Soal Pas X 2022-2023
Soal Pas X 2022-2023
Pemerintah mengeluarkan kebijakan agar setiap sekolah meminta peserta didiknya untuk belajar
di rumah. Kebijakan tersebut terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Kebijakan tersebut
dikeluarkan dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.
Kegiatan belajar di rumah dilakukan dengan sistem pembelajaran daring. Sistem pembelajaran
daring merupakan pembelajaran tatap muka antara guru dan peserta didik secara tidak langsung, tetapi
dilakukan melalui online dengan menggunakan jaringan internet. Sistem pembelajaran dilaksanakan
melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet.
Guru dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan media sosial, seperti
WhatsApp, Telegram, Instagram, Zoom Meeting, atau media lainnya sebagai media pembelajaran.
Dunia pendidikan merupakan salah satu sektor yang merasakan dampak Covid-19. Pembelajaran
daring merupakan salah satu cara agar peserta didik tetap bisa menuntut ilmu. Namun, tidak semua
sekolah, peserta didik, dan orang tua siap dengan pembelajaran daring. Beberapa peserta didik tidak
memiliki gawai, laptop, atau komputer untuk menunjang pembelajaran daring. Oleh karena itu, pihak
sekolah harus ikut mencari solusi untuk mengantisipasi masalah tersebut.
Sumber: https://web.archive.org/web/20201107091618/https://bdkjakarta.
kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-covid-19, diakses 23 Januari
2021
Gagasan pokok paragraf kedua adalah . . . .
a. jenis perangkat dalam pembelajaran daring
b. ragam aplikasi untuk pembelajaran daring
c. penggunaan internet dalam pembelajaran
d. pembelajaran tatap muka guru dan peserta didik
e. pelaksanaan sistem pembelajaran daring
ANS:e
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19 berlangsung sekitar satu tahun
lebih. Lamanya masa PJJ ini dikhawatirkan akan membuat peserta didik kehilangan minat belajar
(learning loss). Permasalahan tersebut bisa terjadi karena berkurangnya intensitas interaksi guru dan
peserta didik saat proses pembelajaran. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem
Makarim, menyebutkan Kemendikbud dapat menghitung learning loss tersebut melalui
penyelenggaraan Asesmen Nasional (AN). Asesmen Nasional tersebut rencananya akan dilaksanakan pada
September 2021. Melalui Asesmen Nasional, sekolah- sekolah yang akan mendapatkan bantuan kebutuhan
sekolah dari Pemerintah akan terpetakan.
Sumber: https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/31/204931471/pjj-berlangsung-10-bulan-siswa-
berpotensi-alami-learning-loss, diakses 24 Januari 2021
Istilah asesmen dalam teks eksposisi tersebut memiliki arti . . . .
a. pelatihan
b. pengajaran
c. penulisan
d. penyelarasan
e. penilaian
ANS:e
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19 berlangsung sekitar satu tahun
lebih. Lamanya masa PJJ ini dikhawatirkan akan membuat peserta didik kehilangan minat belajar
(learning loss). Permasalahan tersebut bisa terjadi karena berkurangnya intensitas interaksi guru dan
peserta didik saat proses pembelajaran. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem
Makarim, menyebutkan Kemendikbud dapat menghitung learning loss tersebut melalui
penyelenggaraan Asesmen Nasional (AN). Asesmen Nasional tersebut rencananya akan dilaksanakan pada
September 2021. Melalui Asesmen Nasional, sekolah- sekolah yang akan mendapatkan bantuan kebutuhan
sekolah dari Pemerintah akan terpetakan.
Sumber: https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/31/204931471/pjj-berlangsung-10-bulan-siswa-
berpotensi-alami-learning-loss, diakses 24 Januari 2021
Informasi yang sesuai dengan teks eksposisi tersebut adalah . . . .
a. Asesmen Nasional bukan untuk mengevaluasi dan menambah beban peserta didik ataupun sebagai
syarat dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB).
b. Asesmen Nasional bukan untuk peserta didik, tetapi dirancang untuk memperbaiki sistem
pendidikan dasar dan menengah.
c. Bagi guru dengan teknik random sampling pada September 2021 nanti perlu pengawasan juga dari
Kemendikbud agar data yang dihasilkan lebih valid.
d. Asesmen Nasional berguna untuk membantu sekolah memperbaiki performa layanan
pendidikannya menjadi lebih baik.
e. Learning loss bisa terjadi karena berkurangnya intensitas interaksi guru dan peserta didik saat proses
pembelajaran.
ANS: e
Setelah seluruh rakyat berkumpul, Yang Dipertuan Negeri Muar muncul untuk memberikan amaran,
”Tidak ada musuh datang menyerang. Tidak ada orang datang melanggar negeri. Juga tidak ada
pembagian beras atau minyak pasang. Ini perkara Tuan Putri Gadis Cik Inam, putriku.”
”Ada apa dengan Tuan Putri?” seru mereka beramai-ramai. Suara mereka sangat galau.
”Ya, ya! Sabar, sabar!” ujar Raja Selatan lagi.
”Pada hari ini putriku, Gadis Cik Inam, ditunangkan dengan Muda Cik Leman, putra Yang Dipertuan
Tanah Galangan.”
”Horeee! Horeee!” terdengar tempik sorak rakyat Muar penuh suka cita.
Setelah suara sorak-sorai agak reda, Raja Selatan kembali mengabarkan, ”Mulai esok kita akan
memasak untuk helat. Kita akan mengadakan helat besar. Tujuh hari tujuh malam lamanya. Maka kepada
seluruh rakyat Muar diminta supaya membantu kerajaan melaksanakan helat besar itu. Baik lelaki
maupun perempuan.”
Keesokan harinya pesta besar perkawinan Muda Cik Leman dan Gadis Cik Inam dipersiapkan.
Rakyat berbondong-bondong datang dengan sukarela membantu persiapan helat besar itu. Ada yang pergi
ke hutan untuk menebang kayu untuk memasak. Ada yang memasang bangsal pelarian untuk para tamu
yang akan diundang. Karena tentu akan banyak tamu yang diundang. Selain punggawa dan rakyat, tamu-
tamu dari negeri lain pun akan diundang. Ada juga yang membantu mengumpulkan sumbangan, seperti
beras, sayur-sayuran, ayam, kambing, lembu, dan kerbau.
Perempuan-perempuan membantu menumbuk rempah-rempah untuk bumbu memasak. Ratusan
orang perempuan terlibat dalam kesibukan itu. Para mak andam pun sibuk menghias pengantin. Tujuh
orang mak andam mengasah gigi Muda Cik Leman supaya kelihatan bagus. Dan tujuh orang pula mak
andam mengandam Gadis Cik Inam. Puluhan ekor kerbau, ratusan ekor kambing, dan ribuan ekor ayam
disembelih.
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Mengapa rakyat Muar bersorak penuh suka cita?
a. Rakyat Muar akan dilibatkan dalam acara penobatan raja di Kerajaan Muar.
b. Rakyat Muar mendengar pengumuman adanya pesta untuk menyembelih hewan.
c. Rakyat Muar mendapatkan kabar bahwa Raja Selatan akan mempertunangkan putri nya.
d. Rakyat Muar diminta membantu menyiapkan makanan utuk tamu undangan negeri lain.
e. Rakyat Muar berbondong-bondong datang ke kerajaan Muar demi mendapatkan bantuan.
ANS:c
Setelah seluruh rakyat berkumpul, Yang Dipertuan Negeri Muar muncul untuk memberikan amaran,
”Tidak ada musuh datang menyerang. Tidak ada orang datang melanggar negeri. Juga tidak ada
pembagian beras atau minyak pasang. Ini perkara Tuan Putri Gadis Cik Inam, putriku.”
”Ada apa dengan Tuan Putri?” seru mereka beramai-ramai. Suara mereka sangat galau.
”Ya, ya! Sabar, sabar!” ujar Raja Selatan lagi.
”Pada hari ini putriku, Gadis Cik Inam, ditunangkan dengan Muda Cik Leman, putra Yang Dipertuan
Tanah Galangan.”
”Horeee! Horeee!” terdengar tempik sorak rakyat Muar penuh suka cita.
Setelah suara sorak-sorai agak reda, Raja Selatan kembali mengabarkan, ”Mulai esok kita akan
memasak untuk helat. Kita akan mengadakan helat besar. Tujuh hari tujuh malam lamanya. Maka kepada
seluruh rakyat Muar diminta supaya membantu kerajaan melaksanakan helat besar itu. Baik lelaki
maupun perempuan.”
Keesokan harinya pesta besar perkawinan Muda Cik Leman dan Gadis Cik Inam dipersiapkan.
Rakyat berbondong-bondong datang dengan sukarela membantu persiapan helat besar itu. Ada yang pergi
ke hutan untuk menebang kayu untuk memasak. Ada yang memasang bangsal pelarian untuk para tamu
yang akan diundang. Karena tentu akan banyak tamu yang diundang. Selain punggawa dan rakyat, tamu-
tamu dari negeri lain pun akan diundang. Ada juga yang membantu mengumpulkan sumbangan, seperti
beras, sayur-sayuran, ayam, kambing, lembu, dan kerbau.
Perempuan-perempuan membantu menumbuk rempah-rempah untuk bumbu memasak. Ratusan
orang perempuan terlibat dalam kesibukan itu. Para mak andam pun sibuk menghias pengantin. Tujuh
orang mak andam mengasah gigi Muda Cik Leman supaya kelihatan bagus. Dan tujuh orang pula mak
andam mengandam Gadis Cik Inam. Puluhan ekor kerbau, ratusan ekor kambing, dan ribuan ekor ayam
disembelih.
