Anda di halaman 1dari 11

Critical Journal Review

FISIOLOGI MANUSIA

DOSEN PENGAMPU : Dr. Mifthahul Ihsan

DISUSUN OLEH :

Mikhael Fernando Hulu

Nim : 6223311003

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatnya sehingga tugas
Critical Jurnal Riview (CJR) ini dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa saya berterima kasih atas bantuan
dari beberapa pihak yang telah berkontribusi memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan saya, semoga makalah yang sudah terkerjakan ini dapat menambah pengentahuan dan
pengalaman bagi pembaca, dan juga kedepannya dapat memperbiki bentuk maupun isi dari makalah ini
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan dari
makalah yang telah tersusun ini, besar harpan saya supaya para pembaca bisa memberikan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 26 November 2022

Mikhael Fernando Hulu


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………4

1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………………………….4

1.3 Manfaat ………………………………………………………………………………………………...4

BAB II REVIEW JURNAL ………………………………………………………………………….…….5

2.1 Identitas Jurnal …………………………………………………………………………………………5

2.2 Isi Jurnal ………………………………………………………………………………………..……...5

BAB III PEMBAHSAN …………………………………………………………………………….……...9

3.1 Kelebihan Jurnal …………………...…………………………………………………………………..9

3.2 Kekurangan Jurnal ………………….……………………………………………………………….....9

BAB VI PENUTUP ………………………………………………………………………………………10

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………...10

4.2 Saran ………………………………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya CJR adalah tugas yang mengharuskan kita untuk mengevaluasi dan membaca ulang
jurnal. Didalam CJR akan dibahas beberapa jurnal, dalam mengkritik dan memberi saran terhadap ulasan
jurnal. Kita harus membaca jurnal secara seksama dan dengan detail dengan jurnal pembandingnya guna
mendapatkan hasil yang kompetitif.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan pengulasan CJR ini ditunjukan untuk menamabah wawasan dan memperluas pola piker
kita sebagai Mahasiswa. Diharapkan dalam penulisan CJR ini Mahasiswa dapat belajar menghasilkan
jurnal-jurnal berikutnya.

1.3 Manfaat Jurnal

CJR ini ditulis guna memberikan informasi yang kompetitif tentang apa yang dipresentasikan
dalam sebuah makalah ini demi menambah wawasan kita bersama.
BAB II

REVIEW JURNAL

2.1 Identitas Jurnal

Judul Artikel Futsal’s Inside Human Sport Physiology : A Literatures Description


Nama Jurnal Journal of Physical Education, Health and Sport
Penulis Gaung Perwira Yustika
Sri Iswati
Adam Subagyo
Suryanto
Penerbit Universitas Negeri Semarang
Tahun Terbit 2019
Volume Vol.6, No.2
Jumlah Halaman 9
ISSN p-ISSN 2354-7901 e-ISSN 2354-8231
Reviewer Mikhael Fernando Hulu
Tanggal Review 26 November 2022
Link Jurnal https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs/article/view/
20658/9815

2.2 Isi Jurnal

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian jurnal adalah adalah untuk


