Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN RINGKAS BERIBADAH DI BULAN RAMADHAN

“Hai Orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” QS. Al Baqarah:183.

Taqwa dan akhlak mulia yang paling banyak memasukkan hamba Nya ke syurga:
ِ ‫اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل َع ْن َأ ْك َ َِث َما يُدْ ِخ ُل النه َاس الْ َجنه َة فَقَا َل تَ ْق َوى ه‬
‫اَّلل َو ُح ْس ُن الْ ُخلُ ِق َو ُس ئِ َل َع ْن‬ ِ ‫ول ه‬
ُ ‫اَّلل َص هَّل ه‬ ُ ‫ُس ئِ َل َر ُس‬
‫َأ ْك َ َِث َما يُدْ ِخ ُل النه َاس النه َار فَقَا َل الْ َف ُم َوالْ َف ْر ُج‬
Artinya :Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya tentang penyebab yang paling
banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Maka beliau menjawab, “Bertaqwa kepada
Allah dan berakhlak yang baik”. Dan beliau ditanya tentang penyebab yang paling banyak
menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Beliau menjawab, ”Mulut dan Kemaluan.” (H.R.
At-Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu).

I. Keutamaan Shoum Ramadhan

Beberapa keutamaan shoum Ramadhan diantaranya berikut ini:

a. Shoum hanya untuk Allah

‫الص َيا ُم ُجنه ٌة َوا َذا ََك َن ي َ ْو ُم َص ْو ِم َأ َح ِد ُ ُْك فَ َال يَ ْرفُ ْث َو َال ي َ ْصخ َْب‬ ِ ‫الص َيا َم فَان ه ُه ِِل َو َأَنَ َأ ْج ِزي ِب ِه َو‬ ِ ‫ُك َ ََعلِ ابْ ِن أ َد َم َ َُل ا هال‬ ُّ ُ
ِ ِ ِ
ِ ‫اِئ َأ ْط َي ُب ِع ْندَ ه‬
‫اَّلل ِم ْن ِر ِحي‬ ِ ِ ‫اِئ َو ه ِاَّلي ن َ ْف ُس ُم َح هم ٍد ِب َي ِد ِه لَ ُخلُ ُوف فَ ِم ال هص‬ ٌ ِ ‫فَا ْن َساب ه ُه َأ َح ٌد َأ ْو قَات َ ََُل فَلْ َي ُق ْل ا ِّن ا ْم ُر ٌؤ َص‬
ِ ِ ‫الْ ِ ِم ْس ِك لِ هلص‬
‫اِئ فَ ْر َح َت ِان ي َ ْف َر ُ ُُح َما ا َذا َأفْ َط َر فَ ِر َح َوا َذا لَ ِق َي َرب ه ُه فَ ِر َح ب َِص ْو ِم ِه‬
ِ
Artinya : "Setiap amal baik anak Adam baginya, kecuali ِ ِ
shaum, maka sesungguhnya
shaumnya untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Dan shaum itu perisai,
maka apabila seseorang di antara kalian shaum janganlah berkata-kata kotor dan
dusta. Maka jika seseorang mencacinya atau mencelanya, maka hendaklah ia
berkata: 'Sesungguhnya aku diperintahkan shaum. Dan Dzat yang diri Muhammad di
tangan-Nya, sesungguhnya bau orang yang shaum itu lebih harum di sisi Allah
daripada baunya minyak wangi misik. Bagi orang yang shaum ada dua kebahagiaan,
kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan dengan puasanya saat berjumpa dengan
Tuhannya". (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu).

b. Diampuni Dosa yang telah lalu

‫َو َم ْن َصا َم َر َمضَ َان اميَاَنا َوا ْح ِت َس ااًب غُ ِف َر َ َُل َما تَقَ هد َم ِم ْن َذنْ ِب ِه‬
ِ
Artinya : “Barangsiapa shaum karena imannya (kepada Allah) dan hanya
mengharapkan (ridha-Nya), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”(H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

c. Dijauhkan Neraka

‫اَّلل ب َِذ ِ َِل الْ َي ْو ِم َو ْ َْج ُه َع ْن النها ِر َس ْب ِع َي َخ ِريفاا‬ ِ ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد ي َ ُصو ُم ي َ ْو اما ِِف َسبِيلِ ه‬
ُ ‫اَّلل االه ًَبعَدَ ه‬
ِ
Artinya : "Siapa dari seorang hamba shaum suatu hari di jalan Allah, kecuali Allah
jauhkan dirinya dengan neraka sejauh tujuh puluh tahun". (H.R. Muslim dari Abu
Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu).