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Pernyataan yang tidak sesuai dengan kutipan hikayat tersebut adalah . . .
a. Rakyat Muar ada yang memasang bangsal pelarian untuk tamu yang akan diundang.
b. Muda Cik Leman dan Gadis Cik Inam akan diasah giginya oleh tujuh orang mak andam.
c. Perhelatan di Kerajaan Muar akan mengundang punggawa, rakyat, dan tamu negeri lain.
d. Ada ratusan ekor kerbau, puluhan ekor kambing, dan ribuan ekor ayam yang disembelih.
e. Rakyat Muar membantu mengumpulkan sumbangan berupa hewan ternak dan sembako.
ANS:d
Setelah seluruh rakyat berkumpul, Yang Dipertuan Negeri Muar muncul untuk memberikan amaran,
”Tidak ada musuh datang menyerang. Tidak ada orang datang melanggar negeri. Juga tidak ada
pembagian beras atau minyak pasang. Ini perkara Tuan Putri Gadis Cik Inam, putriku.”
”Ada apa dengan Tuan Putri?” seru mereka beramai-ramai. Suara mereka sangat galau.
”Ya, ya! Sabar, sabar!” ujar Raja Selatan lagi.
”Pada hari ini putriku, Gadis Cik Inam, ditunangkan dengan Muda Cik Leman, putra Yang Dipertuan
Tanah Galangan.”
”Horeee! Horeee!” terdengar tempik sorak rakyat Muar penuh suka cita.
Setelah suara sorak-sorai agak reda, Raja Selatan kembali mengabarkan, ”Mulai esok kita akan
memasak untuk helat. Kita akan mengadakan helat besar. Tujuh hari tujuh malam lamanya. Maka kepada
seluruh rakyat Muar diminta supaya membantu kerajaan melaksanakan helat besar itu. Baik lelaki
maupun perempuan.”
Keesokan harinya pesta besar perkawinan Muda Cik Leman dan Gadis Cik Inam dipersiapkan.
Rakyat berbondong-bondong datang dengan sukarela membantu persiapan helat besar itu. Ada yang pergi
ke hutan untuk menebang kayu untuk memasak. Ada yang memasang bangsal pelarian untuk para tamu
yang akan diundang. Karena tentu akan banyak tamu yang diundang. Selain punggawa dan rakyat, tamu-
tamu dari negeri lain pun akan diundang. Ada juga yang membantu mengumpulkan sumbangan, seperti
beras, sayur-sayuran, ayam, kambing, lembu, dan kerbau.
Perempuan-perempuan membantu menumbuk rempah-rempah untuk bumbu memasak. Ratusan
orang perempuan terlibat dalam kesibukan itu. Para mak andam pun sibuk menghias pengantin. Tujuh
orang mak andam mengasah gigi Muda Cik Leman supaya kelihatan bagus. Dan tujuh orang pula mak
andam mengandam Gadis Cik Inam. Puluhan ekor kerbau, ratusan ekor kambing, dan ribuan ekor ayam
disembelih.
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Nilai kehidupan yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah . . . .
a. moral
b. sosial
c. agama
d. budaya
e. pendidikan
ANS:b
”Kalau itu memang keinginan Adinda, aku setuju saja. Sebaiknya kita segera berangkat, karena tidak ada
lagi yang harus kita tunggu. Lancang Kuning kita tertambat di dermaga. Bila air laut pasang, kita bisa
berangkat.” Raja Selatan menegaskan keputusannya kembali.
”Baiklah, Kakanda,” barulah Putri Lindung Bulan merasa lega. ”Kita berangkat saat pasang malam ini,
Kakanda. Kita berangkat secara diam-diam saja, tidak usah memberi tahu Kakanda Dayang Seri Anum.”
”Tidak baik begitu,” Raja Selatan menyela. ”Sebaiknya kita memberi tahu kepada Kakanda Panglima
Hitam dan Kakanda Dayang Seri Anum supaya mereka tidak kehilangan.”
Putri Lindung menggeleng-gelengkan kepalanya. ”Tidak, Kakanda. Kita tak perlu memberi tahu mereka.
Mereka telah memperlakukan kita seperti ini. Adinda sangat malu. Rasanya tak dapat lagi bertemu muka
dengan orang-orang di sini. Biarlah kita pergi dengan diam-diam saja, Kakanda.”
Raja Selatan pun bersedia memenuhi keinginan istrinya. Malam itu juga tatkala pasang tiba,
mereka meninggalkan rumah dengan diam-diam. Diam-diam pula mereka turun ke Lancang Kuning
kendaraan diraja Raja Selatan yang tertambat di dermaga Pelabuhan Galangan. Dan saat pasang mencapai
puncaknya, Lancang Kuning Kerajaan Muar pun lepas dari tambatannya, kemudian meninggalkan
Pelabuhan Galangan. Malam itu juga haluan Lancang Kuning langsung ditujukan ke Muar.
