Anda di halaman 1dari 7

Farmaka 62

Volume 19 Nomor 1
REVIEW ARTIKEL: MENJAGA INTEGRITAS DATA PADA PROSES PENANGANAN
SAMPEL DI INDUSTRI FARMASI

Muhammad Naufal Mu’tashim, Ida Musfiroh

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21
mutashimnaufal@gmail.com
Diserahkan 15/02/2021, diterima 03/03/2021

ABSTRAK
Data merupakan fakta, angka dan statistik yang dikumpulkan bersama untuk referensi atau analisis.
Integritas dari suatu data penting untuk menjamin kualitas yang dihasilkan. Namun, masih terdapat
berbagai masalah pembuatan data pada proses pengambilan sampel dan preparasi sampel di industri
farmasi yang dapat berdampak pada integritas data. Tujuan dari artikel ini adalah membahas secara
khusus bagaimana menjaga integritas data pada proses penanganan sampel di industri farmasi mulai
dari tahap pengambilan sampel hingga preparasi sampel. Penerapan sistem kode bar merupakan cara
yang dapat diterapkan industri farmasi selama proses penanganan sampel mulai dari pengumpulan
sampel hingga preparasi sampel untuk menghindari terjadinya kesalahan dan dapat meningkatkan
integritas data yang dihasilkan serta dapat memangkas waktu pengerjaan menjadi lebih singkat.
Kata kunci: Integritas data, pengambilan sampel, preparasi sampel, kode bar

ABSTRACT
Data are facts, figures, and statistics collected together for reference or analysis. The integrity of the
data is essential to ensure the quality of the resulting data. However, there are still various data
generation problems in the sampling process and sample preparation in the pharmaceutical industry
that can impact data integrity. The purpose of this review article is to specifically discuss how to
maintain data integrity in the sample handling process in the pharmaceutical industry from the
sampling stage to sample preparation. The application of the barcoding system is a method that can
be applied by the pharmaceutical industry during the sample handling process from sample collection
to test preparation to avoid errors and can improve the integrity of the resulting data, and can reduce
processing time to be shorter.
Keywords: Data Integrity, Sampling, Sample Preparation, Barcoding

PENDAHULUAN keamanan dan efektivitas hasil (Bargaje,


Data dapat dihasilkan dari aktivitas 2011). Kekritisan data dapat ditentukan
menulis di kertas atau catatan paper-based dengan mempertimbangkan bagaimana data
dari observasi manual atau aktivitas, kemudian digunakan untuk mempengaruhi keputusan
dapat dihasilkan secara elektronik, yang diambil (WHO, 2016).
menggunakan peralatan dari mesin sederhana Data yang diperoleh haruslah data
hingga sistem komputerisasi yang dapat yang memiliki integritas yaitu tingkat dimana
dikonfigurasi atau dengan cara lain seperti data lengkap, konsisten, akurat, dapat
foto, gambar, pelat kromatografi (McDowall, dipercaya, dan bahwa karakteristik data ini
2017). Data penting untuk menjamin kualitas, dipertahankan sepanjang lifecycle data
Farmaka 63
Volume 19 Nomor 1
(MHRA, 2018). Integritas data memiliki (ELN), atau sistem operasional lab yang
prinsip ALCOA, dimana setiap data yang berpotensi memilih label yang salah dari
diperoleh harus: lembaran dan menempelkannya ke
• Attributable: Data dapat ditelusuri sampel.
sumbernya • Kesalahan dalam mencatat lokasi
• Legible: Data dapat dibaca, memiliki pengambilan sampel ke wadah sampel
cadangan, dan tidak membuat (TGA, 2019).
misintepretasi Apabila identitas sampel dapat
• Contemporaneus: Data diperoleh dari dikompromikan atau ditoleransi maka
waktu yang sama dengan aktivitas integritas data yang diperoleh juga dapat
• Original: Data asli bukan salinan dan hilang, dan nantinya data tersebut mustahil
data tidak dimanipulasi untuk direkonstruksi karena data tidak dapat

