Anda di halaman 1dari 4

Nama : Umar

Nim : 1705075001
Kelas : A/2017
Mata kuliah : Analisis Puisi
Prodi : Bahasa Indonesia

Analisis Puisi DENDAM POHON

1. Lapisan Pertama
Lapis bunyi hanya ditujukan pada bunyi-bunyi yang bersifat istimewa atau khusus,
yaitu bunyi-bunyi yang dipergunakan untuk mendapatkan efek bunyi atau nilai seni.
Dalam puisi Dendam Pohon karya Eko Suryadi W.S. memiliki asonansi pada baris-
baris puisi didominasi oleh vokal /a/ dan aliterasi didominasi oleh konsonan /k/ , puisi
Dendam Pohon, karya Eko Suryadi W.S saya tidak menganalisis bunyi tiap baris
melainkan tiap bait. Pada bait pertama terdiri empat baris yang didominasi oleh huruf
/k/ yang memberikan efek kakafoni sehingga menghasilkan suasana kacau, tidak
teratur dan tidak menyenangkan dan selain itu, pada bait ini juga didominasi oleh vokal
/a/ yang menimbulkan perasaan murung, sedih, gundah dan kecewa.
Pada bait kedua terdapat empat baris yang didominasi konsonan /k/ yang
menciptakan efek kakafoni yang meimbulkan efek suasana kacau, tidak menynangkan
dan sedih dan pada ini juga didominasi oleh huruf vokal /a/ yang menimbulkan
perasaan murung, sedih, gundah, dan kecewa.
Pada bait ketiga terdiri dari tujuh baris yang baris terakhir diberi jarak pada baris
sebelumnya. Pada bait ini didominasi oleh vokal /a, u/ yang menciptakan suasana
yang murung, sedih, gundah, dan kecewa.
Dapat disimpulkan , bunyi-bunyi diatas menimbulkan efek kakafoni yang
menimbulkan efek berat. Misalkan pada kata-kata luka, tikam, bakar, berdarah,
membara, dan amarah dan beberapa kata tersebut meciptakan erasaan sedih, murung
kecewa, dan gundah.

2. Lapis Kedua
Lapis arti ini menganalisis satuan-satuan makna dari susunan pilihan-pilihan kata
yang dilakukan oleh penyair.
Bunyi-bunyi pada puisi Dendam Pohon menimbulkan efek kakafoni.
pada bait pertama terdapat kata ganti orang kedua. Kata ganti ini djadikan sebagai
sudut pandang penyair untuk menggambarkan tokoh si kau. Kata ganti kau
menjelaskan tokoh seorang pelaku yang menjadi tokoh sentral dalam puisi Dendam
Pohon.
Dibait yang pertama menjelaskan apa yang dilakukan oleh si tooh Kau dan di bait
yang kedua dampak dari perbuatan si tokoh kau erta di bait yang terakhir akibat yang
dirasakan dari perbuatan si tokoh kau utuk diksi dari puisi ini mudah dipahami atau
tidak berbelit-belit dalam penyampaian dan penggunaan katanya.
Penggunaan kata ganti kau adalah menunjukkan kepada siapa puisi itu ditujukan
dan penggunaan kata ganti ku adalah menunjukkan kata ganti untuk poon yang
menjadi korban dari si tokoh kau.
Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis puisi adalah akibat dari perbuatan
manusia yang serakah dalam pemanfaatan alam.

3. Lapis ketiga
Lapis objek ini meliputi latar, pelaku, dan dunia pengarang. Tokoh utama dalam
puisi ini adalah tooh kau dan ku dan latar yang digunakan tidak dijelaskan dalam puisi.

Jika objek-objek dan pelaku digabungkan maka akan menghasilkan dunia


pengarang atau isi puisi ini adalah sebuah cerita akibat dari apa yang telah dilakukan
oleh si tokoh kau.
Tokoh kau telah melakukan sesuatu yang merusak alam. Si penyair
menyampaikan dengan satu persatu apa yang dirusak si tokoh kau serta
menyampaikan akibat ulahnya si tokoh kau.

4. Lapis keempat
Lapis keempat ini adalah lapis dunia yang dilihat dari sudut pandang tertentu. dari
judulnya Dendam Pohon sebab akibat yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan dendam.
Pada bait pertama menjelaskan bahwa tokoh kau mulai merusak alam dengan
menebang pohon-pohon.
Pada bait kedua pohon-poon itu pada akhirnya mati akibat ulah si tokoh kau serta
pada bait terakhir pohon membalas dendam kepada si toko kau dengan mengirimkan
banjir.

Analisis puisi HUJAN PERTAMA


1. Lapis pertama
Lapis bunyi hanya ditujukan pada bunyi yang istimewa atau khusus efek puitis/nilai
sedih. Analisis pada bunyi dalam puisi bunyi bersifat astetik merupakan unsur puisi
untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif.
Demikian pentingnya peranan bunyi dalam puisi sehingga perjalanannya ada
puisi-puisi yang sangat menonjolkan unsur bunyi. Analisis lapis pada puisi hujan
pertama karya Fitriani um salua tidak dianalisis buniyi pada tiap baris melainkan pada
tiap baitnya.
Bait pertama pada puisi Hujan Pertama karya Fitriani Umi Salva terdapat 5 baris
dalam baitnya. Pada bait pertama di dominasi oleh asonansi oleh vokal /a/ sehingga
menimbulkan efek efoni yang suasana mesra namun perasaan yang murung, sedih
dan gundah
Pada bait kedua terdapat 4 baris dalam satu bait yang di dominasi oleh vokal /a/
sehigga menimbulkan efek efoni yaitu suasana mesra dan menciptakan perasaan
murung, sedih gundah.
Pada umumnya puisi Hujan Pertama karya Fitriani Umi Salva menimbulkan efek
efoni, hal ini dihubungkan dengan beberapa frasa yaitu; terkepung rindu, terperangkap
resah dan surut matamu sehingga menciptakan suasana mesra namun perasaan yang
sedih, murung dan gunda.

2. Lapis Kedua
Lapis arti akan menganalisis satuan-satuan makna dari susunan pilihan kata
uyang dilakukan oleh penyair. Analisis lapis kedua dilakukan dengan mengartikan kata,
frasa, atau kalimat secara harfiah atau umum dengan makna yang sebenarnya.
Bait pertama terdapat kata ganti orang pertama yaitu “aku”. kata ganti ini
digunakan penyair sebagai sudut pandang penyair . pemilihan diksi yang digunakan
dalm puisi ini tergolong mudah untuk dipahami. Namun mengunakan beberapa frasa
yang menimbulkan makna baru seperti: air mata tumpah, terkepung rindu dan
terperangkap resah.
Pada bait kedua, pemilihan diksinya juga tidak begitu sulit untuk dipahami.
Penggunaan kata di bait kedua ini saling berkaitan dengan bait satu sehingga dalam
proses pemaknaannya tidak begitu sulit.

Hampir saja air mata tumpah


Pecah, di ruang ini
Karena aku terkepung rindu
Terperangkap resah tak tentu tuju
Siapa yang tahu

Penggunaan kata ganti pada puisi bait pertama tersebut yaitu “aku” sebagai tokoh
utama yang merasakan apa yang dirasakan penyair. Dalam lapis arti ini memaknai
secara umum. Pada umumnya hujan diartikan sebuah kerinduan. Pada bait pertama
dia hampir menangis dalam sebuah ruangan yang penuh dengan kenangan yang
sampai sekarang dia bigung akan kerinduannya.
Pada bait ke 2, dia merasakan sebuah kerinduan akan seseorang yang tinggal
kenangan di ruangan itu dengan memperhatikan kenangan-kenangan yang ada dalam
ruangan itu.

3. Lapis ketiga
Lapis objek ini meliputi latar, pelaku dan dunia pengarang. Tokoh utama dalam
puisi ini adalah “aku” dan “mu” dan untuk latar waktu tidak begitu terlihat sedangkan
untuk latar tempat disebuah ruangan dengan objek air mata, ruang, hujan, dan jejak.
Ketika objek, latar dan tokoh di satukan maka jadilah “dunia pengarang” atau isi. Ini
merupakan sebuah cerita si penyair dengan mengimajinasikan dalam memainkan
kata-kata.
Tokoh “aku” menjelaskan apa yang sedang dia rasakan terhadap tokoh “mu” yang
dalam suasana kerinduan.

4. Lapis ke empat
Lapis ke empat ini merupakan lapis dunia yang dilihat dari sudut pandang tertentu.
Judul puisi ini Hujan Pertama adalah kerinduan yang dia rasakan pertama kali.
Pada bait pertama, si tokoh “aku” hampir saja menangis dengan sangat histeris
dalam suatu ruangan yang dimana ruangan itu penuh dengan kenangan-kenangan
masa lalu yang membuatnya bigung akan kerinduan yang dia tuju kesiapa.
Pada bait kedua, si tokoh akhirnya merasakan kerinduan pertama kali dan tokoh
sudah mengetahui kerinduannya tertuju keseseorang yang orang itu meninggalkan
kenangan-kenangan di dalam ruangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai