Pentingnya Memahami Jenis Kontrak Pengad
Pentingnya Memahami Jenis Kontrak Pengad
PENGADAAN BARANG/JASA
Ada berbagai macam jenis kontrak yang digunakan dalam proses pengadaan
barang/jasa pemerintah seperti kontrak lump sum, kontrak harga satuan,
kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, kontrak persentase, dan
kontrak terima jadi (turnkey contract). Pejabat Pembuat Komitmen harus
memilih jenis kontrak yang tepat sesuai dengan jenis kegiatan/pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Kesalahan dalam menentukan jenis kontrak bukan saja
akan menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaan kontrak terkait dengan
kesepakatan antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia barang/jasa
seperti cara pembayaran dan kemungkinan perubahan kontrak, tetapi juga
dapat menyebabkan kesalahan dalam menentukan pemenang lelang oleh
Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan.
Tulisan ini mencoba menguraikan tentang perlunya para pihak yang terkait
dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah untuk memahami setiap jenis
kontrak.
A. Jenis Kontrak
Peraturan Presiden R.I nomor 70 tahun 2012 tentang Revisi Kedua Peraturan
Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pasal 50 menggolongkan jenis kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah
berdasarkan:
a. Cara pembayaran;
b. Pembebanan tahun anggaran;
c. Sumber pendanaan; dan
d. Jenis pekerjaan
Kontrak Lump sum diuraikan dalam pasal 51 ayat (1) Perpres 70 yaitu kontrak
pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
b. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi kontrak;
d. Sifat pekerjaan berorientasi pada keluaran (output based);
e. Total harga penawaran bersifat mengikat;
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
Kontrak harga satuan diuraikan dalam pasal 51 ayat (2) Perpres 70 yaitu
kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu;
b. Volume atau kuantitas pekerjaan masih bersifat perkiraan pada saat
kontrak ditandatangani;
c. Pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;
dan
d. Dimungkingkan adanya pekerjaan tambah kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.
Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan diuraikan dalam pasal 51 ayat
(3) Perpres 70 yaitu kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga
satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
Kontrak terima jadi diuraikan dalam pasal 51 ayat (5) Perpres 70 merupakan
kontrak pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan; dan
b. Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang
menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria
kinerja yang ditetapkan.
Kontrak tahun tunggal diuraikan dalam pasal 52 ayat (1) Perpres 70 yaitu
merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran
selama 1 (satu) tahun anggaran.
Kontrak tahun jamak diuraikan dalam pasal 52 ayat (2) Perpres 70 merupakan
kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran atas beban anggaran, yang dilakukan setelah mendapat persetujuan:
a. Menteri Keuangan untuk kegiatan yang nilainya di atas
Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah);
b. Menteri/Pimpinan lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan yang nilai
kontraknya sampai dengan Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah)
bagi kegiatan: penanaman bibit dan pengadaan obat di rumah sakit,
makanan untuk narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, pengadaan pita
cukai, layanan pembuangan sampah, dan pengadaan jasa cleaning service.
Khusus untuk kontrak tahun jamak pada pemerintah daerah menurut pasal 52
ayat (3) harus disetujui oleh Kepala Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kontrak pengadaan tunggal diuraikan dalam pasal 53 ayat (1) Perpres 70 yaitu
merupakan kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK dengan 1 (satu) penyedia
barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu
tertentu.
Kontrak pengadaan bersama diuraikan dalam pasal 53 ayat (2) Perpres 70 yaitu
merupakan kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) penyedia barang/jasa
untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan
kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani kontrak.
PPK harus secara tegas menetapkan nama jenis kontrak yang akan digunakan
dalam pengadaan barang/jasa. Jenis kontrak tersebut harus dicantumkan oleh
Pokja ULP dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan harus
dijelaskan kepada peserta lelang dalam acara penjelasan dokumen lelang
(aanwijzing) serta dijadikan salah satu acuan dalam menetapkan pemenang
lelang. Dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa Pokja ULP dan peserta
lelang harus memiliki persepsi yang sama terhadap jenis kontrak yang
digunakan karena perbedaan jenis kontrak akan mempengaruhi proses evaluasi
dokumen penawaran.
Kontrak pekerjaan bersama ditandatangani oleh lebih dari satu PPK dan satu
penyedia barang/jasa. Kontrak payung dilakukan antara pihak yang mewakili
pemerintah dengan penyedia barang/jasa untuk digunakan sebagai acuan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Insitusi dalam melaksanakan
barang/jasa. Kontrak payung menetapkan item barang serta harga setiap item
barang namun tidak membebankan pelaksanaan kontrak kepada salah satu
DIPA atau instansi tertentu. Karena itu kontrak payung dapat dimanfaatkan
oleh semua Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Insitusi.