d. Shoum dan Al Quran Memintakan Syafaat

‫الط َعا َم َوالشه ه ََو ِات ًِبلَّنه َا ِر فَشَ ِف ْع ِِن ِفي ِه‬ ِ ‫ول‬
‫الص َيا ُم َأ ْي َر ِب َمنَ ْع ُت ُه ه‬ ُ ‫الص َيا ُم َوالْ ُق ْرأ ُن ي َْش َف َع ِان لِلْ َع ْب ِد ي َ ْو َم الْ ِق َيا َم ِة ي َ ُق‬
ِ
‫ول الْ ُق ْرأ ُن َمنَ ْع ُت ُه النه ْو َم ًِبلل ه ْيلِ فَشَ ِف ْع ِِن ِفي ِه قَا َل فَيُشَ فه َع ِان‬ ُ ‫َوي َ ُق‬
Artinya : "Shaum dan Qur'an itu memintakan syafa'at untuk seseorang di hari Kiamat
nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan
dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan
syafa'at baginya. Dan berkata pula Al-Qur'an : Wahai Rabbku aku telah mencegah
dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk
memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat."
(H.R..Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu 'Anhu).

e. Dimasukkan ke dalam Syurga Khusus (ar Rayyan)

‫ون ي َ ْو َم الْ ِق َيا َم ِة َال يَدْ ُخ ُل َم َع ُه ْم َأ َح ٌد غَ ْ ُْي ُ ُْه يُقَا ُل َأ ْي َن ه‬


َ ‫الصائِ ُم‬
‫ون‬ ‫ا هن ِِف الْ َجنه ِة ًَب اًب يُقَا ُل َ َُل هالر هَّي ُن يَدْ ُخ ُل ِمنْ ُه ه‬
َ ‫الصائِ ُم‬
ِ
‫ون ِم ْن ُه فَا َذا َد َخ َل أ ِخ ُر ُ ُْه ُأغْ ِل َق فَ َ َّْل ي َدْ خ ُْل ِم ْن ُه َأ َح ٌد‬
َ ُ‫فَ َيدْ ُخل‬
ِ
Artinya : " Sesungguhnya di syurga itu ada sebuah pintu yang disebut "Ar-Rayyaan".
Pada hari kiamat berkata: Di manakah orang yang shaum? ( untuk masuk syurga
melalui pintu itu. Jika yang terakhir di antara mereka sudah memasuki pintu itu,
maka ditutuplah pintu itu." (H.R.. Bukhari dan Muslim).

II. Panduan Ramadhan

1. Mulailah tepat pada 1 Ramadhan dan akhiri ketika Syawal tiba.

Sebagaimana Firman Allah QS.Al Baqarah:185, artinya:”Maka barangsiapa dari


antara kamu menyaksikan bulan, hendaklah ia mengerjakan puasa” (Tafsir Annur, I,
Hasbi Ash Shiddiqy). Sabda Beliau yang artinya,”Berpuasalah kamu karena
melihatnya (hilal/bulan anak bulan) dan berbukalah (berhari rayalah) karena
melihatnya. Maka Apabila mendung sempurnakan hitungan Sya’ban 30 hari” HR.
Bukhari-Muslim.

2. Berniatlah untuk menunaikan puasa karena Allah.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam yang artinya: Artinya:


Dari Hafshah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: " Barangsiapa
yang belum niat sebelum fajar maka puasanya tidak sah". Maksud dari hadits ini
menurut para ulama ialah "Barang siapa yang tidak niat sebelum terbitnya fajar di
bulan Ramadlan atau ketika mengqadla' puasa Ramadlan atau ketika puasa nadzar,
maka shaumnya tidak sah. Adapun puasa sunnah, maka boleh berniat sesudah
terbitnya fajar. Ini adalah pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. (HR. Imam yang Lima,
lafaz dari Trimidzi). Niat tersebut tetap tersimpan di dalam hati setiap muslim tanpa
harus dilafazkan.
3. Utamakan mengakhirkan sahur dan segera dalam berbuka.