mengetahui bagaimana Fisiologis Pemain Futsal
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah Para Pemain Futsal
Prefesional dan Pemain Semi-Prefesional
Asessement Data Futsal merupakan olahraga dengan intensitas tinggi
(Goros tiaga et al., 2009). Barbero-Alvarez dkk.
(2008) menemukan rata-rata denyut nadi
(HRaverage) 174 kali per menit, hingga 90% dari
denyut nadi maksimal (HRmaximum) selama 72%
waktu permainan. Aspek faktor evaluasi fisiologis
itu peneliti telah menguraikan mengenai kebutuhan
sepanjang permainan juga terkait dengan detak
jantung (Barbero-Alvarez, Soto, Barbero-Alvarez,
& Granda-Vera, 2008; Castagna et al., 2007), ada
juga evaluasi lain seperti sebagai mengamati
konsentrasi asam laktat di darah (Rampinini et al.,
2007), dan karakteristik kinematik (Barbero-
Alvarez et al., 2008). Sedangkan jika mengacu
pada pernyataan dari Alvarez-Medina dkk. (2002),
latihan ini memerlukan adaptasi kardiovaskuler
sebesar 85-90%. denyut nadi maksimum per
individu. Sedangkan untuk kapasitas aerobik
sendiri disarankan VO2 max nilai dalam kisaran
50-55 ml/kg/menit adalah kisaran yang
direkomendasikan untuk dimiliki oleh atlet futsal
profesional dari (Castagna et al., 2009) seperti yang
dapat dilihat dalam ringkasan
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
Metode Literatur. Dengan studi pustaka terhadap
artikel-artikel yang itu dirangkum dari artikel
ilmiah terbaru diperoleh dari media internet search
literature engine: Proquest, Researchgate dan
Google Sarjana terkait fisiologi futsal dengan kata
kunci fisiologi futsal mencari karya ilmiah
ditemukan terkait dengan topik ini.
Hasil Penelitian Table 1
(Naser et al., 2017). Pergi dapat dilihat bahwa
pemain semakin terlatih, dengan status yang
dimiliki sebagai pemain profesional dengan lebih
pengalaman bermain, memiliki angka VO2 max
yang lebih baik daripada pemain yang
pengalamannya di bawah ini, dengan divisi liga
Brasil I pemain setidaknya 10 tahun pengalaman
menunjukkan hasil VO2 max tertinggi sekitar 71,5
ml/kg/menit ± 5,9 (Rodrigues et al., 2011).
Sedangkan data terendah ditemukan pada semi pro
fessional divisi 3 liga italia pada sebuah penelitian
tahun 2009 dengan VO2 max sekitar 55,2
ml/kg/menit ± 5.7 (Alvarez et al., 2009), hal ini
kemungkinan disebabkan oleh pola dan jenis
Latihan yang berbeda antara pemain profesional
dan non-profesional. Pemain profesional memiliki
waktu latihan rutin setiap hari dan berada di bawah
kontrak profesional sehingga mereka harus selalu
berada dalam kondisi fisik terbaik.
Table 2
Karakteristik fisiologis pemain fut sal yang terakhir
berkaitan dengan produk anaerobic metabolisme,
yaitu asam laktat Secara statistik untuk melihat
penjelasan bahwa pemain futsal sering di atas
ambang laktat dalam pertandingan (Barbero-Al
varez et al., 2008; Karahan, 2012) dan konsentrasi
asam laktat darah berkisar antara 5,3-5,5 mmol / L
(Castagna et al., 2009; Makaje et al., 2012). Ini
adalah rekomendasi tinggi yang diberikan untuk
tingkat elit pemain futsal untuk dapat menempuh
jarak yang lebih jauh dalam satu pertandingan
dengan menerapkan pelatihan yang ditingkatkan
program dari sistem aerobik dan anaerobik
terutama ketahanan sprint (Doğramaci et al., 2011;
Spencer et al., 2004; Muda, McDowell, & Scarlett,
2001). Fungsi anaerobik ini kemudian menjadi ciri
fisiologis yang membedakan atlet futsal dengan
pemain sepak bola karena untuk penemuan ambang
anaerobik di futsal pemain lebih tinggi dari atlet
sepak bola (Junior, Pinto, (Souza, Magini, &
Martins, 2006)
Table 3
Pemain futsal dengan karakteristik seperti ini dapat
melompat vertikal hingga 40-50 cm dan horizon
tally 220-240 cm (Cyrino et al., 2002; Fachineto,
Ribeiro, Lezonier, & Mazieiro, 2008; Gorostiaga et
al., 2009). Jika dilihat berdasarkan posisi
permainan kiper pada umumnya memiliki tinggi
badan tertinggi, persentase lemak tubuh dan otot
massa, di sisi lain para pemain yang menempati
posisi postur sayap terpendek (Avelar et al., 2008;
Queiroga et al., 2013) dan Serupa hasil yang
diungkapkan oleh D. Berdejo-del-Fresno, R.Moore,
dan MW Laupheimer dalam publikasinya berjudul
“VO2max Changes in English Futsal Pemain
setelah Periode 6 Minggu Pelatihan Small Sided
Games” pada tahun 2015 juga dapat dilihat pada
tabel 4 yang dilakukan pada kelompok eksperimen
dan kontrol profesional elit Inggris pemain
Kelompok eksperimen terdiri dari 12 orang pemain
futsal level elit dengan usia 10,4 ± 1,2 tahun
pengalaman bermain dengan 2 tim teratas yang
bersaing di FA (The Football Association) Futsal
Liga Nasional. Sedangkan kelompok kontrol terdiri
dari 12 pemain level elit yang bermain di kompetisi
yang sama dengan 10,5 ± 1,6 tahun bermain
pengalaman Hasilnya menunjukkan bahwa kiper
adalah pemain tertinggi dan terberat dibandingkan
untuk pemain secara keseluruhan, dengan BMI
dalam kategori sehat semua pemain
Table 4
data lain yang diperoleh dari Avelar dan rekan
(2008) menyimpulkan bahwa kiper memiliki tinggi
badan 182,4 cm, berat badan 81,1 kg, BMI 24,3
kg/m2, massa otot 73,4 kg dan persentase lemak
tubuh 9,2%, bek memiliki a tinggi 170,5, berat
badan 68,8 kg, 23,7 kg /m2 BMI, massa otot 62,5
kg dan lemak tubuh 9,1% persentase, pemain sayap
175,9 cm, 76,3 kg, 24,6 kg /m2 BMI, massa otot 69
kg dan lemak tubuh 9,9%. persentase, pivot
memiliki 178,6 cm, 77,7 kg, 24,4 kg/ m2 BMI,
massa otot 70 kg dan persentase lemak tubuh 9,9%.
Pada pemain futsal wanita persentase lemak tubuh
yang tinggi terbukti negatif berdampak pada
kemampuan menggiring bola (Kooshaki, Nikbakht,
& Habibi, 2014), dan kemungkinan besar akan
mempengaruhi orang lain variabel seperti lompatan
vertikal dan horizontal.
Kekuatan Penelitian Menurut saya Kekuatan Penelitian jurnal ini yaitu
karena data hasil penelitian yang diambil dari data
hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh para ahli
Kelemahan Penelitian Menurut saya yang menjadi kelemahan penelitian
jurnal adalah karena penggunaan metode literature
yang dimana hasil penelitian bukan dari hasil
pengamatan sendiri secara langsung namun dari
beberapa artikel atau sumber.
Kesimpulan Permainan futsal merupakan permainan yang
membutuhkan fair jumlah energi terus-menerus
dari kedua aerobik dan sistem metabolisme
anaerobik, karena kebutuhan akan gerakan cepat
sepanjang permainan futsal seperti melompat,
menggiring bola, menembak, dll. Ke menunjang
penampilan futsal secara fisiologis maka para
pelatih futsal harus memahami profil fisiologis
setiap pemain untuk menjadi dapat memantau
proses dan kemajuan mereka pelatihan secara
individual. Mengingat profil fisiologis pemain
futsal yang harus menempuh perjalanan jauh dalam
pertandingan intensitas tinggi, program latihan bisa
diterapkan untuk meningkatkan sistem aerobik dan
aerobik fungsi seperti pelatihan ketahanan sprint.
Tetapi Pola latihan juga harus menyesuaikan
dengan kondisi pemain seperti contoh menjalani
partai-partai sulit dalam kompetisi, pengurangan
intensitas pelatihan yang tinggi dapat membantu
proses pemulihan para pemain. Yang tak kalah
pentingnya, selain latihan ketahanan fisik, latihan
yang berkaitan dengan kemampuan teknis dan
koordinasi neuromuskuler adalah variabel fisiologis
penting untuk mempertahankan kinerja dari atlet
futsal
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Jurnal