• Accurate: Data berisi informasi yang dipercaya kebenarannya (Clark, 2016; PICS,

benar/akurat 2017). Oleh karena itu, tujuan dari tulisan ini

Proses pengambilan dan preparasi yaitu untuk membahas secara khusus

sampel memiliki banyak masalah untuk bagaimana menjaga integritas data pada proses

integritas data (Kang, 2018). Masalah-masalah penanganan sampel di industri farmasi mulai

yang dapat ditemukan ketika proses dari tahap pengambilan sampel hingga

pengambilan sampel laboratorium dan proses preparasi sampel.

persiapan sampel diantaranya adalah aktivitas METODE PENELITIAN


yang masih dilakukan manual (adanya Metode yang digunakan dalam
interaksi antara personil dengan instrumen penulisan ini adalah dengan mengumpulkan
atau sistem) dan banyak langkah operasi tidak data dari beberapa compendial, buku ilmiah
ditinjau oleh orang kedua pada saat dan referensi jurnal ilmiah yang berkaitan
pemasukan atau pelabelan data dimana dengan proses penanganan sampel. Adapun
kesalahan tersebut dapat menyebabkan kriteria yang digunakan untuk jurnal ilmiah
keputusan yang salah (Duffua, 2005; Dekker, yaitu jurnal yang telah dipublikasi baik pada
2014). jurnal nasional maupun jurnal internasional
Pengambilan dan identifikasi sampel tahun 2005-2020 yang berhubungan dengan
yang tepat sangat penting untuk mendapatkan proses penanganan sampel di industri farmasi.
nilai hasil pengujian yang akurat (FDA, 2018). HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas sampel yang salah dapat terjadi Pengambilan Sampel
dalam banyak cara, diantaranya:
Dari perspektif integritas data, proses
• Pencetakan label identifikasi bets dari
pengambilan sampel harus dirancang untuk
sistem manajemen informasi laboratorium
meminimalkan entri data yang salah dan untuk
(LIMS), catatan elektronik laboratorium
memastikan identitas sampel hingga tahap
Farmaka 64
Volume 19 Nomor 1
pembuangan sampel. Untuk pengambilan tertentu (misalnya, suhu atau kelembaban)
sampel bahan awal dan bahan pengemas untuk memastikan keakuratan hasil pengujian.
primer minimal dilakukan di dalam ruang Untuk sampel seperti itu, sangat penting untuk
pengambilan sampel yang setara dengan kelas memastikan distribusi yang sesuai ke fasilitas
kebersihan jenis proses produksi (BPOM RI, pengujian. Integritas hasil tes terkait dengan
2013; BPOM RI, 2018). Seharusnya tidak penyimpanan dan pengangkutan sampel yang
memperbolehkan atau mengizinkan benar. Selain itu, sampel berada ditangan
perekaman data asli (raw data) pada sampel personil yang telah mengikuti pelatihan dan
atau label, dan harus mencegah hilangnya memiliki pemahaman tentang pentingnya
informasi sampel (termasuk identitas) dari penyimpanan yang tepat dan distribusi yang
penanganan dan distribusi sampel (PICS, tepat waktu (Kang, 2018; TGA, 2019).
2017). Dalam kasus dimana kondisi distribusi
Proses pengambilan sampel yang lebih sangat kritis, perekaman suhu otomatis dengan
efektif adalah dengan menggunakan sistem pengumpulan data jarak jauh dapat menjadi
elektronik, yang memungkinkan pengguna solusi yang baik. Minimal, data logger
mudah mengakses sistem untuk melihat portabel yang dikalibrasi harus diangkut
informasi sampel (Rantanen, 2015). dengan sampel untuk mengumpulkan data,
Keuntungan lain adalah bahwa label sampel memberikan bukti bahwa sampel tetap berada
termasuk nomor kode bar yang dapat dalam lingkungan yang terkendali sebelum
ditempelkan ke wadah atau kontainer, karena diterimanya (McDowall, 2017).
label tersebut tidak memiliki arti sampai Data distribusi dapat menjadi acuan
dikaitkan dengan sampel yang spesifik (Perez, untuk memahami hasil tes laboratorium
2017). apabila terjadi hasil di luar spesifikasi. Selain
Sistem ini memungkinkan berbagai itu, hasil pencatat data dapat ditinjau dan
label dan data pengambilan sampel dianalisis (seperti suhu rata-rata) untuk
dikumpulkan dengan cepat dalam bentuk memverifikasi data sampel, distribusi, dan
elektronik dalam sistem komputer. Ketika proses penerimaan. Ketika sampel sampai di
lokasi pengambilan sampel (atau informasi fasilitas pengujian, sampel harus dipindahkan
sampel rutin lainnya) juga menggunakan kode dari wadah pengangkutan oleh analis
bar untuk entri cepat, entri data secara manual laboratorium untuk memverifikasi bahwa
diminimalkan sehingga prosesnya wadah dan kondisi pengangkutan yang benar
membutuhkan waktu yang lebih sedikit (HDA, digunakan saat mengirimkan sampel (Duffuaa,
2017). 2005).

