Anda di halaman 1dari 12

JTB Vol. 11 No.

3 (2022) 133-144 ISSN: 2301-5012

JURNAL TATA BOGA


Tersedia online di
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/

PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA


INDUSTRI SISWA KELAS XI TATA BOGA SMKN 1 BUDURAN
(SUATU STUDI KASUS)
1Miranti Dewi Purwati, 2Nugrahani Astuti, 3Niken Purwidiani, 4Mauren Gita
Miranti

1,2,4Pendidikan Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya


3 Tata Boga, Program Vokasi, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Adanya pengangguran dikarenakan ketidakseimbangan


yang terjadi antara jumlah tenaga kerja usia produktif
terhadap jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan. Dengan
demikian setiap orang diwajibkan memiliki kompetensi agar
mampu bersaing secara kompetitif dalam dunia kerja.
Keyword:
Proses dan Hasil Pembelajaran,
Untuk itu melalui Prakerin merupakan salah satu upaya
Praktik Kerja industri yang dapat ditempuh guna peningkatan kualitas
kompetensi seseorang setelah lulus berdasarkan
kebutuhan tenaga kerja dilapangan sesuai dengan
kompetensi keahliannya. Tujuan dari penelitan ini untuk
mengidentifikasi: 1) proses dan hasil belajar praktik kerja
Corresponding author: industri siswa kelas XI Tata Boga SMKN 1 Buduran 2)
miranti.170394056@mhs.unesa.ac.id persepsi siswa terhadap proses dan hasil belajar selama
melaksanakan praktik kerja industri. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Setelah data penelitian didapatkan, maka
dilakukan analisa data deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan: 1)Panitia prakerin (pokja) di
sekolah melakukan berbagai persiapan, pendampingan dan
pemantauan dalam upaya keberhasilan prakerin serta nilai
rata-rata siswa menunjukkan angka di atas 79 yang berarti
siswa lulus dan mencapai kompetensi yang diharapkan
sekolah; 2) persepsi siswa terhadap proses dan hasil belajar
selama melaksanakan prakerin menunjukkan semua aspek
di atas 76 hal ini menunjukkan bahwa siswa “sangat setuju”
sesuai dengan apa yang dialami siswa selama prakerin
berlangsung dan relevan dengan penilaian yang dilakukan
oleh sekolah maupun industri.