Sabda Beliau:
‫الس ُح َور َو َ هَعلُوا الْ ِف ْط َر‬
‫َال تَ َز ُال ُأ هم ِِت ِ َِب ْ ٍْي َما َأخ ُهروا ه‬
Artinya: ”Senantiasa umatku berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan
sahur dan menyegerakan berbuka” HR.Ahmad, dari Abu Dzar ra.

Batas waktu ideal antara sahur dengan shalat shubuh adalah sekitar 50 ayat membaca
Al Qur’an, atau kira-kira 15-20 menit. Dari Anas bin Malik dari Zaid bin Tsabit dia
berkata, kami pernah sahur bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam,
kemudian kami shalat berjama'ah. Anas berkata, saya bertanya, “Berapa lama jarak
antara sahur dan shalat?” Dia menjawab, “Kira-kira lima puluh ayat”. HR. Tirmidzi.

4. Memperbanyak doa selama berpuasa dan menjelang berbuka.

Diriwayatkan oleh Imam At Turmudzi, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam


bersabda yang artinya, “Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka : Orang
yang berpuasa sampai ia berbuka, Imam yang adil dan orang yang teraniaya”

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa Nabi bersabda,
yang artinya: “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, diwaktu ia berbuka tersedia
doa yang makbul”. Dan disaat berbuka ‘Abdullah mengucapkan dalam doanya:
‫َش ٍء َأ ْن تَ ْغ ِف َر ِِل‬ ‫اللههُ هم ا ِّن َأ ْسأَ ُ َِل ِب َر ْ َْحتِ َك ال ه ِِت َو ِس َع ْت ُ ه‬
ْ َ ‫ُك‬
Artinya: “Ya Allah aku mohon kepada Mu dengan rahmat Mu yang meliputi segala
ِ
sesuatu, agar aku Engkau ampuni”.

Dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, dengan isnad yang hasan, beliau biasa
mengucapkan doa menjelang berbuka:

ُ ‫الظ َمأُ َوابْتَل ه ِت الْ ُع ُر ُوق َوثَبَ َت ا َأل ْج ُر ا ْن َشا َء ه‬


‫اَّلل‬ ‫َذه ََب ه‬
ِ
Artinya: “Telah lenyap haus dahaga, telah basah urat-urat, dan insya Allah ditetapkan
pahalanya”.

5. Doa kepada orang yang memberi makan dan minum

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat
kepalanya ke langit dan mengucapkan:
‫َأللههُ هم َأ ْط ِع ْم َم ْن َأ ْط َع َم ِن َو َأ ْس ِق َم ْن َسقَ ِان‬
Artinya: Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan
kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku.
(HR. Muslim)

6. Yang diucapkan ketika berbuka di rumah orang lain

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika disuguhkan makanan oleh Sa’ad bin
‘Ubadah, beliau mengucapkan,
َ َ ‫ون َو َأ‬
‫ُك َط َعا ُم ُ ُُك ْا َال ْب َر ُار َو َصل ه ْت عَلَ ْي ُ ُُك ْامل َ َال ِء َك ُة‬ ‫َافْ َط َر ِع ْندَ ُكـ ُم ه‬
َ ‫الصائِ ُم‬
Artinya: “Orang-orang yang berpuasa berbuka di tempat kalian, orang-orang yang
baik menyantap makanan kalian dan malaikat pun mendo'akan agar kalian mendapat
rahmat.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

7. Memperbanyak shadaqah.
Imam At Tarmidzi meriwayatkan: Rasulullah pernah ditanya: “Sedekah apakah yang
paling utama?” Beliau menjawab: “Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di
bulan Ramadhan”.
8. Menyibukkan diri dengan amalan akhirat

Seperti memperbanyak dzikir, istighfar, amar ma’ruf wa nahi mungkar, silaturrahim,


menjaga waktu shalat, ibadah ta’lim, memelihara shalat nawafil (shalat dhuha, sunat
Rawatib, shalat malam), dan lain-lain.