Sebagai pembaca jurnal menurut saya yang menjadi kelebihan jurnal adalah isi dari jurnal cukup
lengkap serta table penelitian pada jurnal yang membantu pembaca untuk memahami hasil penelitian.

3.2 Kekurangan Jurnal

Dari segi isi, pengunaan ukuran hurf serta tata letak pada jurnal sudah cukup lengkap namun yang
menjadi kelemahan pada jurnal adalah jurnal sulit dipahami atau membuat pembaca bosan membaca
jurnal karena terlalu banyaknya referensi dari data hasil penelitian yang mungkin membuat pembaca sulit
untuk memahami isi jurnal.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulannya adalah secara keseluruhan mengenai jurnal adalah jurnal yang berjudul “Futsal’s
Inside Human Sport Physiology : A Literatures Description” yang membahas tentang Fisiologis dalam
permainan futsal ini sudah sangat baik untuk dibaca dan dijadikan bahan untuk menambah wawasan
atau sebagai bahan referensi juga.

4.2 Saran

Saran dari saya adalah kiranya kedepan Jurnal diperbaiki dan menjadi lebih bagus lagi dengan
melihat apa yang menjadi kekurangan dari jurnal sehingga kedepannya jurnal menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Yustika Perwira Gaung. Futsal’s Inside Human Sport Physiology : A Literatures Description, 2019.

Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai