Filsafat (Philosophy ) :
Philo = love, cinta;
Sophy = truth , kebenaran.
Kebenaran sejati adalah Tuhan.
Maka, berfilsafat adalah menyintai Tuhan.
Kesimpulan :
Sumber utama dan tertinggi kebenaran : Tuhan Al Khaliq : Maha Pencipta)
Kebenarannya tekstual berupa wahyu ( Kitab Suci Mutakhir: Al-Qur’an) dan semua
ciptaanNya ( makhluk) : Manusia, alam semesta, phenomena alam dan sosial
lainnya).
Substansi dan cakupan kebenarannya terdiri dalam 4 bidang :
“ Akhirnya saya menemukan filsafat seperti yang saya impikan.Filsafat yang tak pernah
diajarkan oleh guru2 saya,yaitu bukan hanya “cara berfikir” akan tetapi juga “cara
hidup”. Ini adalah filsafat yang tidak hanya membuka jalan kepada pengetahuan
sesuatu, tetapi kepada ke-Imanan. Filsafat yang mengarah kepada transendensi dan
tidak hanya kepada sesuatu kebutuhan.”
Catatan :
Hidup : Tidak hanya dan tidak cukup hanya berfikir tetapi juga berperasaan (intuisi).
Integrasi intuisi dengan akal menghasilkan “akal budi “ (akal yang dituntun oleh dan
refleksi dari hati ).
“Konstruksi Hukum – Filsafat – Moral “
1. Hukum, hakekatnya merupakan konsep/pengertian sebagai refleksi dari ruh dan nilai
keadaban. Yaitu ( kemanusiaan, ke-alam semestaan dan ke -Tuhanan ).
2. Filsafat, berfungsi untuk berfikir pada level hakekat yang berbasis pada pemikiran
logik, radikal, integral dan sistemik tentang sesuatu.
3. Moral berbasis pada nilai-nilai keutamaan, kebajikan sebagai standart kelakuan
manusia dan relasinya dengan alam semesta dan Tuhan. Moral pada level lanjutan
berbasis pada filsafat dan di level tertinggi berbasis pada akhlak (wahyu, transenden).
1. Hukum, Filsafat dan Moral merupakan 3 unsur yang diperlukan dalam membangun
dan merumuskan relasi/hubungan antara Manusia, Alam Semesta dan Tuhan (Relasi
segi 3).
2. Manusia sebagai “makhluk berfikir= Ulil Albab”, memiliki 3 unsur dalam dirinya
yi :
========================================
2.1. Berfikir Bayani : Proses penalaran bergerak dari telaah Wahyu dan As-Sunah
(Al-Qur’an dan Al Hadits), sebagai sesuatu yang sakral. Kebenaran yang dicari
dan ditemukan adalah kebenaran yang sesuai keduanya. (Textual)
2.2. Berfikir Irfani : Proses penalaran naqliyah, berbasis dan bergerak secara intuitif,
menuju ma’rifah, mensupremasikan ruh dan nilai moral spiritual transendental. (
Intuisi )
2.3. Berfikir Burhani : Proses penalaran ‘aqliyah, bergerak dalam pembuktian
dengan nalar empirik rasional lewat uji eksperimental, dengan tujuan naqliyah,
yaitu tercapainya ruh dan nilai transendental /ke-Ilahian.(Rasional).