Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizka Shafitri

Nim : 042781106

TUGAS : 1 PAJA3335

PT Cipta Kereta Kencana adalah sebuah perusahaan karoseri kendaraan bermotor yang
berlokasi di kota Malang-Jawa Timur yang berdiri sejak 25 tahun silam. PT Cipta Kencana ini
merupakan perusahaan keluarga yang telah dimiliki secara turun temurun oleh pengusaha
keturunan Tionghoa, yang baru-baru ini dipimpin oleh seorang perempuan muda bernama Bun
Sui Lie, setelah ayahnya wafat. PT Cipta Kereta Kencana sebagai perusahaan apabila
digolongkan ukuran usahanya adalah termasuk perusahaan karoseri berskala sedang. Domisili
PT Cipta Kereta Kencana sebagai tempat usaha baik work-shop maupun kantor administrasinya
tepat berkedudukan di Jl Duduksampean No 55 -56, Kidul Pasar, Malang. Perusahaan karoseri
kendaraan ini memiliki kapasitas produksi dalam membuat karoseri kendaraan angkutan bus dan
truk secara rata-rata sebanyak 5 kendaraan setiap bulannya, dengan nilai transaksi sebesar Rp
2.000.000.000,- . Suatu ketika saat PT Cipta Kereta Kencana harus menyelesaikan kendaraan
pesanan dari para costumer-nya, perusahaan tersebut mengalami kesulitan aliran dana tunai
(cash-flow) untuk membeli bahan baku dan upah pekerja sehingga harus mengutang pada sebuah
bank perkreditan di kota yang sama yaitu Bank Meditenan yang beralamat di Pasar Gede Blok
2b, kota Malang, dengan nilai pinjaman sebesar Rp 1.250.000.000,-. Sesuai dengan perjanjian
perikatan yang telah dibuat antara PT Cipta Kereta Kencana dengan Bank Meditenan, PT Cipta
Kereta Kencana harus membayar bunga atas hutangnya sebagaimana yang telah diperjanjikan
sebelumnya dengan jatuh tempo pada Th 2009 kepada Bank Meditenan sebesar 10% x Rp
1.250.000.000,- = Rp 12.500.000,- . Dalam perjalanannya PT Cipta Kereta Kencana yang
dipimpin oleh Bun Sui Lie ini benar-benar mematuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1994 tentang PPh Pasal 23, dengan menyetor 15% atas bunga kepada Bank Meditenan.
Akan tetapi Bun Sui Lie sendiri sebagai pribadi pengusaha muda yang belum cukup
berpengalaman, Ia benar-benar tidak sadar bahwa dirinya ternyata masih belum memiliki surat
ketetapan PKP sehingga tidak memiliki NPWP sejak Ia memimpin perusahaan karoseri itu, yaitu
mulai dari setengah tahun silam (6 bulan). Sebagaimana pada persoalan semula tentang
pemungutan pajak 15% atas bunga yang telah disetorkan oleh Bun Sui Lie sesuai PPh Pasal 23
tersebut, maka menyikapi keadaan ini pihak Bank Meditenan sangat berkeberatan atas
pemungutan pajak atas bunga tersebut - karena seluruh penghasilan yang diperolehnya semata-
mata hanya dari bisnis bunga seperti tersebut di atas. Setoran pajak PPh Pasal 23 tersebut
dilakukan oleh PT Cipta Kereta Kencana pada tanggal 5 Desember 2009. Dari persoalan tersebut
di atas, maka Pertama pada tanggal 12 Pebruari 2010 Bank Meditenan melakukan pengajuan
keberatan atas pemungutan pajak yang telah disetor PT Cipta Kereta Kencana kepada Ditjen
Pajak secara tertulis dengan menyatakan alasan-alasannya. Kedua sebagaimana adanya WP-
Badan baik PT Cipta Kencana maupun Bank Meditenan dalam hal ini telah mempunyai NPWP,
kecuali NPWP-Pribadi atas nama Bun Sui Lie itu. Ketiga, pada Tgl 18 Pebruari 2010 petugas
pemeriksa pajak melakukan pemeriksaan pembukuan Bank Meditenan, yang berakhir
ditemukannya kekeliruan dalam pembukuan, yang menyebabkan ditambahkannya PPh terutang.
Soal :

Perintah tugas 1: “Apa akibat yang timbul dari kasus tersebut di atas, termasuk persoalan Bun
Sui Lie yang belum memiliki PKP-NPWP-pribadi tersebut? Apa pula akibat yang timbul dari
kasus hasil pemeriksaan petugas pajak, yang menyebabkan ditambahkannya PPh terutang?
Bagaimana menyelesaikan masalah pemungutan pajak ini?”

Jawab :

Akibat yang timbul dari kasus di atas adalah :

 Bank Meditenan merasa keberatan atas bunga pajak yang dibayarkan PT Cipta
Kencana yaitu sebesar 15% meskipun ini tidak ada kaitannya antara pembayaran
bunga pajak dengan Bun Sui Lie yang tidak memiliki NPWP.
 Terdapat kekeliruan dalam pembukuan Bank Meditenan yang menyebabkan
ditambahkannya PPh terutang.

Akibat yang timbul dari kasus hasil pemeriksaan petugas


pajak, yang menyebabkan ditambahkannya PPh terutang Bank Meditenan harus
mengembalikan kelebihan PPh terutang dan untuk menyelesaikan hanya
perlu mengembalikan kelebihan tersebut.

Pajak adalah pungutan wajib yang disetorkan kepada negara sesuai dengan peraturan
tertentu. Wajib pajak adalah Badan atau seseorang yang dikenakan pajak dan mereka wajib
membayar pajak yang ditetapkan.

Wajib pajak harus mempunyai Nomor pokok wajib pajak atau NPWP karena dengan
memiliki NPWP tarif pajak yang dikenakan lebih rendah.

Pada kasus diatas yang tidak memiliki NPWP adalah pengurus perusahaan yaitu Bun sui
lie tetapi kedua Badan usaha tersebut sudah memiliki NPWP tetapi Bank Meditenan
merasa keberatan atas bunga pajak yang dibayarkan PT Cipta Kencana yaitu sebesar 15%
meskipun ini tidak ada kaitannya antara pembayaran bunga pajak dengan Bun Sui Lie yang
tidak memiliki NPWP.

Jadi Bun Sui Lie hanya perlu membuat NPWP agar memudahkan pelaporan SPT Tahunan
Karena jika pengurus tidak memiliki NPWP laporan SPT tahunan Perusahaan tidak akan
diterima oleh KPP dianggap SPT Tidak Lengkap.

Anda mungkin juga menyukai