Anda di halaman 1dari 16

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : MOCH RIZKI HILMAN NUGRAHA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048608782

Kode/Nama Mata Kuliah : 54 / MANAJEMEN

Kode/Nama UPBJJ : 24 / BANDUNG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN NO 1
Sistem Keuangan adalah Stabilitas Sistem Keuangan Sistem keuangan merupakan sistem yang
saling berkaitan dan memiliki peran penting dalam perekonomian setiap negara. Peraturan Bank
Indonesia Nomor 16/11/PBI/2014 Tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial
menjelaskan pengertian stabilitas sistem keuangan sebagai berikut :
“Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional
berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal
sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan
stabilitas perekonomian nasional.”
European Central Bank (2011) dalam Bank Indonesia (2016) mengenai Mengupas Kebijakan
Makroprudensial menjelaskan stabitas sistem keuangan bahwa :
“Suatu kondisi dimana sistem keuangan yang terdiri dari lembaga intermediasi, pasar keuangan, dan
infrastruktur pasar, tahan terhadap tekanan dan mampu mengatasi ketidakseimbangan keuangan yang
bersumber dari proses intermediasi yang mengalami gangguan secara signifikan”
Stabilitas sistem keuangan merupakan suatu kondisi sistem keuangan yang baik dan terdapat
kepercayaan dalam kegiatan usaha institusi, dimana yang dapat bertahan terhadap kerentanan
internal/eksternal dan mampu mengatasi ketidakseimbangan keuangan yang bersumber dari proses
intermediasi dalam perekonomian. Menjaga stabilitas sistem 15 keuangan akan membantu kegiatan
perekonomian berjalan dengan lancar, sehingga perlunya kebijakan makroprudensial yang telah
diatur oleh pihak yang berwenang.
Sistem keuangan yang stabil diperlukan kerja sama antar komponen sistem keuangan. Peraturan
Bank Indonesia Nomor 16/11/PBI/2014 Tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial
menjelaskan pengertian sistem keuangan sebagai berikut :
“Sistem Keuangan adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan pasar keuangan,
infrastruktur keuangan, serta perusahaan non keuangan, dan rumah tangga, yang saling berinteraksi
dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan perekonomian.”
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem keuangan adalah suatu komponen
sistem keuangan yang mendominasi dan berpengaruh pada kondisi ekonomi suatu negara yang
apabila mengalami gangguan, maka gangguan ini akan mempengaruhi sistem keuangan yang lain dan
dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Sistem keuangan dalam perekonomian merupakan
pendukung dan beroperasi secara berdampingan dengan sektor riil atau beragam industri baik besar
maupun kecil yang menghasilkan barang atau jasa.
Fungsi Pokok Sistem Keuangan
Sistem keuangan dalam perekonomian modern memiliki sekurang-kurangnya tujuh fungsi pokok
sebagai berikut:
1) Fungsi tabungan (savings function) Menyediakan suatu mekanisme dan instrumen tabungan, misal
obligasi, saham yang diperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu
pendapatan dengan risiko relatif rendah yang kmd akan digunakan untuk investasi dan diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup.
2) Fungsi Kekayaan (wealth function) Menyediakan cara terbaik untuk menyimpan kekayaan, yaitu
