LEMBAGA DAKWAH
Jl. Sempur Kaler II No. 7, Sempur, Bogor tengah, Kota Bogor 16129
(0251) 7531 816
+62 813 9228 1980 / +62 87 7091 1003
kotabogorldnu@gmail.com
www.pcnukotabogor.co.id
Khutbah I
Pesan Penting di Ujung Bulan Rajab
Marilah pada hari yang cerah ini, kita bersama meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena hanya dengan tak
Adapun salah satu di antara tanda terpenting bagi ketakwaan kita adalah shalat. Apakah sudah rajin shalat sesuai yang
Secara etimologi shalat adalah doa. Sedangkan secara istilah syariat, shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perka
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
LEMBAGA DAKWAH
Jl. Sempur Kaler II No. 7, Sempur, Bogor tengah, Kota Bogor 16129
(0251) 7531 816
+62 813 9228 1980 / +62 87 7091 1003
kotabogorldnu@gmail.com
www.pcnukotabogor.co.id
yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam. Tata caranya adalah
sesuai yang dituturkan oleh para sahabat yang melihat Rasulullah sewaktu sedang
shalat. Turun-temurun hingga sekarang, maka begitulah kita dapat melihat orang-
orang mendirikan shalat. Demikian pula kita mendirikan shalat sesuai ajaran yang kita
yakini kesahihannya hingga saat ini. Hal ini telah sesuai dengan sabda Rasulullah
SAW yang kami bacakan di awal tadi, yang artinya adalah: Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihatku melaksanakan/mempraktikkannya. (HR Bukhari-
Muslim)
Menurut sejarahnya, perintah shalat diterima oleh Rasululah SAW ketika menunaikan
Isra’ Mi’raj. Bahwa Nabi Muhammad naik menuju Sidratul Muntaha dan bertemu
secara langsung dengan Allah SWT. Pada saat itulah Rasulullah mendapat perintah
baginya beserta seluruh umat yang mempercayai keterutusannya, berupa shalat 50
kali sehari yang kemudian dikurangkan hingga lima kali. Pewahyuannya yang secara
langsung ini menjadikan shalat diyakini oleh para ulama sebagai sebuah ibadah yang
memiliki keistimewaan tertentu.
Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan ditimbang kelak di hari pembalasan. Jika
seorang hamba baik shalatnya, maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal
perbuatannya. Sebaliknya, jika shalat seorang hamba jelek, maka berarti buruk
pulalah seluruh hidupnya.
Tentu urusan baik dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya
ditentukan oleh rajin dan tidaknya ia pergi ke masjid. Melainkan juga menghitung
khusyuk ataukah tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba ketika sedang
menghadap Sang Pencipta alam semesta ini setiap waktunya. Sebagaimana firman
Allah:
Bukan hanya di akhirat Allah menjanjikan kebahagiaan bagi hamba-Nya yang mendirikan shalat dengan segenap jiwa
Shalat sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, baik secara individual maupun
kemasyarakatan. Dalam hal ini Allah menjanjikan bahwa shalat dapat menjauhkan
manusia dari perbuatan yang tidak manusiawi. Firman Allah sebagai berikut:
َو
ص ُِِى َ َِّْا
َِ َّ ْ َّصَِ َإ
َو
َُُّ
َ
َِّو
ْ
َ ل َ ول يَُ ِا ِصَُُو
Artinya: Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shalat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munk
Ayat ini merupakan peringatan dari Allah bahwa shalat merupakan elemen terpenting dalam pembentukan pribadi mus
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
LEMBAGA DAKWAH
Jl. Sempur Kaler II No. 7, Sempur, Bogor tengah, Kota Bogor 16129
(0251) 7531 816
+62 813 9228 1980 / +62 87 7091 1003
kotabogorldnu@gmail.com
www.pcnukotabogor.co.id
Sementara shalat sebagai sebuah keharusan bagi setiap individu muslim merupakan
salah satu pertanda paling mudah dijadikan standar untuk mengukur sejauh mana
seseorang memiliki ketakwaan kepada Allah. Pribadi yang bertakwa adalah pribadi
yang senantiasa hatinya terikat dengan batas-batas waktu shalat. Meskipun memang
shalat tidak secara mutlak menunjukkan tingkat ketakwaan seseorang. Setidaknya
shalat dapat memberikan sebuah perenungan intensif dan kontinyu kepada setiap
pribadi muslim dalam keseharian. Ketika seorang muslim sedang berada dalam posisi
yang mengakibatkan ia memiliki kecenderungan atau peluang lebih besar untuk
berbuat dosa, maka ia akan dapat mengingat shalatnya. Buat apakah rajin-rajin shalat
jika masih selalu menjalankan kebiasaan buruk misalnya.
Tentu saja dalam hal ini, shalat adalah sebuah sarana spiritual yang cukup penting
untuk meredam kekejian atau kemungkaran yang akan dijalaninya. Shalat dapat
berfungsi sebagai kontrol diri setiap saat bagi setiap perilaku individu muslim. Maka
demikian pun shalat dapat berfungsi sebagai kontrol sosiologi masyarakat. Jika
sebuah komunitas masyarakat memiliki masjid yang selalu penuh oleh jamaah di
setiap waktu-waktu shalat, tentu ini mencerminkan kondisi lingkungan yang religius.
Biasanya secara otomastis, kegiatan-kegiatan massal yang berbau kemungkaran akan
berkurang. Hal ini tentu sangat berbeda dengan lingkungan masyarakat yang
masjidnya hanya penuh ketika hari raya saja. Tentu kegiatan-kegiatan yang bersifat
foya-foya lebih sering diselenggarakan dalam masyarakat. Dari sini shalat dapat kita
jadikan sebuah pola dalam memperjuangkan peningkatan moral masyarakat.
Memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah merupakan program yang efektif
untuk meredam gejolak negatif masyarakat. Jika kita mampu memakmurkan masjid
dengan shalat berjamaah, kedamaian dan lingkungan kondusif pasti terkondisikan
dengan sendirinya.