Anda di halaman 1dari 4

PARIBASAN P5

Kelompok 01 :
1. Aurellya Nurjanah Suwandi (06)
2. Herwin Effendy (18)
3. Keisya Davi Firmansyah (21)
4. Maria Teofani Evernita Sagala (23)
5. Mifda Nuansa Jelyta (25)
6. Rahma Nur Aini (30)
7. Wulan Cahyaningrum (37)

1. Ngundhuh wohing pakerti. (memetik buah perbuatan sendiri)


2. Becik ketitik, ala ketera. (perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk
nantinya juga akan terbongkar)
3. Kakean gludug kurang udan. (terlalu banyak bicara, tapi tidak pernah memberi bukti)
4. Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan. (bukan saudara bukan kerabat, kalau
mati ikut kehilangan)
5. Desa mawa cara, negara mawa tata. (setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang
berbeda)
6. Ngajari bebek mlangi. (pekerjaan yang tidak ada manfaatnya)
7. Adigang,adigung,adiguna. (mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya)
8. Kaya kali ilang kedhunge, pasar ilang kumandhange. (seperti sungai kehilangan lubuk,
dan pasar kehilangan gemanya)
9. Mburu uceng kelangan deleg. (mengejar ikan kecil, uceng, kehilangan tongkat untuk
menyebrangi sungai)
10. Sadawa dawane lurung iseh dawa gurung. (sepanjang-panjangnya lorong masih lebih
panjang kerongkongan)
11. Ngelmu iku kelakone kanthi laku. (menguasai ilmu itu tercapainya lewat proses,
perjalanan, lahir maupun batin)
12. Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah. (hidup rukun pasti hidup sentosa, sebaliknya
jika sellau bertikai pasti akan berpisah)
13. Utha-uthu nggoleki selane garu. (kesana kemari mencari celah sawah yang dibajak)
14. Kesandhung ing rata, kebentus ing tawas. (tersandung ditempat yang rata, terbentur ke
langit)
15. Kegedhen empyak kurang cagak. (kebesaran atap kurang tiang)
16. Emban cindhe, emban siladan. (menggendong dengan selendang, menggendong dengan
rautan bambu)
17. Kekudhung walulang macan. (berkerudung kulit harimau)
18. Dhemit ora ndulit, setan ora doyan. (berupa doa dan harapan agar selalu diberi
keselamatan, tiada suatu halangan, dan rintangan)
19. Mikul dhuwur mendhem jero. (seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tuanya)
20. Nabok nyilih tangan. (memukul pinjam tangan orang lain)
21. Ana dina, ana upa. (ada hari, ada nasi)
22. Kebo gupak ajak-ajak. (kerbau penuh lumpur mengajak kotor yang
bersentuhan dengannya)
23. Witing tresna jalaran saka kana. (awal cinta karena biasa berdekatan)
24. Kakehan gludug kurang udan. (terlalu banyak bicara, tapi tidak pernah memberi bukti)
25. Kekudhung walulang macan. (berkerudung kulit harimau)
26. Emban cindhe, emban siladan. (menggendong dengan selendang, menggendong
dengan rautan bambu)
27. Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang. (tersandung di tempat yang rata,
terbentur ke langit).
28. Janma tan kena ingina. (manusia jangan dihina)
29. Utha-uthu nggoleki selane garu. (kesana ke mari mencari celah sawah yang dibajak)
30. Ngelingana tembe mburine. (ingatlah akan kemudian hari)
31. Ajining dhiri ana ing pucuking lathi. (harga diri berada di ujung bibir)
32. Wong bodho dadi pangane wong pinter. (orang bodoh menjadi mangsa orang pandai)
33. Ancik-ancik pucuking eri. (berdiri di ujung duri)
34. Adhang-adhang tetese embun. (menggantungkan hal yang seadanya)