Contoh dzikir yang utama dilazimkan: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Telah kukatakan empat kalimat sebanyak tiga kali setelah meninggalkanmu, yang
andaikan ditimbang dengan apa yang engkau katakan sepanjang hari, tentu ia lebih
berat, yaitu:

‫اَّلل ِمدَ ا َد َ َِك َما ِت ِه‬


ِ ‫اَّلل ِنزَ َة َع ْر ِش ِه ُس ْب َح َان ه‬
ِ ‫اَّلل ِرضَ ا ن َ ْف ِس ِه ُس ْب َح َان ه‬
ِ ‫اَّلل عَدَ َد َخلْ ِق ِه ُس ْب َح َان ه‬
ِ ‫ُس ْب َح َان ه‬
Artinya: “Mahasuci Allah sebanyak makhluq Nya, Mahasuci Allah seperti yang
diridhai Diri Nya, Mahasuci Allah seberat ‘Arsyi Nya, Mahasuci Allah sebanyak
bilangan kalimat Nya.” (HR. Muslim).

9. Contoh doa dan zikir lainnya yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam
(tidak khusus untuk bulan Ramadhan, namun juga dibulan lainnya):

Dari Zaid bin Arqam ra katanya: Aku tidak akan mengatakan kepadamu kecuali apa
yang disabdakan oleh Rasulullah saw beliau sering berdoa:
‫َالل ه ُه هم ِا ِن َاع ُْو ُذب َِك ِم َن ْال َع َج ِز َوالْ َك َسلِ َو ْالــ ُج ْ ِْب َو ْال ُبخْلِ َو ْالـ َح َر ِم َوعَ َذ ِاب ْال َق ْ ِب‬
‫س تَ ْق َوا َها َو َز ِكيْ َا َأنْ َت َخ ْ ُْي َم ْن َز هَك َها َأنْ َت َو ِليُّ َا َو َم ْو َال َها‬
ْ ِ ‫َالل ه ُه هم أ ِت ن َ ْف‬
‫َالل ه ُه هم ِا ِن َاع ُْو ُذب َِك ِم ْن ِعلْـٍم َال ي َ ْن َف ُع َو ِم ْن قَلْ ٍب َال َ َْيـشَ ُع َو ِم ْن ن َ ْف ٍس َال ت َ ْش َب ُع‬
‫اب لَهَا‬ُ ‫َو ِم ْن َدع َْو ٍة َال ي ُْس تَ َج‬
Artinya: Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan,
kepikunan, dan siksa kubur. Ya Allah, isilah jiwaku dengan ketaqwaan, sucikanlah ia
Engkau yang terbaik menyucikannya, Engkaulah pelindung dan pemeliharanya. Ya
Allah aku berlindung kepada Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak
khusyu’, dari nafsu yang tidak mau puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.
(Diriwayatkan oleh Muslim)

Abdullah bin Amru bin Al Ash berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
berdoa :
‫ص ْف قُلُ ْوبَن َا عَ ََّل َطا َعتِ َك‬ ِ َ ‫َاللههُ هم ُم‬
ِ َ ‫ص َف ْال ُقلُ ْو ِب‬
Artinya: Ya Allah, yang membelokkan hati, belokkan hati kami atas ketaatan kepada
Mu. HR. Muslim

Syahr bin Hausyab berkata: Saya bertanya kepada Ummu Salamah, “Wahai Ummul
mukminin apakah doa yang sering dibaca oleh Nabi jika waktu giliranmu? Jawab
Ummu Salamah: “Beliau sering membaca:
َ َ ‫ََّي ُمقَ ِل َب ْال ُقلُ ْو ِب ثَب ِْت قَلْ ِِب‬
‫عَّل ِديْنِ َك‬
Artinya: “Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada dien
Mu”. HR. Tirmidzi.

