BIOMEDIK 1
DEPARTEMEN FISIOLOGI
' اﻟﱠرْﺣَﻣِن اﻟﱠرِﺣﯾِم
ِ ﺳِم ا ﱠ
ْ ِﺑ
“BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM”
01
TES
EROGRAF
TUJUAN PRAKTIKUM
Stopwatch Spigmomanometer
Ergograf Metronome
CARA KERJA
1. Kerja dengan Frekuensi Rendah
• Orang coba duduk dengan lengan kanan bawah diletakkan di atas meja.
• Peganglah tuas ergograf dengan empat jari pada satu tuas ergograf dan ibu jari pada tuas
lainnya
• Lakukanlah kerja dengan menarik tuas ergograf setiap 4 (empat) detik menurut irama
metronome.
• Hentikan kerja setelah terjadi kelelahan sempurna.
2. Kerja dengan Frekuensi Tinggi
• Orang coba duduk dengan lengan kanan bawah diletakkan di atas meja.
• Peganglah tuas ergograf dengan empat jari pada satu tuas ergograf dan ibu jari pada tuas lainnya
• Lakukanlah kerja dengan menarik tuas ergograf setiap 1 (satu) detik menurut irama metronome.
Catatan : Aturlah beban Ergograf sesuai dengan kekuatan orang coba dengan mengatur pegasnya, agar diperoleh
pembebanan yang cukup untuk menimbulkan kelelahan otot.
3. Pengaruh Hambatan Aliran Darah (Iskemia)
• Orang coba duduk dengan lengan kanan bawah diletakkan di atas meja.
• Pasanglah manset Sphygmomanometer pada lengan atas dari lengan yang melakukan kerja dan pompalah manset
sampai denyut arteri Radialis tidak teraba lagi (jumlah tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dibagi 2
• Peganglah tuas ergograf dengan empat jari pada satu tuas ergograf dan ibu jari pada tuas lainnya
• Lakukanlah kerja dengan menarik tuas ergograf setiap 4 (empat) detik menurut irama metronome.
• Hentikan kerja setelah terjadi kelelahan sempurna.
b. Kerja dengan Frekuensi Tinggi
• Orang coba duduk dengan lengan kanan bawah diletakkan di atas meja.
• Pasanglah manset Sphygmomanometer pada lengan atas dari lengan yang melakukan kerja dan pompalah manset
sampai denyut arteri Radialis tidak teraba lagi (jumlah tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dibagi 2
• Peganglah tuas ergograf dengan empat jari pada satu tuas ergograf dan ibu jari pada tuas lainnya
• Lakukanlah kerja dengan menarik tuas ergograf setiap 1 (satu) detik menurut irama metronome.
a. Pengaruh Istirahat
• Pada orang coba pertama lakukanlah tarikan dengan Frekuensi Tinggi sampai terjadi kelelahan sempurna.
• Kemudian orang coba beristirahat selama 3 (tiga) menit. Selama istirahat, lengan diletakkan di atas meja.
• Lakukan kembali tarikan-tarikan sampai terjadi kelelahan sempurna. Perhatikan pengaruh istirahat terhadap hasil
kerja orang coba.
b. Pengaruh Pemijatan
• Pada orang coba kedua lakukanlah tarikan dengan Frekuensi Tinggi sampai terjadi kelelahan sempurna.
• Orang coba kembali beristirahat selama 3 (tiga) menit dan salah satu anggota regu memijat lengan orang coba ke
arah sentral (jantung) selama waktu istirahat tersebut.
• Lakukan kembali tarikan-tarikan sampai terjadi kelelahan sempurna. Perhatikan pengaruh pemijatan terhadap hasil
kerja orang coba.
Jenis-Jenis Otot
Gelondong Fasiculus
Epimysium Perimysium
Otot Otot
Miofibril Serabut
Sarkomer Endomysium
Otot
Protein Kontraktil
a. Aktin
b. Miosin
Protein Regulator
a. Tropomiosin
b. Troponin ( T,C,I )
Tropomiosin
1 2 3
Kreatinin Glikolisis Fosforilasi
Fosfat Anaerob Oksidatif
Kelelahan Otot
Penlight Jarum
Respon
Otomatis
REFLEKS
Tidak
Sadar
Arcus Reflex
Reseptor
Jalur Afferen
Pusat Integrasi
Jalur Efferen
Efektor
Refleks Kornea
Reseptor Kornea
Pusat Integrasi MO
Pusat Integrasi MO
Efektor M.Ciliaris,
M.Sphincter Pupil
Serabut Mototrik N.
