64 % Minyak Bumi
78 % Sawit
50 % Batu Bara
72 % Kopi
LATAR BELAKANG
100000
Infrastructure Index Rank PERBANDINGAN
89030 JALAN TOL DI
2015 (Out Of 140 Countries) 90000
BERBAGAI NEGARA
India 81
Vietnam 76
80000 (Km)
Sri Langka 64
Indonesia 62 70000
Thailand 44 65065
China 39
Malaysia 24 60000
Singapura 2
0 20 40 60 80 100 50000
40000
Goods Market Efficiency
Index 2015 Rank (Out Of 140 30000
Countries)
20000
India 91
Vietnam 83
China 58 10000
Indonesia 55 2623 2350 918
Sri Langka 51
0
Thailand 30
Malaysia 6 US China Korea Selatan Malaysia Indonesia
Singapura 1
Sumber : BPJT 2014
0 20 40 60 80 100
PEMENUHAN PEMENUHAN
Perencanaan EKUITAS PINJAMAN
BASIC BUSINESS
Pendanaan FS & AMDAL DESIGN PLAN
DED
PELAKSANAAN PEMENUHAN
Pembangunan KONSTRUKSI
PENGAWASAN
SPM
Pengoperasian PELAYANAN
TRANSAKSI
PELAYANAN LALU
LINTAS
Pemeliharaan PEMELIHARAAN
RUTIN
PEMELIHARAAN
BERKALA
PERENCANAAN
PERENCANAAN
PRA STUDI
KONSTRUKSI
FLOW CHART PENGUSAHAAN
JALAN TOL SPM
FOTO UDARA
• Koordinat Definitif dari titik Ground Control Point (GCP) Hasil pengamatan
titik kontrol berupa pengolahan baseline dan perataan jaring GPS.
BIM :
- Mengetahui problem masalah dalam bentuk digital dan visual - sebelum itu
dibangun.
- Koordinasi, informasi yang konsisten digunakan untuk:
1. Disain
2. Visualisasi, Simulasi, & Analisa
3. Dokumentas
BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
PERENCANAAN
BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
3
1
4
2
PERENCANAAN
BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
Volume
Trase Setelah
Perencanaan Galian
Profil
Rencana
Trase
Alignment dan
Template Timbunan
dan Melintang
ditambahkan Jalandan
Koridor
Trase
Alignment Template
Horizontal
Vertical
PERENCANAAN
BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
Rencana Penggunaan Teknologi
Panjang : 21,93 km
Kecepatan Rencana : 100 km/jam
Konstruksi : Atgrade dgn perbaikan tanah
Jumlah lajur awal : 2x2
Jumlah lajur akhir : 2x3
Arah pelebaran : keluar
Lebar jalur lalu lintas : 3,6 m
Lebar bahu dalam : 1,5 m
Lebar bahu luar : 3m
Jumlah simpang susun : 2 buah
Jumlah Struktur:
- Underbridge : 13 buah
- Underpass : 3 buah
- Overpass : 7 buah
- Box pedestrian : 5 buah
- Box culvert : 43 buah
- JPO : 10 buah
Kondisi Geoteknik dan Hidrologi
Kondisi Tanah
Depth
BH-01 BH-02 BH-03 BH-04 BH-05 BH-06 BH-07 BH-08 BH-09 BH-10 BH-11 BH-12 BH-13 BH-14
(m)
STA 1+000 1+850 3+650 5+900 7+125 8+050 9+625 12+000 14+100 16+100 17+650 19+000 20+050 21+400
1.5 0 0 0 0 0 0 2 4 0 19 1 5 0 18
3.0 0 1 0 2 0 0 0 8 0 13 0 7 2 16
4.5 1 1 2 2 0 1 0 9 2 16 0 8 6 16
6.0 3 1 0 5 1 5 0 12 2 18 0 7 13 13
Lapisan Tanah
7.5 0 1 2 9 1 5 6 9 3 20 4 8 19 14
9.0 0 2 4 17 5 5 6 7 10 17 3 6 31 18
10.5 1 3 7 13 5 2 8 1 7 19 2 11 36 15
12.0 2 4 9 4 7 3 0 1 8 53 2 14 40 18
13.5 6 4 12 9 7 10 2 2 3 56 18 14 40 21
15.0 14 12 14 9 15 11 2 3 10 58 13 32 32 15
16.5 8 13 35 9 20 19 4 8 15 36 14 25 35 16
18.0 10 14 50 23 20 18 5 17 24 41 10 26 38 17
19.5 23 16 50 22 20 25 6 15 24 40 14 27 40 21
21.0 24 18 8 26 50 27 13 16 30 34 15 23 41 20
22.5 28 22 43 29 50 40 31 15 27 49 11 21 39 34
24.0 25 24 27 20 50 62 35 17 36 41 50 21 40 39
No CONSISTENCY SPT (N)
1 Very soft <2
2 Soft 2-4
3 Medium Stiff 4-8
4 Stiff 8 - 15
Kondisi Tanah
Kondisi Geoteknik dan Hidrologi
KONDISI TANAH ASLI DI LAPANGAN
Depth
BH-01 BH-02 BH-03 BH-04 BH-05 BH-06 BH-07 BH-08 BH-09 BH-10 BH-11 BH-12 BH-13 BH-14
(m)
STA 1+000 1+850 3+650 5+900 7+125 8+050 9+625 12+000 14+100 16+100 17+650 19+000 20+050 21+400
1.5 0 0 0 0 0 0 2 4 0 19 1 5 0 18
3.0 0 1 0 2 0 0 0 8 0 13 0 7 2 16
4.5 1 1 2 2 0 1 0 9 2 16 0 8 6 16
6.0 3 1 0 5 1 5 0 12 2 18 0 7 13 13
7.5 0 1 2 9 1 5 6 9 3 20 4 8 19 14
9.0 0 2 4 17 5 5 6 7 10 17 3 6 31 18
10.5 1 3 7 13 5 2 8 1 7 19 2 11 36 15
12.0 2 4 9 4 7 3 0 1 8 53 2 14 40 18
13.5 6 4 12 9 7 10 2 2 3 56 18 14 40 21
15.0 14 12 14 9 15 11 2 3 10 58 13 32 32 15
16.5 8 13 35 9 20 19 4 8 15 36 14 25 35 16
18.0 10 14 50 23 20 18 5 17 24 41 10 26 38 17
19.5 23 16 50 22 20 25 6 15 24 40 14 27 40 21
21.0 24 18 8 26 50 27 13 16 30 34 15 23 41 20
22.5 28 22 43 29 50 40 31 15 27 49 11 21 39 34
24.0 25 24 27 20 50 62 35 17 36 41 50 21 40 39
Lapisan Tanah
Kondisi Geoteknik dan Hidrologi
• Kondisi tanah rawa dengan kedalaman air pada musim penghujan antara
1,5 sampai 2 m (di Sta 0 s/d Sta 17), dan pada musim banjir 5 tahunan
permukaan air banjir meningkat sekitar 1 m dari elevasi tersebut, sehingga
wilayah genangan air akan lebih luas lagi sampai mendekati Sta 18.
PROBLEM PEMBANGUNAN PADA TANAH LUNAK
PROBLEM PEMBANGUNAN PADA TANAH LUNAK
Keruntuhan Jembatan
PROBLEM PEMBANGUNAN PADA TANAH LUNAK
3. Soil Improvement
a. PVD dengan preloading timbunan tanah
b. PVD dengan system vacuum (Vacuum Consolidation Method)
PEMILIHAN SISTEM KONSTRUKSI
• Pile Slab
PEMILIHAN SISTEM KONSTRUKSI
2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 5.00 5.00
5.00
STA 5+550 s/d 6+250 700
STA 9+550 s/d 9+650 100
STA 9+650 s/d 11+950 2300
STA 11+950 s/d 12+050 100
STA 12+050 s/d 13+200 1150
5.00
• Cakar Ayam
PEMILIHAN SISTEM KONSTRUKSI
• Cakar ayam digunakan terutama pada main road sta 0+000 sampai
17+800
• Soil Improvement
PVD dengan preloading PVD dengan system vacuum
timbunan tanah (Vacuum Consolidation Method)
PEMILIHAN SISTEM KONSTRUKSI
• Untuk tanah dengan kondisi yang tidak baik digunakan soil improvement
• Soil improvement digunakan terutama pada main road STA 0+000 sampai
17+800
Soil Improvement
Kriteria Pile Slab Cakar Ayam Modifikasi
PVD dengan Pre Loading PVD dengan Sistem Vacuun (VCM)
Timbunan Tanah
Estimasi biaya konstruksi
1. Murah
2. Mahal 3 2 1 2
3. Paling mahal
Kriteria stabilitas
SF > 1.1 Dapat dicapai Dapat dicapai Dapat dicapai Dapat dicapai
selama kontruksi
SF > 1.3 Dapat dicapai Dapat dicapai Dapat dicapai Dapat dicapai
selama operasional
Kriteria penurunan
Penurunan > 90% Dapat dicapai Tidak dapat dicapai Dapat dicapai Dapat dicapai
konsolidasi selama
konstruksi1
Kecepatan penurunan Dapat dicapai Tidak dapat dicapai Dapat dicapai Dapat dicapai
< 2cm/tahun
selama operasional1
Penurunan < 10cm Dapat dicapai Tidak dapat dicapai Dapat dicapai Dapat dicapai
selama operasional2
Catatan : Catatan : Catatan: Catatan:
Pondasi harus Perkiraan penurunan maksimum • Dibutuhkan material • Dapat menggunakan material
dipancang hingga sebesar 2-3m terjadi selama masa tanahdalam jumlah hasil normalisasi sungai
tanah keras agar operasional besar
tidak terjadi Pada jangka panjang, penambahan • Dampak Lingkungan
penurunan perumahan dan penurunan air
tanah akibat pemompaan dapat
menambah penurunan tersebut.
