Anda di halaman 1dari 1

Nama : Sayyed Faisal Al Maliki

Nim : 17410524

UNDANG-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) digugat ke
Mahkamah Konstitusi (MK). Kali ini, Pasal 222 UU Pémilu digugat oleh beberapa praktisi
maupun akedemisi serta Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) dan Kode
Inisiatif selaku pemohon dari badan hukum. Disebutkan dalam Pasal 222 UU Pemilu,
pasangan calon diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu yang memenuhi
persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25
persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya. Pasal tersebut
bertentangan dengan Pasal 6 A ayat (2), Pasal 22 E ayat (1) dan ayat (2), Pasal 27 ayat (1),
Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28D ayat (3) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Sebagai
open legal policy.
Seharusnya aturan mengenai ambang batas pencalonan presiden disesuaikan dengan kondisi
nasional. Pasal 222 tidak sesuai dengan prinsip pemilu yang demokratis dan berkeadilan.
Karena pasal tersebut menutup peluang partai politik baru mengusung pasangan capres dan
cawapres. Menurut saya pengujian pasal 222 ini yang diajukan oleh para praktisi dan
akademisi sangat bagus, sebab hukum itu harus mengandung kepastian, keadilan dan
kemanfaatan.

Anda mungkin juga menyukai