Distribusi Sampel Penerimaan Sampel

Beberapa sampel memerlukan Penerimaan sampel dimulai ketika


distribusi yang tepat waktu dan dalam kondisi pengiriman dilakukan ke fasilitas pengujian.
Farmaka 65
Volume 19 Nomor 1
Personil yang terlatih segera menerima tes. Setiap interaksi manusia adalah titik risiko
sampel, mencatatnya di sistem data integritas data dan preparasi sampel sebagian
laboratorium atau log-book dan besar metode digunakan secara manual. Hal
menempatkannya di penyimpanan yang benar ini merupakan risiko yang tinggi terjadinya
sampai pengujian dimulai. Dimana tempat penyimpangan integritas data yang dibuat
untuk menyimpan sampel harus ditata dengan (McDowall, 2017).
baik untuk menghindari pencampurbauran Dalam metode manual, analis dapat
untuk sampel yang belum diuji dengan sampel membuat perubahan kecil dalam eksekusi
yang telah diuji (BPOM RI, 2018). Namun, yang dapat menghasilkan hasil yang
kenyataan bisa jauh dari ideal, seperti diinginkan seperti:
laboratorium yang sibuk dapat mengizinkan • Menambahkan analis ekstra
sampel untuk dibiarkan saja selama beberapa • Mengurangi atau menambahkan isi
jam sebelum memproses dan menyimpannya labu volumetrik dari standar referensi
(Kang, 2018). • Mencatat bobot yang sedikit berbeda
Entri data secara manual memberikan untuk sampel atau standar referensi
peluang kesalahan untuk data lokasi sampel (McDowall, 2017; Kang, 2018).
atau identitas sampel. Selain itu, mungkin ada Hal tersebut merupakan beberapa risiko
data asli yang melekat pada sampel (seperti integritas data yang mungkin terjadi ketika
catatan kertas) yang harus disimpan, menyiapkan sampel atau standar untuk
dipindahkan ke format elektronik, atau pengujian karena kesalahan manusia dalam
dipindai dan disimpan sebagai gambar (salinan menimbang, mentransfer, dan merekam data
asli). Pastikan bahwa semua catatan kertas, manual (McDowall, 2017; Kang, 2018).
termasuk informasi tentang label sampel Produk akhir dari preparasi sampel adalah
disimpan (TGA, 2019; PICS, 2017). preparat analis yang siap ditempatkan di rak
Proses penerimaan sampel yang autosampler atau langsung diinjeksikan ke
efektif adalah proses yang tidak mengharuskan sistem kromatografi. Solusi yang dapat
analis penerima untuk membuat entri apa pun digunakan untuk menjaga integritas data
dari papan kunci, melainkan sampel adalah dengan menggunakan sistem kode bar.
diidentifikasi dengan label kode bar yang Beberapa vendor telah mulai menawarkan
dipindai. Namun, sistem untuk data ini sulit autosampler yang membaca kode bar ketika
ketika pihak eksternal terlibat dalam sampel diinjeksikan, untuk memastikan
pengumpulan sampel, distribusi, atau identitas urutan injeksi (HAD, 2017).
penerimaan (FDA, 2018; TGA, 2019). Wadah preparasi juga dapat menggunakan
Preparasi Sampel nomor unik atau urutan teks yang ditetapkan

Preparasi sampel memberikan banyak untuk preparasi ketika wadah akan digunakan.

