KELOMPOK 3
Topik : TBC
Sasaran : Keluarga Pasien dan Masyarakat
Hari/Tgl : Senin / 17 – 10 - 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Dr.H Koesnaedi Bondowoso
I. Analisis Situasi
1.1 Peserta diskusi : Keluarga Pasien dan Masyarakat
1.2 Ruangan Diskusi : Melati
1.3 Pemberi Materi : Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Bondowoso
II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang TBC, diharapkan pasien dan keluarga pasien serta
masyarakat dapat mengerti dan menjelaskan tentang apa itu TBC.
2.2 Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang TBC, diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian TBC
b. Menjelaskan tanda - tanda TBC
c. Menjelaskan cara penularan TBC
d. Menjelaskan komplikasi dari TBC
e. Pencegahan TBC
III. Materi
3.1 Definisi pengertian TBC
3.2 Tanda - Tanda TBC
3.3 Cara Penularan TBC
3.4 Komplikasi dari TBC
3.5 Cara pencegahan TBC
IV. Metode dan Media
4.1 Metode : Diskusi kelompok
4.2 Media : Leaflet dan Flipcart
V. Kegiatan Diskusi
No. Topik Waktu Kegiatan Diskusi Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit - Memberikan leaflet - Menerima dan mem-baca
leaflet
- Membuka kegiatan diskusi - Menjawab salam
dan mengucapkan salam
2. Pelaksanaan 30 - Menyampaikan sekilas tentang - Memperhatikan
menit materi yang akan didiskusikan
tentang TBC
- -
Pemandu masuk dalam kelom- - Kelompok sangat antusias
pok untuk memandu jalannya Memperhatikan
kegiatan diskusi dalam
kelompok tersebut -
Saling bertukar pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit yang dapat diuraikan dan
pada akhirnya akan diperoleh jalan keluarnya. Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika
peserta menyadari hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan:
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu
permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman
(sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini,
harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga
terlahir pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi
menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan
baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh
karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator,
notulis, dan tata tertib. Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat
secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika
proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi . Inti dari
kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikran antar peserta diskusi . peserta diharap
menyampaikan pendapatnya terhadap permasalahan yang di hadapi selanjutnya pendapat
tersebut harus disampaikan oleh peserta lain . bermacam- macam bentuk tanggapan dapat
disampaikan , misalnya dengan mempertahankan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap
belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan menyatakan sikap setujuatau tidak
setuju/ mendukung atau tidank mendukung terhadap pendapat yang telah di kemukakan.
Munculnya berbagai sikap dan pikiran dan tanggapan yg berbeda – beda itu merupakan hal yang
positif dalam kegiatan berdiskusi.
MATERI DISKUSI
TBC
1. Definisi
Tuberculosis Paru (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobaterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman TB Paru menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
Tuberkulosis ini biasanya menyerang paru - paru, yang kemudian bisa menyerang ke
semua bagian tubuh. Infeksi terkadang terjadi pada 2 - 10 minggu. Pasca 10 minggu
lain :
1. Gejala sistemik/umum :
b. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
2. Gejala khusus :
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
Saat batuk atau bersin, penderita TBC dapat menyebarkan kuman yang terdapat dalam
dahak ke udara. Dalam sekali batuk, penderita TBC dapat mengeluarkan sekitar 3.000 percikan
dahak.
Bakteri TB yang berada di udara bisa bertahan berjam-jam, terutama jika ruangan gelap
dan lembab, sebelum akhirnya terhirup oleh orang lain. Umumnya, penularan terjadi dalam
ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka yang sering
bertemu atau berdiam di tempat yang sama dengan penderita TBC, seperti keluarga, teman
sekantor, atau teman sekelas.
Meski demikian, pada dasarnya penularan TBC tidak semudah yang dibayangkan. Tidak
semua orang yang menghirup udara yang mengandung bakteri TB akan langsung menderita
TBC.
Pada kebanyakan kasus, bakteri yang terhirup ini akan berdiam di paru-paru tanpa
menimbulkan penyakit atau menginfeksi orang lain. Bakteri tetap ada di dalam tubuh sambil
menunggu saat yang tepat untuk menginfeksi, yaitu ketika daya tahan tubuh sedang lemah.
4. Komplikasi dari TBC
Komplikasi tuberkulosis kerap menyerang ginjal melalui infeksi bagian luar (cortex) yang secara
perlahan menginfeksi hingga ke bagian yang lebih dalam (medula). Kondisi ini menimbulkan
komplikasi lain, seperti penumpukan kalsium, hipertensi, pembentukan jaringan nanah, hingga
gagal ginjal