Its 01
Its 01
Introduction
Persamaan Differensial
V– (V+dV)+k.y.dx–q.dx = 0 (4)
dV = k.y – q (5)
dx
- E. Winkler, 1867 Karena :
- H. Zimmermann, Railroad track, 1888 V = dM/dx maka (6)
- Timoshenko, Plates, 1959 dV = d2M = k.y – q (7)
dx dx2
- Contoh Aplikasi :
Persamaan differensial dari lentur balok adalah:
1. Balok sloof diatas tanah
2. EI(d2y/dx2) = EI y'' = -M (8)
diturunkan 2x didapat:
- Suatu fungsi yang turunan ke-4 nya bentuknya sama Pers. 20 diatas diturunkan untuk mendapatkan y', y'', y''':
dengan fungsi awal bisa berupa (21)
- fungsi eksponensial y = emx atau (1/l) y' = e x[(C1 (cos lx-sin lx) + C2(cos lx+sin lx)]
- fungsi sinus/kosinus y = sin(mx) dan y = cos(mx). -e - x[(C3 (cos lx+sin lx) - C4(cos lx-sin lx)]
- Dicoba menggunakan substitusi :
y = emx (12) (1/2l2)y'' = -e x(C1 sin lx – C2 cos lx) +
kedalam e - x(C3 sin lx – C4 cos lx)
EI d4y = -k.y (11)
dx4 (1/2l3)y'''= -e x[(C1(cos lx+sin lx)-C2(cos lx-sin lx)] +
di dapat: e- x[(C3 (cos lx-sin lx) + C4(cos lx+sin lx)]
EI yiv = -k. y (11)
4 mx mx
EI m e = -k. e Dari Teori Balok Lentur diketahui :
(13)
EI m4 = -k
y' = tan q, -EI y'' = M, dan -EI y''' = V (22)
karena i2 = -1, √i = +/- √ ½ . (1+i), √-i = +/- √ ½ . (-1+i)
maka akan diperoleh slope, momen lentur M dan gaya
maka ada 4 nilai m yang memenuhi (13) :
geser V. Reaksi fundasi dapat diperoleh dgn :
m1 = -m3 = (14)
q1 = k.y (2)
y = A1.em1 x + A2 em2 x + A3 em3 x + A4 em4 x (17) Dari ke 4 variabel y, q, M dan V, biasanya diketahui 2
variabel di masing-masing ujung, sehingga ada 4
Menggunakan hubungan : persamaan untuk mencari 4 variabel C1-C4.
Kalau q tidak konstan, atau ada beberapa nilai q :
Parameter l ini mengandung unsur kekakuan lentur balok dimana diketahui nilai pada ujung kiri dimana x=0 sbb:
(biasanya kondisi diketahui di ujung kiri dan kanan)
dan elastisitas dari medium pemikulnya. l berperan
dalam mementukan bentuk dari garis elastiknya, sehingga
y(x) = y(0) = yo -EI y'' = Mo (23)
disebut juga karakteristik dari sistem.
y'(x) = y'(0) = q0 -EI y''' = Vo
maka persamaan untuk x=0 didapat sbb:
Dimensi dari l ini adalah L , sehingga l biasa disebut
-1
C3 = 1 yo - 1 q0 - 1 Vo (25c)
2 4l 8l3EI
C4 = 1 q0 - 1 Mo - 1 Vo (25d)
4l 4l2EI 8l3EI Persamaan dasar :
Bila persamaan C1-C4 ini disubstitusikan ke (20) dan y = e x (C1 cos lx + C2 sin lx) + (20)
digunakan hubungan trigonometri: e (C3 cos lx + C4 sin lx)
- x
½ (e + e ) = cosh lx
x – x
(26a)
½ (e x + e– x) = sinh lx (26b) Untuk balok dengan panjang tak hingga dgn P, dapat
diasumsikan bahwa pada ujung kiri dan kanan → y = 0
maka persamaan garis elastik akan menjadi:
x → ∞ maka y → 0
y(x) = yo F1(lx) + (1/l) q0 F2(lx) (27) x
Kondisi ini hanya dapat tercapai bila unsur e = 0 atau
– 1/(l2EI).Mo F3(lx) - 1/(l3EI) Vo F4(lx)
C1 = C2 = 0.