133
PENDAHULUAN memenuhi syarat dan kompetitif sehingga dapat
Pendidikan kejuruan sebagai suatu melalui persaingan dunia kerja [6].
bentuk pendidikan nasional di Indonesia Praktik kerja industri (Prakerin) sebagai
bertujuan mempersiapkan peserta didik dalam model kompetensi keahlian yang terdapat
menjalani kehidupan kedepannya dalam dunia disekolah dilakukan secara terpadu bersama
kerja. Pendidikan kejuruan melakukan DUDI agar siswa mendapat keahlian secara
pengembangan sikap profesional dan profesional. Pelaksanaan Prakerin dilakukan
kemampuannya dengan kompetensi di bidang sesuai dengan silabus implementasi perencaaan
keahlian tertentu yang digunakan dalam pembelajaran dalam kegiatan yang dilakukan.
mempersiapkan diri dalam dunia kerja seteleh Dalam melaksanakan program Prakerin
kelulusannya [1]. Pendidikan kejuruan diperlukan perhatian dengan lebih intensif
menekankan kebersambungan (link) dan terhadap persiapan yang dilakukan industri yang
kecocokan (match) antara pemberi kerja dan menjadi mitra sekolah. Dengan proses tersebut
pekerja sebagai dasar acuan berhasilnya mempermudah menempatkan seluruh peserta
pendidikan kejuruan. didik agar sesui dengan kompetensi yang dimiliki
Menurut [2] dijabarkan bahwa tujuan link berdasarkan kebutuhan industri yang diperlukan
and match dalam melakukan pendekatan [7].
terhadap pemasok (supplier) dengan mutu Dalam penerapan Prakerin di SMK telah
sumber daya manusia, lebih diutamakan pada dilakukan semenjak tahun pelajaran 1993/1994
hubungan dan kualitas tenaga kerja. Berhasilnya sebagai bagian pengimplementasian terhadap link
suatu penyelenggaraan pendidikan kejuruan bisa and match [8]. Prakerin pada dasarnya
dilakukan pengukuran terhadap jumlah merupakan sistem yang memerlukan
penyerapan lulusan dan kesesuaian terhadap manajemen. Pengelolaan Prakerin yang dilakukan
bidang keahlian yang dimiliki oleh setiap lulusan oleh kelompok kerja (pokja) di SMK. Tujuan dari
[3]. Yang menjadi sumber acuan dalam pokja mengelola prakerin di sekolah untuk
perumusan tujuan Pendidikan Kejuruan yaitu memberi arahan, bantuan, dan
tuntutan dari peserta didik dan lulusan SMK menginformasikan kepada peserta didik
berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh mengenai dilaksanakannya Prakerin. Pemilihan
dunia kerja [4]. waktu yang tepat dan wadah industri baik
Tercatat di bulan Februari tahun 2022 mendukung tercapainya belajar peserta didik
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa yang maksimal untuk selanjutnya dapat memberi
Timur (Jatim) mencapai 4,81% atau setara 1,11 pengaruh pada kualitas lulusan [9].
juta orang. Sementara pada tahun sebelumnya di Belajar sebagai suatu proses berubahnya
bulan Februari 2021 tercatat 5,17% atau setara kepribadian suatu orang yang menjadikan
dengan 1,15 juta orang. Dalam hal ini dinyatakan meningkatnya kualitas perilaku, berupa
terjadi penurunan pada tahun 2022 sebanyak kemampuan, sikap, pemahaman, daya berpikir,
0,36%. Akan tetap dalam angka tersebut terjadi keterampilan dan berbagai pengetahuan lainnya
kenaikan sebanyak 1,57% dibanding dengan [10]. Hasil belajar sebagai tujuan utama yang
bulan Februari 2020. Ditinjau dari tingkatan dilakukan dalam berbagai proses belajar
lulusan pendidikan, TPT dalam Sekolah Menengah mengajar pada kegiatan sekolah. Dalam proses
Kejuruan (SMK) kategori tinggi bila dibanding ini memberikan berbagai pengaruh positif dan
dengan tingkat pendidikan lainnya, yaitu sebesar pencapaian akhir baik dari sisi guru ataupun dari
11,72%. Dibanding dengan Februari 2021, TPT sisi peserta didik. Pada sisi guru, akhir dari
SMK terjadi kenaikan. TPT yang paling tinggi yaitu tindakan proses pembelajaran yaitu
lulusan Diploma I/II/III mencapai 8,33%. mengevaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan.
Selanjutnya diikuti dengan lulusan Sekolah Lain halnya dari sisi peserta didik sebagai puncak
Menengah Atas (SMA) mencapai 7,61%. Hal pencapaian proses pembelajaran yang dilakukan
tersebut menjadikan tanda titik temu antara dengan hasil nilai yang diberikan oleh guru di
tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA/Diploma sekolahnya. Hasil belajar merupakan nilai yang
terhadap tenaga yang diperlukan untuk diperoleh dari implementasi kemampuan peserta
kebutuhan pasar kerja sebagai permasalahan didik dengan kompetensi yang dimilikinya dalam
yang perlu diselesaikan [5]. proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Pengangguran terjadi dikarenakan Dimana kemampuan tersebut terdiri dari aspek
ketidakseimbang jumlah tenaga kerja terhadap psikomotorik, afektif dan kognitif [11]. Proses
ketersediaan jumlah lapangan kerja. Selain itu dan hasil belajar tidak dapat dipisahkan satu
disebabkan juga oleh persaingan yang ketat agar sama lain.
bisa masuk dalam dunia kerja, sehingga Pada pelaksanaan Prakerin siswa kelas
diperlukan kesiapan diri agar berkompetensi guna XI Tata Boga SMKN 1 Buduran juga didampingi

134
oleh guru. Peran guru disini juga sebagai generalisasi terhadap populasi dalam
pendamping yang memastikan bahwa siswa pengambilan sampel yang dibutuhkan [12].
selama Prakerin tidak mengalami kendala yang Dimana, data disajikan dalam bentuk persentase
berarti. Sebagai pendamping guru wajib berupa hasil pemaparan dengan menggunakan
melakukan kunjungan minimal 1 kali sebulan. kuesioner tertutup.
Pelaksanaan Prakerin dilakukan selama 3-6bulan
di semester ke-4 pada DUDI yang relevan di TEMPAT DAN WAKTU
sekitar Surabaya dan Sidoarjo. Hal ini
dikarenakan pandemi covid-19, sementara pada Penelitian yang dilakukan menggunakan
saat/sebelum covid-19 Prakerin juga lokasi SMKN 1 Buduran dan DUDI pada bulan
dilaksanakan di Malang bahkan di luar negeri. Januari-April 2022.
Berdasarkan buku panduan dan penilaian Teknik Pengumpulan Data
praktik kerja lapangan SMKN 1 Buduran, aspek-
aspek penilaian proses dan hasil belajar praktik Penelitian ini menggunakan teknik
kerja industri terdiri dari aspek teknis dan non pengumpulan data sebagai berikut:
teknis. Aspek teknis berupa prestasi kerja,
keselamatan kerja, keterampilan kerja. Lain 1. Dokumentasi
halnya dengan aspek non teknis yang berupa
disiplin, kerja sama, inisiatif, tanggung jawab dan Teknik pengumpulan data yang
kebersihan. Penilaian Prakerin memiliki dilakukan dengan catatan, arsip, foto, video
perbedaan dan tergantung dari setiap DUDI yang bentuknya baku guna memberikan
tempat siswa. Penilaian industri meliputi job dukungan terkait penelitian yang dilakukan
knowledge (pengetahuan tentang pekerjaan), dengan keterangan sesuai fakta yang terjadi
work quality, kemampuan berkomunikasi, dalam sebuah lembar pencatat yaitu hasil
motivation and initiative, kehadiran, kedisiplinan, nilai siswa praktik kerja industri.
sikap dan tingkah laku, personal grooming, and
responsibility. Hal inilah yang menarik perhatian 2. Wawancara
dari peneliti untuk melakukan penelitian proses
dan hasil pembelajaran praktik kerja industri Wawancara digunakan untuk melengkapi
siswa kelas XI Tata Boga SMKN 1 Buduran (Suatu data-data terkait proses dan hasil
Studi kasus). Adapun tujuan dari penelitian ini pembelajaran praktik kerja industri menurut
adalah untuk: sekolah dan industri. Wawancara sekolah
dilakukan dengan ketua dan sekretaris
1. Mendeskripsikan proses dan hasil belajar program kerja (pokja) prakerin SMKN 1
praktik kerja industri siswa kelas XI Tata Buduran sedangkan wawancara industri
Boga SMKN 1 Buduran dilakukan kepada HRD tempat siswa
melaksanakan prakerin.
2. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap
proses dan hasil belajar selama 3. Kuesioner
melaksanakan praktik kerja industri
Kuesioner digunakan untuk
METODE PENELITIAN mengumpulkan data terkait informasi dari
siswa tentang proses dan hasil belajar
JENIS PENELITIAN selama praktik kerja industri dengan
penyebaran angket tertutup kepada siswa
Penelitian yang dilakukan menggunakan dan disebar secara daring menggunakan
jenis penelitian deskriptif yang pendekatannya laman Google Form melalui WhatsApps
menggunakan metode kualitatif kuantitatif. pribadi siswa dengan link:
Metode ini sebagai suatu riset kualitatif dengan https://forms.gle/gUgBGqRMSu6wrAyA9
mendeskripsikan sebuah fenomena atau fakta
yang diperoleh dari beberapa data yang VALIDITAS INSTRUMEN
sebenarnya. Penelitian kuantitatif, sebagai data
penelitian dengan menampilkan sebuah angka Validasi dilakukan terhadap instrumen
yang dianalisis menggunakan penerapan penelitian yang digunakan oleh peneliti guna
statistik. Secara umum penelitian kuantitatif meninjau kevalidan dan kelayakan instrumen
diterapkan terhadap sampel yang dalam memperoleh data. Instrumen memuat
pengambilannya dilakukan dengan cara random, pertanyaan yang akan disampaikan kepada objek
dapat disimpulkan hasil penelitian bisa dilakukan penelitian terkait seluruh realita yang dapat

