Anda di halaman 1dari 1

Minggu, 4 Juli 2021

Berani Memikul Tanggung Jawab Iman


Yehezkiel 2:1-5
“...mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka”
(Yehezkiel 2:5b)

“Hidup adalah pilihan!” Slogan ini sungguh realistis. Apa yang terjadi pada
hidup kita, kita yakini bukan karena nasib melainkan buah dari kebijaksanaan
memilih pilihan dalam hidup. Jika kita memilih yang buruk, kita tidak bisa
menyalahkan komunitas ketika hidup yang kita alami berantakan. Itu murni juga
karena hasil keputusan pribadi.
Panggilan Allah kepada Yehezkiel bersifat sangat pribadi. Karena dalam
misinya, Yehezkiel harus menegur bangsa Israel dan mengingatkan mereka bahwa
hukuman yang mereka terima dari Allah juga diakibatkan keputusan pribadi
mereka yang salah dalam hidup. Mereka tidak boleh menyalahkan orang lain dan
harus bertanggungjawab sebelum sadar akan memetik akibat seperti apa. Allah
memahami sifat bangsa Israel yang keras kepala dan sering memberontak
melawan Allah (ay. 3-4). Untuk menghadapi sifat mereka yang demikian, Allah
mengingatkan Yehezkiel untuk tidak perlu khawatirkan bagaimana reaksi mereka,
karena yang terpenting adalah bagaimana Allah hendak memakai Yehezkiel
hingga mereka tahu bahwa ada nabi yang sungguh-sungguh diutus Allah di tengah
mereka (ay. 5), bukan nabi-nabi palsu yang banyak muncul di tengah-tengah umat
Israel saat itu. Tentu ini bukan pilihan yang mudah, tetapi untuk itulah Allah mau
agar Yehezkiel berjalan dalam iman dan memikul tanggung jawab iman di tengah
bangsa itu.
Sahabat, ada banyak cara Allah menuntun kita dalam mengambil pilihan.
Alkitab, tradisi suci, nasihat bijak dan sahabat-sahabat kita dipakai Allah agar kita
bisa mengetahui. Tapi lebih penting lagi, setiap keputusan yang akan kita ambil,
bukanlah dipengaruhi oleh pendapat orang banyak, melainkan kehendak Allah
sendiri untuk memakai kita menjadi teladan iman bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai