Anda di halaman 1dari 4

SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

PENDAHULUAN
Laboratorium kesehatan merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang baik berasal dari manusia dan bukan dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor
yang dapat mempengaruhi pada kesehatan perorangan dan masyarakat.

Perkembangan teknologi informasi saat ini telah digunakan di berbagai sektor industri, tidak
terkecuali industri layanan kesehatan yang salah satunya adalah di laboratorium rumah sakit.
Penggunaan teknologi informasi telah mengubah pelayanan laboratorik dari cara
konvensional (menggunakan kertas/manual) menjadi Sistem Informasi (SI) yang berbasis
komputer. Selain agar cepat dan mudah, keluaran SI yang berbasis komputer tersebut juga
dapat digunakan untuk kepentingan pengelolaan sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan.
Oleh karena itu, data pasien beserta hasil pemeriksaan laboratorium yang tersimpan secara
elektronik dalam SI menjadi aset yang berharga bagi laboratorium rumah sakit maupun
pasien itu sendiri.

Menurut O’Brien, sebuah sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisasi dari manusia,
hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber data yang mengumpulkan,
mentransformasikan dan menyebarkan data dalam sebuah organisasi . Sedangkan menurut
Szymanski, sistem informasi adalah kumpulan manusia, data, prosedur, hardware, dan
software yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dari manajemen informasi.
Manajemen informasi meliputi pengumpulan data; memrosesnya menjadi informasi yang
dapat diandalkan, akurat dan dapat digunakan; serta mendistribusikannya tepat waktu di
dalam pembuatan keputusan, pemecahan masalah dan kontrol

Menurut Mahwati, sistem informasi laboratorium kesehatan mampu mengatasi permasalahan


aksesibilitas data dan informasi di laboratorium, serta meningkatkan akurasi, kelengkapan,
dan kejelasan informasi di laboratorium. Menurut Andriyas, sistem informasi laboratorium
klinik adalah suatu sistem informasi yang mampu mengolah data administrasi laboratorium
klinik yang terintegrasi dengan baik, serta mampu memberikan laporan berkala untuk
dievaluasi manajemen laboratorium

1
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Laboratorium Klinik (SIL) adalah Prosedur sistematik untuk
mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan memvalidasi data
yang dibutuhkan oleh laboratorium tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan
keputusan manajemen

Tujuan utama dari sistem informasi laboratorium kesehatan adalah mengumpulkan, mengolah
dan menyajikan data dengan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu. Penyajian data
laboratorium yang lebih rapi dan tepat waktu selain dapat juga dimanfaatkan di luar
penggunaan tradisional, seperti untuk mempengaruhi perubahan pola perintah dokter,
memantau perubahan pola kerentanan antibiotik secara lengkap, dan melakukan kajian lini
produk serta penentuan biaya.

Pada sistem informasi laboratorium kesehatan, input adalah :

1. Form pendaftaran pasien dan sampel dan permohonan pemeriksaan,


2. Register pemeriksaan pasien klinis dan non klinis;
3. Daftar jenis dan tarif pemeriksaan sesuai daftar retribusi pelayanan laboratorium;
4. Register hasil pemeriksaan klinis dan non klinis;
5. Buku pencatatan pemakaian reagen,
6. Form laporan hasil pemeriksaan klinis dan non klinis.

Proses dalam sistem informasi laboratorium kesehatan berupa kegiatan pengelolaan


pelayanan laboratorium meliputi:

1. Pencatatan data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif pemeriksaan,
hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data pemeriksa;
2. Perhitungan biaya pemeriksaan;
3. Perhitungan statistik laboratorium meliputi cakupan pemeriksaan laboratorium, rerata
jumlah pemeriksaan per hari;
4. Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan;
5. Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium per periode waktu serta perhitungan
angka pencapaian target pendapatan.

Output dalam sistem informasi laboratorium kesehatan berupa:

1. informasi mengenai biaya pemeriksaan,


2. laporan hasil pemeriksaan laboratorium klinis dan non klinis,
3. rekapitulasi hasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium,
4. laporan statistik hasil pemeriksaan
5. laporan keuangan
6. laporan pemakaian reagen
7. laporan pengguna layanan (pelanggan).

2
Subsistem yang membentuk sistem informasi laboratorium kesehatan adalah:
pasien/pelanggan, bagian pendaftaran/pembayaran retribusi, bagian keuangan, bagian
pelaksana teknis, kepala laboratorium. Proses informasi pada tiap sub sistem saling
berhubungan satu dengan lainnya untuk menghasilkan informasi secara keseluruhan dari
sistem informasi laboratorium untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan yang
tepat. Informasi yang akan dihasilkan oleh sistem informasi laboratorium kesehatan adalah
informasi yang dapat digunakan untuk pelanggan eksternal dan internal laboratorium.
Informasi yang digunakan oleh pelanggan eksternal berupa laporan hasil pemeriksaan.
Informasi yang digunakan oleh pelanggan internal yaitu petugas pelaksana teknis untuk
merencanakan kebutuhan reagen dan kepala laboratorium sebagai manajemen puncak
digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang untuk rencana pengembangan
pelayanan laboratorium

Dalam menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya menjadi produk
informasi sebagai outputnya, sistem informasi memerlukanbeberapa komponen-komponen
untuk mencapainya. Komponen-komponentersebut adalah :

 Manusia, hardware, software, data, dan jaringan adalah lima sumber dayadasar sistem
informasi.
 Sumber daya manusia meliputi pemakai akhir dan pakar system informasi, sumber
daya hardware terdiri dari mesin dam media, sumber daya software meliputi baik
program maupun prosedur, sumber daya datameliputi dasar data dan pengetahuan,
serta sumber daya jaringan yangmeliputi media komunikasi dan jaringan.
 Sumber daya data diubah melalui aktivitas pemrosesan informasi menjadiberbagai
produk informasi bagi pemakai-akhir.
 Pemrosesan informasi terdiri dari aktivitas input dalam sistem,pemrosesan, output,
penyimpanan, dan pengendalian.

3
Cara kerja SIL:

1. Sampel dimasukkan ke alat lab.


2. Alat membaca Barcode ID (identifikasi) pasien.
3.  Alat berkomunikasi ke HIS meminta data sesuai dengan ID Pasien.
4. HIS mengirimkan data yang ditransaksikan (ID Pasien dan jenis pemeriksaan).
5.  Software mengubah transaksi menjadi jenis pemeriksaan.
6.  Alat melakukan pemeriksaan.
Alat mengirim hasil ke HIS. Metode bidirectional ini memungkinkan  analis lab tidak perlu
meng-entry ID pasien dan jenis pemeriksaan, sehingga human error sangat minimal
Keuntungan yang diperoleh jika menggunakan SIL:

 Memangkas proses konvensional / entri ulang pada alat laboratorium dan entri hasil
pemeriksaan ke komputer(output)
 Data akurat/data dari alat langsung masuk ke komputer LIS
 Hasil pemeriksaan cepat selesai
 Meningkatkan efisiensi dan utilitas laboratorium.
 Mengurangi pengeluaran biaya dan meningkatkan kualitas hasil.
 Dokter dan staf dapat melihat dan memeriksa hasil setiap saat.
 Memudahkan penyimpanan dan pencarian data pemeriksaan laboratorium
Beberapa kerugian terkait yang diperoleh jika menggunakan SIL:
 Harga software SIL terhitung mahal
 Membutuhkan energi listrik yang besar
 Dapat terkena virus
 Sistem dapat error
 SDM tidak mampu mengoperasikan LIS

KESIMPULAN

Penggunaan sistem komputerisasi menjadi lebih umum di laboratorium di seluruh dunia.


Laboratory Information System (LIS) yang dirancang dan dipasang dengan tepat, akan
menghadirkan akurasi dan aksesibilitas ke aliran sampel dan data di laboratorium klinis

Anda mungkin juga menyukai