Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Muhdi Koda

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 024632241

Tanggal Lahir : 17 Juli 1989

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4101 / BAHASA DAN TERMINOLOGI HUKUM

Kode/Nama Program Studi : FHISIP / FAKULTAS HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : UNIVERSITAS TERBUKA

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN, 20 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhdi Koda


NIM : 024632241
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4101 / BAHASA DAN TERMINOLOGI HUKUM
Fakultas : FAKULTAS HUKUM
Program Studi : FHISIP
UPBJJ-UT : UNIVERSITAS TERBUKA TERNATE

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
7.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.

Labuha, 20 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Muhdi Koda
JAWABAN UJIAN BAHASA DAN TERMINOLOGI HUKUM

1. 1. - Ik heb gistermiddag op de fiets gereden


S PV O KompV
- je hebt gisteren bloemen cadeau gedaan als teken van Genegenheid
S PV O KompV
- De rechter pas artikel 35 toe
S PV O
- De politie stelt het procesverbaal op
S PV O
- Genegenheid
PV

2. students take their final , we are going on vacation with friends


s p o k

3. Teknik Skimming.
what the Indonesia is a pluralistic country?

Teknik Scanning.
 when was the establishment of the state of Indonesia.
 what resources can be drawn
 who will carry out unity and unity

4. Penggunaan Huruf Kapital


a)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya: “Apa maksudnya?”“Kita harus
bekerja keras.”“Dia membaca buku.”“Pekerjaan itu akan selesai dalam waktu satu jam.”
b)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.Misalnya:Amir
HamzahDewi SartikaHalim PerdanakusumahWage Rudolf SupratmanJendral Kancil
c)Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.Misalnya:Adik bertanya, “Kapan
kita pulang?”Orang itu menasehati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”“Mereka berhasil meraih mendali
emas,” katanya.“Besok pagi,” kata dia, “Mereka akan berangkat”
d)Huruf pertama dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk
Tuhan.Misalnya:IslamAlquranKristenAlkitabHinduWedaAllahTuhan
e)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti
namaorang.Misalnya:“Sultan Hasanuddin”“Mahaputra Yamin”“Imam Hambali”“Doktor Muhammad
Hatta”“Raden Ajeng Kartini”“ Agung Permana, Sarjana Hukum”“Irwansyah, Megister Humaniora”
f)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.Selamat pagi, Dokter Semoga bahagia, SultanTerima kasih, Kiai.
g)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang akan dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama
tempat.Misalnya:Wakil Presiden Adam MalikPerdana Mentri NehruProfessor SupomoLaksamana
Muda Udara Husain Sastra NegaraProklamator Republik Indonesia (Sukarno Hatta)
h)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.Misalnya:“bangsa Indonesia”“suku Dani”“bahasa Bali”

Makna Kesalahan atau Kekeliruan Bahasa Peraturan Perundang-undangan harus membakukan


makna kata. Untuk mencari makna kata kita harus merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Makna kata yang sering dirancukan dalam memahami ketentuan Pasal 16 UU KUP adalah makna
kata „kesalahan‟ serta „kekeliruan‟. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna kata
„kesalahan‟ serta „kekeliruan‟ adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan berasal dari kata dasar „salah‟ yang dimaknai:
o tidak benar; tidak betul: ia membetulkan hitungannya yg --;
o keliru; khilaf: ia -- menafsirkan ayat itu;
o menyimpang dari yang seharusnya: mereka -- jalan; luput; tidak mengenai sasaran; gagal:
dua kali tembakannya -- dan baru yg ketigalah ia berhasil;
o cela; cacat: meskipun sudah tua, tidak ada -- nya jika engkau mau belajar lagi;
o kekeliruan:bukan -- ku jika ia tidak menepati janjinya;

b. Kekeliruan berasal dari kata dasar „keliru‟ yang dimaknai:5


o salah: anggapan yang --;
o khilaf; silap: ia -- menendang bola ke gawang sendiri;
o sesat: ajaran yang --;
o tertukar: sandalnya -- dengan sandalku;
o ke·ke·li·ru·an kesalahan; kekhilafan.

