Anda di halaman 1dari 1

Rahmat Sang Pemberani

Pada zaman dahulu kala, hiduplah keluarga kecil, seorang ibu yang bekerja keras hanya demi
menghidupi anak satu-satunya. Anak tersebut bernama rahmat. Rahmat memiliki badan yang kecil
dengan rambut yang cukup jigrak, serta memiliki hidung yang mancung. Rahmat sering sekali
bermain bola dengan teman-teman sekolahnya. Rahmat sangat menyanyangi ibunya.

Ibu rahmat adalah seorang pedagang pasar yang ramah dan baik hati. Ia selalu senyum dihadapan
para pelanggan, para pelanggan pun setia membeli dagangan Ibu Rahmat.

Suatu saat Ibu Rahmat bertemu dengan preman pasar, ia memiliki kalung dilehernya dan cincin di
bagian tangannya. Ia kerap sering menganggu pasar yang Ibu Rahmat tempati dan sekarang target
tujuannya adalah Ibu Rahmat.

Pada saat Ibu Rahmat mulai menyiapi barang-barang yang akan dijualnya. Preman tersebut berteriak
dan mulai mendorong Ibu Rahmat, sehingga barang-barang yang sedang disiapkan oleh Ibu Rahmat
terjatuh. Preman tersebut lalu berjalan seakan ia tidak melakukan hal yang buruk. Para pedagang
pun mulai berbicara tentang kejadian tersebut.

2 hari berlalu dan berita tersebut sampai ke Rahmat. Saar Rahmat mendengar berita tersebut, muka
rahmat penuh dengan amarah. Rahmat pun mencari preman tersebut dengan amarah yang besar
didalamnya.

Pada suatu hari Rahmat pun bertemu dengan preman tersebut setelah bertanya-tanya dengan
banyak orang bagaimana penampilannya. Ia pun bertanya dengan muka yang berseri sehingga
preman tersebut ingin menjawab pertanyaannya. Akan tetapi preman tersebut tidak ingin
menjawab dan mulai bermain tangan. Rahmat pun berhasil menghindar dari pukulan preman
tersebut dan memukul preman tersebut tepat di uluh hatinya, sehingga preman tersebut terlantar di
lantai. Rahmat pun berhasil membuat preman tersebut tidak main-main lagi dengan orang sekitar
pasarnya.

Setelah pasar mendengar bahwa preman tersebut telah mencari pasar lain untuk dijarah. Para
pedagang pun mengangkat Rahmat sebagai pelindung pasar tersebut. Ibu Rahmat dan Rahmat pun
berbahagia dan senang hati menerima belas kasih tersebut.

Anda mungkin juga menyukai