Nim : 042292892
Upbjj : Denpasar
Pendekatan yang digunakan oleh produsen dalam memaksimumkan keuntungan ada tiga
macam, yaitu:
A. Pendekatan totalitas
2. Titik perpotongan ini disebut titik impas (break event point, disingkat BEP).
Setelah titik BEP, perusahaan terus mengalami laba yang makin membesar, dilihat
dari posisi kurva TR yang di atas kurva TC. Implikasi dari pendekatan totalitas adalah
perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling) :
3. Sebab makin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum
mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output harus
diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya Q* dibandingkan
dengan potensi permintaan efektif.
4. Jika persentasenya 80%, maka untuk mencapai BEP perusahaan harus menjangkau
80% potensi permintaan efektif.
5. Makin kecil Q* dan atau makin kecil persentase Q* terhadap potensi permintaan
efektif dianggap makin baik, sebab risiko yang ditanggung perusahaan makin kecil.
B. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
Analisis marginal ini mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum. Analisis ini
mendasarkan pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni tambahan keuntungan
total sebagai akibat tambahan satu unit output. Untuk mencari jumlah output yang
menghasilkan keuntungan maksimum dapat digunakan patokan sebagai berikut “Jika
keuntungan marginal masih positif dengan menambah satu unit output maka output harus
ditambah dan apabila keuntungan marginal negative dengan menambah satu unit output
maka output harus dikurangi sampai keuntungan atau laba marginal=0
Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya.
Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi dan penjualan
akan menambah untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana
MR = MC berlaku sehingga π= TR - TC. Pada pembahasan teori produksi, telah
diketahui bahwa kurva TP berbentuk huruf S. Karena kurva TR diperoleh dengan cara
mengalikan kurva TP dengan sebuah bilangan sebesar nilai P, maka kurva TR juga
berbentuk huruf S.
Kurva TR dikurangi kurva TC menghasilkan kurva laba (Tt) seperti tampak pada
Diagram kurva berikut ini.
1. Pada Kurva Diagram diatas kita melihat bahwa tingkat output yang memberikan laba
adalah interval Q1 - Q5. Jika output di bawah jumlah Q1, perusahaan mengalami
kerugian karena TR < TC.
2. Begitu juga jika jumlah output melebihi Q5 Interval Q1 - Q5 dalam pembahasan teori
produksi disebut sebagai daerah produksi ekonomis (tahap II). Perusahaan akan
mencapai laba maksimum di salah satu titik antara Q1 - Q5.
3. Dalam Q1 - Q5 Diagram diatas terlihat bahwa laba maksimum tercapai jika tingkat
produksinya adalah Q3. Secara grafis hal itu terlihat dari kurva π (laba) yang mencapai
nilai maksimum pada saat output sebesar Q3
4. Pada pembuktian secara matematis telah diketahui bahwa nilai π (laba) akan maksimum
bila MR = MC.
5. grafis kondisi itu terbukti dengan membandingkan dua garis singgung b1 dan b2. Garis
singgung b1 adalah turunan pertama fungsi TR atau sama dengan MR.
6. Garis singgung b2 adalah turunan pertama fungsi TC atau sama dengan MC. Kita
melihat garis singgung b1 sejajar garis singgung b2 yang artinya MR = MC.
C. Pendekatan Rata-rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan
antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) Laba total adalah laba
per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis
π=(P-AC).Q. Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit
output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka
impas bila P sama dengan AC.
1. Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P)
tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama
dengan AC.
2. Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P
dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya mencapai
angka impas (BEP) bila P = AC.
3. Keputusan untuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dengan AC.
Bila P lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi.
4. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual
sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.
Kuva penawaran pada pasar persaingan murni terbagi menjadi kurva penawaran
jangan pendek dan jangka panjang. Kurva penawaran jangka pendek secara total merupakan
penjumlahan dari seluruh kurva produsen yang ada di pasar. Sedangkan kurva jangka panjang
merupakan kurva penawaran seluruh produsen yang ada di pasar.
Kurva penawaran secara keseluruhan merupakan gabungan dari setiap kurva yang ada
di pasar persaingan sempurna atau persiangan murni. Dalam jangka panjang produsen akan
masuk atau keluar pasar pada saat profit sama dengan nol. Ekuilibrium satu produsen dalam
jangka panjang tecapai ketika P=MC. pada saat itu P juga sama dengan minimum average
cost (AC). Sehingga profit sama dengan nol. Dari hal tesebut maka terbentuklah kurva
penawaran jangka panjang untuk keseluruhan pasar. Karena saat profit sama dengan nol
setara dengan minimum AC. Maka kurva penawaran yang tebentuk berupa garis lurus
mendata
Referensi :
https://ilmuekonomi123.blogspot.com/2018/03/memaksimumkan-laba-pendekatan-rata-
rata.html
materi iniasiai 5