Bilangan 10:11-36 “Dan awan TUHAN ada di atas mereka pada siang hari, apabila mereka berangkat dari tempat perkemahan” (Bilangan 10: 34) Seorang pembuat video suka sekali mengerjai pengemudi motor atau mobil yang suka lewat di depan rumahnya. Dalam salah satu videonya ditunjukkan bagaimana para pengemudi diberitahu olehnya bahwa satu-satunya jalan depan rumahnya akan mengarah ke jalan buntu. Ada di antara mereka yang tidak percaya. Ketika kemudian mereka benar-benar bertemu dengan jalan buntu, mereka akan memutar kembali kendaraan dengan rasa malu. Si pembuat video selalu mengakhiri videonya dengan seruan, “Makanya, kan sudah diingatkan, jangan keras kepala!” Seperti kisah di atas, ketika Tuhan menunjukkan arah yang baik untuk masa depan bangsa Israel dan keluarganya (ay. 29), ada saja diantara mereka yang menolak (ay. 30). Dia adalah Hobab, ipar dari Musa. Padahal, sebagian besar umat Tuhan itu sudah berangkat menuju tanah perjanjian. Dibutuhkan sebuah kesadaran untuk mau dipimpin Tuhan. Yaitu kesadaran bahwa hidupnya selama ini telah diberkati oleh Tuhan. Tuhan senantiasa memenuhi keperluan umat-Nya. Ada tiang api dan awan yang melindungi mereka dari bahaya dan ketidaknyamanan dalam perjalanan. Dengan upaya Musa untuk menjelaskan pada Hobab, maka ia pun pada akhirnya ikut untuk mau dipimpin Tuhan ke tanah yang dijanjikan Tuhan. Sahabat, sadarilah kebaikan dan kemurahan Tuhan yang melimpah dalam hidupmu. Jangan keras kepala jika Tuhan menegur, sebab sesungguhnya Ia merancangkan masa depan yang baik untuk kita dan menjaga kita seperti Ia menjaga umat Israel dengan tiang awan dan tiang api.