0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan7 halaman
Dokumen ini membahas tentang pengelolaan sumber daya di sekolah sebagai ekosistem yang saling terkait antara faktor biotik dan abiotik. Pemimpin pembelajaran yang baik dapat memanfaatkan berbagai aset yang ada, termasuk aset manusia, sosial, fisik, alam, finansial, politik, agama, dan budaya untuk mengembangkan program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Jurnal Refeksi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Dokumen ini membahas tentang pengelolaan sumber daya di sekolah sebagai ekosistem yang saling terkait antara faktor biotik dan abiotik. Pemimpin pembelajaran yang baik dapat memanfaatkan berbagai aset yang ada, termasuk aset manusia, sosial, fisik, alam, finansial, politik, agama, dan budaya untuk mengembangkan program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah.
Dokumen ini membahas tentang pengelolaan sumber daya di sekolah sebagai ekosistem yang saling terkait antara faktor biotik dan abiotik. Pemimpin pembelajaran yang baik dapat memanfaatkan berbagai aset yang ada, termasuk aset manusia, sosial, fisik, alam, finansial, politik, agama, dan budaya untuk mengembangkan program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah.
Materi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya sangat menarik karena berhubungan dengan aset sekolah. sekolah dapat dikatakan sebagai sebuah ekosistem pendidikan. Hal ini karena di sekolah terdapat sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Faktor-faktor biotik meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan unsur hidup seperti manusia. Contohnya adalah Murid, Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan (seperti Tata Usaha (TU), Satpam/Penjaga sekolah). Contoh lainnya adalah Pengawas Sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah. Faktor-faktor abiotik meliputi segala sesuatu yang non hidup seperti faktor keuangan, sarana dan prasarana dan lainnya. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat bergantung pada acara pandang sekolah pada dirinya dalam membangun dan merangsang kreativitas ekosistemnya untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah tertuang dalam visi dan misi sekolah tersebut. Dalam ekosistem sekolah faktor-faktor biotik ini akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Ibarat siklus dalam rantai makanan, ia akan saling mempengaruhi dan membutuhkan satu sama lainnya sehingga terciptalah keselarasan dan keharmonisan yang diharapkan. Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang memiliki tujuan yang jelas dan konsisten, dengan harapan tidak mudah terbawa kepada arus angin, melainkan melaksanakan tugas sesuai harapan pemerintah dan kebutuhan sekolah baik pengembangan kualitas mampu kuantitas. Dalam hal ini, seorang pemimpin pembelajaran mampu menggali kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh suatu komunitas dalam suatu ekosistem baik itu kekuatan yang berasal dari komponen abiotik maupun biotik. Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan memiliki sikap yang optimis terhadap semua keadaan. Serta memandang setiap hal merupakan aset yang menjadi modal utama dalam mengembangkannya. 7 modal utama atau aset tersebut meliputi aset manusia, sosial, fisik, alam/ lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya. Pemimpin pembelajaran dapat mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah menggunakan pendekatan berbasis aset. Pendekatan pengembangan sekolah berbasis aset merupakan suatu pengembangan yang berfokus pada kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh sekolah. PPSBA selalu memikirkan masa depan dengan berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih serta mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya yang ada. Hal ini selaras dengan pemikiran KHD yang menyatakan bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya. Dalam hal ini, sekolah sebagai komunitas yang bergerak dalam dunia pendidikan sudah semestinya melakukan pengembangan berdasarkan kekuatan yang ada. Implementasi di kelas seorang pemimpin pembelajaran akan mampu mengoptimalkan apa saja yang dimiliki oleh sekolah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat murid. sedangkan implementasinya di sekolah adalah seorang pemimpin pembelajaran akan memanfaatkan atau mengidentifikasi aset-aset atau modal yang ada di sekolah untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah dengan berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah. Dan implementasi pada masyarakat sekitar adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan mampu menjalin kolaborasi yang baik dengan lingkungan sekitar sekolah demi kepentingan dan kemajuan sekolah. Sebelum saya mengikuti modul ini, saya tidak menyadari bahwa sebuah sekolah dapat dikatakan sebuah ekosistem yang saling berkaitan antara faktor biotik dan faktor abiotik. Saya hanya berfokus pada aset manusia, apabila sumber daya manusia sudah terpenuhi, maka sekolah akan berjalan dengan baik. Namun setelah saya mengikuti proses pembelajaran ini, bahwa sebuah sekolah daat dikatakan sebagai ekosistem yang saling berhubungan. Setelah saya mengikuti proses pembelajaran ini, saya semakin melihat tentang sebuah sekolah dapat dikatakan sebagai ekosistem yang saling berhubungan. Ada beberapa sikap yang berfokus pada kekurangan, hingga cenderung menerima apa adanya kekurangan tanpa berpikir ada sesuatu aset yang bisa dikembangkan. Lebih dari itu, tidak mendefinisikan aset yang dipunya di sekolah. Bahkan setiap ada masalah terlalu memikirkan pada basis masalah. Namun, ada juga sebuah upaya untuk penyelesaian masalah lebih kepada pemberdayaan aset. Fokus pada program dan penyelesaian kepada sumber daya/aset. Bahkan selalu berfikir pada aset apa yang dapat dikembangkan. Semua itu lebih kepada optimis dalam pengelolaan sekolah lebih baik lagi. Terima Kasih Salam Sehat dan Bahagia