135
menggali sebuah informasi secara lengkap [13]. Keterangan:
Dalam penelitian ini dilakukan validasi instrumen DP = Angka Persentase (%)
oleh 3 validator yaitu 1 guru Tata Boga di SMKN n = Skor empirik (skor yang diperoleh)
1 Buduran dan 2 dosen Prodi S1 Pendidikan Tata N = Skor Ideal untuk setiap pernyataan
Boga, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga, Fakultas Teknik di Universitas Negeri Hasil data dalam bentuk persentase yang
Surabaya. diperoleh masing-masing indikator, selanjutnya
dikonversikan dalam bentuk katagorisasi, guna
Teknik analisis validitas instrument penentuan tingkatan kriteria yang dimaksud.
menggunakan rumus persentase sebagai berikut: Kemudian diperoleh skor (dalam %) yang
∑𝑺𝑷 ditafsirkan seperti pada Tabel 3.
TK = 𝑋 𝟏𝟎𝟎 [14]
∑𝑺𝑴
Keterangan Tabel 3. Kriteria Analisis Deskriptif
TK = Tingkat kevalidan Menggunakan Persentase
∑SP = Jumlah skor diperoleh
∑SM = Jumlah skor maksimum/skor total No. Skala Kategori

Kriteria kevalidan instrumen dinyatakan dengan 1 76-100% Sangat Setuju


kategori: 1) Sangat Layak; 2) Layak; 3) Cukup 2 51-75% Setuju
Layak; 4) Kurang Layak dan 5) Sangat Tidak 3 26-50% Kurang Setuju
Layak, seperti tersaji pada Tabel 1. 4 1-25% Tidak Setuju
Sumber: Ridwan (2004)
Tabel 1. Kriteria Kevalidan Instrumen
POPULASI DAN SAMPEL
Skala Persentase Kategori
Populasi
81%-100% Sangat Layak
61%-80% Layak
Populasi merupakan wilayah generalisasi
41%-60% Cukup Layak
pada sebuah subjek penelitian yang memiliki
21%-40% Kurang Layak
karakteristik dan kualitas tertentu yang peneliti
0%-20% Sangat Tidak Layak
tetapkan untuk dilakukan penarikan sebuah
Sumber: Arikunto (2006) kesimpulan penelitian [15]. Dalam penelitian ini
menggunakan populasi peserta didik kelas XII
Hasil uji validasi materi instrumen penelitian SMKN 1 Buduran yang sudah melakukan praktik
tersaji pada Tabel 2. kerja industri di kelas XI. Adapun data populasi
penelitian tersaji pada Tabel 4.
Tabel 2. Hasil Validasi Materi
Tabel 4. Populasi Penelitian
Skor
No. Ahli
Persentase (%) Kategori No. Kelas Jumlah
1 Materi 94,54 Sangat Layak
2 Materi 92,72 Sangat Layak 1 XII Tata Boga 1 32
2 XII Tata Boga 2 34
3 Materi 94,54 Sangat Layak
3 XII Tata Boga Industri 36
Rata-Rata 93,93 Sangat Layak
4 XII Tata Boga Wirausaha 34
Jumlah 136
Berdasarkan Tabel 2. hasil validasi materi
kuesioner tertutup disimpulkan bahwa kuesioner
Sampel
sangat layak digunakan dengan hasil 93,93%
karena telah sesuai dengan kisi-kisi yang telah
Sampel merupakan suatu bagian dalam
ditentukan.
sebuah populasi yang digunakan sebagai obyek
penelitian. Dalam penetapan/pengambilan
TEKNIK ANALISIS DATA
sampel dari populasi terdapat beberapa aturan,
dengan berupa sampel yang digunakan harus
Peneliti menggunakan jenis analisis data yaitu
representatif (mewakili) pada populasinya [16].
analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode
kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan
Proportionate Stratified Random Sampling
rumus:
𝑛 sebagai teknik pengambilan sampel penelitian
DP = 𝑁 𝑥 100 yang dilakukan dengan pengundian dengan cara

136
acak menggunakan aplikasi “Spin The Well” dan Total 41 100%
jumlah sampel sebanyak 41 siswa.