Pada umumnya setiap surat penawaran peserta lelang disertai dengan lampiran
berupa daftar kuantitas dan harga yang memuat semua item barang, jumlah
unit setiap item barang, harga satuan masing unit barang, jumlah harga setiap
item barang, serta total harga seluruh item barang. Untuk mengetahui
kebenaran hitungan yang mendasari nilai penawaran dari setiap peserta lelang,
Pokja ULP harus melakukan koreksi aritmatik terhadap daftar kuantitas dan
harga yang merupakan lampiran dari surat penawaran. Koreksi aritmatik
adalah koreksi terhadap hitungan-hitungan seperti perkalian, pembagian, dan
penjumlahan yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pelaksanaan
koreksi aritmatik memiliki keterkaitan dengan jenis kontrak karena perbedaan
jenis kontrak menyebabkan perbedaan perlakuan terhadap hasil koreksi
aritmatik sebagai berikut:
2. Jika terdapat harga satuan barang yang lebih dari 110% harga satuan dalam
HPS, maka perlakuannya adalah:
- Jika kontrak yang digunakan adalah kontrak lump sum hal tersebut
tidak perlu diklarifikasi.
- Jika kontrak yang digunakan adalah kontrak harga satuan, harga satuan
yang lebih dari 110% HPS tersebut disebut harga timpang. Jika peserta
dengan penawaran tersebut akhirnya ditunjuk sebagai pemenang lelang
terhadap harga timpang tersebut harus dilakukan klarifikasi. Kontrak
antara PPK dengan Penyedia untuk item barang yang harganya timpang
tersebut hanya sebanyak unit yang tercantum dalam HPS. Dalam hal
terjadi perubahan kontrak dengan penambahan unit barang maka untuk
tambahan barang yang harganya timpang tersebut harganya harus
menggunakan harga satuan dalam HPS.
3. Jika jumlah unit barang yang ditawarkan dalam daftar kuantitas dan harga
berbeda dengan jumlah unit barang yang diinginkan/dicantumkan dalam
dokumen pemilihan maka perlakuannya adalah:
- Jika kontrak yang digunakan adalah kontrak lump sum maka dalam
koreksi aritmatik Pokja ULP hanya memperbaiki jumlah unit barang
tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen lelang tanpa
merubah jumlah harga barang yang merupakan hasil perkalian antara
jumlah unit barang dengan harga satuan barang. Total harga penawaran
dalam daftar kuantitas dan harga tidak perlu dikoreksi.
- Jika kontrak yang digunakan adalah kontrak harga satuan maka apabila
jumlah barang yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
melebihi yang diinginkan/tercantum dalam dokumen lelang, maka
jumlah barang tersebut diganti sesuai dengan yang diinginkan dan
jumlah harga barang tersebut dikoreksi berdasarkan jumlah unit barang
dikali dengan harga satuan yang ditawarkan oleh penyedia dalam daftar
kuantitas dan harga. Hasil koreksi aritmatik tersebut dapat merubah
urutan peserta berdasarkan harga penawaran.
Rincian harga dan total harga HPS pengadaan barang tercantum sbb:
Harga Satuan Jumlah Harga
No. Item barang Jumlah Unit
(Rp) (Rp)
1 Barang A 326 buah 125.500,- 40.913.000
2 Barang B 375 buah 152.000,- 57.000.000
3 Barang C 800 buah 140.000,- 112.000.000
4 Barang D 750 buah 175.000,- 131.250.000
Jumlah 341.163.000
PPN 10 % 34.116.300
Total Harga Penawaran 375.279.300
Jika jenis kontrak yang digunakan adalah kontrak lump sum, maka hasil
koreksi aritmatik tidak akan merubah urutan penawaran tersebut. Dengan
demikian PT. B akan ditetapkan sebagai pemenang pertama jika
persyaratan kualifikasi terpenuhi, walaupun dalam daftar kuantitas dan
harga masing-masing peserta tersebut terdapat kesalahan perhitungan
aritmatik. Koreksi aritmatik hanya dilakukan terhadap volume pekerjaan
tanpa merubah harga penawaran. Jika ada kesalahan perkalian dan/atau
penjumlahan maka hal itu dibiarkan saja. Jika akibat dari perbaikan
volume pekerjaan tanpa merubah jumlah harga barang menyebabkan hasil
perkalian yang tadinya benar menjadi salah, maka hal itu dibiarkan saja
salah.
Jika jenis kontrak yang digunakan adalah kontrak harga satuan, urutan
peserta berdasarkan harga penawaran tersebut belum dapat dijadikan
indikator untuk menetapkan peserta yang akan ditetapkan sebagai
pemenang lelang. Urutan peserta berdasarkan penawaran harga ditentukan
berdasar harga penawaran terkoreksi.
Jika jenis kontrak yang digunakan adalah kontrak lump sum, koreksi
aritmatik hanya dilakukan terhadap volume pekerjaan tanpa merubah harga
penawaran. Dengan demikian berdasarkan hasil koreksi aritmatik urutan
pemenang adalah:
F. Perubahan kontrak
Ketentuan tentang perubahan kontrak diatur dalam pasal 87 Perpres nomor 70
tahun 2012. Keterkaitan antara perbedaan jenis kontrak dengan ketentuan
tentang perubahan kontrak adalah :
a. untuk kontrak harga satuan dapat dilakukan perubahan.
b. untuk kontrak gabungan lump sum dan harga satuan dapat dilakukan
perubahan, pada bagian kontrak yang menggunakan harga satuan,
sedangkan bagian kontrak yang menggunakan kontrak lump sum tidak
boleh dilakukan perubahan.
c. untuk lump sum tidak boleh dilakukan perubahan, kecuali perubahan yang
disebabkan oleh masalah administrasi.