35. Ciri wanci lila ginawa mati. (kebiasaan jelek tidak bisa dibenahi jika belum
sampai meninggal)
36. Arep jamure emog watange. (mau enaknya tidak mau deritanya)
37. Jaran ketlusupan ruyung. (perkumpulan orang baik-baik dimasuki orang yang buruk)
38. Angkara gung ing angga anggung gumulung. (angkara murka dalam badan
selalu menggelora)
39. Jer basuki mawa bea. (segala hal yang ingin dikerjakan selalu membutuhkan modal)
40. Aja waton ngomong, nanging ngomonga nganggo wewaton. (jangan sembarangan bicara,
tapi bicaralah sesuai dengan kenyataan)
41. Beras wutah arang mulih menyang takerane. (jangan pernah mengharap imbal balik atas
kebaikan yang pernah dilakukan)
42. Dagang tuna andum bathi. (memberikan bantuan kepada orang lain secara ikhlas dan tak
pernah mengharapkan balas budi)
43. Durniti wiku manik retna adi. (seorang ahli ilmu agama yang berbuat kejahatan tidak akan
mampu memiliki sinar seperti berlian)
44. Gecol kumpul, bandhol ngrompol. (orang jahat biasanya berkelompok/berkumpul dengan
sesama orang jahat)
45. Giri lungsi janma tan kena ingina. (janganlah pernah menghina seseorang karena setiap
orang memiliki kelebihannya sendiri-sendiri)
46. Kaya suruh, lumah krebe beda, yen gineget padha rasane. (walau kelihatannya berbeda,
namun sebenarnya memiliki banyak sekali kesamaan)
47. Kayu watu bisa krungu, suket godhong duwe mata. (sebaik apapun rahasia
disembunyikan, suatu saat pasti akan terbongkar)
48. Kebo bule mati setra. (orang pandai yang tidak pernah memanfaatkan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya)
49. Kencana katon wingka. (seseorang yang memuji secara berlebihan sehingga yang lain
selalu nampak buruk)
50. Tuna satak bathi sanak. (rugi sedikit, tambah saudara)
51. Mburu uceng kelangan deleg. (mengejar ikan kecil, uceng, kehilangan tongkat untuk
menyeberangi sungai)
52. Sadawa-dawane lurung isih dawa gurung. (sepanjang-panjangnya lorong, masih lebih
panjang kerongkongan)
53. Ngelmu iku kelakone kanthi laku. (menguasai ilmu itu tercapainya lewat proses,
perjalanan, lahir maupun batin)
54. Air beriak tanda tak dalam. (orang yang banyak cakap karena sombong dan lain-lain)
55. Bagai air di daun talas. (tidak punya pendirian dan selalu berubah-ubah)
56. Air susu dibalas air tuba. (kebaikan yang dibalas dengan kejahatan)
57. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. (berpikir dahulu sebelum berbuat
sesuatu)
58. Bagai siang dan malam. (dua hal yang tidak mungkin dipertemukan)
59. Tabir sudah tergantung, tikar sudah terbentang. (telah dilakukan persiapan untuk
mengadakan pesta)
60. Tahu makan tahu simpan. (dapat menyimpan suatu rahasia)
61. Bagaimana ditanam, begitulah dituai. (tiap orang yang berbuat jahat, maka akan dibalas
dengan kejahatan, begitu juga sebaliknya)
62. Ada air, ada ikan. (di mana kita tinggal, pasti akan ada rezeki)
63. Ada angin ada pohonnya. (segalah hal ada asal-usulnya)
64. Ada gula ada semut. (dimana ada kesenangan, disitu banyak orang datang)
65. Ada udang di balik batu. (ada suatu maksud yang tersembunyi)
66. Asam di gunung, garam di laut bertemu di belanga. (kalau sudah berjodoh, pasti akan
bertemu juga)
67. Bagai api dengan asap. (suami istri atau sahabat karib yang sehidup semati)
68. Bagai memegang tali layang-layang. (orang yang merasa berkuasa bertindak sesuka hati