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Watak tokoh Raja Selatan dalam kutipan hikayat tersebut adalah . . . .
a. tegas
b. kukuh
c. teguh
d. tandas
e. bijaksana
ANS:e
”Kalau itu memang keinginan Adinda, aku setuju saja. Sebaiknya kita segera berangkat, karena tidak ada
lagi yang harus kita tunggu. Lancang Kuning kita tertambat di dermaga. Bila air laut pasang, kita bisa
berangkat.” Raja Selatan menegaskan keputusannya kembali.
”Baiklah, Kakanda,” barulah Putri Lindung Bulan merasa lega. ”Kita berangkat saat pasang malam ini,
Kakanda. Kita berangkat secara diam-diam saja, tidak usah memberi tahu Kakanda Dayang Seri Anum.”
”Tidak baik begitu,” Raja Selatan menyela. ”Sebaiknya kita memberi tahu kepada Kakanda Panglima
Hitam dan Kakanda Dayang Seri Anum supaya mereka tidak kehilangan.”
Putri Lindung menggeleng-gelengkan kepalanya. ”Tidak, Kakanda. Kita tak perlu memberi tahu mereka.
Mereka telah memperlakukan kita seperti ini. Adinda sangat malu. Rasanya tak dapat lagi bertemu muka
dengan orang-orang di sini. Biarlah kita pergi dengan diam-diam saja, Kakanda.”
Raja Selatan pun bersedia memenuhi keinginan istrinya. Malam itu juga tatkala pasang tiba,
mereka meninggalkan rumah dengan diam-diam. Diam-diam pula mereka turun ke Lancang Kuning
kendaraan diraja Raja Selatan yang tertambat di dermaga Pelabuhan Galangan. Dan saat pasang mencapai
puncaknya, Lancang Kuning Kerajaan Muar pun lepas dari tambatannya, kemudian meninggalkan
Pelabuhan Galangan. Malam itu juga haluan Lancang Kuning langsung ditujukan ke Muar.
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Latar yang digunakan dalam kutipan hikayat tersebut adalah . . .
a. Pelabuhan Galangan dan Muar saat pasang air laut.
b. Dermaga Pelabuhan Muar saat pasang di malam hari.
c. Pelabuhan Galangan pada waktu pasang di malam hari.
d. Kerajaan Muar pada waktu pagi hari setelah pasang laut.
e. Kerajaan Galangan ketika laut sedang pasang di malam hari.
ANS:c
”Kalau itu memang keinginan Adinda, aku setuju saja. Sebaiknya kita segera berangkat, karena tidak ada
lagi yang harus kita tunggu. Lancang Kuning kita tertambat di dermaga. Bila air laut pasang, kita bisa
berangkat.” Raja Selatan menegaskan keputusannya kembali.
”Baiklah, Kakanda,” barulah Putri Lindung Bulan merasa lega. ”Kita berangkat saat pasang malam ini,
Kakanda. Kita berangkat secara diam-diam saja, tidak usah memberi tahu Kakanda Dayang Seri Anum.”
”Tidak baik begitu,” Raja Selatan menyela. ”Sebaiknya kita memberi tahu kepada Kakanda Panglima
Hitam dan Kakanda Dayang Seri Anum supaya mereka tidak kehilangan.”
Putri Lindung menggeleng-gelengkan kepalanya. ”Tidak, Kakanda. Kita tak perlu memberi tahu mereka.
Mereka telah memperlakukan kita seperti ini. Adinda sangat malu. Rasanya tak dapat lagi bertemu muka
dengan orang-orang di sini. Biarlah kita pergi dengan diam-diam saja, Kakanda.”
Raja Selatan pun bersedia memenuhi keinginan istrinya. Malam itu juga tatkala pasang tiba,
mereka meninggalkan rumah dengan diam-diam. Diam-diam pula mereka turun ke Lancang Kuning
kendaraan diraja Raja Selatan yang tertambat di dermaga Pelabuhan Galangan. Dan saat pasang mencapai
puncaknya, Lancang Kuning Kerajaan Muar pun lepas dari tambatannya, kemudian meninggalkan
Pelabuhan Galangan. Malam itu juga haluan Lancang Kuning langsung ditujukan ke Muar.
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Kutipan hikayat tersebut membahas . . .
a. Raja Selatan mempersiapkan Lancang Kuning sebagai kendaraan pulang untuk Putri Lindung
Bulan.
b. Raja Selatan mengajak Putri Lindung Bulan kembali ke Kerajaan Muar setelah berkunjung ke
Kerajaan Galangan.
c. Dayang Seri Anum mempermalukan Putri Lindung Bulan dan Raja Selatan di depan rakyat
Kerajaan Galangan.
d. Putri Lindung Bulan ingin meninggalkan Kerajaan Galangan setelah mendapat perlakuan yang
tidak menyenangkan.
e. Putri Lindung Bulan tidak menyukai watak Dayang Seri Anum dan Panglima Hitam sebagai
pemimpin Kerajaan Galangan.
ANS:C
Zamrud menduduki tahta selama setahun penuh. Namun, tidak kunjung mendengar kabar berita
tentang tuannya, Ali Syar, dan tidak pula menemukan sedikit pun jejaknya. Dia semakin resah dan
gelisah. Ketika rasa gundahnya memuncak, dia memanggil para menteri dan pengawalnya, lalu
memerintahkan mereka agar mendatangkan para arsitek dan ahli bangunan. Kemudian dia
memerintahkan mereka untuk membuatkan sebuah lapangan luas di bawah istana baginya, yang
panjangnya satu farsakh dan lebarnya juga satu farsakh.
Mereka pun mewujudkan keinginannya itu sesegera mungkin. Maka jadilah lapangan itu sesuai
dengan titahnya selang tak berapa lama. Zamrud turun menengok lapangan tersebut, lalu memerintahkan
agar dibuatkan pula kubah besar untuk menaungi lapangan itu. Dia juga menyuruh agar dibariskan kursi-
kursi bagi para pejabat pada balkon di atas lapangan dan dihamparkan hidangan beraneka macam makanan
yang mewah di lapangan itu. Mereka pun melaksanakan semua perintahnya dengan sigap. Kemudian
Zamrud memerintahkan semua kepala desa agar hadir dan makan bersama. Lalu dia berkata kepada
para pejabatnya, ”Aku ingin agar mulai bulan depan kalian melakukan hal ini setiap bulan. Umumkan
kepada seluruh pria agar pada saat itu mereka tidak membuka toko ataupun rumah mereka, sehingga
semuanya hadir di sini untuk menyantap hidangan yang kusediakan.”
Sumber: Anis Maftuhin (Ed), Hikayat 1001 Malam: 3, Jakarta, Qisthi Press, 2007
Konflik dalam kutipan hikayat tersebut adalah . . .
a. Keinginan Zamrud untuk mengajak rakyatnya makan bersama.
b. Kegundahan hati tokoh Zamrud yang semakin memuncak.
c. Kekhawatiran Zamrud terhadap rakyatnya yang tidak dapat hadir.
d. Kegelisahan hati Zamrud untuk membuat sebuah lapangan luas.
e. Keresahan Zamrud menunggu berdirinya kubah yang menaungi lapangan.
ANS:b
Zamrud menduduki tahta selama setahun penuh. Namun, tidak kunjung mendengar kabar berita
tentang tuannya, Ali Syar, dan tidak pula menemukan sedikit pun jejaknya. Dia semakin resah dan
gelisah. Ketika rasa gundahnya memuncak, dia memanggil para menteri dan pengawalnya, lalu
memerintahkan mereka agar mendatangkan para arsitek dan ahli bangunan. Kemudian dia
memerintahkan mereka untuk membuatkan sebuah lapangan luas di bawah istana baginya, yang
panjangnya satu farsakh dan lebarnya juga satu farsakh.
Mereka pun mewujudkan keinginannya itu sesegera mungkin. Maka jadilah lapangan itu sesuai
dengan titahnya selang tak berapa lama. Zamrud turun menengok lapangan tersebut, lalu memerintahkan
agar dibuatkan pula kubah besar untuk menaungi lapangan itu. Dia juga menyuruh agar dibariskan kursi-
kursi bagi para pejabat pada balkon di atas lapangan dan dihamparkan hidangan beraneka macam makanan
yang mewah di lapangan itu. Mereka pun melaksanakan semua perintahnya dengan sigap. Kemudian
Zamrud memerintahkan semua kepala desa agar hadir dan makan bersama. Lalu dia berkata kepada
para pejabatnya, ”Aku ingin agar mulai bulan depan kalian melakukan hal ini setiap bulan. Umumkan
kepada seluruh pria agar pada saat itu mereka tidak membuka toko ataupun rumah mereka, sehingga
semuanya hadir di sini untuk menyantap hidangan yang kusediakan.”
Sumber: Anis Maftuhin (Ed), Hikayat 1001 Malam: 3, Jakarta, Qisthi Press, 2007
Bagaimana Zamrud melampiaskan kegundahan yang semakin memuncak?
a. Zamrud mengajak seluruh rakyatnya untuk datang ke lapangan luas di bawah istana.
b. Zamrud mengundang para menteri dan pengawal untuk perjamuan makan besar.
c. Zamrud membangun sebuah lapangan luas dengan kubah besar di bawah istana.
d. Zamrud mengadakan jamuan makan untuk para pejabat dan rakyatnya.
e. Zamrud membangun sebuah balkon sebagai tempat hidangan makan.
ANS:c
Berita perkawinan Muda Cik Leman tersiar di Negeri Galangan. Para saudagar Galangan yang
berdagang ke Muarlah yang membawanya. Karena kerabat Galangan tidak diundang dalam perhelatan
besar Kerajaan Muar itu. Berita itu amat mengejutkan ayah, bunda, dan saudara-saudara Muda Cik Leman.
Suatu malam Panglima Hitam mengumpulkan istri dan anak-anaknya.