Membaca QS. Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, masing-masing 3 kali setiap pagi dan
petang. Sebagaimana hadits yang artinya: “Siapa yang membacanya (surah Al Ikhlas,
surah Al Falaq dan surah An Nas), tiga kali setiap pagi dan petang maka dicukup-
kan baginya dari segala sesuatu “ HR. Abu Dawud, dan Tirmidzi.

10. Meninggalkan perkataan serta perbuatan yang sia-sia

Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda yang artinya: “Barangsiapa tidak


meninggalkan omongan kotor dan perbuatan dosa, maka Allah tidak lagi
membutuhkan dia dalam meninggalkan makanan dan minumannya”. HR. Jama’ah
kecuali Muslim dan Nasa’i.

11. Mengucapkan Inni Shoimun, Ketika Dicela atau Diganggu Orang Lain

Sebagaimana riwayat yang menyebutkan:

ِ ‫اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل قَا َل‬


‫الص َيا ُم ُجن ه ٌة فَ َال يَ ْرفُ ْث َو َال َ َْيه َْل‬ ُ ‫اَّلل َص هَّل ه‬ِ ‫اَّلل َع ْن ُه َأ هن َر ُسو َل ه‬ ُ ‫ِض ه‬ َ ِ ‫َع ْن َأ ِِب ه َُر ْي َر َة َر‬
ِ ‫اِئ َأ ْط َي ُب ِع ْندَ ه‬
‫اَّلل‬ ِ ِ ‫الص‬ ٌ ِ ‫َوا ْن ا ْم ُر ٌؤ قَات َ ََُل َأ ْو َشاتَ َم ُه فَلْ َي ُق ْل ا ِّن َص‬
‫اِئ َم هرت ْ َِي َو ه ِاَّلي ن َ ْف ِس ِب َي ِد ِه لَ ُخلُ ُوف فَ ِم ه‬
ِ
ِ ْ ‫الص َيا ُم ِِل َو َأَنَ َأ ْج ِزي ِب ِه َوالْ َح َس نَ ُة ِب َع‬
‫ْش‬ ِ ‫َشاب َ ُه َو َشه َْوتَ ُه ِم ْن َأ ْج ِِل‬ َ َ ‫تَ َِع َاَل ِم ْن ِر ِحي الْ ِم ْس ِك ي َ ْ ُْتكُ َط َعا َم ُه َو‬
‫َأ ْمث ِ ََاَل‬
‫ا‬

Artinya: Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya)
janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang
yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum
(ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya,
sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari
pada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan
nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan
membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa".
HR. Bukhari.

12. Qiyam Ramadhan (Shalat lail)

Umumnya disebut dengan shalat tarawih. Ia sangat utama dilakukan terlebih di bulan
Ramadhan. Bahkan ia merupakan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau ditanya: “Shalat apakah
yang paling afdhal setelah shalat-shalat wajib?” Beliau menjawab: “Shalat
lail/malam”.

Shalat lail pada bulan Ramadhan boleh dilakukan sendiri-sendiri, maupun berjama’ah.
Namun lebih utama bila dikerjakan secara berjama’ah. Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh At Tirmidzi dengan sanad yang shahih, dari Abu Dzar radhiyallahu
‘anhu, ia menuturkan: “Dahulu ketika kami melakukan shaum/puasa Rasulullah tidak
pernah shalat (malam) berjama’ah bersama kami hingga bulan Ramadhan hanya
tersisa tujuh hari lagi. Lalu beliau shalat bersama kami hingga akhir sepertiga malam
pertama. Pada malam yang ke-26 beliau tidak lagi shalat bersama kami. Namun pada
malam yang ke-25 (satu malam sebelumnya), beliau sempat shalat bersama hingga
pertengahan malam. Lalu kami bertanya: Ya Rasulullah apakah tidak engkau sisakan
sebagian malam agar kami menambah shalat sendiri ? Maka beliau bersabda:
“Barangsiapa yang shalat (malam) bersama imam hingga selesai shalatnya, akan
dituliskan baginya (pahala) shalat semalam untuknya”.