Masalah perbedaan penurunan
pada oprit jembatan dan jembatan
belum clear
PEMILIHAN SISTEM KONSTRUKSI
Soil Improvement
Kriteria Pile Slab Cakar Ayam Modifikasi
PVD dengan Pre Loading PVD dengan Sistem Vacuun (VCM)
Timbunan tanah
Estimasi waktu pelaksanaan
konstruksi
1. Paling cepat 1 2 3 2
2. Cepat
3. Lama
4. Paling lama
Constructibility Metoda konstruksi Metoda konstruksi sederhana Metoda konstruksi Diperlukan kontraktor
sederhana dan sederhana dan spesialis yang tidak
Membutuhkan desain dari
sudah jamak sudah jamak banyak di Indonesia
pemegang paten
dilakukan di dilakukan di
Indonesia Indonesia
Kebutuhan tanah timbunan
dengan quarry yang sangat
terbatas 1 2 4 3
1. Paling sedikit
2. Sedkit
3. Banyak
4. Paling banyak
Potensi masalah Relatif tidak ada Ruang di bawah jalan akibat Banjir, diperlukan Banjir, diperlukan
sosial/lingkungan yang konstruksi kolom spasi 2.5m dan perencanaan perencanaan drainase
ditimbulkan tinggi 3.0m dapat digunakan drainase
sebagai tempat tinggal dan
berpotensi terjadi kebakaran
Right of Way Tidak ada masalah Tidak ada masalah ROW Membutuhkan Tidak ada masalah ROW
ROW area signifikasi
untuk
counterweight
berm
PEMILIHAN SISTEM KONSTRUKSI
200%
180%
160%
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
• Membutuhkan proses konsolidasi yang singkat, antara 3 – 4 bulan per area kerja.
• Memiliki gangguan yang rendah terhadap kegiatan pekerjaan lainnya, bahkan dapat
melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan
dapat dipersingkat.
• Ramah lingkungan, perbaikan tanah bersifat mekanis tanpa penggunaan bahan-bahan kimia.
Tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan berupa:
– Polusi Udara
– Kemacetan
– Kerusakan Jalan
• Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013. Dirjen Bina Marga Kementerian PU
1. Penurunan pasca konstruksi kurang dari 10 cm dalam waktu 10 tahun (diukur dari elevasi subgrade
final).
2. Derajat konsolidasi mencapai minimum 90% (Perhitungan menggunakan metode Asaoka didasarkan
saat urugan pada elevasi subgrade final).
3. Faktor keamanan kestabilan lereng timbunan minimum sebesar 1.5 (perhitungan dilakukan pada
kondisi layanan dengan beban perkerasan dan beban lalu lintas).
4. Daya dukung ijin di atas lapisan subgrade minimum 110 kPa dengan faktor keamanan 2 (pengujian
menggunakan Plate Load Test dengan ukuran pelat 1 x 1 m).
5. Ketebalan material subgrade dengan menggunakan material urugan biasa adalah minimum 1 m
(spesifikasi material urugan mengacu standar nasional yang ditetapkan).
PEMILIHAN KONSTRUKSI DI ATAS TANAH SETELAH
DILAKUKAN SOIL IMPROVEMENT
Biaya konstruksi perkerasan kaku relatif lebih mahal dibandingkan perkerasan lentur
Perkerasan kaku tidak mudah rusak dan relatif tidak memerlukan perawatan sedangkan
perkerasan lentur relatif lebih mudah rusak dan memerlukan pemeliharaan yang kontinyu
Biaya investasi total konstruksi dengan biaya pemeliharaan jalan, maka penggunaan
perkerasan kaku akan lebih efisien bila dibandingkan dengan perkerasan lentur
Tetapi dikarenakan kondisi tanah pada ruas jalan tol Palembang – Simpang Indralaya
yang merupakan tanah lempung dengan plastisitas yang tinggi dan penggunaan
teknologi Vacuum Consolidation Method sedang dalam proses pengamatan sisa
konsolidasi maka perkerasan jalan yang digunakan sementara adalah perkerasan lentur
Pemilihan Konstruksi di atas Soil Improvement
ROUNDING
ROUNDING
BAHU LUAR JALAN UTAMA MEDIAN JALAN UTAMA BAHU LUAR
BAHU DALAM
BAHU DALAM
-4% -2% -2% -4%
PAGAR ROW
PAGAR ROW
1:2
1:2
PEMBANGUNAN
Video Pemasangan Vertical Drain
Video Progres Jalan Tol Palembang-Indralaya
67