peluang untuk mengurangi nilai integritas hasil Mengidentifikasi unik ini dapat direkam di
Farmaka 66
Volume 19 Nomor 1
log-book laboratorium. Langkah ini bertujuan memudahkan penelusuran produk obat
untuk mempertahankan identitas persiapan (BPOM RI, 2018). Penerapan barcode
sampel saat pengujian dan untuk investigasi dalam proses penanganan sampel juga
pasca pengujian seperti audit (Wetherill,
dinilai lebih efektif karena mempunyai
2013).
beberapa kelebihan diantaranya Proses
Sistem Barcoding
input data lebih cepat dibandingkan
Kode bar merupakan representasi
dengan melakukan proses input data secara
visual dari informasi dalam bentuk bar dan
manual, lebih tepat dan akurat karena
spasi. Bar dan spasi dirancang dengan lebar
teknologi kode bar mempunyai akurasi dan
berbeda dan terdiri dari angka, karakter, dan
ketelitian yang sangat tinggi dalam
simbol seperti titik, titik dua, dan lainnya.
Kombinasi berbeda dari karakter alfanumerik pencarian data, menghemat biaya karena
ini digunakan untuk merepresentasikan dari dapat menghindari kerugian dari kesalahan
informasi didalamnya. Ada berbagai jenis pencatatan data sehingga mengurangi
kode bar yang digunakan saat ini dan sistem risiko pekerjaan yang dilakukan secara
barcoding yang sering digunakan adalah kode berulang (Sheppard, 2008; Ilie-Zudor,
bar dan kode QR (HDA, 2017; GS1 Canada, 2011).
2010).
Dalam pelayanan kefarmasian pada
KESIMPULAN
bidang klinis juga telah mengaplikasikan
Masih terdapat berbagai masalah
sistem kode bar yang membuat pekerjaan
dalam proses pengambilan sampel dan
menjadi lebih efisien. Selain membuat
preparasi sampel yang dapat berdampak pada
pekerjaan menjadi lebih efisien, penggunaan
integritas data. Masalah yang sering
sistem kode bar di bidang klinis kefarmasian
ditemukan adalah aktivitas yang masih
juga dapat menurunkan angka kejadian
dilakukan manual yang dapat meningkatkan
kesalahan pengobatan sehingga dapat
risiko terjadinya kesalahan sehingga dapat
meningkatkan keselamatan pasien (Chapuis,
menghilangkan integritas data. Untuk
2010; Paoletti 2007; Ragan, 2005).
menghindari terjadinya kesalahan tersebut,
Penggunaan sistem barcoding di
industri farmasi dapat memanfaatkan
industri farmasi telah diatur oleh BPOM
perkembangan teknologi yaitu dengan
dalam Peraturan Badan Pengawas Obat
menggunakan sistem barcoding selama proses
dan Makanan Nomor 33 tahun 2018 penanganan sampel. Dengan sistem
tentang penerapan 2D kode bar dalam barcoding, industri farmasi dapat
pengawasan obat dan makanan (BPOM meningkatkan integritas data yang dihasilkan
RI, 2008). Penerapan kode bar dalam serta dapat memangkas waktu pengerjaan
kemasan obat dimaksudkan untuk menjadi lebih singkat.
Farmaka 67
Volume 19 Nomor 1
inspection plan. Int J Prod Res.
43(23):4945–4967.
UCAPAN TERIMA KASIH FDA. Facts About the Current Good
Penulis mengucapkan terima kasih Manufacturing Practices (CGMPs).
2018. Tersedia online di
kepada Ibu Prof. Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si.
https://www.fda.gov/drugs/pharma
selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas ceutical-quality-resources/facts-
Padjadjaran. Ibu Dr. apt. Ida Musfiroh, M.Si. about-currentgood-manufacturing-
selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker practices-cgmps [Diakses pada 15
April 2020].
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. GS1 Canada. 2010. Bar Code Scanning
Equipment Selection Criteria: A guide
to choosing appropriate scanning
DAFTAR PUSTAKA equipment
Badan POM. 2018. Peraturan Badan Pengawas Haleem, R.M., Salem, M.Y., Fatahallah, F.A.,
Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun Abdelfattah, L.E., 2015. Quality in the