Waktu mengerjakan shalat lail lebih utama sepertiga malam yang akhir, dengan 11
atau 13 raka’at. Bisa 4 dan 4 raka’at satu salam, ditambah 3 raka’at shalat witir (1
salam tanpa tahiyat awal) atau 2 raka’at dengan satu salam sebanyak 4 kali kemudian
ditambah shalat witir 3 raka’at. Biasa pula beliau mendahului shalat malam tersebut
dengan 2 raka’at shalat yang ringkas. Sebagaimana sabda beliau yang artinya:
“Apabila salah seorang dari kalian bangun malam hari, maka hendaklah ia memulai
shalatnya dengan dua raka’at yang ringkas” HR. Muslim dan At Tirmidzi.

13. Doa setelah Sholat Witir

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pada saat witir membaca surat “Sabbihisma
Robbikal a’laa” (surat Al A’laa), “Qul yaa ayyuhal kaafiruun” (surat Al Kafirun),
dan “Qul huwallahu ahad” (surat Al Ikhlas). Kemudian setelah salam beliau
mengucapkan:
ِ ‫ل الْ ُقد‬
‫ُّوس‬ ِ ِ ‫ُس ْب َح َان الْ َم‬
“Subhaanal malikil qudduus”, sebanyak tiga kali dan beliau mengeraskan suara pada
bacaan ketiga. (HR. Abu Daud dan An Nasai).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengucapkan di akhir witirnya,

‫َاللههُ هم ِا ِن َاع ُْو ُذب َِك ِب ِرضَ اكَ ِم ْن ََس َِـط َك َوبِــ ُم َعافَا تِ َك ِم ْن ُع ُق ْوبَتِ َك‬
‫َو َاع ُْو ُذب َِك ِمـ ْن َك َال ُا ْح ِِص ثَنَا اء عَلَ ْيك‬
َ ‫َانْ َت َ َمَك َاثْـنَـ ْي‬
‫ـت عَ ََّل ن َ ْف ِس َك‬
Artinya: Ya Allah, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemarahan-Mu, dan
dengan kesalamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-
Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah
sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri. (HR. Abu Daud,
Tirmidzi, An Nasa-i dan Ibnu Majah).

14. Doa di malam kemuliaan (lailatul qadr)


Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar, lebih-lebih do’a
yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana terdapat
dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata, “Katakan padaku wahai
Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar.
Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, “Katakanlah:

‫اللههُ هم ان َهك َع ُفو ُ ُِت ُّب الْ َع ْف َو فَاع ُْف َع ِن‬


ِ
Artinya: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan
maaf, maafkanlah aku. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

15. Tadarrus dan tadabbur ayat-ayat Al Qur’an

Membaca dengan tartil, menghayati, meresapi ayat Al Quran. Juga mendengarkan


dengan khusyu’ serta penuh perhatian. Untuk kemudian diamalkan. Firman Allah:
⧫ ⬧◆ ⧫
◆  ⧫❑➔⧫
⧫◆   ⧫❑⬧ ⬧
➔ ⬧⬧  →⧫
 ⧫⬧
Artinya: “Orang-orang yang Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya
dengan bacaan yang sebenarnya mereka itulah beriman kepadanya. Dan barangsiapa
yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi” QS. Al
Baqarah:121.

ُ ‫اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل َأ ْج َو َد النه ِاس ًِبلْخ ْ َِْي َو ََك َن َأ ْج َو ُد َما يَ ُك‬
‫ون‬ ُ ‫اَّلل َعَّنْ ُ َما قَا َل ََك َن النه ِ ُِّب َص هَّل ه‬ ُ ‫ِض ه‬ َ ِ ‫َأ هن ا ْب َن َع هب ٍاس َر‬
‫ُك لَ ْي َ ٍَل ِِف َر َمضَ َان َح هَّت يَن ْ َس ِلخَ ي َ ْع ِر ُض عَلَ ْي ِه‬ ‫ِِف َر َمضَ َان ِح َي يَلْقَا ُه جِ ْ ِبي ُل َو ََك َن جِ ْ ِبي ُل عَلَ ْي ِه ه‬
‫الس َالم يَلْقَا ُه ُ ه‬
‫الس َالم ََك َن َأ ْج َو َد ًِبلْخ ْ َِْي ِم ْن ِالر ِحي الْ ُم ْر َس َ َِل‬‫اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل الْ ُق ْرأ َن فَ ِا َذا لَ ِق َي ُه جِ ْ ِبي ُل عَلَ ْي ِه ه‬
ُ ‫النه ِ ُِّب َص هَّل ه‬
Artinya: Bahwa Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan. Dan
kelembutan Beliau yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika Jibril
alaihissalam datang menemui Beliau. Dan Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau
pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur'an) hingga Al
Qur'an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila Jibril
Alaihissalam datang menemui Beliau, maka Beliau adalah orang yang paling lembut
dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus". HR. Bukhari
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata: “Janganlah membaca Al Quran bagai
menabur pasir, dan janganlah kamu baca bagai sajak syair, perhatikanlah isinya,
bangkitkan perasaan, hati dan pikiran orang yang mendengarkan bacaanmu itu, dan
janganlah terburu berhenti pada akhir surah”.