menahan nilai aset yang dimiliki, sampai dana tersebut dibutuhkan untuk dibelanjakan. Misal:
membeli mobil dapat berkurang nilainya karena penyusutan dan memiliki risiko kerugian (dicuri,
kebakaran, kecelakaan). Sebaliknya, obligasi, saham, dan instrumen keuangan lainnya, nilainya tidak
akan berkurang karena berlalunya waktu dan bahkan memperoleh penghasilan dan risikonya relatif
kecil.
3) Fungsi Kredit (credit function) Digunakan untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi.
Konsumen membutuhkan kredit untuk membeli barang-barang (membeli rumah, mobil). Pengusaha
menggunakan fasilitas kredit untuk membeli barang untuk tujuan produksi, membangun gedung,
membeli mesin baru, membayar gaji karyawan, membayar dividen kepada pemegang saham dan
memenuhi kewajiban pajaknya.
4) Fungsi Pembayaran (payment function) Menyediakan mekanisme pembayaran atas transaksi barang
dan jasa. Instrumen yang dipergunakan sebagai alat pembayaran (medium of excharge) antara lain:
cek, giro, kartu kredit, kartu debit. Variasi jasa pembayaran: kliring,phone banking,electronic
banking,electronic fund transfer. Kegiatan tersebut merupakan terobosan baru bagi untuk Bab 1
Lembaga Keuangan Indonesia LAIN 4 meningkatkan fee base income yang sanget membantu bank
dan menjadi sumber pendapatan operasional bank yang diandalkan untuk menutupi biaya-biaya.
5) Fungsi Likuiditas (liquidity function) Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrmen keuangan
dapat dikonversi menjadi kas dan uang tunai di pasar keuangan dengan risiko kecil. Pasar keuangan
menyediakan likuiditas bagi penabung pemilik instrumen keuangan yang sedang membutuhkan uang
tunai. Pada masyarakat modern, uang disimpan di bank dan merupakan instrumen keuangan yang
memiliki sifat likuiditas yang sempurna. Uang dapat kapan saja dibelanjakan tanpa perlu dikonversi
dalam bentuk apapun. Namun, uang yang disimpan di bank umumnyamemberikan hasil yang sangat
rendah dibandingkan dengan semua aser yang diperjualbelikan dalam sistem keuangan dan daya
belinya akan terkiki soleh inflasi. Oleh karena itulah penabung umumnya memperkecil jumlah
tabungannya dan memilih memegang instrument keuangan yang memberikan pendapatan yang lebih
tinggi (high yielding instruments) misalnya, dalam bentuk instrument berpendapatan tetap, seperti:
Surat Utang Negara-Obligasi Negara (Treasury Bond) dan Surat Perbendaharaan Negara (Treasury
Bills), sampai merek membutuhka uang tersebut.
6) Fungsi Risiko (risk function) Sistem keuangan memberikan proteksi terhadap jiwa,
kesehatan,harta,risiko penghasilan/kerugian kepada semua unit usaha. Polis asuransi menawarkan
pertanggungan terhadap kemungkinan hilangnya penghasilan. Perusahaan asuransi memberikan
proteksi kepada pemegang polisnya terhadap kemungkinan timbulnya kerugian personal and property
risk, seperti kesehatan, kehilangan/pncurian, kerusakan akibat petir, kecelakaan lal lintas. Penjualan
polis asuransi di pasar keuangan dimaksudkan untuk menawarkan perlindungan terhadap
kemungkinan terjadinya kerugian tersebut.
7) Fungsi Kebijakan (policy function) Menjadi suatu alat utama untuk melakukan kebijakan guna
menstabilkan ekonomi dan mempengaruhi inflasi. Misalnya dengan mempengaruhi tingkat suku
bunga dan jumlah kredit, pemerintah dapat mempengaruhi rencana belanja dan pinjaman masyarakat,
yang pada gilirannya akan mempengaruhi pertumbuhan kerja, produksi, dan harga-harga.

Metode Transfer Dana Dalam Sistem Keuangan


Metode pemindahan dana dari unit surplus ke unit defisit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan 3 cara, yaitu:
1. Metode Pembiayaan Langsung (Direct Financing Method)
Metode pembiayaan langsung adalah cara pemberian kredit dimana unit surplus / ultimate lenders
bertemu langsung dengan unit defisit atau ultimate borrowers tanpa melalui / menggunakan jasa
lembaga keuangan. Setelah terjadi kesepakatan pinjam meminjam, si peminjam memberikan tanda
bukti utang yang disebut financial claims. Contoh: saham, obligasi dan promes. Kepada pemilik dana
sebagai bukti peminjam.
2. Metode Pembiayaan Semi Langsung (semidirect financing method)
Dalam proses ini pemindahan / pertukaran dana antara kedua belah pihak sangat tergantung pada
intervensi pihak ketiga, yaitu broker, dealer, investment banker untuk menyelesaikan transaksi
peminjam dana tersebut.
Contoh metode pembiayaan semi langsung adalah suatu perusahaan menerbitkan obligasi maka
perusahaan bersangkutan sangat tergantung kepada peran dealer sekuritas dalam hal penjualan
seluruh surat berharga yang diterbitkan kepada investor, seperti rumah tangga, perusahaan, bank,
asuransi, dana pension. Broker / dealer dalam pembiayaan ini dapat mengurangi biaya transaksi,
biaya informasi dan memperbaiki likuiditas dan kemampuan pemasaran surat berharga yang tercipta
dari proses pinjam meminjam. Pada dasarnya pembiayaan semi langsung merupakan perbaikan dari
pembiayaan langsung, tapi tidak dapat menyelesaikan semua masalah dalam transaksi kredit.
Misalnya masalah risiko yang dialami investor yaitu keamanan dana atas sekuritas yang dimiliki.
3. Metode Pembiayaan tidak langsung ( indirect financing method)
Maksudnya adalah peminjam maupun unit defisit maupun pemilik dana atau unit surplus dapat
memenuhi kebutuhan keuangannya melalui bantuan lembaga intermediasi keuangan (financial
intermediary).
Lembaga pembiayaan tidak langsung mempertemukan dan memenuhi kebutuhan peminjam dan
pemilik dana, contohnya bank.
Unit surplus yang menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, giro pada bank umum ini memiliki
beberapa pertimbangan, antara lain :
a. Safety / default risk
Adalah dapat mengurangi kemungkinan tidak kembalinya uang investor akibat terjadi default.
b. Liquidity
Simpanan di bank pada prinsipnya dapat meningkatkan dan menjamin kemampuan likuiditas.
c. Accessibility
Penabung dapat menyimpan / menabung dalam denominasi yg relative kecil.
d. Convenience
Banyaknya kemudahan dan keuntungan lain yang ditawarkan oleh lembaga intermediasi keuangan.
JAWABAN NO 2
Pendapat saya mengenai Inovasi keuangan digital Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
13/POJK.02/2018 tentang inovasi keuangan digital di sektor jasa keuangan, Inovasi Keuangan
Digital adalah segala aktivitas pembaruan proses bisnis, model bisnis, dan instrumen keuangan yang
memberikan nilai tambah baru di sektor jasa keuangan dengan melibatkan ekosistem digital.

IKD melibatkan aktivitas pembaruan proses, model bisnis, dan instrumen keuangan yang dapat
memberikan value (nilai tambah) baru di bidang jasa keuangan yang melibatkan ekosistem digital.

Singkatnya, IKD ini melakukan transformasi pada perusahaan di bidang keuangan, tentunya dengan
menggunakan instrumen. Lingkungan yang terlibat dalam pelaksanaan IKD adalah otoritas,
penyelenggara, konsumen, atau pihak lainnya yang menggunakan platform digital dalam melakukan
transaksi keuangan. Tentunya, semua pihak tersebut harus bisa mendorong agar IKD bisa membawa
manfaat dan dampak yang besar dalam masyarakat Indonesia.

JAWABAN NO 3
Perbedaan bank konvensional dan bank syariah perlu diketahui. Sebagai penyedia layanan keuangan,
bank menyediakan tempat yang aman untuk menyimpan uang tunai dan juga bertransaksi.
Berdasarkan sistemnya, kita mengenal dua jenis bank, yaitu bank konvensional dan bank syariah.
Banyak orang yang menganggap kedua bank ini tidak jauh berbeda, bahkan ada yang
menganggapnya sama saja. Padahal dalam prinsipnya, terdapat perbedaan bank konvensional dan
bank syariah. Dari nama dan definisinya, perbedaan bank konvensional dan bank syariah pun berbeda.

bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatannya secara konvensional. Mengacu pada
kesepakatan internasional dan nasional, serta berlandaskan hukum formil negara. Sedangkan bank
syariah adalah bank yang menjalankan segala kegiatannya sesuai pada hukum-hukum muamalah
agama Islam. Sumber hukum dari bank syariah mengacu pada dua pedoman besar umat Islam, yaitu
Al Quran dan Hadist.
Untuk menambah pengetahuan Anda tentang perbedaan bank konvensional dan bank syariah, berikut
kami akan menjabarkan perbedaan bank konvensional dan bank syariah beserta dengan penjelasannya.

Prinsip

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang pertama ada pada prinsip pelaksanaannya. Pada
bank konvensional, mereka beraktivitas dengan prinsip konvensional yang mengacu pada peraturan
nasional dan internasional berdasarkan hukum berlaku.
Sementara, prinsip bank syariah didasarkan pada hukum Islam dan mengacu pada Al Quran dan
Hadist, serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga, seluruh aktivitas keuangannya menganut prinsip
Islami.

Tujuan

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang kedua adalah tujuannya. Bank konvensional
memiliki tujuan keuntungan dengan bebas nilai atau dengan prinsip yang dianut oleh masyarakat
umum.

Sedangkan bank syariah tidak hanya berorientasi pada profit saja, tapi juga pada penerapan nilai
syariahnya. Sehingga, aktivitas perbankan yang mereka jalankan juga memperhatikan aspek akhirat.

Sistem Operasional

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang ketiga ada pada sistem operasionalnya. Pada
bank konvensional, menerapkan suku bunga dan perjanjian secara umum yang didasarkan pada aturan
nasional. Akad antara bank dan nasabah dilakukan berdasarkan kesepakatan jumlah suku bunga.

Sedangkan bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya, karena menganggap bunga
sebagai bagian dalam riba. Oleh karena itu, sistem operasional pada bank syariah menggunakan akad
bagi hasil atau nisbah, di mana nasabah dan pihak bank melakukan kesepakatan berdasarkan
pembagian keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.

Pengelolaan Dana

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang keempat dapat dilihat dari proses pengelolaan
dananya. Bank konvensional dapat melakukan pengelolaan dana di dalam seluruh lini bisnis
menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang.

Sedangkan, bank syariah menggunakan aturan Islam dalam mengelola uang nasabahnya. Bank
syariah akan mengelola dana nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Jadi, uang
nasabah tidak boleh diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha yang bertentangan dengan nilai
Islam.
Hubungan Nasabah dan Bank

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang kelima yaitu pada hubungan antara nasabah dan
pihak bank. Dalam bank konvensional, hubungan antara nasabah dan lembaga perbankan yaitu
debitur dan kreditur. Nasabah berperan sebagai kreditur, sementara pihak bank berperan sebagai
debitur.

Sementara pada bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi menjadi 4 jenis, yaitu
penjual-pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa. Dalam penggunaan akad murabahah, istishna, dan
salam, pihak bank berperan sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Ketika melakukan akad
musyarakah dan mudharabah maka hubungan yang berlaku adalah kemitraan. Sedangkan akad ijarah
memposisikan bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa.

Pengawas Kegiatan

Baik bank konvensional ataupun bank syariah, pengawas kegiatannya sama-sama diatur oleh
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, namun pihak pengawasnya yang
berbeda.

Segala aktivitas bank konvensional akan diawasi oleh dewan komisaris. Sedangkan pengawas bank
syariah terdiri dari berbagai lembaga, seperti dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional, dan
dewan komisaris bank.

Kesepakatan Formal

Ditinjau dari kesepakatan formal, bank konvensional melakukan perjanjian secara hukum nasional.
Sedangkan bank syariah melakukan akad dengan menyertakan hukum Islam juga. Beragam jenis akad
transaksi tersedia dalam bank syariah. Juga, dalam melaksanakan perjanjiannya, terdapat rukun dan
syarat sah yang harus ditunaikan agar akad yang dilakukan bisa sah.

Denda

Dalam bank konvensional, terdapat denda yang harus dibayar nasabah ketika terlambat melakukan
pembayaran. Besaran bunganya juga bisa meningkat bila nasabah tidak membayar hingga batas
waktu yang telah ditetapkan.
Sedangkan pada bank syariah, tidak ada aturan denda bagi nasabah saat terlambat atau tidak bisa
membayar. Sebagai gantinya, bank akan melakukan perundingan dan kesepakatan bersama.
Meskipun beberapa bank syariah juga menetapkan denda pada kasus tertentu, uang denda tersebut
akan dianggarkan sebagai dana sosial.

Keuntungan

Pada bank konvensional, keuntungan didapat dari suku bunga yang dibebankan pada nasabah.
Sementara pada bank syariah, keuntungannya diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan
kemitraan dengan nasabah.

Bunga

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang terakhir adalah sistem bunga. Perbedaan ini
sekaligus yang paling menonjol dari kedua jenis bank ini. Jika bank konvensional menerapkan suku
bunga sebagai acuan dasar dan keuntungan, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga tersebut.
Bank syariah akan menggunakan imbal hasil atau nisbah, yang diperoleh dari pembagian keuntungan
antara bank dan nasabah.

JAWABAN NO 4
Bank Indonesia (BI) memegang peranan yang sangat penting dalam tatanan perekonomian di
Indonesia. Sebagai badan keuangan tertinggi di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
Bank Indonesia menjadi jantung dalam denyut perekonomian. Tak ayal, terganggunya kinerja Bank
Indonesia pun akan mengakibatkan guncangan krisis pada roda perekonomian.

1. Menjaga stabilitas moneter

Bukan perkara yang mudah bagi Bank Indonesia untuk menentukan kebijakan moneter yang tepat,
terutama dalam menentukan suku bunga yang tepat dan berimbang. Dimana suku bunga Bank
Indonesia umumnya akan menjadi acuan perbankan dalam mengucurkan kredit untuk mendukung
berkembangnya perekonomian. Jika Bank Indonesia menerapkan suku bunga yang terlalu ketat, maka
yang terjadi adalah berbagai kegiatan perekonomian tidak akan berjalan, vakum bahkan mati.
Sebaliknya, jika Bank Indonesia terlalu longgar dalam menetapkan suku bunganya maka akan
menimbulkan banyak pelanggaran dan penyelewengan yang berakibat negatif terhadap perekonomian
dalam negeri. Kebijakan moneter Bank Indonesia sering didasarkan pada inflation targeting
framework, yang diharapkan mampu menciptakan stabilitas moneter yang baik dan berimbang untuk
menunjang bertumbuhnya perekonomian dalam negeri.

2. Memelihara cadangan devisa negara

Devisa negara merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh sebuah negara. Semakin besar
pemasukan atau devisa negara maka negara tersebut akan maju dan penuh dengan inovasi. Begitu
juga sebaliknya, jika devisa rendah maka kemajuan dan kemakmuran di negara tersebut sulit dicapai.
Dalam hal ini peran Bank Indonesia adalah memelihara cadangan devisa yang ada dengan
menerapkan dua sistem, yaitu : Internal reserve yakni menangani jumlah peredaran uang yang ada di
masyarakat; dan Eksternal reserve yaitu menangani tentang alat pembayaran internasional.

3. Mengawasi perbankan

Bank Indonesia merupakan pemimpin diantara bank-bank lainnya. Tentu peran bank Indonesia tidak
sembarangan. Disini, BI bertugas melakukan pengawasan terhadap bank-bank di bawah naungannya.

Ada dua cara pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, yaitu : Prudential supervision yakni
dengan melakukan pengawasan dengan tujuan untuk mengarahkan para individu- individu yang ada
dalam bank tersebut mendapatkan penjagaan atas kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan
masyarakatpun bisa terlindungi; dan monetary supervision berfungsi melakukan pengawasan terhadap
nilai mata uang suatu negara sehingga bank tersebut bisa menjadi penopang kebijakan moneter
maupun kebijakan pemerintah lainnya.

Sebagai bankir sekaligus agen dan penasehat pemerintah, hal-hal yang dilakukan oleh Bank Indonesia
meliputi: Memberdayakan rekening pemerintahan; Menyediakan dan memberikan pinjaman
sementara bagi nasabah; Memberikan dan menyediakan pinjaman khusus; Melakukan transaksi yang
terkait dengan jual beli valuta asing; Menerima pembayaran dari setiap pajak; Menganalisis
permasalahan ekonomi.
Sedangkan dalam peran sebagai agen dan penasehat pemerintah menjalankan beberapa kegiatan
antara lain : Mengelola dan mencari jalan keluar atas hutang nasional; Menyediakan jasa pembayaran
bunga yang timbul akibat hutang; Menyediakan sarana dan infromasi mengenai keadaan pasar uang
dan pasar modal.

4. Mengawasi kinerja lembaga keuangan

Perbankan, sebagai lembaga keuangan menjadi pintu gerbang semua kalangan dalam kegiatan
perekonomian. Menciptakan dan menjaga lembaga keuangan yang sehat dan berkinerja baik menjadi
tanggungjawab dan pengawasan Bank Indonesia. Fungsi dan peranan dalam mengawasi dan
menentukan regulasi yang tepat serta penegakan hukum atas lembaga keuangan berada dibawah
kendali Bank Indonesia.

5. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Berbicara tentang sistem pembayaran pasti akan kita temui masalah yang kompleks. Hal yang sering
terjadi adalah gagal bayar pada salah satu pihak maka akan terjadi sebuah masalah terutama pada
kelancaran sistem pembayaran. Untuk mengatasi hal tersebut serta menjaga kelncaran sistem
pembayaran, Bank Indonesia menerapkan suatu mekanisme dan aturan yang mampu mengurangi
resiko dalam sistem pembayaran yang cenderung meningkat.

Beberapa cara yang ditempuh oleh Bank Indonesia antara lain menerapkan suatu sistem pembayaran
yang tersistem yang bersifat real time yang sering disebut dengan sistem Real Time Gross Settlement
(RTGS) yang akan berimbas pada peningkatan keamanan dan kecepatan serta ketepatan sistem
pembayaran. Selain itu Bank Indonesia juga rutin melakukan pengawasan dan melihat serta
mengidentifikasi potensi resiko yang ada dalam sistem pembayaran.

6. Sebagai jaring pengamanan sistem keuangan.

Peran Bank Indonesia yang satu ini didapat karena Bank memiliki fungsi sebagai Lender of the Last
Resort (LoLR). Peran ini bisa digolongkan sebagai peran tradisonal Bank Indonesia sebagai Bank
sentral. Peran ini memiliki dampak baik terutama pada pengelolaan krisis yang berguna untuk
menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan.
Peran ini meliputi penyediaan likuiditas pada saat kondisi normal maupun krisis. Dalam menjalankan
peran ini Bank Indonesia selalu melakukan pertimbangan atas resiko sistemik dan menerapkan
persyaratan yang ketat dalam upaya penyediaan likuiditas bagi pihak yang membutuhkan.

7. Menciptakan uang giral

Sebagai bank sentral, bank Indonesia menjadi satu-satunya lembaga yang berhak untuk merancang,
membuat mencetak dan mengatur peredaran uang. Salah satunya membuat uang giral seperti bilyet,
giro dan cek. Untuk masalah pencetakan uang Bank Indonesia menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi dalam masyarakat. Ketika sedang terjadi inflasi Bank Indonesia mengedarkan uang lebih
banyak dari biasanya agar inflasi cepat selesai. Dan ketika terjadi kondisi yang kurang kondusif maka
uang yang diedarkan dikurangi jumlahnya.

8. Menjadi perantara keuangan

Peran yang tak kalah penting dari Bank Indonesia adalah sebagai perantara atau menjembatani dua
pihak yang saling membutuhkan, yaitu diantara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
memiliki atau kelebihan dana. Antara perbankan dan masyarakat. Dalam hal ini Bank menyediakan
sebuah program dimana mereka menerima simpanan dari masyarakat untuk disalurkannya kembali
dalam bentuk kredit. Kredit ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam upaya membuka
usaha sendiri atau mandiri untuk memenuhi tujuan hidupnya.

9. Mengelola arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa seputar perbankan.

Dalam menjalankan peranan pengelolaan arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa perbankan dengan
melakukan berbagai macam kegiatan yang pada dasarnya Bank Indonesia mendukung peran tersebut,
diantaranya: Menghimpun dan mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang
berupa giro, deposito yang berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang sejenis
dengan hal tersebut; Memberikan dan meminjami kredit bagi masyarakat kecil yang ingin memiliki
usaha mandiri; Menerbitkan surat atau tanda bukti pengakuan hutang, baik hutang yang memiliki
jangka waktu panjang maupun yang berjangka pendek.

Lainnya, Bank Indonesia berhak untu memindahkan atau mengalihkan surat pengakuan hutang, baik
yang digunakan untuk kepentingan sendiri atau kelompok yang disini diwakili oleh nasabah;
Menyediakan pembiayaan bagi para nasabah yang didasrakan atas prinsip bagi hasil yang sesuai
dengan ketentuan peraturan pemerintah; Melaksanakan dan penempatan atau pengalihan dana dari
satu nasabah ke nasabah lain dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat atau tidak termasuk ke
dalam bursa efek; dan memberikan jasa-jasa perbankan lainnya kepada nasabah.

10. Menjalankan riset dan pemantauan

Bank Indonesia dalam peranannya secara rutin mencari dan menggali segala informasi penting
terutama yang mampu mengancam stabilitas keuangan negara. Pemantauan yang dilakukan oleh
Bank Indonesia bersifat macroprudential, sehingga Bank Indonesia bisa memantau dan memonitor
kerentanan yang dimiliki oleh sektor keuangan serta mendeteksi dan mencari potensi yang tidak
diduga yang biasanya berdampak pada stabilitas dari sistem keuangan negara.

Dalam fungsi risetnya, Bank Indonesia mampu menciptakan dan mengembangkan instrumen serta
indikator yang dibutuhkan oleh macroprudential dalam upaya mendeteksi dan mencari tahu
kerentanan dari sistem keuangan. Dan pada akhirnya hasil dari riset serta pemantauan tersebut akan
dijadikan sebagai acuan bagi otoritas terkait dalam hal pengambilan langkah-langkah yang tepat dan
efektif dalam upaya meminimalisir gangguan pada sektor keuangan.

JAWABAN NO 5
Peran Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam perekonomian
Kedudukan Bank Indonesia dalam kancah perekonomian Indonesia menjadi penting bagi kita
untuk mengetahui lebih jauh. Ini karena bank Indonesia menjadi jantung dalam denyut perekonomian.
Tak ayal, terganggunya kinerja Bank Indonesia pun akan mengakibatkan goncangan krisis pada
roda perekonomian. Lantas apa saja peran Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam perekonomian?
Berikut ini kumpulan beberapa di antaranya.

1. Memelihara cadangan devisa negara. Selain berperan untuk menjaga stabilitas moneter juga, Bank
Indonesia memelihara cadangan devisa negara. Devisa negara merupakan salah satu aset penting
yang dimiliki oleh suatu negara. Semakin besar pemasukan atau devisa negara, negara tersebut akan
maju dan penuh dengan inovasi. Begitu juga sebaliknya, jika devisa rendah, kemajuan dan
kemakmuran di negara tersebut sulit dicapai. Dalam hal ini peran Bank Indonesia yaitu memelihara
cadangan devisa yang ada dengan menerapkan dua sistem, yaitu internal reserve yakni menangani
jumlah peredaran uang yang ada di masyarakat dan external reserve yaitu menangani tentang alat
pembayaran internasional.
2. Mengawasi perbankan. Bank Indonesia merupakan pemimpin di antara bank-bank lain. Tentu
peran Bank Indonesia tidak sembarangan. Di sini BI bertugas melakukan pengawasan terhadap bank-
bank di bawah naungannya. Ada dua cara pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Pertama,
prudential supervision yakni melakukan pengawasan dengan tujuan mengarahkan para individu yang
ada dalam bank tersebut mendapatkan penjagaan atas kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan
masyarakat pun bisa terlindungi. Kedua, monetary supervision berfungsi melakukan pengawasan
terhadap nilai mata uang suatu negara sehingga bank tersebut bisa menjadi penopang kebijakan
moneter maupun kebijakan pemerintah lain. Sebagai bankir sekaligus agen dan penasehat pemerintah,
hal-hal yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi memberdayakan rekening pemerintahan,
menyediakan dan memberikan pinjaman sementara bagi nasabah, memberikan dan menyediakan
pinjaman khusus, melakukan transaksi yang terkait dengan jual beli valuta asing, menerima
pembayaran dari setiap pajak, dan menganalisis permasalahan ekonomi. Sedangkan dalam peran
sebagai agen dan penasihat, pemerintah menjalankan beberapa kegiatan antara lain mengelola dan
mencari jalan keluar atas hutang nasional, menyediakan jasa pembayaran bunga yang timbul akibat
utang, menyediakan sarana dan infromasi mengenai keadaan pasar uang dan pasar modal. Baca juga:
Pengertian Pasar Modal, Fungsi, Instrumen, dan Contoh

3. Mengawasi kinerja lembaga keuangan. Perbankan sebagai lembaga keuangan menjadi pintu
gerbang semua kalangan dalam kegiatan perekonomian. Menciptakan dan menjaga lembaga
keuangan yang sehat dan berkinerja baik menjadi tanggung jawab dan pengawasan Bank Indonesia.
Fungsi dan peranan dalam mengawasi dan menentukan regulasi yang tepat serta penegakan hukum
atas lembaga keuangan berada di bawah kendali Bank Indonesia.

4. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Berbicara tentang sistem pembayaran pasti
akan kita temui masalah yang kompleks. Hal yang sering terjadi yaitu gagal bayar pada salah satu
pihak, akan terjadi masalah terutama pada kelancaran sistem pembayaran. Untuk mengatasi hal
tersebut serta menjaga kelncaran sistem pembayaran, Bank Indonesia menerapkan suatu mekanisme
dan aturan yang mampu mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung meningkat.
Beberapa cara yang ditempuh oleh Bank Indonesia antara lain menerapkan suatu sistem pembayaran
yang tersistem dan bersifat real time yang sering disebut dengan sistem Real Time Gross Settlement
(RTGS) yang akan berimbas pada peningkatan keamanan dan kecepatan serta ketepatan sistem
pembayaran. Selain itu Bank Indonesia rutin melakukan pengawasan dan melihat serta
mengidentifikasi potensi resiko yang ada dalam sistem pembayaran.
5. Sebagai jaring pengamanan sistem keuangan. Peran Bank Indonesia yang satu ini didapat karena
bank memiliki fungsi sebagai Lender of the Last Resort (LoLR). Peran ini bisa digolongkan sebagai
peran tradisonal Bank Indonesia sebagai bank sentral. Peran ini memiliki dampak baik terutama pada
pengelolaan krisis yang berguna untuk menghindari ketidakstabilan sistem keuangan. Peran ini
meliputi penyediaan likuiditas pada saat kondisi normal maupun krisis. Dalam menjalankan peran ini
Bank Indonesia selalu melakukan pertimbangan atas risiko sistemik dan menerapkan persyaratan
yang ketat dalam upaya penyediaan likuiditas bagi pihak yang membutuhkan.

6. Menciptakan uang giral. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia menjadi satu-satunya lembaga yang
berhak merancang, membuat, mencetak, dan mengatur peredaran uang. Salah satunya membuat uang
giral seperti bilyet, giro, dan cek. Untuk masalah pencetakan uang Bank Indonesia menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi dalam masyarakat. Ketika sedang terjadi inflasi Bank Indonesia
mengedarkan uang lebih banyak dari biasanya agar inflasi cepat selesai. Ketika terjadi kondisi yang
kurang kondusif, uang yang diedarkan dikurangi jumlahnya.

7. Menjadi perantara keuangan. Peran yang tak kalah penting dari Bank Indonesia yaitu sebagai
perantara atau menjembatani dua pihak yang saling membutuhkan, yaitu di antara pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki atau kelebihan dana. Ini di antara perbankan dan
masyarakat. Dalam hal ini bank menyediakan program agar mereka menerima simpanan dari
masyarakat untuk disalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Kredit ini diharapkan mampu
membantu masyarakat dalam upaya membuka usaha sendiri atau mandiri untuk memenuhi tujuan
hidupnya.

8. Mengelola arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa seputar perbankan. Dalam menjalankan
peranan pengelolaan arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa perbankan dengan melakukan
berbagai macam kegiatan, Bank Indonesia mendukung peran tersebut. Peran itu di antaranya
menghimpun dan mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa giro,
deposito yang berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lain yang sejenis dengan hal
tersebut; memberikan dan meminjami kredit bagi masyarakat kecil yang ingin memiliki usaha
mandiri; menerbitkan surat atau tanda bukti pengakuan utang, baik utang yang memiliki jangka
waktu panjang maupun yang berjangka pendek. Lainnya, Bank Indonesia berhak memindahkan atau
mengalihkan surat pengakuan utang, baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri atau kelompok
yang di sini diwakili oleh nasabah, menyediakan pembiayaan bagi para nasabah yang didasarkan atas
prinsip bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah, melaksanakan dan
penempatan atau pengalihan dana dari satu nasabah ke nasabah lain dalam bentuk surat berharga
yang tidak tercatat atau tidak termasuk ke dalam bursa efek, dan memberikan jasa-jasa perbankan
lain kepada nasabah.

9. Menjalankan riset dan pemantauan. Bank Indonesia dalam peranannya secara rutin mencari dan
menggali segala informasi penting terutama yang mampu mengancam stabilitas keuangan negara.
Pemantauan yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersifat makroprudensial, sehingga Bank Indonesia
bisa memantau dan memonitor kerentanan yang dimiliki oleh sektor keuangan serta mendeteksi dan
mencari potensi yang tidak diduga yang biasanya berdampak pada stabilitas dari sistem keuangan
negara. Dalam fungsi risetnya, Bank Indonesia mampu menciptakan dan mengembangkan instrumen
serta indikator yang dibutuhkan oleh makroprudensial dalam upaya mendeteksi dan mencari tahu
kerentanan dari sistem keuangan. Pada akhirnya hasil dari riset serta pemantauan tersebut akan
dijadikan sebagai acuan bagi otoritas terkait dalam hal pengambilan langkah-langkah yang tepat dan
efektif dalam upaya meminimalisasi gangguan pada sektor keuangan.

Anda mungkin juga menyukai