Pengertian Vaginal discharge atau keluarnya duh tubuh dari vagina secara
fisiologis mengalami perubahan sesuai dengan siklus menstruasi.
Cairan kental dan lengket pada seluruh siklus namun lebih cair dan
bening ketika terjadi ovulasi. Masih dalam batas normal bila duh
tubuh vagina lebih banyak terjadi pada saat stres emosi, kehamilan
atau aktivitas seksual.
Vaginal discharge yang patologis bila terjadi perubahan-perubahan
pada warna, konsistensi, volume, dan baunya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan fluor
albus
3. Kebijakan Keputusan Kepala Klinik Medika Husada Nomor 440/ /KEP/
35.07.103.102/2015 Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di unit Klinik
Medika Husada.
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013
5. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan fluor albus
4. Tatalaksana
Vaginosis bakterial:
a. Metronidazole atau Clindamycin secara oral atau per vaginam.
b. Tidak perlu pemeriksaan silang dengan pasangan pria.
c. Bila sedang hamil atau menyusui gunakan metronidazole 400
mg 2x sehari untuk 5-7 hari atau pervaginam. Tidak
direkomendasikan untuk minum 2 g peroral.
d. Tidak dibutuhkan peningkatan dosis kontrasepsi hormonal bila
menggunakan antibiotik yang tidak menginduksi enzim hati.
e. Pasien yang menggunakan IUD tembaga dan mengalami
vaginosis bakterial dianjurkan untuk mengganti metode
kontrasepsinya.
Vulvovaginal kandidiosis:
a. Dapat diberikan azole antifungal oral atau pervaginam
b. Tidak perlu pemeriksaan pasangan
c. Pasien dengan vulvovaginal candidiosis yang berulang
dianjurkan untuk memperoleh pengobatan paling lama 6 bulan.
d. Pada saat kehamilan, hindari obat anti-fungi oral, dan gunakan
imidazole topikal hingga 7 hari.
PENATALAKSANAAN
FLUOR ALBUS
KLINIK No. : SOP/ / dr. Subchan
MEDIKA HUSADA Dokumen 35.07.103.102/2016 Nip.197807271997031002
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 20 januari 2016
Halaman :2/2