Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prosedur Pembelian Bahan Baku

2.1.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi (2016:4) “prosedur adalah suatu kegiatan klerikal,

biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang”.

Menurut Iskandar (2013:8) bahwa “prosedur adalah peraturan-peraturan

yang menentukan operasi sistem komputer baik secara manual ataupun

terotomatisasi guna mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang

aktivitas-aktivitas organisasi”.

Menurut Sumathy dalam Rasto (2015:48) “Prosedur merupakan istilah

yang berkonotasi dengan urutan kegiatan yang direncanakan untuk menangani

pekerjaan yang berulang, seragam, dan tetap”.

Menurut Dubey dalam Rasto (2015:49) “Prosedur adalah seperangkat

tindakan yang ditetapkan atau kejadian yang harus berlaku atau berlangsung untuk

mencapai hasil tertentu”.

Menurut Balachandran dalam Rasto (2015:49) “Prosedur adalah urutan

kerja tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian prosedur di atas dapat disimpulkan

bahwa prosedur adalah tata cara yang telah ditetapkan dalam menjalankan suatu

kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai kegiatan tertentu.

6
7

2.1.2 Pengertian Pembelian

Menurut Sujarweni (2015:101) “pembelian adalah suatu sistem kegiatan

dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.”

Menurut Hall (2011:25) “pembelian adalah tanggung jawab untuk

memesan persediaan dari berbagai pemasok ketika tingkat persediaan jatuh ke

titik pemesanan ulang”.

Menurut Djohan (2016:1) “pembelian merupakan salah satu fungsi penting

dalam pemasaran.”

Menurut Martono (2015:58) “pembelian adalah proses penting dan

berperan besar dalam kelancaran proses organisasi/perusahaan.”

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelian adalah sistem kegiatan perusahaan untuk memesan atau mengadakan

persedian dari para pemasok demi kelancaran kegiatan produksi suatu perusahaan.

2.1.3 Pengertian Bahan Baku

Menurut Sujarweni (2015:27-28), “bahan baku sendiri mempunyai definisi

bahan-bahan yang merupakan komponen utama yang membentuk keseluruhan

dari produk jadi”.

Menurut Mulyadi (2012:275), “bahan baku merupakan bahan yang

membentuk bagian menyeluruh produk jadi”.

Menurut Bustami dan Nurlela (2013:134 ) “bahan baku adalah bahan dasar

yang diolah menjadi produk selesai”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahan baku

adalah komponen atau bahan utama yang digunakan untuk dijadikan produk jadi.
8

Berdasarkan semua pengertian tersebut dapat disimpulkaan bahwa

prosedur pembelian bahan baku adalah tata cara atau urutan kegiatan dalam

memesan atau mengadakan persedian bahan utama yang digunakan untuk

dijadikan produk jadi dan dilakukan secara berulang-ulang.

2.2 Sistem Akuntansi Pembelian

2.2.1 Deskripsi Kegiatan

Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk

pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat

digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal

adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan impor adalah pembelian

dari pemasok luar negeri (Mulyadi 2016:243).

2.2.2 Fungsi Yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi menurut Mulyadi (2016:243-244)

adalah:

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk

mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada

di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi

penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak ada persediaan

barangnya di gudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.


9

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jaab untuk memperoleh inforasi mengenai

harga barang, menentukan emasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan

mengeluarkan order pembelian kepda pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian. Fungsi ini bertanggung jawab untuk

melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang

diterima dari pemasok guna menentukan apakah barang tersebut dapat

diterima atau tidak oleh perusahaan. fungsi ini juga bertanggung jawab untuk

menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi

pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi

pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi

pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan

arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan

utang atau menyelenggarakaan kartu utang sebagai buku pembantu utang.

Dalam sistem akuntasi pembelian, fungsi pencatat persediaan bertanggung

jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli dalam kartu

persediaan.

Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur sebagai berikut

ini:

1. Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi

pembelian.
10

2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.

3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok

dan melakukanpemilihan pemasok.

4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang

dipilih.

5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh

pemasok.

6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi

gudang untuk disimpan.

7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi

akuntansi.

8. Fungsi akuntasi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar

faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban

yang timbul dari transaksi pembelian.

2.3 Sistem Pembelian

2.3.1 Sistem Pembelian Tunai

Sistem pembelian tunai merupakan sistem yang diberlakukan oleh

perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan perusahaan. untuk

mendapatkan pembayaran harus melakukan pembayaran terlebih dahulu

(Sujarweni 2015:101-108).

1. Prosedur pembelian Tunai

Prosedur yang membentuk sistem dalam sistem pembelian tunai adalah

sebagai berikut:
11

a. Prosedur permintaan barang

Dalam prosedur ini, bagian gudang mengecek barang persediaan barang

di gudang, lalu membuat permintaan barang.

b. Prosedur persetujuan pemimpin

Dalam prosedur ini, pimpinan memberi otorisasi persetujuan pembelian

c. Prosedur pembelian

Dalam prosedur ini bagianpembelian membuat faktur pembelian

d. Prosedur Pencatatan Pembelian Tunai

Dalam prosedur ini, bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi

pembelian tunai.

2. Bagian yang terkait dan kegiatannya dalam pembelian tunai

Menurut Sujarweni bagian yang terkait dan kegiatannya dalam pembelian

tunai adalah sebagai berikut:

a. Bagian Gudang

1) Mengecek stok barang di gudang.

2) Membuat daftar stok barang

3) Mengecek barang yang dibutuhkan

4) Membuat dokumen stok barang yang dibutuuhkan rangkap 2.

Dokumen stok barang lembar ke-1 di simpan dan dokumen stok

barang lembar ke-2 diberikan pada pimpinan

b. Bagian Pimpinan

1) Menerima dokumen stok barang lembar ke-2 dari bagian gudang

2) Menyetujui stok barang yang dibutuhkan untuk dibeli


12

3) Membuat daftar stok barang yang telah disetujui rangkap 2. Lembar

ke-1 disimpan dan lembar ke-2 diberikan pada bagian pembelian

4) Pimpinan menerima laporan pembelian dari bagian pembelian

c. Bagian Pembelian

1) Menerima daftar stok barang yang telah disetujui lembar ke-2 dari

pimpinan

2) Membuat form pemesanan barang rangkap 2. Lembar ke-1 disimpan

dan lembar ke-2 diberikan suplier

3) Menerima nota pembelian dari suplier kemudian membuat laporan

pembelian rangkap 2. Lembar ke-1 diberikan pada pimpinan

d. Bagian suplier

1) Menerima form pemesanan barang lembar ke-2 dari bagian

pembelian

2) Membuat nota pembelian rangkap 2. Lembar ke-1 diberikan pada

bagian pembelian.

2.3.2 Sistem Pembelian Kredit

Sistem pembelian kredit merupakan sistem pembelian di mana pembelian

barang dengan pembayaran tempo atau menunda pembayaran atau kredit serta

pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh

tempo pembayarannya disepakati oleh kedua pihak.

1. Bagian yang terkait dan kegiatannya dalam pembelian kredit

Bagian yang terkait dan kegiatannya dalam pembelian kredit adalah sebagai

berikut:
13

a. Bagian Gudang

1) Mengecek stok barang di gudang.

2) Membuat daftar stok barang

3) Mengecek barang yang dibutuhkan

4) Membuat dokumen stok barang yang dibutuuhkan rangkap 2.

Dokumen stok barang lembar ke-1 di simoa dan dokumen stok barang

lembar ke-2 diberikan pada pimpinan

b. Bagian Pimpinan

1) Menerima dokumen stok barang lembar ke-2 dari bagian gudang

2) Menyetujui stok barang yang dibutuhkan guna dibeli

3) Membuat daftar stok barang yang telah disetujui rangkap 2. Lembar

ke-1 disimpan dan lembar ke-2 diberikan pada bagian pembelian

4) Pimpinan menerima laporan pembelian dari bagian pembelian

c. Bagian Pembelian

1) Menerima daftar stok barang yang telah disetujui lembar ke-2 dari

piminan

2) Membuat form pemesanan barang rangkap 2. Lembar ke-1 disimpan

dan lembar ke-2 diberikan suplier

3) Menerima surat utang dari suplier kemudian membuat laporan

pembelian rangkap 2. Lembar ke-1 diberikan pada pimpinan

d. Bagian suplier

1) Menerima form pemesanan barang lembar ke-2 dari bagian

pembelian
14

2) Membuat surat utang rangkap 2. Lembar ke-1 diberikan pada bagian

pembelian.

2.3.3 Sistem Retur Pembelian

Sistem retur pembelian adalah pengembalian barang yang dijual oleh suplier

karena barang yang dijual suplier rusak atau cacat.

1. Prosedur Retur Pembelian

Prosedur yang membentuk sistem dalam sistem retur pembelian adalah

sebagai berikut:

1) Prosedur pengecekan barang

Dalam prosedur ini, bagian gudang melakukan pengecekan barang

yang dibeli.

2) Prosedur pembelian

Dalam prosedur ini bagian pembelian membuat retur pembelian.

3) Prosedur penukarang barang

Dalam prosedur ini, suplier mengirim barang baru.

Anda mungkin juga menyukai