16. Membayar zakat fitrah

Hukumnya adalah wajib bagi muslim/muslimah, sebagaimana hadits:


‫اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل فَ َر َض َز ََك َة الْ ِف ْط ِر ِم ْن َر َمضَ َان عَ ََّل النه ِاس َصاعاا ِم ْن تَ ْم ٍر‬ ِ ‫َع ْن ا ْب ِن ُ ََع َر َأ هن َر ُسو َل ه‬
ُ ‫اَّلل َص هَّل ه‬
‫ُك ُح ٍر َأ ْو َع ْب ٍد َذ َك ٍر َأ ْو ُأن ََْث ِم ْن الْ ُم ْس ِل ِم َي‬ِ ُ ‫َأ ْو َصاعاا ِم ْن َش ِع ٍْي عَ ََّل‬
Artinya: Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
mewajibkan zakat Fithrah di bulan Ramadlan atas setiap orang muslim, baik dia itu
merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan, yaitu satu sha' kurma atau satu sha'
gandum. HR. Muslim

ِ ِ ‫اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل َز ََك َة الْ ِف ْط ِر ُطه َْر اة لِ هلص‬


‫اِئ ِم ْن الل ه ْغ ِو َو هالرفَ ِث‬ ِ ‫ول ه‬
ُ ‫اَّلل َص هَّل ه‬ ُ ‫َع ْن ا ْب ِن َع هب ٍاس قَا َل فَ َر َض َر ُس‬
‫الص َال ِة فَهِ َيي َصدَ قَ ٌة ِم ْن‬‫وَل َو َم ْن َأدهاهَا ب َ ْعدَ ه‬ ‫َو ُط ْع َم اة لِلْ َم َسا ِكيِ فَ َم ْن َأدهاهَا قَ ْب َل ه‬
ٌ َ ‫الص َال ِة فَهِ َيي َز ََك ٌة َم ْق ُب‬
‫ات‬ ِ َ‫الصدَ ق‬ ‫ه‬
Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mewajibkan zakat fitrah, ia sebagai pensuci dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor
orang yang berpuasa, dan sebagai pemberian makan kepada orang-orang miskin.
Barangsiapa menunaikannya sebelum shalat 'ied maka zakatnya diterima, dan
barangsiapa menunaikannya setelah shalat, maka ia hanyalah salah satu bentuk
sedekah." HR. Ibnu Majah.

17. Menjalankan umrah bagi yang mampu

Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya bahwa beliau bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya ganjaran umrah di bulan Ramadhan, sama dengan ganjaran
melaksanakan haji sekali atau bahkan haji bersamaku”.

Namun perlu dipahami bahwa umrah di bulan Ramadhan tersebut meskipun


ganjarannya sama dengan haji, bukan berarti menggugurkan kewajiban haji itu sendiri
bagi mereka yang mampu.

18. Melaksanakan ‘Itikaf

‘Itikaf atau berdiam diri di Masjid dengan niat beribadah kepada Allah, dicontohkan
oleh beliau pada 10 hari terakhir dari Ramadhan. Bahkan pada tahun wafatnya beliau,
beliau ‘Itikaf selama 20 hari.

Wallahu A’lam Bishshowab.


Uray Helwan, dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai