LAPORAN AKHIR
PROGRAM MAGANG MAHASISWA BERSERTIFIKAT
OLEH
ARYA DEWANTARA
(03021282025042)
i
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA DAN
PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DI
PIT 3 TIMUR, BANKO BARAT PT BUKIT ASAM, TBK
TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN
LAPORAN AKHIR
PESERTA PROGRAM MAGANG MAHASISWA BERSERTIFIKAT
OLEH
Disetujui Oleh
Manajer
Penambangan Swakelola 1
Arief Fauzan
NP.30842
ii
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya, laporan ini
dapat diselesaikan. Magang ini dilaksanakan di PT. Bukit Asam, Tbk. Tanjung
Enim Sumatera Selatan pada Maret – Agustus 2022 dengan judul “Aktivitas
Penambangan Batubara Dan Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Pada
Pit 3 Timur, Banko Barat PT. Bukit Asam Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan”.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Arief Fauzan selaku pembimbing
lapangan sekaligus Manajer Penambangan Swakelola 1 Site Banko Barat, PT
Bukit Asam, Tbk. Ucapan terima kasih diberikan kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya laporan magang ini antara lain:
1. Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, M.S., RR Yunita Bayu Ningsih, S.T., M.T., Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Sriwijaya.
2. Semua dosen yang telah memberikan ilmunya dan semua staf dan
karyawan Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
3. Semua karyawan PT Bukit Asam, Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan.
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu sehingga terlaksananya Magang ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Magang Mahasiswa
Bersertifikat ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis menerima
saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan di masa-
masa datang. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat kiranya bagi
pembaca dan penulis sendiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ii
2.3.4 Peralatan ............................................................................... 22
2.3.5 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat dan Alat Angkut ..... 22
2.3.6 Efisiensi Kerja....................................................................... 24
2.3.7 Cuaca ................................................................................... 26
2.4 Produktivitas Alat Gali Muat danAlat Angkut ............................... 26
2.4.1 Produktivitas Alat Gali Muat .................................................. 26
2.4.2 Produktivitas Alat Angkut ...................................................... 27
2.5 Faktor Keserasian Kerja (Match Factor) ..................................... 28
2.6 Penentuan Kebutuhan Jumlah Alat Angkut ................................. 29
ii
4.3 Proses Pemuatan dan Pengangkutan Batubara ......................... 49
ii
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
ii
Gambar 4.7 Pengangkutan batubara menuju dump hopper .................. 50
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran B Peta Sequence Pit 3 Timur Banko Barat Bulan Juni 2022 .... 69
Lampiran H.1 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat Excavator (Shovel
Electric) Komatsu PC 3000E – 6 di Fleet 3006
................................................................................................................ 7
6
Lampiran H.2 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat Excavator (Shovel
Electric) Komatsu PC 3000E – 6 di Fleet 3007
................................................................................................................ 7
7
Lampiran I.1 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut Belaz 75135 di Fleet
3006 ........................................................................................................ 78
Lampiran I.2 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut Belaz 75135 di Fleet
3007 ........................................................................................................ 79
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
15
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas penambangan batubara yang dilakukan
pada Pit 3 Timur Banko Barat di PT. Bukit Asam Tbk.
2. Mengetahui produktivitas alat gali muat dan alat angkut batubara
pada Pit 3 Timur Banko Barat di PT. Bukit Asam Tbk.
3. Mengetahui faktor keserasian alat gali muat dan alat angkut
pada Pit 3 Timur Banko Barat di PT. Bukit Asam Tbk.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan serta gambaran umum mengenai
aktivitas penambangan batubara di Pit 3 Timur Banko Barat, PT.
Bukit Asam Tbk.
2. Mendapatkan pengetahuan mengenai metode penambangan serta peralatan
- peralatan yang digunakan dalam proses penambangan batubara
pada Pit 3 Timur Banko Barat, PT. Bukit Asam Tbk.
3. Dapat mengetahui produktivitas dan kesesuaian kerja (match factor)
dari alat gali, muat dan angkut secara real di lapangan di Pit 3 Timur
Banko Barat, PT. Bukit Asam Tbk.
16
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
18
yang berdiameter meksimum 30 cm dengan tujuan untuk mempermudah
pelaksanaan penumbangan pepohonan yang lebih besar.
2. Felling / Cutting
Adalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter lebih
dari 30 cm. Dalam spesifikasi pekerjaan yang tersedia, biasanya
disebutkan persyaratan-persyaratan tertentu dengan mengupayakan
kerusakan top soil sekecil mungkin, kayu – kayu yang produktif harus
dipotong menjadi 2 atau 4 bagian yang dapat dimanfaatkan nantinya.
3. Pilling
Kegiatan pengumpulan kayu-kayu yang kemudian dikumpulkan
menjadi tumpukan-tumpukan kayu pada jarak tertentu sesuai dengan
arah angin.
4. Burning
Adalah kegiatan pembakaran kayu-kayu yang telah ditumbangkan
dan cukup kering dengan tidak melalaikan kayu-kayu yang dapat
dimanfaatkan.
4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan
segar (fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan
20
sebelum dapat digali, misalnya: batuan beku segar (fresh igneous
rock) dan batuan malihan segar (fresh metamorfic rock).
Adapun pola teknis dari pengupasan overburden yaitu :
1. Back Filling Digging Method
Pada cara ini tanah penutup dibuang ke tempat endapan batubara
yang sudah digali (back filling). Peralatan yang digunakan adalah
backhoe dan diangkut oleh dump truck. Cara back filling digging
method cocok untuk tanah penutup yang bersifat:
a. Tidak diselangi oleh endapan batubara bercabang (hanya ada satulapis).
b. Material atau batuannya lunak.
c. Letaknya mendatar (horizontal).
2. Benching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang
(benching) ini yaitu pengupasan lapisan tanah penutup yang disertai
pembuatan jenjang. Sistem ini cocok untuk :
a. Tanah penutup yang tebal.
b. Material cukup keras.
c. Bahan galian atau lapisan endapan yang juga tebal.
3. Conventional Method
21
Metode conventional method menggunakan kombinasi berbagai
macam alat-alat pemindahan tanah mekanis, seperti kombinasi
antara excavator, dump truck, motor grader, dan bulldozer. Alat gali
muat excavator digunakan pada metode conventional method
sebagai alat untuk menggali material baik berupa batubara dan tanah
penutup atau overburden, sedangkan alat angkut dump truck dalam
metode conventional method digunakan sebagai alat angkut material.
Material tanah penutup yang tidak terlalu keras bisa langsung
dilakukan penggalian namun, apabila material penutup keras bisa
menggunakan ripper ataupun pemboran peledakan untuk
mempermudah pembongkaran tanah penutup yang selanjutnya
dimuat ke alat angkut untuk dibuang ke disposal. Sistem kerja
conventional method ditandai dengan jumlah jenjang (bench) yang
tidak terlalu banyak (Gambar 2.3).
23
dimuatkan pada alat angkut seperti dump truck. Pola pemuatan perlu
disesuaikan dengan kondisi medan di lapangan operasi pengupasan serta
alat mekanis yang digunakan. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa
keadaan yang ditunjukkan alat gali muat dan alat angkut, yaitu :
1. Cara Pemuatan Material
Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut
ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat
angkut. Cara pemuatan dibagi menjadi 2 (dua) antara lain top loading
dan bottom loading.
a. Top Loading
Top loading dicirikan dengan kedudukan alat muat berada diatas
tumpukkan material atau berada diatas jenjang (Gambar 2.5).
Cara ini hanya dipakai pada alat backhoe, selain itu operator lebih
leluasa untuk melihat bak dan menempatkan material pada bak
alat angkut tersebut.
b. Bottom Loading
Bottom Loading dicirikan dengan ketinggian alat muat dan alat
angkut atau truk adalah sama (Gambar 2.6). Cara bottom loading
dipakai pada alat muat power shovel.
24
Gambar 2.6 Bottom loading (Indonesianto, 2005)
2. Posisi pemuatan
Posisi pemuatan dilihat dari alat muat terhadap front penggalian dan
posisi alat angkut terhadap alat muat. Posisi pemuatan dibedakan
menjadi:
a. Frontal Cut
Frontal cut adalah posisi pemuatan saat alat muat berhadapan
dengan muka jenjang atau front penggalian (Gambar 2.7).
Tahapan pola pemuatan ini pertama kali memuat pada dump truk
sebelah kiri sampai penuh dan berangkat setelah itu, dilanjutkan
pada dump truk sebelah kanan.
b. Drive by Cut
Drive by cut adalah posisi pemuatan saat alat muat (backhoe)
bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian (Gambar
2.8). Diterapkan apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses.
25
Gambar 2.8 Drive by cut (Aplication Engineering Dept. PT
UnitedTractors Tbk.2012)
c. Pararel cut
Pararel cut terdiri dari dua metode berdasarkan cara pemuatannyayaitu:
1) Single Spotting atau Single Truck Back Up
Truk kedua menunggu selagi alat memuat ke truk pertama,
setelah truk pertama berangkat, truk berputar dan mundur
saat truk kedua dimuat, truk ketiga dating dan melakukan
manuver, dan seterusnya.
2) Double Spotting atau Double Truck Back Up
Tahapan double spotting adalah ketika truk memutar dan
mundur ke salah satu sisi alat muat selagi alat muat memuati
truk pertama (Gambar 2.9). Saat truk pertama berangkat
maka alat muat mengisi truk kedua setelah itu, truk ketiga
datang dan melakukan manuver ke arah alat muat, demikian
seterusnya.
26
2.1.6 Pengangkutan Batubara (Hauling)
Pengangkutan batubara terjadi saat pemuatan batubara yang
telah selesai dilakukan dibawa ketempat penyimpanan batubara yaitu
stockpile, sedangkan
27
2.2.1 Excavator
Excavator adalah alat berat mempunyai belalai yang terdiri dari dua
piston yang terdekat dengan body disebut boom dan yang mempunyai
bucket (ember keruk) disebut dipper. Ruang pengemudi disebut house,
terletak diatas roda (trackshoe), dan bisa berputar arah 360 derajat.
Excavator ada yang mempunyai roda dari ban biasa digunakan untuk
jalanan padat dan rata disebut wheel excavator dan ada yang mempunyai
roda dari rantai besi yang akan memudahkannya untuk berjalan di jalanan
yang tidak padat atau mendaki. Excavator beroda rantai besi ini disebut juga
crawler excavator. Tungkai dari excavator dioperasikan dengan sistem
engsel (winches) yang ditarik oleh mesin hydraulic dengan menggunakan
kawat baja (Andika, 2015).
Excavator disebut juga hydraulic excavator karena dalam
pengoperasiannya biasanya dimanfaatkan dengan tenaga hidrolik.
Penugasan dari excavator terbagi menjadi dua yakni backhoe dan power
shovel (Peurifoy, R.L, 2006). Penggunaan backhoe penambanganya
digunakan untuk penggalian yang mengarah ke bawah dari permukaan
tanah. Kemampuan backhoe tersebut dapat melakukan penggalian paritan
dan dasar Pit. Penggunaan power shovel untuk penambanganya
digunakan untuk penggalian material keras dengan mengarah ke atas dan
pemuatan material pada alat angkut. Konfigurasi power shovel memiliki
boom yang lebih pendek, cycle time lebih lama namun, kapasitas bucket
nya menjadi lebih besar (Tenriajeng, A.T, 2003). Pergerakan penggalian
dari kedua konfigurasi hydraulic excavator hanya dibedakan dari arah
menggalinya yaitu untuk backhoe mengarah ke bawah, sedangkan untuk
power shovel mengarah keatas.
28
(Komatsu PC 3000-6 Spec Sheet, 2018)
29
Gambar 2.12 Articulated dump truck (Specifications and Application
Hand Book Edition 28, 2007)
2. Rigid Dump Truck
Rigid dump truck jenis ini memiliki rangka bagian kabin yang bersatu
dengan bagian vessel-nya sehingga pergerakannya kurang fleksibel.
Jenis truck ini cocok untuk digunakan pada pengangkutan berbagai
jenis material.
5. Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.
Proyek- proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,
jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.
6. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan:
dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran
tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di
dataran rendah.
7. Jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat
yang akan dipakai.
Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek. Jenis
material yang dimaksud adalah sifat-sifat fisik dari material yaitu:
a. Pengembangan dan penyusutan material
Pengembangan dan penyusutan material adalah perubahan
volume material apabila material tersebut digali/dipindahkan dari
tempat aslinya.
b. Bentuk material
Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material yang
akan mempengaruhi susunan butir-butir material dalam suatu
kesatuan volume atau tempat.
c. Kekerasan dari material
31
Kekerasan material akan berpengaruh terhadap mudah
tidaknyamaterial tersebut dapat dibongkar. Material yang keras
akan lebih sulit dibongkar atau digali dengan menggunakan alat
mekanis.
8. Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan
faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat. Alat yang
digunakan pada medan kerja yang berbatu dan bergelombang akan
sangat lain dengan alat yang digunakan pada medan kerja yang
lunak maupun berlumpur. Ketidaksesuaian alat dengan kondisi
medan kerja menimbulkan kerugian karena banyak waktu yang
hilang. Altitute (ketinggian tempat kerja) berpengaruh terhadap kerja
mesin,semakin tinggi altitude tekanan udara makin berkurang dari
pengalaman diketahui bahwa tenaga mesin diesel akan berkurang
3% setiap naik ketinggian 1000 feet.
2004).
2.3.4 Peralatan
Peralatan merupakan faktor yang menunjukkan kondisi alat-alat
mekanis yang digunakan dalam melakukan pekerjaan dengan
memperhatikan kehilangan waktu selama waktu kerja dari alat yang tersedia.
Kemampuan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produksi
yang berpengaruh dalam kinerja alat dan cocok atau tidaknya alat
digunakan dilokasi tersebut dan alat yang digunakan
disesuaikan dengan target produksi agar produksi yang diinginkan tercapai.
2.3.5 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Waktu edar adalah waktu yang digunakan oleh alat mekanis untuk
melakukan satu siklus kegiatan. Setiap alat memiliki komponen waktu edar
yang berlainan. Besar kecilnya waktu edar tergantung pada jumlah
komponen yang ada dan waktu yang diperlukan oleh masing-masing
komponen tersebut.
Waktu edar alat gali muat yaitu waktu yang dibutuhkan alat gali muat
dalam melakukan pemuatan material ke dalam alat angkut dalam satu siklus
yang terdiri dari waktu menggali, waktu mengayun isi, waktu menumpahkan
material, dan waktu mengayun kosong, sedangkan waktu edar alat angkut
yaitu waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk proses pengangkutan
34
material yang meliputi waktu pengisian, waktu perjalanan isi, waktu
penumpahan, waktu perjalanan kosong, dan waktu manuver (Sudrajat,
2002). Waktu edar alat gali muat dan alat angkut dapat diperoleh dengan
cara pengamatan di lapangan, yaitu:
1. Waktu edar alat gali muat
Waktu edar alat gali muat (excavator) adalah akumulasi dari waktu
penggalian, waktu swing berisi, waktu dumping, dan waktu swing
kosong (Persamaan 2.1) (Specifications & Application Handbook
Edition 30th, 2009).
Keterangan:
CTLoading : waktu edar alat gali muat
(detik) TExcavate : waktu menggali muatan
(detik)
CTDump Truck = Ta1 + Ta2 + Ta3+ Ta4 +Ta5 + Ta6 ............................. (2.2)
Keterangan:
CTDT : Waktu edar alat angkut (detik)
Ta1 : Waktu mengambil posisi untuk dimuati
(detik) Ta2 : Waktu diisi muatan (loading)
35
(detik)
Ta3 : Waktu mengangkut muatan (detik)
Ta4 : Waktu mengambil posisi untuk penumpahan
(detik) Ta5 : Waktu pengosongan muatan (detik)
Ta6 : Waktu kembali kosong (detik)
c. Kondisi dan jarak jalan angkut meliputi kemiringan dan lebar jalan
angkut baik dijalan lurus maupun ditikungan sangat berpengaruh
terhadap lalu lintas jalan angkut. Jarak jalan angkut juga
mempengaruhi, karena semakin jauh jarak jalan maka waktu edar
alat angkut akan semakin besar. Jalan angkut harus dibuat secara
efisien dalam jarak dan kemiringan untuk mengoptimalkan waktu
edar.
d. Keterampilan dan pengalaman operator meliputi pengalaman kerja
yang lama otomatis akan membuat operator terbiasa. Pelatihan
untuk operator akan meningkatkan kinerja dan pengetahuan akan
alat kerja karena semakin baik kemampuan operator dan semakin
lincah operator mengoperasikan ralatan maka akan memperkecil waktu
edar dari peralatan tersebut.
37
Beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap efisiensi
kerja, antara lain:
1. Waktu kerja nyata yang terjadi
Waktu kerja penambangan adalah jumlah hari kerja yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penambangan yang meliputi penggalian,
pemuatan, pengangkutan, dan peremukan. Efisiensi kerja semakin
besar apabila banyaknya waktu kerja nyata untuk penambangan
semakin mendekati jumlah waktu yang tersedia.
2. Hambatan – hambatan yang terjadi
Dalam kenyataan di lapangan akan terjadi hambatan-hambatan baik
yang dapat dihindari ataupun yang tidak dapat dihindari misalnya
kerusakan alat dan kinerja operator, berpengaruh terhadap besar
kecilnya efisiensi kerja.
3. Jam perawatan (repair hours)
Waktu kerja yang hilang karena menunggu saat perbaikan termasuk
juga waktu untuk penyediaan suku cadang (spare parts), perawatan
rutin, pengisian bahan bakar, service berkala dan sebagainya.
2.3.7 Cuaca
Cuaca adalah kondisi alam yang tidak bisa ditentukan oleh manusia,
kondisi cuaca akan sangat berpengaruh pada lokasi penambangan, pada
cuaca hujan dimana keadaan lokasi akan membuat lapisan tanah menjadi
lengket dan jalan menjadi licin, sehingga alat-alat tidak dapat bekerja
dengan baik. Sebaliknyapada musim panas akan membuat lapangan
berdebu, hal ini akan membuat pandangan para operator terhambat. Dapat
disimpulkan bahwa panas dan dingin (suhu) akan mengurangi efisiensi
kerja daripada alat tersebut.
38
berarti produktivitas alat tersebut juga akan semakin baik.
Keterangan:
Q = Taksiran Produksi,
ton/jamKB = Kapasitas
Bucket, m3
FF = Fill Factor
Eff = Effisiensi Kerja
DT SF = Swell Factor
CT = Cycle Time, detik
𝐶×60×𝐸ff×𝑆f .................................................................................
Q= (2.5)
𝐶𝑇
Keterangan
Q = Taksiran Produksi, Ton/jam
39
C = Kapasitas Vessel, lcm atauton
Eff = Efisiensi Kerja, Dipengaruhi Oleh:
- Machine Availibity
- Skill operator
- Effisiensi waktu
CT = Cycle Time Per Rit Dari Dump Truck
SF = Swell Factor
Untuk memperoleh nilai dari kapasitas vessel (C) dalam satuan
m3, bisa ditentukan dengan menggunakan rumus berikut (Tenriajeng,
2003):
C = n x KB x
FF Keterangan:
N = Jumlah Rit Pengisian
KB = Kapasitas Bucket Shovel
FF = Fill Factor
𝑛𝑎×𝑛×𝐶𝑡𝑚 ...........................................................................................
MF = (2.6)
𝑛𝑚×𝐶𝑡𝑎
Keterangan:
MF = Match Factor
na = Jumlah Alat Angkut, buah
nm = Jumlah Alat Muat
Cta = Waktu Edar Alat Angkut (menit)
Ctm = Waktu Edar Alat Muat (menit)
n = Frekuensi Pengisian Truk
40
2. Faktor keserasian = 1 maka alat muat tersebut sudah serasi
(synchron) artinya kedua-duanya akan sama sibuknya atau tak perlu
ada yang menunggu .
3. Faktor keserasian > 1 maka alat angkut akan sering menganggur.
Keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut berpengaruh
terhadap faktor kerja. Hubungan yang tidak serasi antara alat gali muat dan
alat angkut akan menurunkan faktor kerja.
Faktor kerja alat gali muat dan alat angkut akan mencapai 100% jika
MF = 1, sedangkan bila MF < 1 maka faktor kerja alat angkut = 100% dan
faktor kerja alat gali muat < 100% (alat loading menunggu alat angkut).
Sebaliknya bila MF > 1, maka faktor kerja alat muat = 100% dan faktor kerja
alat angkut < 100% (alat hauling antri). Keserasian kerja antara alat muat
dan alat angkut akan terjadi pada saat harga MF = 1, pada saat itu
kemampuan alat muat akan sesuai dengan alat angkut (Nujum, dkk, 2015).
41
BAB 3
METODE PENELITIAN
43
Persetujuan Pemecahan Nominal Saham (stocksplit), dan Perubahan
susunan Pengurus Perseroan. Dengan beralihnya sahampemerintah
Republik Indonesia ke PT Inalum, ketiga perusahaan tersebut resmi
menjadi anggota Holding BUMN Industri Pertambangan, dengan Inalum
sebagai induknya (Holding). Sehingga PT Bukit Asam secara tidak langsung
masih dimiliki oleh pemerintah melalui Inalum.
44
dari sebelumnya.
4) Profesional
Melaksanakan semua tugas sesuai kompetensi dengan
kreativitas, penuhkeberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama
untuk keahlian yang terus menerus meningkat.
3.3 Lokasi
Secara geografis, wilayah Kuasa Pertambangan PT. Bukit Asam, Tbk
untuk Unit Pertambangan Tanjung Enim terletak pada posisi 103045’00” BT
– 103050’10” BT dan 3042’30” LS – 4047’30” LS, berjarak ±161 km dari
pusat kota Palembang. Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi
Batubara PT. Bukit Asam, terletak di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten
Lahat, Propinsi Sumatera Selatan (Gambar 3.2).
Gambar 3.2 Peta Lokasi Unit Penambangan Tanjung Enim PT Bukit Asam, Tbk
46
Batubara dari lokasi penggalian diangkut dengan dump truck ke
dump hopper. Dari dump hopper ini batubara akan dialirkan ke
stockpile melalui belt conveyor. Kemudian dari stockpile batubara
akan dikirim ke TLS 3 dan TLS 4. Melalui TLS ini kemudian batubara
dimuat ke gerbong untuk kemudian dipasarkan melalui pelabuhan
Tarahan (Lampung) dan Kertapati (Palembang).
47
Gambar 3.3 Peta Geologi Regional PT. Bukit Asam, Tbk
48
Gambar 3.5 Stratigrafi Umum Sumatera Selatan
49
oligoasen dengan ketebalan 550 meter.
4. Formasi Baturaja
Komposisi dari Formasi Baturaja ini terdiri dari Batu gamping Bank
(Bank Limestone) atau platform dan reefal. Ketebalan bagian bawah
dari formasi ini bervariasi, namun rata-rata 200-250 feet (sekitar 60-
75 m).
5. Formasi Gumai
Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Baturaja dan anggota
transisi foraminifera dengan sisipan batu pasir gampingan pada
bagian bawah. Selain itu ada juga sisipan batu gamping pada bagian
tengah dan atasnya. Ketebalan formasi ini mencapai 200 – 500
meter.
6. Formasi Air Benakat
Formasi ini berumur miosen tengah dan tersusun oleh atas lempung
pasiran dan batu pasiran glaukolitan. Formasi ini memiliki ketebalan
kurang dari 60m.
7. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim ini berumur miosen atas yang tersusun oleh
batu pasir lempungan, batu lempung pasiran, dan batubara. Formasi
ini merupakan hasil pengendapan lingkungan laut neritik sampai
rawa.Batuan penyusun yang ada pada formasi ini berupa batupasir,
batu lempung, dan lapisan batubara. Batas bawah dari Formasi
Middle Palembang di bagian selatan cekungan berupa lapisan
batubara yang biasanya digunakan sebagai marker.
8. Formasi Kasai
Formasi ini merupakan formasi yang paling muda di Cekungan
Sumatra Selatan. Komposisi dari formasi ini terdiri dari batu pasir
tuffan, lempung, dan kerakal dan lapisan tipis batubara. Formasi
Kasai diendapkan selaras di atas Formasi Muara Enim. Formasi ini
tersusun oleh batu pasir tufaan, batu lempung, dan sisipan batubara
tipis. Lingkungan pengendapanformasi ini adalah daratan sampai
transisi.
50
3.5.2 Stratigrafi dan Litologi
Pada daerah penambangan Banko Barat, stratigrafi dan Litologi
batuannya termasuk kedalam formasi Muara Enim seperti yang ditunjukkan
dalam gambar
3.5. Di antara lapisan tersebut, terdapat lapisan batubara dan lapisan tanah
penutup. Diantara lapisan batubara terdapat lapisan batuan atau sering
disebut dengan istilah lapisan antara (interburden).
Stratigrafi dan litologi batuan yang ada di daerah Banko Barat adalah
sebagai berikut:
11. Lapisan Interburden C.1 Lapisan terdiri dari batu pasir dengan
ketebalan lapisan ini > 2 meter.
52
3.6 Iklim dan Cuaca
Daerah lokasi penambangan PT. Bukit Asam, Tbk di unit
Penambangan Tanjung Enim mempunyai iklim yang sama dengan iklim di
daerah Indonesia pada umumnya. Iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga
jenis iklim yang diantaranya iklim musim, iklim laut dan iklim panas. Ketiga
jenis iklim inilah yang mengakibatkan terjadinya curah hujan yang cukup
tinggi di Indonesia.
b. Buku-buku pendukung
53
Membaca dan mempelajari buku-buku, serta jurnal yang berkaitan
dan relevan dengan kegiatan magang sebagai referensi dalam
penyusunan laporan. Jurnal dari penelitian sebelumnya dijadikan
pembanding dan juga mempertegas hasil yang didapatkan.
a. Data Primer
3.7.6 Kesimpulan
Setelah penghitungan dan pengolahan data kemudian dilakukan
pengambilan suatu kesimpulan tentang hasil penyelidikan atau penelitian
yang telah dilakukan. Dalam kesimpulan ini akan menjawab tujuan dari
dilakukannya penelitian ini serta memberikan saran membangun yang
dapat meningkatkan kualitas pada PT. Bukit Asam, Tbk.
56
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
57
Gambar 4.1 Proses pemuatan material menggunakan shovel Komatsu PC 3000
58
4.2.3 Proses Dumping Overburden
Proses dumping merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menumpahkan material yang diangkut oleh dump truck Belaz 75135 dari
front menuju disposal (Gambar 4.4). Material akan dijatuhkan, kemudian
akan dirapikan oleh bulldozer (Gambar 4.5).
59
Gambar 4.6 Excavator Backhoe PP 880E-XI
Gambar 4.9 Batubara dibawa ke stockpile dan TLS menggunakan belt conveyor
61
Gambar 4.10 Stockpile
63
Gambar 4.14 Penyiraman jalan yang dilakukan water tank
65
4.4.6 Penirisan Tambang
Kegiatan penirisan tambang merupakan upaya pencegahan
dengan cara pengalihan air keluar area penambangan dengan cara
mengeluarkan air di dalam tambang menuju sump utama. Upaya ini
dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan
akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim
hujan.
66
Bela n Kapasita Fill Swell EFF Cycle Jumla Produktivita
z s Bucket Facto Facto Time hUnit s
7531 (m3) r r (Menit) (bcm/jam)
5
300 4.0 16.00 1.00 0.85 0.80 22.0 5 593.454
4 0 0 5
300 4.0 16.00 1.00 0.89 0.80 25.0 7 765.542
5 0 0 4
300 4.0 16.00 1.00 0.85 0.80 14.0 5 932.571
6 0 0 4
300 4.0 16.00 1.00 0.85 0.80 25.0 7 731.136
7 0 0 0
Jadi, dengan hasil ini didapat match factor (MF) pada setiap fleet adalah
MF<1, dapat disimpulkan bahwa alat gali muat dan alat angkut terjadi
ketidakserasian. Terdapat waktu tunggu alat muat dan alat angkut
bekerja penuh.
67
Pengupasan batubara menggunakan excavator shovel di setiap fleet
SE dengan MF<1. Guna melakukan perbaikan nilai faktor keserasian
kerja alat gali-muat dengan alat angkut (match factor), maka perlu
melakukan
penambahan jumlah unit alat angkut setelah dilakukan perhitungan adalah
Fleet Jumlah Produktivita Produktivita Match
Unit s s PC 3000 Factor
Belaz Belaz(bcm/j (bcm/jam)
a m)
3004 11 1305.6000 1190.6615 1.10
3005 10 1093.6320 1052.2167 1.04
3006 6 1119.0857 1055.7792 1.06
3007 11 1148.9280 1053.9610 1.09
68
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan serta uraian yang telah
dijabarkan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Aktivitas Penambangan di Pit 3 Timur Banko Barat menggunakan
metode tambang terbuka (strip mine) dengan sistem kombinasi
(excavator and dump truck). Tahapan penambangannya yaitu, land
clearing, pengupasan top soil, ripping overburden, gali-muat-angkut
overburden dan ripping batubara, serta gali muat angkut batubara.
Sedangkan kegiatan pendukung pada Pit 3 Timur adalah perawatan
jalan, penyiraman jalan, pengisian bahan bakar, servis peralatan,
penerangan jalan tambang dan penirisan tambang.
2. Perhitungan produktivitas dan match factor memliki hasil dan
kesimpulan seperti berikut:
a. Produktivitas di fleet 3004 untuk alat gali muat shovel Komatsu PC
3000 adalah 1.190,6615 bcm/jam sedangkan, produktivitas alat
angkut dump truck Belaz 75135 adalah 593,4545 bcm/jam.
b. Produktivitas di fleet 3005 untuk alat gali muat shovel Komatsu PC
3000 adalah 1.052,2167 bcm/jam sedangkan, produktivitas alat
angkut dump truck Belaz 75135 adalah 765,5424 bcm/jam.
c. Produktivitas di fleet 3006 untuk alat gali muat shovel Komatsu PC
3000 adalah 1.055,7792 bcm/jam sedangkan, produktivitas alat
angkut dump truck Belaz 75135 adalah 932,5714 bcm/jam.
d. Produktivitas di fleet 3007 untuk alat gali muat shovel Komatsu PC
3000 adalah 1.053,9610 bcm/jam sedangkan, produktivitas alat
angkut dump truck Belaz 75135 adalah 731,1360 bcm/jam.
e. Perhitungan match factor alat gali muat (shovel Komatsu PC
3000) dengan alat angkut (dump truck Belaz 75135) untuk
overburden di fleet 3004 ialah 0,50. Maka disimpulkan kurangnya
6 alat angkut agar mencapai nilai match factor 1,10
f. Perhitungan match factor alat gali muat (shovel Komatsu PC
3000) dengan alat angkut (dump truck Belaz 75135) untuk
69
overburden di fleet 3005 ialah 0,73. Maka disimpulkan kurangnya
3 alat angkut agar mencapai nilai match factor 1,04
Berdasarkan nilai match factor untuk alat gali muat shovel Komatsu
PC 3000 dan alat angkut dump truck Belaz 75135 menunjukkan
bahwa rata- rata alat gali muat di front penambangan menunggu alat
angkut. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu jalan
angkut yang sempit, lalu lintas yang ramai di persimpangan jalur ritasi
alat angkut, perawatan front penambangan, alat gali muat dan alat
angkut breakdown, dan perbedaan tempat dumping material
dikarenakan permintaan dari pengawas untukperawatan jalan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah kondisi front
penambangan, kondisi jalan, disposal area, material, cuaca,
peralatan, keterampilan dan pengalaman operator, serta waktu kerja
efektif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan serta uraian magang yang telah
dijabarkan sebelumnya, dapat diberikan beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan yaitu:
1. Menambah jumlah unit alat angkut.
2. Perlunya pelebaran jalan angkut agar alat angkut dapat beritasi
dengan optimal sehingga memperkecil waktu edar dari alat angkut
tersebut.
3. Memaksimalkan perawatan jalan agar fungsi jalan angkut semakin
optimal sehingga dapat mengurangi waktu angkut material dan
70
produksi menjadi meningkat.
71
DAFTAR PUSTAKA
72
Peurifoy, R.L., 1996. Construction Planning, Equipment, and Method. New
York: The McGraw-Hil.
PT Bukit Asam. 2022. Bisnis Batubara. (Online).
https://www.ptba.co.id/tentang/bisnis-batubara. Diakses pada
tanggal 9 Mei 2022.
PT Bukit Asam. 2022. Profil Perusahaan. (Online).
https://www.ptba.co.id/tentang/profil-perusahaan. Diakses pada
tanggal 9 Mei 2022.
Rostiyanti, S.F., 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudaryanto, D. H., 2013. Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berbasis Beban Kerja.
PPSDM MIGAS Cepu Forum Manajemen, 3 (3).
Sudrajat, 2002. Operasi Penambangan Batubara. Bandung : Institut
Teknologi Bandung.
Sukandarrumidi, 2008. Batubara dan Gambut. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Suwandhi. A., 2004. Optimalisasi Produksi alat Mekanis. Bandung:
Universitas Islam Bandung.
Tenriajeng, A.T., 2003. Seri Diktat Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis.
Jakarta: Gunadarma.
Pemerintah Indonesia. (2009). Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Lembaran Negara RI Tahun
2019, No. 4. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pemerintah Indonesia. (2020). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta:
Sekretariat Negara.
WCI, 2005. Sumber Daya Batubara: Tinjauan Lengkap Mengenai Batubara.
Inggris: World Coal Institute.
Yunita, P. 2000. Pembuatan Briket Dari Batubara Kualitas Rendah Dengan
Proses Non Karbonisasi Dengan Menambahkan MgO dan MgCl2.
Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur.
73
Prodjosumarto, P. 1995. Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Prodjosumarto, P. 2000. Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung:
Departemen Tambang ITB.
74
Lampiran A Alur Kerja UPTE
68
Lampiran B Peta Sequence Pit 3 Timur Banko Barat Bulan Juni 2022
Gambar B Peta Sequence Pit 3 Timur, Banko Barat Bulan Juni 2022
(Sumber : Satuan Kerja Rencana Operasi PT. Bukit Asam,Tbk.,
2022)
69
Lampiran C Data Curah Hujan Juni 2022
Banko
Barat
Tanggal
Jam
Rencan C. ku Rencan ku Rencan Frekuen ku
Huja
a (mm) Hujan m a (jam) m a (kali) si (kali) m
n
ren ren ren
(jam)
c c c
01/07/202 8.71 0.00 8.7 1.05 0.00 1.1 0.67 0.00 0.7
2
02/07/202 33.50 20.50 42.2 2.62 0.87 3.7 1.79 2.00 2.5
2
03/07/202 2.12 5.50 44.3 1.83 0.82 5.5 0.67 1.00 3.1
2
04/07/202 0.86 0.00 45.2 0.68 0.00 6.2 0.67 0.00 3.8
2
05/07/202 8.17 5.00 53.4 1.34 0.65 7.5 1.34 1.00 5.1
2
06/07/202 34.03 15.50 87.4 2.26 0.93 9.8 0.89 1.00 6.0
2
07/07/202 13.61 1.50 101.0 1.48 0.25 11.3 2.01 2.00 8.0
2
08/07/202 10.62 2.50 111.6 2.31 0.12 13.6 1.56 1.00 9.6
2
09/07/202 6.52 14.00 118. 1.85 4.60 15.4 2.57 1.00 12.2
2 1
10/07/202 3.18 0.50 121.3 1.47 0.08 16.9 1.45 1.00 13.6
2
11/07/202 4.92 0.00 126.2 3.26 0.00 20.2 2.12 0.00 15.7
2
12/07/202 1.67 0.00 127.9 2.12 0.00 22.3 1.45 0.00 17.2
2
13/07/202 19.38 7.00 147.3 1.93 0.63 24.2 1.56 2.00 18.8
2
14/07/202 29.68 20.00 177.0 5.37 3.72 29.6 3.57 1.00 22.3
2
15/07/202 16.88 900.00 193.9 1.36 1.85 30.9 1.67 2.00 24.0
2
16/07/202 1.97 0.00 195.8 1.34 0.00 32.3 2.01 0.00 26.0
2
17/07/202 14.70 1.50 210.5 3.21 0.07 35.5 1.34 1.00 27.3
2
18/07/202 3.18 16.00 213.7 1.27 2.68 36.8 0.67 2.00 28.0
2
19/07/202 10.00 0.50 223.7 0.97 0.17 37.7 1.12 1.00 29.1
2
20/07/202 27.45 2.00 251.2 2.08 1.63 39.8 2.34 1.00 31.5
2
21/07/202 17.41 0.00 268.6 2.18 0.00 42.0 1.34 0.00 32.8
2
22/07/202 20.92 7.50 289.5 2.37 1.53 44.4 2.12 3.00 34.9
2
70
23/07/202 30.83 0.00 320.3 5.88 0.00 50.2 3.13 0.00 38.1
2
24/07/202 15.06 39.00 335.4 2.55 4.10 52.8 2.68 1.00 40.7
2
25/07/202 17.03 0.00 352.4 4.05 0.00 56.8 1.90 0.00 42.6
2
26/07/202 9.62 0.50 362.0 1.15 0.17 58.0 2.23 1.00 44.9
2
27/07/202 0.23 40.00 362.3 0.04 3.63 58.0 0.33 1.00 45.2
2
28/07/202 11.44 0.00 373.7 1.93 0.00 60.0 1.56 0.00 46.8
2
29/07/202 6.99 5.00 380.7 0.42 0.20 60.4 1.45 1.00 48.2
2
30/07/202 32.32 0.00 413.0 4.53 0.00 64.9 1.34 0.00 49.6
2
Jumlah 413.0 1104.0 52% 64.9 28.7 44% 49.55 27.0 54%
0 0 0 0 0
71
Lampiran D.1 Spesifikasi Alat Gali Muat
74
Lampiran E Fill Factor Alat-Alat Mekanis
75
Lampiran G Swell Factor
76
Lampiran H.1 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat Excavator
(Shovel Electric) Komatsu PC 3000E – 6 di Fleet 3004
Keterangan:
A = Digging
time B = Filled
swing C =
Dumping
D = Empty swing
Total
No A B C D
(detik
)
1 15.02 6.51 2.60 6.43 30.56
2 14.72 7.09 4.77 7.91 34.49
3 11.88 7.29 3.73 6.28 29.18
4 15.04 7.72 3.17 5.68 31.61
5 14.36 7.36 3.48 7.45 32.65
6 12.70 5.02 3.20 16.37 37.29
7 23.64 7.87 7.84 7.89 47.24
8 10.40 5.83 4.81 6.60 27.64
9 13.02 7.13 3.54 7.68 31.37
10 12.28 6.97 6.28 6.35 31.88
11 11.91 7.17 3.80 5.00 27.88
12 7.00 4.49 2.70 4.89 19.08
13 12.44 5.75 4.96 8.23 31.38
14 16.20 17.07 6.63 7.24 47.14
15 11.71 5.42 3.62 3.81 24.56
16 11.59 5.55 3.36 5.72 26.22
17 10.88 7.83 5.18 8.60 32.49
18 12.56 5.11 3.82 8.66 30.15
19 17.60 12.19 2.76 5.64 38.19
20 11.52 5.34 1.52 5.69 24.07
21 11.30 5.58 3.80 6.30 26.98
22 10.95 4.68 4.43 6.88 26.94
23 12.71 5.37 3.16 5.49 26.73
24 12.34 4.59 5.13 7.16 29.22
25 12.59 8.55 4.32 6.60 32.06
26 11.20 5.18 2.74 5.44 24.56
27 10.82 5.33 2.81 5.34 24.30
28 12.00 5.02 4.52 6.87 28.41
29 14.30 5.34 6.75 10.87 37.26
30 14.78 6.25 4.52 8.07 33.62
Rata
30.84
-
rata
77
Lampiran H.2 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat Excavator
(Shovel Electric) Komatsu PC 3000E – 6 di Fleet 3005
Keterangan:
A = Digging
time B = Filled
swing C =
Dumping
D = Empty swing
Total
No A B C D
(detik
)
1 15.15 6.19 6.06 5.46 32.86
2 13.51 7.64 6.86 6.42 34.43
3 20.43 7.06 3.24 7.72 38.45
4 11.99 8.77 8.84 7.32 36.92
5 12.83 9.34 7.99 10.40 40.56
6 10.01 10.48 6.04 6.26 32.79
7 16.35 5.62 3.01 6.50 31.48
8 13.02 9.94 5.19 8.70 36.85
9 13.81 8.36 5.56 7.66 35.39
10 12.40 8.36 4.39 12.89 38.04
11 14.69 6.23 2.81 8.14 31.87
12 15.53 9.06 3.78 5.49 33.86
13 10.62 10.16 3.70 7.11 31.59
14 11.75 10.93 4.95 6.22 33.85
15 14.39 7.05 5.78 6.36 33.58
16 13.79 14.26 5.58 7.05 40.68
17 14.87 6.64 2.83 7.61 31.95
18 21.84 5.81 4.64 6.84 39.13
19 16.16 7.90 4.36 6.29 34.71
20 17.48 13.52 4.14 12.97 48.11
21 13.65 8.93 3.49 5.97 32.04
22 15.20 8.77 6.02 6.76 36.75
23 19.51 10.09 4.19 11.58 45.37
24 18.09 13.13 5.90 10.47 47.59
25 12.74 11.16 3.92 9.85 37.67
26 14.07 5.98 4.49 5.66 30.20
27 15.82 7.36 5.86 6.93 35.97
28 17.53 8.56 4.54 8.24 38.87
29 14.35 10.80 5.47 6.73 37.35
30 17.48 8.55 4.84 6.52 37.39
Rata
36.54
-
rata
78
Lampiran H.3 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat Excavator
(Shovel Electric) Komatsu PC 3000E – 6 di Fleet 3006
Keterangan:
A = Digging
time B = Filled
swing C =
Dumping
D = Empty Swing
Total
No A B C D
(detik)
1 16.74 3.23 4.16 4.15 28.28
2 11.99 8.81 6.86 5.95 33.61
3 11.54 7.50 5.80 7.46 32.30
4 7.62 8.48 6.86 3.02 25.98
5 13.09 5.89 3.57 7.62 30.17
6 38.38 4.50 2.83 13.54 59.25
7 16.35 5.62 3.01 6.50 31.48
8 13.23 5.58 7.04 3.56 29.41
9 11.57 4.03 4.27 6.25 26.12
10 11.77 7.08 2.74 6.12 27.71
11 19.67 3.56 6.21 3.21 32.65
12 42.01 6.27 3.38 11.57 63.23
13 29.09 6.30 7.77 8.84 52.00
14 10.56 8.29 3.42 5.38 27.65
15 17.23 5.89 3.10 7.26 33.48
16 22.22 7.30 4.93 12.33 46.78
17 11.98 7.88 4.74 3.16 27.76
18 15.13 4.00 2.89 12.40 34.42
19 13.52 6.10 4.41 7.57 31.60
20 16.91 5.27 2.88 5.94 31.00
21 11.95 6.26 2.98 5.04 26.23
22 10.50 7.15 3.38 12.35 33.38
23 31.32 5.58 3.09 15.06 55.05
24 10.96 6.68 3.14 6.51 27.29
25 19.01 7.35 2.60 6.32 35.28
26 20.31 4.12 2.00 8.12 34.55
27 10.55 6.32 7.07 5.29 29.23
28 13.79 6.04 4.49 8.92 33.24
29 11.79 6.24 3.12 5.00 26.15
30 16.20 5.97 4.71 11.36 38.24
Rata
34.78
-
rata
79
Lampiran H.3 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat Excavator
(Shovel Electric) Komatsu PC 3000E – 6 di Fleet 3006
Keterangan:
A = Digging
time B = Filled
swing C =
Dumping
D = Empty Swing
Total
No A B C D
(detik
)
1 13.07 6.16 4.77 5.27 29.27
2 11.38 7.21 4.43 5.89 28.91
3 11.74 6.34 4.03 9.99 32.10
4 16.67 5.88 5.91 4.05 32.51
5 15.60 9.12 4.68 8.00 37.40
6 13.77 5.58 6.18 5.19 30.72
7 13.33 3.47 6.91 7.38 31.09
8 12.58 7.63 4.83 5.93 30.97
9 18.27 6.07 4.31 7.83 36.48
10 13.21 5.74 2.32 7.08 28.35
11 16.96 9.75 1.23 6.29 34.23
12 12.97 6.24 2.53 3.54 25.28
13 17.25 16.37 6.45 10.48 50.55
14 12.47 7.10 3.96 5.34 28.87
15 10.86 7.88 4.05 4.99 27.78
16 13.78 6.79 9.02 9.26 38.85
17 5.40 16.08 3.76 2.57 27.81
18 21.60 9.70 2.89 6.88 41.07
19 21.60 9.70 2.89 6.88 41.07
20 14.22 8.01 2.49 7.58 32.30
21 13.94 10.47 3.87 11.25 39.53
22 40.25 13.65 3.96 5.33 63.19
23 15.29 8.81 2.62 8.20 34.92
24 19.21 10.01 4.18 5.06 38.46
25 14.30 9.81 5.24 7.24 36.59
26 8.92 18.03 5.36 5.95 38.26
27 12.41 6.31 4.08 6.53 29.33
28 12.77 7.50 2.88 6.63 29.78
29 11.45 15.00 3.96 10.10 40.51
30 13.44 7.40 5.23 6.77 32.84
31 12.59 5.92 3.63 8.78 30.92
Rata-
34.84
rata
80
Lampiran I.1 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut Belaz 75135 di Fleet 3004
Cycle
No RIT 1 RIT 2 Time
(menit
)
1 6.40 6.58 0.18
2 7.08 7.34 0.26
3 8.04 8.20 0.16
4 9.01 9.18 0.17
5 10.22 10.4 0.20
2
6 11.14 11.3 0.17
1
7 12.10 12.3 0.22
2
8 23.14 23.3 0.17
1
9 1.10 1.32 0.22
10 4.06 4.27 0.21
11 8.11 8.28 0.17
12 9.05 9.24 0.19
13 10.37 10.5 0.20
7
14 11.19 11.4 0.22
1
15 11.06 11.2 0.20
6
16 10.25 10.4 0.19
4
17 19.02 19.4 0.45
7
18 20.14 20.3 0.22
6
19 23.00 23.2 0.21
1
20 7.08 7.34 0.26
21 8.12 8.30 0.18
22 9.07 9.28 0.21
23 10.33 10.5 0.22
5
24 3.05 3.26 0.21
25 3.16 3.40 0.24
26 4.02 4.25 0.23
27 3.01 3.22 0.21
28 13.19 13.4 0.26
5
29 14.20 14.4 0.20
0
30 15.00 15.2 0.29
81
9
Rata
0.22
- rata
82
Lampiran I.2 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut Belaz 75135 di Fleet 3005
Cycle
No RIT 1 RIT 2 Time
(menit
)
1 14.44 14.5 0.12
6
2 16.07 16.3 0.28
5
3 16.09 16.3 0.26
5
4 3.01 3.57 0.56
5 4.18 4.47 0.29
6 14.41 14.5 0.09
0
7 3.12 3.48 0.36
8 4.17 4.33 0.16
9 4.06 4.44 0.38
10 7.07 7.40 0.33
11 9.04 9.34 0.30
12 14.07 14.2 0.15
2
13 15.14 15.2 0.14
8
14 16.01 16.1 0.18
9
15 7.09 7.40 0.31
16 14.11 14.2 0.16
7
17 15.01 15.1 0.16
7
18 16.12 16.3 0.24
6
19 7.02 7.31 0.29
20 8.06 8.50 0.44
21 9.09 9.53 0.44
22 14.10 14.2 0.15
5
23 15.00 15.2 0.20
0
24 16.08 16.2 0.19
7
25 17.04 17.2 0.16
0
26 7.24 7.51 0.27
27 9.12 9.59 0.47
28 14.05 14.2 0.15
83
0
29 14.11 14.2 0.13
4
30 15.15 15.4 0.26
1
Rata-
0.25
rata
84
Lampiran I.3 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut Belaz 75135 di Fleet 3006
Cycle
No RIT 1 RIT 2
Time
1 3.03 3.24 0.21
2 3.10 3.34 0.24
3 10.35 10.4 0.10
5
4 11.13 11.2 0.12
5
5 8.13 8.31 0.18
6 9.02 9.10 0.08
7 10.33 10.4 0.10
3
8 11.10 11.2 0.11
1
9 10.05 10.4 0.36
1
10 11.09 11.1 0.10
9
11 10.35 10.4 0.10
5
12 11.13 11.2 0.12
5
13 11.08 11.2 0.14
2
14 13.16 13.2 0.12
8
15 14.09 14.3 0.26
5
16 16.00 16.0 0.08
8
17 11.06 11.1 0.13
9
18 13.07 13.1 0.11
8
19 14.02 14.1 0.11
3
20 15.05 15.1 0.11
6
21 16.12 16.2 0.11
3
22 13.22 13.3 0.12
4
23 14.01 14.1 0.12
3
24 15.02 15.1 0.12
4
25 16.05 16.1 0.11
6
26 16.02 16.1 0.17
85
9
27 2.26 2.41 0.15
28 4.00 4.11 0.11
29 4.07 4.20 0.13
30 5.06 5.15 0.09
Rata
0.14
-
rata
Lampiran I.4 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut Belaz 75135 di Fleet 3007
Cycl
No RIT 1 RIT 2
e
Tim
e
1 2.07 2.30 0.23
2 3.17 3.37 0.20
3 20.13 20.3 0.22
5
4 21.05 21.3 0.33
8
5 22.19 22.4 0.24
3
6 23.04 23.3 0.26
0
7 1.23 1.45 0.22
8 2.10 2.37 0.27
9 3.02 3.23 0.21
10 4.03 4.25 0.22
11 19.18 19.5 0.37
5
12 20.15 20.3 0.22
7
13 21.19 21.4 0.25
4
14 22.17 22.4 0.25
2
15 23.07 23.2 0.19
6
16 1.27 1.43 0.16
17 2.01 2.23 0.22
18 3.08 3.29 0.21
19 7.03 7.47 0.44
20 8.09 8.31 0.22
21 9.29 9.58 0.29
22 10.15 10.3 0.24
9
23 1.28 1.50 0.22
24 3.26 3.50 0.24
25 7.31 7.59 0.28
86
26 9.22 9.47 0.25
27 10.13 10.4 0.35
8
28 16.13 16.3 0.22
5
29 7.12 7.32 0.20
30 8.16 8.32 0.16
Rata
0.25
-
rata
87