dimana,
sehingga didapat:
(28)
F1(lx) = cosh lx cos lx
y = e- x
(C3 cos lx + C4 sin lx) (30)
F2(lx) = ½ (cosh lx sin lx + sinh lx cos lx)
F3(lx) = ½ sinh lx sin lx Dari kondisi simetris diketahui bahwa:
F4(lx) = ¼ (cosh lx sin lx - sinh lx cos lx)
y'(x=0) = 0
Kondisi batas untuk balok dengan kedua ujung bebas
sehingga:
Note: Untuk kasus dimana diketahui kondisi eksisting dan persamaan (30) menjadi :
pada x=0 dan x=L maka bentuk persamaan diatas akan
menjadi lebih rumit dan kurang praktis. y = C e- x
(cos lx + sin lx) (30)
Metode Nilai Awal (Initial Conditions) Konstanta C dapat dicari dengan prinsip bahwa jumlah
total reaksi harus sama dengan P :
Bila ada beberapa beban yang berbeda diberikan pada
balok menerus, maka setelah mendapatkan hasil pada (31)
suatu segmen, akan dihitung nilai y, q, M dan V pada
akhir segmen tsb yang akan digunakan sebagai nilai awal Integral tak hingga dari pers (31) diatas adalah:
dari segmen selanjutnya dst. 2k C (1/l) = P → C = Pl /(2k) (32)
Metode Superposisi sehingga persamaan (20) menjadi :
y = (Pl /(2k)) e- x (cos lx + sin lx) (33)
Mencari solusi persamaan (20) merupakan proses rumit
dalam menentukan konstanta C1-C4 kecuali kalau balok dan defleksi di x=0 adalah:
tsb memiliki panjang tak hingga dimana persamaan
y(x=0) = Pl /(2k)
dan nilai M dan V di titik 0+ (kanan titik 0) adalah : dimana : M = P.a (39)
M(x=0) = P/(4) menggunakan pers. (38) maka :
V(x=0) = -P/2
y = (Pl/(2k)) (-Al(x+a) + Alx) (40)
Perjanjian tanda: (beda sedikit dengan Hetenyi)
y = (Pa.l/(2k)) (-Al(x+a) + Alx)/a utk x>0 (41)
V+ = lihat kiri – arah ke atas
M+ = lihat kiri, M akibat V+, serat bawah tarik
karena :
q+ = Counter-clockwise +
P+ = downward [ P.a ] utk a → 0 = Mo (42)
y+ = downward
dan
Persamaan 33-36 dapat disederhanakan lebih lanjut
(-Al(x+a) + Alx)/a = A'lx = -2l Blx (43)
dengan menggunakan fungsi Alx, Blx, Clx, Dlx :
maka
Alx = e- x
(cos lx + sin lx) (37a-d) y = (Mo.l2/k) Blx (44)
Blx = e- x
(sin lx)
Clx = e- x
(cos lx - sin lx) Kurva lainnya dapat diperoleh dengan penurunan:
Dlx = e- x
(cos lx) y' = q = (Mo.l3/k) Clx (45)
menjadi : M = -EI y'' = (Mo/2) Dlx (46)
V = -EI y''' = (-Mo.l/2) Alx (47)
y = (Pl /(2k)) Alx (38a-d)
q = (Pl2 /k) Blx
M = (P/(4l)) Clx
V = (-P/2) Alx
Menentukan nilai k
Exercise:
Mmax = P/(4*l)
Jarak spring
4a = p/ l
a <= p/ (4l)
Kondisi 3: Titik C di kanan B
dimana untuk k naik 100pct (r = 2) → delta = 15.9% Dengan FDM, persamaan differensial (11):
Ma = 0, Va = 0, Mb = 0, Vb = 0
Dimana l= Dx. Turunan lainnya didapat dengan
b. Balok dengan kedua ujung sendi menggunakan step l/2:
Ma = 0, ya = 0, Mb = 0, yb = 0
ya = 0, qa = 0, yb = 0, qb = 0
Perbandingan hasil
dimana reaksi subgrade pada balok dengan lebar B:
Kerugian FDM
Persamaan Diferensial:
Strain Energy
Shape Function
K = Kb + Kf
Metode FDM dan FEM untuk kasus sederhana akan Nilai C ditambahkan ke matriks K pada dof yang sesuai.
memberikan persamaan matriks tridiagonal yang dapat
diselesaikan dengan mudah sbb:
bi' = 1, ai' = 0
ci' = ci/bi, i=1
ci/(bi-ai*c'i-1), i = 2..n-1
di' = di/bi, i=1
(di-ai.d'i-1 )/(bi-ai.c'i-1 ), i = 2..n-1
xn = dn', i = n
xi = di' – ci'.xi+1, i = n-1 ... 1
Special Case :
2. Bowles, 1997
1. Korelasi dari E
2. Korelasi dari qc
3. Korelasi dari cu
4. Korelasi dari CBR
5. dsb