2018 tentang Pedoman Cara pharmaceutical industry a literature
Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: review. Saudi Pharm. J. 23 (5).
Badan POM. Healthcare Distribution Alliance. 2017.
Badan POM. 2018. Peraturan Badan Pengawas Guideline for Bar Coding in The
Obat dan Makanan Nomor 33 tahun Pharmaceutical Supply Chain.
2018 tentang penerapan 2D Barcode Tersedia online di
dalam Pengawasan Obat dan https://www.cardinalhealth.com/co
Makanan. Jakarta: Badan POM. ntent/dam/corp/web/documents/dat
Bargaje, C. 2011. Good Documentation a-sheet/Cardinal-Health-barcode-
Practice in Clinical Research. quick-start-guidelines.pdf [Diakses
Perspect. Clin. Res., 2 (2), 59 – 63. pada 18 April 2020].
BPOM RI. 2013. Petunjuk Operasional Ilie-Zudor E, Kemeny Z, van Blommestein F,
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Monostori L, van der Meulen A. 2011.
Obat Yang Baik Jilid I. Jakarta: A survey of applications and
BPOM RI. requirements of unique identification
BPOM RI. 2013. Petunjuk Operasional systems and RFID techniques.
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Computers in Industry. 62(3)
Obat Yang Baik Jilid II. Jakarta: Kang H W, et. al. 2018. Effect of inspection
BPOM RI. performance in smart manufacturing
Chapuis C, Roustit M, Bal G, et al. 2010. systembased on human quality control
Automated dispensing system reduces system. The International Journal of
medication errors in an intensive care Advanced Manufacturing Technology;
setting. Crit Care Med. 38 94(9): 4351–4364.
Clark, K.D., Zhang, C., Anderson, J.L., 2016. McDowall, 2017. Validation of
Sample Preparation for Bioanalytical Chromatography Data Systems:
and Pharmaceutical Analysis. ACS Ensuring Data Integrity, Meeting
Publications. Business and Regulatory
Dekker, S., 2014. The Field Guide to Requirements, Second Edition.
Understanding Human Error. Ashgate Cambridge: Royal Society of
Publishing, Ltd. Chemistry
Duffuaa SO, Khan M. 2005. Impact of Medicines & Healthcare products Regulatory
inspection errors on the performance Agency (MHRA). 2018. ‘GXP’ Data
measures of a general repeat Integrity Guidance and Definitions.
Tersedia Online di
Farmaka 68
Volume 19 Nomor 1
https://assets.publishing.service.gov.u integrated bar-code-packaging and
k/government/uploads/system/uploads distribution system. Am J Health Syst
/attachment_data/file/687246/MHRA_ Pharm. 62.
GxP_data_integrity_guide_March_edi Rantanen, J., Khinast, J., 2015. The future of
ted_Final.pdf [Diakses pada 15 April pharmaceutical manufacturing
2020]. sciences. J. Pharm. Sci. 104 (11)
Paoletti RD, Suess TM, Lesko MG, et al. Sheppard I, Hyland S, Koczmara C. 2008.
2007. Using bar-code technology and Medication Bar Code System
mediation observation methodology Implementation Planning A Resource
for safer medication administration. Guide. ISMP Canada.
Am J Health Syst Pharm. 4. Therapeutic Goods Administration. 2019.
Perez, J. 2017. Maintaining Data Integrity, Sampling and testing for listed and
Quality Progress, 50 (3), 14. complementary medicines. Technical
PICS. 2017. Inspection of Pharmaceutical guidance on the interpretation of the
Quality Control Laboratories. PIC/S Guide to GMP. V2.0
http://www.picscheme.org/pdf/14_ Wetherill, G.B., 2013. Sampling Inspection
pi-021-3-2-inspection-of-quality- and Quality Control. Springer.
control laboratories.pdf [Diakses World Health Organization (WHO). 2016.
pada 16 April 2020]. Technical Report Series No.996
Ragan R, Bond J, Major K, Kingsford T, Annex 5 Guidance on Good Data and
Eidem L, Garrelts JC. 2005. Improved Records Management Practices.
control of medication use with an Switzerland: WHO

Anda mungkin juga menyukai