Seorang laki-laki usia 34 tahun dirawat di ruangan ICU dengan luka bakar akibat kompor
meledak. Hasil pengkajian luka bakar grade 2-3 dengan TBSA sekitar 63%, GCS 6 dan sulit
bernapas, suara serak, terbakar pada wajah, kepala, bulu hidung, dada, abdomen, seluruh
punggung dan kedua tangan, terdapat eskar pada daerah thoraks. Hasil pemeriksaan
Laboratorium menunjukkan koagulopati dan hemokonsentrasi menunjukkan dehidrasi dengan
koagulopati dan trombositopenia konsumtif. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110x/mnt,
frekuensi nafas 26x/mnt, dan suhu 38 oC, Mean Arteri Pressure (MAP) 60-110 mmHg.
Terpasang ETT, NGT untuk pemberian nutrisi cair 500-2300 kkal dengan komposisi protein
1,5-2,5 gr/kgBB, kateter urine, infus cairan RL, ceftriaxon/12 jam, Vitamin C, Zinc dan
terpasang ventilator dengan mode spontan, fraksi oksigen 50%, positif end expiratory (PEEP) 5,
pressure support (PS) 6-8 mmHg agar mencapai volume tidal 400- 500 ml. Hasil X Ray Thoraks
didapatkan gambaran awal normal. Hasil AGD pH 7,00, PCO2 47, PaO2 74 dan HCO3 21.
Pasien direncanakan escharotomy dan pemeriksaan kultur.
Step 1
KATA-KATA SULIT
Step 2
KATA/PROBLEM KUNCI
Step 3
PERTANYAAN – PERTANYAAN PENTING
Step 5
PERTANYAAN LO
DATAR HADIR KEGIATAN TUTORIAL
SEMESTER AKHIR TAHUN AJARAN 2022
Hari/Tanggal : Sabtu, 31 Desember 2022
Pukul : 10.00 WITA
Kelompok : 5 & 6 (Lima Dan Enam)
Kelas : C1
Mata Kuliah : Keperawatan Kritis
Skenario : Skenario II
Pertemuan Ke : 1 (Pertama)
Nama Fasilitator : Andi Mapanganro, S.Kep., Ns., M.Kep
Core Problem : Tetanus generalisata
Media yang Digunakan : WhatsApp
Seorang laki-laki usia 50 tahun dirawat di ICU dengan trismus tetanus. Pasien dengan riwayat
tertusuk bambu pada jari tangan kanan sejak 2 minggu yang lalu. Hasil pengkajian kaku
membuka mulut, mengatakan sulit menelan,sesekali wajah meringis, dan kaku pada perut dan
nyeri skala 5. BB: 70kg, TB:165cm TD, 110/70 mmHg, Suhu 36,7 ºC, frekuensi nadi 81
kali/menit, pernapasan 25 kali/menit. Terpasang NGT, infus cairan, syringe pump pasien telah
diberikan tetagam 20 ampul, ceftriaxone 1 gram/iv, diazepam 30 mg 12 tpm dan terpasang
oksigen kanul nasal 3L/mnt. Hasil pemeriksaan darah WBC 13,30. 103 /µL : RBC 6,95. 106 /µL
: Hb 19,5 g/dL Hct 57,7% : PLT 124. 103 /µL . Hasil AGD pagi: pH 7,37 : pCO2 50 mmHg :
pO2 70 mmHg : BEecf 3,6 mmol/L : HCO3- 28,9 mmol/L : SO2c 93% : TCO2 30,4 mmol/L :
Na 142 mmol/L : K 3,84 mmol/L : Cl 100,9 mmol/L : Calsium 8,49 mg/dL. Hasil Kimia Darah:
Alb 4,31 g/dL : SGPT 12,3 U/L : SGOT 23,1 U/L : GD puasa 94 mg/dL : BUN 12 mg/dL : Na
146 mmol/L : K 4,07 mmol/L : Cl 102,3 mmol/L.
Step 1
KATA-KATA SULIT
Step 2
KATA/PROBLEM KUNCI
Step 3
PERTANYAAN – PERTANYAAN PENTING
1. Kartina 14220200051
Apa penyebab dari penyakit tetanus
2. Syarmayani Syam 14220200049
Komplikasi dari penyakit tetanus tersebut
3. Wa Ode Ryanti Yakut 14220200003
Apa saja tanda dan gejala dari tetanus generalisata
4. Ogi Malik Fajar 14220200027
Bagaimana tatalaksana awal dari tetanus
5. Intan Sardianti Basdin 14220200001
Jelaskan pemeriksaan penunjang dari tetanus generalisata
Step 4
JAWABAN
1. Apa penyebab dari penyakit tetanus
Ibna humrah 14220200008
Tetanus merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani dan masuk
ke dalam tubuh. Bakteri ini hidup di tanah, debu, usus hewan, dan kotoran hewan
maupun manusia. Lalu, bakteri selanjutnya akan masuk ke dalam tubuh melalui luka
yang terbuka, bisa berupa luka tusuk atau sayat.
2. Komplikasi dari penyakit tetanus tersebut
Intan Sardianti Basdin 14220200001
"Komplikasi yang berbahaya dari tetanus adalah hambatan pada jalan napas sehingga
pada tetanus yang berat , terkadang memerlukan bantuan ventilator.Sekitar kurang lebih
78%kematian tetanus disebabkan karena komplikasinya. Kejang yang berlangsung terus
menerus dapat mengakibatkan fraktur dari tulang spinal dan tulang panjang, serta
rabdomiolisis yang sering diikuti oleh gagal ginjal akut. Infeksi nosokomial umum sering
terjadi karena rawat inap yang berkepanjangan. Infeksi sekunder termasuk sepsis dari
kateter, pneumonia yang didapat di rumah sakit, dan ulkus dekubitus. Emboli paru
sangat bermasalah pada pengguna narkoba dan pasien usia lanjut. Aspirasi pneumonia
merupakan komplikasi akhir yang umum dari tetanus, ditemukan pada 50% -70% dari
kasus diotopsi. Salah satu komplikasi yang sulit ditangani adalah gangguan otonom
karena pelepasan katekolamin yang tidak terkontrol. Gangguan otonom ini meliputi
hipertensi dan takikardi yang kadang berubah menjadi hipotensi dan
bradikardi.Walaupun demikian, pemberian magnesium sulfat saat gejala tersebut sangat
bisa diandalkan.Magnesium sulfat dapat mengontrol gejala spasme otot dan disfungsi
otonom."
3. Apa saja tanda dan gejala dari tetanus generalisata
sri wahyuni rahmadana 14220200050
"Tetanus generalisata biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin
bertambah diawali pada rahang dan leher kemudian meluas keseluruh tubuh. Dalam
waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan gejala umum:
Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris
Kaku kuduk sampai epistotonus karena ketegangan otot-otot erector trunki
Ketegangan otot dinding perut
Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu anterior
Risus sardonikus karena spasme otot muka (alias tertarik ke atas), sudut mulut
tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi
Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan (sering
merupakan gejala dini)"
4. Bagaimana tatalaksana awal dari tetanus
Penatalaksanaan pada klien dengan tetanus ada 2 macam yaitu farmakologi dan
nonfarmakologi.
1) Farmakologi
Antitoksin: antitoksin 20.000 1u/ 1.M/5 hari. pemberian baru diberikan setelah
dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas.
Anti kejang (antikonvulsan)
- Fenobarbital (luminal): 3 x 100 mg/1.M. Untuk anak diberikan mula-mula 60-
100 mg/1.M lalu dilanjutkan 6x30 mg/hari (max. 200mg/hari).
- Klorpromasin: 3x25 mg/1.M/hari. Untuk anak-anak mula-mula 4-6 mg/kg
BB. Diazepam: 0,5-10 mg/kg BB/1.M/4 jam, dll.
- Antibiotic: penizilin procain 1juta 1u/hari atau tetrasifilin 1gr/hari/1.V. Dapat
memusnahkan tetani tetapi tidak mempengaruhi proses neurologiknya.
2) Non-farmakologi
Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya,
Diet TKTP. Pemberian tergantung kemampuan menelan. Bila trismus, diberikan
lewat sonde parenteral.
Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari rangsangan luar.
Menjaga jalan nafas agar tetap efisien.
Mengatur cairan dan elektrolit
5. Jelaskan pemeriksaan penunjang dari tetanus generalisata
Syarmayani Syam 14220200049
1) Pemeriksaan Kultur Darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri gram positif C. tetani
2) Pemeriksaan Darah Lengkap
Glukosa darah: hipoglikemia merupakan predisposisi kejang.
BUN: peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi
nepro toksik akibat dari pemberian obat.
Elektrolit (K, Na): ketidakseimbangan elektroit merupakan predisposisi kejang
kalium (normal 3,80-5,00 meq/dl).
3) Skull Ray
Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi.
4) EEG
Teknik untuk menekan aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk
mengetahui focus aktifitas kejang, hasil biasanya normal."
Step 5
PERTANYAAN LO
DATAR HADIR KEGIATAN TUTORIAL
SEMESTER AKHIR TAHUN AJARAN 2022
Hari/Tanggal : Sabtu, 31 Desember 2022
Pukul : 10.00 WITA
Kelompok : 5 & 6 (Lima Dan Enam)
Kelas : C1
Mata Kuliah : Keperawatan Kritis
Skenario : Skenario III
Pertemuan Ke : 1 (Pertama)
Nama Fasilitator : Andi Mapanganro, S.Kep., Ns., M.Kep
Core Problem : Hipertensi kritis
Media yang Digunakan : WhatsApp
SKENARIO III
Seorang perempuan usia 51 tahun dirawat di ruang ICU dengan kondisi penurunan kesadaran.
Pasien Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan tidak rutin minum obat setelah terjadi
perbaikan terhadap penyakit yang dialaminya. Hasil pengkajian GCS 7, Sesak napas, kejang dan
bunyi nafas gurgling. Tekanan darah 280/110 mmHg, Nadi : 100x/mnt teraba lemah, frekuensi
napa 32x/mnt, S: 36,5 , SpO2 : 88%, akral dingin, kulit pucat, capilary refil time > 2 detik,
edema ekstremitas, terpasang OPA, terpasang IVFD NaCl 0,9 % 500cc/8 jam 20tpm,produksi
urine 2 ml/jam, BAB 1- 2x/hari.
Step 1
KATA-KATA SULIT
Step 2
KATA/PROBLEM KUNCI
Step 3
PERTANYAAN – PERTANYAAN PENTING
Step 4
JAWABAN
Step 5
PERTANYAAN LO
Step 6
JAWABAN LO
DATAR HADIR KEGIATAN TUTORIAL
SEMESTER AKHIR TAHUN AJARAN 2022
Hari/Tanggal : Sabtu, 31 Desember 2022
Pukul : 10.00 WITA
Kelompok : 5 & 6 (Lima Dan Enam)
Kelas : C1
Mata Kuliah : Keperawatan Kritis
Skenario : Skenario IV
Pertemuan Ke : 1 (Pertama)
Nama Fasilitator : Andi Mapanganro, S.Kep., Ns., M.Kep
Core Problem : Dilema etik
Media yang Digunakan : WhatsApp
Seorang laki-laki usia 34 tahun dibawa oleh keluarganya ke RS dengan keluhan demam dan
diare kurang lebih selama 6 hari. Hasil pengkajian pasien menderita sariawan sudah 3 bulan
tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula badannya
gemuk tapi 3 bulan terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula.
Pasien seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan jarang
pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali. Pasien masuk UGD kemudian
dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam karena kondisi pasien yang sudah sangat
lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani pasien melakukan visite dan memberikan
advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil
sampel darahnya. Pasien yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut
untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya
pukul 16.00 WITA hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh
dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa pasien positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian
perawat tersebut memanggil keluarga pasien untuk menghadap dokter yang menanganinya.
Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan
penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama
perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada pasien. Keluarga takut pasien akan
frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat. Perawat tersebut
mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi permintaan keluarga namun di sisi
lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang dialami oleh pasien karena itu
merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.
Step 1
KATA-KATA SULIT
Step 2
KATA/PROBLEM KUNCI
Step 3
PERTANYAAN – PERTANYAAN PENTING
Step 4
JAWABAN
Step 5
PERTANYAAN LO
Dokumentasi Foto Kegiatan