1) ”Aku sudah mengingatkannya mengenai ramalan ahli nujum,” Panglima Nayan
menyesali adiknya. ”la berjanji hanya pergi untuk melihat Adinda Gadis Cik Inam karena ia sangat
ingin bertemu. Rupanya ia tidak puas melihat wajah Adinda Gadis Cik Inam hanya dalam mimpi dan
ingin pula melihatnya di alam nyata. Tapi ia mengingkari janjinya kepadaku. Ia nekat menikah dengan
Adinda Gadis Cik Inam.”
2) ”Mimpi itu membuat ia tergila-gila,” Panglima Dalung turut menyesali keputusan adiknya.
3) ”Semua ini ulah Adinda Putri Lindung Bulan,” gerutu Dayang Seri Anum dengan geram.
”Pastilah diayang menjodohkan Si Leman dengan Cik Inam!” Dayang Seri Anum tampak sedih dan
marah. ”Sudahlah,” Panglima Hitam menengahi. ”Semua sudah terjadi. Tidak perlu disesalkan lagi. Kita
tidak perlu menyalahkan siapa-siapa.”
4) ”Tetapi bagaimana jika terjadi sesuatu pada anak kita?” Dayang Seri Anum belum mau
menerima.
5) ”Serahkan saja kepada Yang Mahakuasa,” lanjut Panglima Hitam. ”Berdoalah, semoga tidak terjadi
sesuatu atas diri Muda Cik Leman karena tidak akan terjadi sesuatu di dunia tanpa kehendak Yang
Mahakuasa. Semoga Yang Mahakuasa melindungi anak kita.”
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Amanat kutipan hikayat tersebut adalah . . .
a. Jangan mudah menyalahkan orang lain ketika keselamatan keluarga kita terancam oleh mara
bahaya.
b. Suatu peristiwa yang telah terjadi tidak perlu disesali karena pasti sudah menjadi kehendak
Tuhan.
c. Tuhan telah menggariskan suatu peristiwa yang akan terjadi di dunia ini tanpa diketahui oleh
manusia.
d. Manusia harus mempercayai ramalan- ramalan yang pasti kebenarannya dan percaya dengan
takdir Tuhan.
e. Kita harus menurut nasihat orang tua agar hidup menjadi lebih mudah dan terhindar dari bahaya
yang mengancam.
ANS:b
Berita perkawinan Muda Cik Leman tersiar di Negeri Galangan. Para saudagar Galangan yang
berdagang ke Muarlah yang membawanya. Karena kerabat Galangan tidak diundang dalam perhelatan
besar Kerajaan Muar itu. Berita itu amat mengejutkan ayah, bunda, dan saudara-saudara Muda Cik Leman.
Suatu malam Panglima Hitam mengumpulkan istri dan anak-anaknya.
1) ”Aku sudah mengingatkannya mengenai ramalan ahli nujum,” Panglima Nayan
menyesali adiknya. ”la berjanji hanya pergi untuk melihat Adinda Gadis Cik Inam karena ia sangat
ingin bertemu. Rupanya ia tidak puas melihat wajah Adinda Gadis Cik Inam hanya dalam mimpi dan
ingin pula melihatnya di alam nyata. Tapi ia mengingkari janjinya kepadaku. Ia nekat menikah dengan
Adinda Gadis Cik Inam.”
2) ”Mimpi itu membuat ia tergila-gila,” Panglima Dalung turut menyesali keputusan adiknya.
3) ”Semua ini ulah Adinda Putri Lindung Bulan,” gerutu Dayang Seri Anum dengan geram.
”Pastilah diayang menjodohkan Si Leman dengan Cik Inam!” Dayang Seri Anum tampak sedih dan
marah. ”Sudahlah,” Panglima Hitam menengahi. ”Semua sudah terjadi. Tidak perlu disesalkan lagi. Kita
tidak perlu menyalahkan siapa-siapa.”
4) ”Tetapi bagaimana jika terjadi sesuatu pada anak kita?” Dayang Seri Anum belum mau
menerima.
5) ”Serahkan saja kepada Yang Mahakuasa,” lanjut Panglima Hitam. ”Berdoalah, semoga tidak terjadi
sesuatu atas diri Muda Cik Leman karena tidak akan terjadi sesuatu di dunia tanpa kehendak Yang
Mahakuasa. Semoga Yang Mahakuasa melindungi anak kita.”
Sumber: Sudarno Mahyudin, Hikayat Muda Cik Leman, Yogyakarta, Yayasan Putra Jaya bekerja sama
dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006
Pernyataan yang membuktikan watak tokoh Dayang Seri Anum mudah curiga terdapat pada nomor . . . .
a. 1)
b. 2)
c. 3)
d. 4)
e. 5)
ANS:c
Kutipan 1
Maka Sang Maniaka pun berceriteralah, tatkala ia pergi pada pulau itu, bertemu dengan sebuah perahu,
hendak mengambil air, ”Maka tiada sempat patik lari. Maka patik bersembunyi pada suatu tempat. Setelah
nakhoda itu kembali, patik keempat bersaudara pun keluarlah.” Maka berdebar hati baginda serta bertitah,
”Hai anakku dan buah hatiku, lain kalinya jangan engkau demikian, tiada baik. Jika tuan hendak pergi
bermain, beri tahu ayahanda boleh ayahanda kerahkan segala rakyat mengiringkan tuan.”
Maka anak raja itu pun diamlah. Maka baginda pun masuk ke istana, membawa anakanda
baginda kepada permaisuri. Maka segala hal-ikhwalnya anakanda keempat itu, semuanya diceriterakan
pada permaisuri. Maka kata permaisuri dengan air matanya, ”Aduh anakku, mengapa maka demikian
pekerti tuan hamba? Jikalau tuan hendak pergi bermain pun, beri tahu akan ayahanda bunda, supaya
boleh ayahanda bunda suruh lengkapkan segala rakyat bala tentara. Tiadalah baik pekerti tuan demikian
itu.”
Sumber: Bot Genoop Schap, Hikayat Hang Tuah I, Jakarta, Pusat Bahasa, 2010
Kutipan 2
”Bapak. Teguh pulang memenuhi mimpi Bapak dulu,” kataku sambil menjejeri duduk Bapak
menghadapi hamparan jagung yang mulai berbuah.
”Mimpi apa?” Kening Bapak mengernyit.
”Bapak dulu pernah bilang sama Teguh, mau lihat Ka’bah sebelum Bapak dipanggil Allah,” aku
tersenyum penuh arti. Bapak hanya bisa ternganga.
”Di Samarinda, Teguh punya usaha sedikit- sedikit. Alhamdulillah bisa nabung sedikit buat ONH.
Kita berangkat sama Mamak, ya, Pak?” lanjutku. Mata Bapak yang redup jadi bersinar penuh bahagia.
Bapak tidak berkata-kata. Pelukan eratnyalah yang mengatakan betapa bahagia memenuhi rongga dadanya.
Impian berkunjung ke rumah Allah yang selama ini hanya jadi mimpi bisa jadi kenyataan. Sungguh,
Pak. Ini tetap tak akan bisa menebus kesalahan anakmu yang telah menelantarkanmu selama
bertahun-tahun. Bapak yang tak pernah neko-neko. Bapak yang selalu berkorban apa saja demi
keluarga. Bapak yang selalu ingat Allah dalam keadaan apa pun. Bapak yang selalu menyayangi
keluarga dengan caranya sendiri. Bagiku. Bapaklah pahlawan paling nyata dalam hidupku, yang selalu
mengistimewakanku. Walaupun Bapak hanyalah bapak tiriku.
Sumber: Joni Ariadiata, ”Pulang ke Bapak” dalam Aku Bisa Nulis Fiksi, Yogyakarta, Diva Press, 2016
Perbedaan kebahasaan kedua kutipan tersebut adalah . . .
a. Kutipan 1 menggunakan istilah khusus, Kutipan 2 menggunakan majas.
b. Kutipan 1 menggunakan majas, Kutipan 2 menggunakan istilah khusus.
c. Kutipan 1 menggunakan majas, Kutipan 2 menggunakan kata-kata arkais.
d. Kutipan 1 menggunakan kata-kata arkais, Kutipan 2 menggunakan bahasa sehari- hari.
e. Kutipan 1 menggunakan bahasa sehari- hari, Kutipan 2 menggunakan istilah khusus.
ANS d
Kutipan 1
Maka Sang Maniaka pun berceriteralah, tatkala ia pergi pada pulau itu, bertemu dengan sebuah perahu,
hendak mengambil air, ”Maka tiada sempat patik lari. Maka patik bersembunyi pada suatu tempat. Setelah
nakhoda itu kembali, patik keempat bersaudara pun keluarlah.” Maka berdebar hati baginda serta bertitah,
”Hai anakku dan buah hatiku, lain kalinya jangan engkau demikian, tiada baik. Jika tuan hendak pergi
bermain, beri tahu ayahanda boleh ayahanda kerahkan segala rakyat mengiringkan tuan.”
Maka anak raja itu pun diamlah. Maka baginda pun masuk ke istana, membawa anakanda
baginda kepada permaisuri. Maka segala hal-ikhwalnya anakanda keempat itu, semuanya diceriterakan
pada permaisuri. Maka kata permaisuri dengan air matanya, ”Aduh anakku, mengapa maka demikian
pekerti tuan hamba? Jikalau tuan hendak pergi bermain pun, beri tahu akan ayahanda bunda, supaya
boleh ayahanda bunda suruh lengkapkan segala rakyat bala tentara. Tiadalah baik pekerti tuan demikian
itu.”
Sumber: Bot Genoop Schap, Hikayat Hang Tuah I, Jakarta, Pusat Bahasa, 2010
Kutipan 2
”Bapak. Teguh pulang memenuhi mimpi Bapak dulu,” kataku sambil menjejeri duduk Bapak
menghadapi hamparan jagung yang mulai berbuah.
”Mimpi apa?” Kening Bapak mengernyit.
”Bapak dulu pernah bilang sama Teguh, mau lihat Ka’bah sebelum Bapak dipanggil Allah,” aku
tersenyum penuh arti. Bapak hanya bisa ternganga.
”Di Samarinda, Teguh punya usaha sedikit- sedikit. Alhamdulillah bisa nabung sedikit buat ONH.
Kita berangkat sama Mamak, ya, Pak?” lanjutku. Mata Bapak yang redup jadi bersinar penuh bahagia.
Bapak tidak berkata-kata. Pelukan eratnyalah yang mengatakan betapa bahagia memenuhi rongga dadanya.
Impian berkunjung ke rumah Allah yang selama ini hanya jadi mimpi bisa jadi kenyataan. Sungguh,
Pak. Ini tetap tak akan bisa menebus kesalahan anakmu yang telah menelantarkanmu selama
bertahun-tahun. Bapak yang tak pernah neko-neko. Bapak yang selalu berkorban apa saja demi
keluarga. Bapak yang selalu ingat Allah dalam keadaan apa pun. Bapak yang selalu menyayangi
keluarga dengan caranya sendiri. Bagiku. Bapaklah pahlawan paling nyata dalam hidupku, yang selalu
mengistimewakanku. Walaupun Bapak hanyalah bapak tiriku.
Sumber: Joni Ariadiata, ”Pulang ke Bapak” dalam Aku Bisa Nulis Fiksi, Yogyakarta, Diva Press, 2016
Kedua kutipan tersebut memiliki persamaan nilai . . . .
a. moral
b. sosial
c. agama
d. budaya
e. pendidikan
ANS:a
Maka suatu hari yang baik memakailah Baidaba pakaiannya yang tertentu, dan berjalanlah ia menuju ke
istana. Di halaman istana ia memberi salam kepada penjaga pintu sambil berkata, ”Hamba bermaksud
hendak menghadap, akan menyampaikan suatu pesan kepada Baginda.”
Penjaga pintu pun masuklah mem- persembahkan bahwa di luar ada seorang brahmana bernama
Baidaba, mengatakan ada membawa pesan untuk Baginda. Baginda lalu memberi izin Baidaba masuk.
Maka masuklah Baidaba. Demi sampai ke hadapan Baginda sujudlah ia menyembah dengan takzimnya.
Kemudian, berdirilah ia, sepatah pun tiada berkata. Heranlah raja melihat kelakuannya itu, dan berkata
baginda dalam hatinya, ”Orang ini tentulah tiada maksudnya lain daripada dua perkara jua, pertama
hendak
meminta suatu yang dapat memperbaiki keadaan hidupnya, atau mengharapkan pertolongan penolak
sesuatu bahaya yang telah menimpa dirinya.”
Sumber: Baidaba, Hikayat Kalilah dan Dimnah, Jakarta, Balai Pustaka, 2011
Simpulan isi hikayat tersebut adalah . . .
a. Baidaba pergi ke istana dengan pakaian yang bagus. Sampai di depan istana Baidaba
dihadang pengawal. Pengawal tidak mengizinkan Baidaba masuk, tetapi dia memaksa.
Baidaba menemui raja dan mengatakan bahwa dia akan meminta sesuatu kepada raja.
Baidaba juga meminta pertolongan raja agar terhindar dari bahaya.
b. Baidaba ingin menghadap baginda raja. Baidaba mengenakan pakaian yang bagus, lalu
pergi ke istana. Baidaba menyembah raja, lalu berdiri tanpa sepatah kata pun. Raja heran
melihat perilaku Baidaba. Raja menerka-nerka perilaku Baidaba menunjukkan dua
maksud, yaitu meminta sesuatu atau mengharapkan pertolongan.
c. Baidaba menemui raja di istana. Baidaba ingin meminta sesuatu agar hidupnya lebih baik
lagi. Raja tidak mengabulkan keinginan Baidaba. Raja meminta pengawal mengusirnya
dari istana. Baidaba tidak mau keluar dan memaksa akan membuat keonaran di istana.
Kemudian, raja memberikannya pertolongan untuk memperbaiki hidupnya.
d. Baidaba ingin menghadap baginda raja. Baidaba memakai pakaian yang bagus, lalu pergi
ke istana. Sampai di depan istana Baidaba dihadang pengawal. Pengawal tidak
mengizinkan Baidaba masuk, tetapi dia memaksa. Raja meminta pengawal mengusirnya
dari istana. Baidaba keluar istana dengan keadaan bingung. Dia tidak tahu lagi harus
meminta pertolongan kepada siapa lagi.
e. Baidaba masuk ke istana dengan diam-diam agar tidak diketahui pengawal. Baidaba
menghadap raja dan menyembah sujud. Raja mengetahui maksud kedatangan Baidaba.
Kemudian, raja mengabulkan dua keinginan Baidaba. Baidaba merasa senang dan
berterima kasih kepada raja.
ANS: b