke subsistem lainnya. Melalui penghubung keluaran (output) untuk sub
sistem akan menjadi masukan (input) sub sistem yang lainnya. Dengan
menggabungkan, satu subsistem dapat berkomunikasi dengan subsistem lainnya
untuk membentuk satu kesatuan.
Sebuah sistem pasti mempunyai suatu tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem
tersebut sangat menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
3
Kualitas informasi tergantung pada tiga (tiga) hal, yaitu relevansi (kepentingan),
ketepatan waktu (timeline) dan informasi yang diberikan harus akurat (precise).
Informasi yang diperoleh juga harus berasal dari sumber yang valid. Nantinya,
semua keputusan yang diperoleh dari informasi tersebut membantu organisasi
untuk membuat keputusan yang terstruktur.
Tepat waktu, yaitu informasi yang datang untuk penerima informasi tidak boleh
terlambat. Saat ini, biaya informasi semakin mahal karena kecepatan informasi
dapat diperoleh, sehingga diperlukan teknologi terkini untuk mendapatkan,
mengolah, dan mengirimkannya. Informasi lama atau bekas tidak lagi memiliki
nilai. Karena bila hal ini terjadi, kemungkinan akan menimbulkan keterlambatan
dalam pengambilan keputusan yang berakibat fatal bagi lembaga atau organisasi
tersebut.
4
Akurat, Informasi akurat yang tidak mengandung kesalahan dan tidak boleh
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas dan tepat, karena tidak
menutup kemungkinan akan banyak gangguan dari sumber informasi sampai ke
penerima informasi, yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.Suatu
Lembaga atau Organisasi pada dasarnya memiliki empat bagian penting yang harus
dikelola dengan sebaik-baiknya. Bagian-bagian tersebut adalah Keuangan,
Operasional, Pemasaran, dan Sumber Daya Manusia. Tiap bagian memiliki
tanggung jawab serta fungsi yang berbeda-beda, tergantung tingkatan dan bentuk
Lembaga atau organisasi tersebut.
Pada dasarnya terdapat empat bagian penting dari suatu lembaga atau organisasi
yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Bidang-bidang ini adalah keuangan,
operasi, pemasaran, dan sumber daya manusia. Setiap departemen memiliki
tanggung jawab dan tugas yang berbeda tergantung pada tingkatan dan bentuk
lembaga atau organisasi. Fungsi utama informasi adalah untuk mengurangi
ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan pengguna informasi.
Beberapa data tidak dapat ditafsirkan sebagai nilai yang berguna. Nilai
pengetahuan didasarkan pada sepuluh sifat, yaitu:
1. Jelas
Memperbaiki laporan bisa mahal. Fungsi ini menunjukkan bahwa data
keluaran bukan kata asing.
2. Secara terperinci (Teliti)
Biasanya ada dua jenis kesalahan dalam big data, yaitu kesalahan
komputasi dan kesalahan penyimpanan. Properti ini mengacu pada derajat
kebebasan kesalahan input informasi.
3. Tepat waktu
Dalam beberapa kasus, akurasi dapat diukur. Fitur ini dikaitkan dengan
waktu yang lebih singkat daripada perolehan pengetahuan. Pelaporan
kepada pengguna tentang output, input, dan pemrosesan harus tepat waktu.
4. Sempurna dan komprehensif
5
Karakteristik yang menunjukkan kelengkapan isi informasi. Mengenai
kinerja dan spesifikasi volume. Sifat ini sulit diukur karena bersifat abstrak.
5. Mudah didapatkan
Menunjukkan kecepatan dan kemudahan akses informasi. Kecepatan
pencapaiannya dapat diukur, misalnya 2 menit versus 20 jam.
6. Kompatibilitas (Kecocokan)
Isi informasi harus berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Fungsi
ini menampilkan data keluaran baik atau buruk dengan data yang diminta
oleh pengguna.
7. Memiliki bukti
Mampu mendemonstrasikan kemampuan pengguna data untuk
mendemonstrasikan output data dengan kesimpulan yang sama.
8. Skalabel (Dapat diukur)
Mampu menampilkan informasi dasar yang berasal dari sistem
informasi formal.
9. Luwes
Berkaitan dengan bisa disesuaikannya informasi output tidak dengan
lebih dari satu keputusan namun juga dengan lebih dari satu seorang
pengambil keputusan.
10. Tidak ada prasangka
Memiliki hubungan dengan tidak ada kemauan dalam mengubah
informasi yang berguna untuk mendapatkan kesimpulan yang sebelumnya
sudah diperhitungkan.
C. Peranan SIM dalam Pengambilan Keputusan
Tugas yang sangat penting dalam manajemen, yaitu pengambilan keputusan,
perhatian dan pemikiran manajer paling sering digunakan untuk meninjau proses
pengambilan keputusan. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam
kepemimpinan organisasi, maka pengambilan keputusan menjadi tugas utama yang
harus dilakukan. Tingkah laku dan sikap seorang pemimpin dalam model keputusan
sangat mempengaruhi tingkah laku dan sikap para bawahannya.
6
Pengambilan keputusan merupakan hasil pemecahan masalah, jawaban atas
suatu pertanyaan sebagai hukum suatu keadaan, dan merupakan pilihan salah satu
alternatif dari antara alternatif-alternatif, dan penghentian proses berpikir terhadap
masalah atau pertanyaan yang dihadapi. Hasil dari keputusan adalah keputusan.
Adapun tujuan dari pengambilan keputusan yaitu: tujuan yang bersifat tunggal,
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah. Artinya,
sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain, dan tujuan yang
bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari
satumasalah, artinya keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah
atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang tidak kontradiktif.
7
perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya
atau di luar jangkauan manusia (uncontrollable events)
sarana atau alat yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hasil
dari suatu pengambilan keputusan
Unsur-unsur pengambilan keputusan yang dapat diterapkan manajer pertama-
tama harus dapat mengkaji dan mempertimbangkan tujuan pengambilan keputusan,
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
lembaga/organisasi, dan mengidentifikasi sarana pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan menurut Terry (2002 : 16) didasarkan pada lima hal
berikut:
1. Intuisi (perasaan)
Keputusan berdasarkan intuisi atau perasaan pada dasarnya bersifat
subyektif dan karena itu mudah dipengaruhi. Pengambilan keputusan
intuitif memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Manfaatnya meliputi:
Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan relatif singkat,
karena dalam kasus masalah dengan pengaruh yang terbatas, pengambilan
keputusan biasanya menghasilkan kepuasan, kemampuan pengambilan
keputusan dari pembuat keputusan memegang peranan yang sangat penting
dan harus digunakan. Sedangkan kelemahannya antara lain:
keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik, sulit dicari alat
pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan legitimasinya, dasar
pengambilan keputusan lainnya sering diabaikan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memperoleh manfaat
dari pengetahuan praktis, karena pengalaman dapat digunakan untuk
mengevaluasi sesuatu dan menimbang baik dan buruknya dari keputusan
yang akan dihasilkan. Berkat pengalaman, seseorang dapat mengantisipasi
suatu masalah.
3. Fakta
8
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat membuat keputusan
yang bermakna, masuk akal dan baik. Dengan fakta, kepercayaan terhadap
pengambil keputusan dapat lebih tinggi sehingga masyarakat dapat dengan
leluasa dan lapang dada menerima keputusan yang diambil.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pimpinan terhadap bawahannya. Pengambilan keputusan berdasarkan
otoritas juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Keuntungannya meliputi:
Sebagian besar penerimaan bersifat subordinasi, terlepas dari penerima,
sukarela atau wajib, keputusan dapat memakan waktu lama, nyata (asli).
Kelemahannya antara lain: bisa jadi rutinitas, terkait dengan kediktatoran,
sering mengabaikan masalah yang seharusnya diselesaikan, yang bisa
menimbulkan kebingungan.
5. Rasional
Dalam pengambilan keputusan yang rasional, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, lebih konsisten,
memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas-batas tertentu, sehingga dapat
dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan yang diinginkan.
Ada beberapa hal dalam pengambilan keputusan yang baik: (1)
kejelasan materi, keraguan dan pengaburan materi; (2) orientasi tujuan dan
kesatuan tujuan yang dapat dicapai; (3) pengetahuan alternatif, semua
alternatif diketahui dan konsekuensinya; (4) preferensi yang jelas, pilihan
dapat diurutkan sesuai dengan kriteria; (5) hasil yang maksimal, pemilihan
opsi terbaik didasarkan pada hasil ekonomi yang maksimal. Pengambilan
keputusan rasional sangat valid mengingat keadaan Ideal.
9
1. Jabatan atau Pangkat
Dalam rangka atau konteks pengambilan keputusan, kedudukan atau
status dapat dilihat sebagai berikut:
untuk ditempatkan sebagai pengambil keputusan, pembuat keputusan
atau pegawai
untuk memperkuat posisi sebagai strategi, kebijakan, regulasi,
organisasi atau teknologi.
2. Masalah
Masalah atau isu adalah hambatan pencapaian tujuan yang
merupakan penyimpangan dari apa yang diharapkan, direncanakan,
diinginkan, atau diselesaikan. Masalah dibagi menjadi dua jenis yaitu
masalah terstruktur dan masalah terstruktur.
3. Situasi
Situasi adalah semua faktor ruang yang terkait satu sama lain dan yang
bersama-sama memengaruhi kita dan apa yang ingin kita lakukan.
4. Kondisi
Keadaan adalah semua faktor yang bergabung untuk menentukan
kekuatan kita untuk bergerak, kemampuan kita untuk bertindak, atau
kemampuan kita. Sebagian besar faktor ini adalah sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai serta tujuan individu, tujuan unit (Unity),
tujuan organisasi dan tujuan umum perusahaan ditetapkan atau ditentukan.
Sasaran yang ditetapkan dalam proses pengambilan keputusan adalah
sasaran atau tujuan antara.
10
Pada umumnya sebuah lembaga memiliki hierarki manajemen. Secara
klasik hierarki ini terbagi atas 3 tingkatan yaitu: manajemen puncak,
manajemen menengah dan manajemen tingkat bawah.
b. Keputusan yang berdasarkan regularitas
Keputusan yang dikemukakan oleh Simon (1995) dibagi menjadi 2 yaitu:
(1) pengambilan keputusan terprogram : pengambilan keputusan yang
bersifat rutinitas dan berulang-ulang dengan cara penannggulangan telah
ditentukan untuk penyelesaikan masalah melalui: prosedur (serangkaian
Langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti oleh
pengambil keputusan), aturan (ketentuan yang mengatur yang harus
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil kebijakan),
kebijakan (pedoman yang menentukan parameter untuk membuat
keputusan), (2) pengambilan keputusan tidak terprogram: pengambilan
keputusan yang bersifat tidak rutinitas dan digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang tidak berstuktur.
c. Keputusan berdasarkan lingkungan: keputusan ini dibedakan menjadi 4
kelompok yaitu: (1) pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, (2)
pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko, (3) pengambilan keputusan
dalam kondisi tidak pasti, (4) pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
11
BAB III
PENUTUP
12
4. Keseksamaan dalam menggunakan waktu.
5. Pendidikan formal yang terbatas.
6. Harapan akan jangkauan hasil-hasil yang konkrit dan cepat
13
DAFTAR PUSTAKA
14