kepada orang lain)
69. Bagai memindahkan air ke bukit. (mengerjakan suatu hal yang mustahil akan berhasil)
70. Bagai menentang matahari. (melawan kekuatan atau kekuasaan yang jauh lebih tinggi dari
kuasa sendiri yang akan membuat binasa)
71. Bagai menulis di atas air. (melakukan pekerjaan yang sulit)
72. Bagai pinang dibelah dua. (serupa dan sama benar)
73. Berakit-rakit dahulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang
kemudian. (siapa yang ingin senang harus kerja keras terlebih dahulu)
74. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. (bersama dalam suka dan duka)
75. Di laut boleh diajak, di hati siapa tahu. (apa yang tersembunyi dalam hati seseorang tidak
dapat diketahui)
76. Datang kelihatan muka, pergi tampak punggung. (datang mengucapkan salam, pergi
berpamitan)
77. Biarpun kucing naik haji, pulangnya mengeong juga. (kepribadian dan pembawaan
seseorang tidak akan berubah ke mana pun ia pergi)
78. Sanyari bumi, sakdhumk bathuk, ditohi pati. (merebut sejengkal tanah, menyentuh dahi
sang istri, dilawan sampai mati)
79. Warangka manjing curing, curing manjing warangka. (sarung menyatu dengan kerisnya,
Keris menyatu dengan sarungnya)
80. Celak coloking Hyang Widi, momor paworing sawujud. (dekat dengan cahaya ilahi dan
menyatu dengan kesat mata)
81. Aja rumangso bisa, nanging biso rumongso. (jangan merasa bisa, namun bisalah merasa
menggunakan perasaan)
82. Golek geni adedamar, golek banyu apikulan warih. (mencari api berbekal pelita, berbekal
air sepikul air)
83. Ewuh aya ing pambudi. (susah menentukan sikap serta bertindak)
84. Ngubek-ngubek banyu bening. (membuat kerusuhan ditempat yang sudah tentram)
85. Anchik-ancik pucuking eri. (menginjak/berdiri diatas ujungnya duri)
86. Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah. (hidup rukun pasti akan hidup sentosa,
sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai)
87. Ladak kecangklak . (maju atau mundur semua serba berbahaya)
88. Mbuwang tilas. (pura pura tidak tahu perbuatan buruk yang dilakukannya)
89. Cincing-cincing meksa klebus. (maksud hati ingin berhemat / irit tetapi malah boros)
90. Ciri wanci lelai ginawa mati. (kebiasaan / watak buruk seseorang tidak akan hilang sampai
mati)
91. Nabok nyilih tangan. (berbuat buruk atau mencelakai orang dengan menyuruh orang lain)
92. Njunjung ngentebake. (orang yang suka memuji , tetapi sebenarnya dia merendahkan)
93. Jalukan ora weweha. (orang yang suka meminta , tetapi tidak mau berbagi atau memberi)
94. Njajah desa milang Kori. (berpergian jauh menjelajahi pelosok negeri semua sudah
didatangi)
95. Rukun agawe santosa crah agawe bubrah. (wong utawa negara kang rukun bisa dadi kuwat
dene yen cecongkrahan njalari ringkih gampang dijajah)
96. Yitna yuwana lena kena. (wong sing ngatia-ati bakal slamet, nanging wong sing sembrana
bakal nemu cilaka)
97. Tunggak jarak mrajak, tunggak jati mati. (turunane wong cilik dadi akeh, dene turunane
wong apik malah dadi entek utawa mati cures)
98. Timun wungkuk jaga imbuh. (wong bodho ala pisan kanggone mung yen kekurangan wae)
99. Timun mungsuh duren. (wong cilik mungsuh wong kang duwe panguwasa)
100. Sumur lumaku tinimba. (wong sing kumudu-kudu ditakoni)

Anda mungkin juga menyukai