Ternyata berdasarkan KBBI kata kesalahan serta kekeliruan mempunyai makna yang sama
bahkan saling memaknai satu dengan lainnya, salah dimaknai keliru demikian juga keliru
dimaknai dengan salah. Jadi, kalau sama mengapa digunakan kedua kata tersebut tiak satu
kata saja? Menurut penulis memang salah serta keliru bisa dimaknai sama tetapi juga bisa
berbeda tergantung konteks kalimatnya. Pasal 16 UU KUP mengatur penggunaan kata salah
atau kesalahan digunakan untuk salah tulis atau salah hitung. Sedangkan kata keliru atau
kekeliruan digunakan untuk penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam matrik sebagai berikut.
Pasal 34 ayat (3) PPemerintah Nomor 74 Tahun 2011 mengatur bahwa dalam hal terdapat
kekeliruan pengkreditan Pajak Masukan Pajak Pertambahan Nilai pada surat keputusan atau
surat ketetapan, pembetulan atas kekeliruan tersebut hanya dapat dilakukan apabila
terdapat perbedaan besarnya Pajak Masukan yang menjadi kredit pajak dan Pajak Masukan
tersebut tidak mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak.
Telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai atas
nama PT A untuk Masa Pajak Februari 2012, dengan rincian sebagai berikut:
 Pajak Keluaran sebesar Rp100.000.000,00
 Pajak Masukan sebesar Rp75.000.000,00

Dari Pajak Masukan tersebut terdapat 1 (satu) Faktur Pajak sebesar Rp7.500.000,00
yang telah terjadi kekeliruan dalam penghitungan Pajak Masukan pada saat
Pemeriksaan menjadi sebesar Rp5.700.000,00....” Dalam contoh ini terjadi kerancuan pemakaian
kata yang seharusnya kesalahan tetapi digunakan kata kekeliruan. Kata „kekeliruan dalam
penghitungan‟ seharusnya „kesalahan dalam penghitungan karena penghitungan masuk dalam
kategori kesalahan bukan kekeliruan. Jika sebenarnya besarnya kredit pajak dalam Faktur Pajak
Masukan tersebut sebesar Rp7.500.000,00 tetapi pada saat pemeriksaan terjadi kesalahan tulis
bukan salah hitung -dan tentu saja bukan kekeliruan- menjadi sebesar Rp5.700.000,00.
Pengunan kata kekeliruan dalam Pembetulan Pasal 16 UU KUP adalah untuk kekeliruan
dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan
Neto, kekeliruan penerapan sanksi administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak,
kekeliruan penghitungan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan, dan kekeliruan dalam
pengkreditan pajak.

Kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pembuatan faktur pajak misalnya keliru dalam
menerapkan tarif misalnya jumlah yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak adalah
Rp75.000.000,00 seharusnya dikenakan PPN dengan tarif 10% sehingga jumlah PPN-nya
sebesar Rp.7.500.000,00 tetapi dikenakan tarif 7,6% sehingga jumlah PPN-nya sebesar
Rp.5.700.000,00. Jika Faktur Pajak Masukan tersebut dikreditkan oleh Pengusaha Kena
Pajak kemudian di koreksi oleh Pemeriksa Pajak maka upaya yang dapat ditempuh oleh
Pengusaha Kena Pajak bukan pembetulan tetapi keberatan. Setelah menelusuri makna kata salah
serta keliru dan penerapannya dalam ketentuan Pasal 16 UU KUP maka penggunaan kata
„kekeliruan dalam penghitungan‟ dalam penjelasan Pasal 34 ayat (3) PP Nomor 74 Tahun 2011
dapat dikatakan menggunakan ungkapan atau istilah yang tidak konsisten atau memberikan definisi
atau batasan pengertian yang tidak cermat sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Anda mungkin juga menyukai