Jalur Efferen
Femoris
M. Quadriceps
Efektor
Femoris
Refleks KPR -> Ekstensi
Tungkai,Kontraksi Otot Quadriceps
Achilles Pess Reflex
Reseptor Tendon Achilles
Serabut Sensorik N
Jalur Afferen
Tibialis
Serabut Mototrik N.
Jalur Efferen
Tibialis
Efektor M. Gastocnemius
Serabut Sensorik N
Jalur Afferen
Musculocutaneus
Serabut Mototrik N.
Jalur Efferen
Musculocutaneus
Serabut Sensorik N
Jalur Afferen
Radialis
Serabut Mototrik N.
Jalur Efferen
Radialis
Efektor Otot
Withdrawl Reflex > Menjauhi
Stimulus
Refleks Kulit Dinding Perut
Reseptor Kulit
REFLEKS PERIOST
RADIALIS -> Supinasi tangan
Arcus Refleks REFLEKS PERIOST
ULNARIS -> Pronasi tangan
Optotip Snallen
CARA KERJA
1. Siapkan semua alat-alat dan bahan praktikum yang diperlukan,
2. Mintalah orang coba duduk pada jarak 5 atau 6 m dari optotipe snallen
3. Minta orang coba untuk menutup satu matnya tanpa menekan bola mata
4. Minta orang coba untuk melihat ke depan dengan rileks tanpa melirik atau mengerutkan
kelopak mata
5. Minta orang coba untuk menyebutkan huruf ,angka atau simbol,yang di tunjuk
6. Tunjuk huruf,angka atau simbol pada optotip snallen dari atas ke bawah
8. Bila visus orang coba tidak optimal,dilakukan koreksi dengan lensa coba sampai di
dapatkan visus yang maksimal.Besarnya lensa coba yang di gunakan menunjukan besarnya
kelainan refraks
INDERA PENGLIHATAN
MATA (bagian dan fungsi)
⚫ Kornea, merupakan selaput kuat yang tembus
cahaya dan memiliki inervasi saraf tetapi avaskuler
(tidak memiliki suplai darah)
⚫ Retina, merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat peka terhadap
cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. Retina
merupakan bagian saraf pada mata, tersusun oleh sel saraf dan serat-seratnya. Retina
berperan sebagai reseptor rangsang cahaya. Retina tersusun dari sel kerucut →untuk
penglihatan warna dan sel batang untuk → penglihatan di tempat gelap.
MATA (bagian dan fungsi)
Melewati pupil
Masuk ke mata yang lebarnya Dibiaskan oleh
Sumber cahaya melalui kornea diatur oleh iris lensa
Garpu Tala
Ketulian (Deafness)
1. Tuli Konduktif
2. Tuli Sensorineural
3. Tuli Campuran
TES GARPU TALA
RINNE WEBER
SCHWABACH
Tes Rinne
Prinsip : Membandingkan bunyi yang dihasilkan melalui hantaran
tulang (mastoid) dengan hantaran udara
Interpretasi :
•Rinne positif : Normal atau tuli
sensorineural
•Rinne negatif : Tuli konduktif
Tes Weber
Prinsip : Membandingkan bunyi yang dihasilkan melalui hantaran
tulang antara kedua telinga
Interpretasi :
•Lateralisasi kanan
•Lateralisasi kiri
Tes Schwabach
Prinsip : Membandingkan bunyi yang dihasilkan melalui hantaran
tulang pasien dan pemeriksa
Interpretasi :
• Schwabach memendek : tuli
sensorineural
• Schwabach memanjang : tuli
konduktif
KESIMPULAN TES GARPU TALA
INTERPRETA
TES RINNE TES WEBER TES SCHWABACH SI
1. TELINGA LUAR
- Daun Telinga
- Meatus Akustikus Eksternus
- MT (Membran Timpani)
2. TELINGA TENGAH
Tulang pendengaran (Maleus – Inkus – Stapes)
3. TELINGA DALAM
- Koklea
- Apparatus Vestibularis
- Jendela Ovale dan Jendela Bundar
Tulang-tulang Pendengaran
Telinga Luar
Ø Fungsi konduksi
Ø 1/3 bagian luar liang telinga terdiri atas tulang rawan
Ø 2/3 bagian dalam terdiri atas tulang
Telinga Tengah
• Suara bisikan : 15 – 20 dB
• Percakapan dekat : 60 dB
Membrana
Membrane Raissner yang Korteks
Depolarisasi
Timpani mendorong Pendengaran
endolimfe