Tabel 5. Tempat Industri Siswa Berdasarkan Tabel 9. ditunjukkan bahwa nilai


Teknik Proportion Praktik Kerja Industri siswa yang mendapat
Jumlah Juml predikat nilai A mencapai 12.1 atau sebanyak 5
Lokasi Penarik ate
keseluru ah siswa, 87.8 atau sebanyak 36 siswa mendapat
Prakeri an Stratified
han Sisw
n Sampel Random predikat nilai B. Tidak ada siswa yang mendapat
siswa a
Sampling predikat nilai C. Dengan demikian sebanyak 41
Hotel 40 siswa dinyatakan lulus karena mendapat nilai
𝑋41
Bintan 40 136 diatas 79.
g4 = 12,0
≈ 12
Pembimbing industri mempunyai peran
Hotel 32
Bintan
𝑋41 sangat penting dalam proses prakerin
32 136
g3 = 9,6 berlangsung. Tugas dari pembimbing yaitu
136 ≈ 10 memberi pengarahan kepada peserta didik,
30
siswa Hotel 11
𝑋41
memberi pemantauan dan memberikan saran
Bintan 11 136 atau penyelesaian terhadap segala permasalahan
g2 = 3,3
yang tengah ditangani atau dihadapi selama
≈3
praktik kerja industri kepada peserta didik.
Restor 53
an 136
𝑋41 Pembimbingan yang dilakukan pada tempat kerja
53 yaitu menjadikan interaksi sosial yang dilakukan
= 15,9
≈ 16 antara pembimbing dengan peserta didik. Dalam
Total 136 41 proses interaksi sosial yang dimaksud dijelaskan
bahwa pembimbing melakuan transfer
HASIL DAN PEMBAHASAN kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja
Penelitian ini di fokuskan pada 2 hal, yaitu industri kepada peserta didik. Transfer
proses dan hasil pembelajaran praktik kerja kompetensi tersebut terdiri dari beberapa hal
industri siswa kelas XI Tata Boga SMKN 1 yang berupa keterampilan, sikap dan
Buduran dan persepsi siswa terhadap proses dan pengetahuan, serta aspeknya yang berupa:
hasil belajar selama melaksanakan praktik kerja pengetahuan yang berhubungan dengan alat-
industri. alat kerja, sikap, etika dan estetika dalam
1. Proses dan Hasil Pembelajaran Praktik menjalankan pekerjaan, keterampilan bekerja.
Kerja Industri siswa kelas XI Tata Boga
SMKN 1 Buduran Proses pelaksanaan prakerin yang
Hasil belajar yang dibutuhkan dalam dilaksanakan siswa menunjukkan beberapa sikap
penelitian yaitu nilai dari penilaian industri yang seperti kedisiplinan siswa yang datang ke tempat
kemudian dikonversikan ke dalam penilaian industri 10-15 menit sebelum jam kerja
sekolah. Dengan kriteria nilai dan penggolongan dikarenakan siswa menyiapkan kelengkapan diri
tersaji pada Tabel 8. (chef jacket, hat jacket, apron), tidak beralasan
alfa karena alasan yang tidak jelas, etika siswa
yang mematuhi peraturan industri seperti tidak
Tabel 8. Kriteria Nilai
menyalakan HP saat bekerja, keterampilan yang
dimiliki siswa sesuai dengan harapan DUDI
No. Interval Nilai Predikat seperti dapat membuat suatu produk makanan
1 90-100 A tanpa di dampingi pembimbing industri, bersikap
2 80-89 B profesionalitas dalam bekerja, kreativitas siswa
3 75-79 C prakerin dalam kegiatan sehari-hari di kitchen
(Sumber: Buku panduan dan Penilaian Bimbingan terlihat dari platting/penyajian makanan, hasil
Praktek Kerja Lapangan) kerja siswa prakerin yang memuaskan dilihat dari
Tabel 9. Frekuensi Hasil Belajar Mata Pelajaran kesesuaian kriteria produk makanan yang dibuat
Praktik Kerja Industri Kelas XI Tata Boga SMKN 1 dengan produk makanan yang terlebih dahulu
Buduran. pembimbing industri contohkan kepada siswa.

Interval Tahap pelaksanaan prakerin sebagai tahapan


Predikat Fr (%)
Nilai pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
90-100 A 5 12.1% dalam wilayah kerja industri. Lama pelaksanaan
80-89 B 36 87.8% prakerin sebagai dukungan dan acuan untuk
75-79 C 0 0% mencapai target kempetensi berdasarkan standar

137
keahlian. Hal ini ditujukan dalam melaksanakan selama melaksanakan prakerin. Penentuan nilai
proses sesuai dengan harapan yang diinginkan praktik kerja industri peserta didik secara mutlak
perlu adanya komunikasi insentif yang dilakukan dilakukan oleh instruktur/pembimbing industri
oleh sekolah dan DUDI [17]. tanpa pengaruh dari guru. Tugas dari guru
pendamping hanya memberi pemantauan,
Prakerin di SMKN 1 Buduran bekerja sama memberi pengarahan dan memberi bantuan
dengan 19 DUDI meliputi 12 hotel bintang 2-4 peserta didik dalam melaksanakan praktik kerja
dan 7 restoran yang tersebar di Surabaya dan industri dan membimbing dalam membuat
Sidoarjo. Wawancara dilakukan oleh peneliti laporan.
dengan informan sekaligus ketua dan sekretaris
program kerja Praktik Kerja Industri di SMKN 1 2. Persepsi Siswa Terhadap Proses dan Hasil
Buduran. Belajar selama Melaksanakan Praktik Kerja
Industri
Dalam tahapan persiapan panitia prakerin
dilakukan dengan mempersiapkan MoU dengan Hasil mengenai proses dan hasil belajar
DUDI seperti hotel bintang 4 (khusus kelas Tata praktik kerja industri dilakukan berdasarkan
Boga Industri) dan restoran. Pemberian surat izin tanggapan dari 41 siswa kelas XII Tata Boga
persetujuan untuk mengikuti prakerin yang SMKN 1 Buduran. Instrumen penelitian terdiri
disampaikan ke wali murid peserta didik, dari 58 butir item. Butir item 1-29 merupakan
pendaftaran peserta didik yang akan pernyataan positif dan butir item 30-58
menjalankan prakerin dengan note
merupakan butir pernyataan negativ. Dimana
berhijab/tidak, jadwal kegiatan praktik kerja
industri, jumlah guru pendamping, jadwal dan terdapat 2 item tidak valid yaitu butir item 2 yang
materi pembekalan sebelum pemberangkatan ke menyatakan saya tidak pernah melakukan
masing-masing DUDI. pelanggaran terhadap peraturan yang telah
ditetapkan industri dan butir item 9 yang
Pada proses awal pelaksanaan praktik kerja
menyatakan saya tidak pernah melakukan
industri diawali seorang guru pendamping
mengantarkan peserta didiknya kepada masing- kesalahan terkait tugas yang diberikan saat
masing DUDI dengan dibekali sebuah surat melaksanakan praktik kerja industri.
pengantar sekolah. Lama waktu yang digunakan Pada angket yang diberikan oleh peneliti
dalam menjalankan prakerin sesuai ketentuan dengan menggunakan angka atau bobot pada
yaitu 6 bulan, namun dikarenakan pandemi beberapa item kuesioner dengan skala likert, isi
covid-19 maka pelaksanaan menjadi 3 bulan. pernyataan berkategori Sangat Setuju (SS),
Ketika melaksanakan keseharian prakerin Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS)
masing-masing siswa melakukan pencatatan [18].
dengan menulis semua aktivitas ke dalam jurnal. Berdasarkan hasil data penelitian aspek
Dengan melakukan pencatatan yang dilakukan teknis dalam proses pelaksanaan praktik kerja
oleh peserta didik dapat mengindikasikan industri adalah meliputi aspek prestasi kerja,
kompetensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik keselamatan kerja dan keterampilan kerja.
ketika menjalankan praktik kerja industri. Dalam Selanjutnya, disajikan dalam bentuk persentase
catatan tersebut juga memberikan tanda berikut:
pencapaian pelaksanaan program pembelajaran
yang dilakukan oleh sekolah. Guru melakukan Aspek Teknis dalam Proses Pelaksanaan
monitoring ke tempat DUDI minimal 1X dalam Praktik Kerja Industri
sebulan. Gunu dalam memonitoring peserta didik
untuk mengindentifikasi kompetensi, kemajuan Tabel 5. Skor Hasil dan Persentase
belajar, daftar hadir, dan beberapa kendala yang Butir Persentase
Jumlah Skor
tengah terjadi selama peserta didik Pernyataan (%)
melaksanakan praktik kerja industri. Prestasi Kerja
Item 1 129 78.6
Setelah 3 bulan pelaksanaan prakerin maka
Item 3 136 82.9
siswa harus kembali ke sekolah. Siswa juga wajib
Item 30 129 78.7
untuk membuat laporan mengenai segala
kegiatan yang dilakukan dalam praktik kerja Item 31 137 83.5
industri sesuai dengan format yang ditentukan Item 32 141 86
oleh pihak sekolah saat pembekalan. Setiap siswa Rata-Rata 82
juga mendapatkan sertifikat dari masing-masing Keselamatan Kerja
DUDI yang berisi nilai atas sikap dan perilaku Item 4 146 89

138
Item 5 124 75.6 tempat praktik industri mendapatkan skor
Item 6 138 84.1 sebanyak 146 dengan persentase 89%.
Item 7 141 86 Sedangkan butir item 5 yang menyatakan saya
tidak pernah melakukan kesalahan yang dapat
Item 33 142 87
menyebabkan kecelakaan di tempat kerja
Item 34 139 84.8
mendapatkan skor sebanyak 124 dengan
Item 35 144 87.8 persentase 75.6%. kemudian, butir item 6 saya
Item 36 145 88.4 dapat mengoperasikan peralatan pengolahan
Rata-Rata 85.34 makanan di industri sesuai dengan SOP
Keterampilan Kerja (Standard Operating Procedure) mendapatkan
Item 8 123 75 skor sebanyak 138 dengan persentase 84.1%.
kemudian, butir item 7 yang menyatakan saya
Item 10 133 81.1
selalu menjaga kebersihan di lingkungan kerja
Item 37 121 73.8 mendapatkan skor sebanyak 141 dengan
Item 38 137 83.5 persentase 86%. Butir item 33 yang menyatakan
Item 39 139 84.8 saya tidak menggunakan pakaian/uniform sesuai
Rata-Rata 79.64 dengan tempat praktik industri mendapatkan
Pada poin prestasi kerja menunjukkan skor sebanyak 142 dengan persentase 87%.
bahwa hasil uji analisis persentase menunjukkan Kemudian, butir item 34 yang menyatakan saya
rata-rata skor sebesar 82% dan berada pada pernah melakukan kesalahan dan menyebabkan
kriteria sangat setuju. Dengan rincian sebagai kecelakaan di tempat kerja mendapatkan skor
berikut butir item 1 yang menyatakan saya dapat sebanyak 139 dengan persentase 84.8%.
membuat produk dengan hasil yang memuaskan kemudian, butir item 35 yang menyatakan saya
mendapatkan skor sebanyak 129 dengan tidak mampu mengoperasikan peralatan
persentase 78.6%. Sedangkan butir item 3 yang pengolahan makanan di industri sesuai dengan
menyatakan saya bekerja sesuai dengan target SOP (Standard Operating Procedure)
yang telah ditetapkan industri mendapatkan skor mendapatkan skor sebanyak 144 dengan
sebanyak 136 dengan persentase 82.9%. Butir persentase 87.8%. kemudian, butir item 36 yang
item 30 yang menyatakan saya tidak berhasil menyatakan saya tidak memedulikan kebersihan
membuat produk dengan hasil yang memuaskan di lingkungan kerja mendapatkan skor sebanyak
mendapatkan skor sebanyak 129 dengan 145 dengan persentase 88.4%. Dari persentase
persentase 78.7%. kemudian, butir item 31 yang diatas dapat disimpulkan bahwa pada poin
menyatakan saya melakukan pelanggaran keselamatan kerja rata-rata belum mencapai
terhadap peraturan yang telah ditetapkan 100% hal ini menunjukkan bahwa beberapa
industri mendapatkan skor sebanyak 137 dengan siswa saat bekerja tidak menggunakan uniform
persentase 83.5%. Butir item 32 yang lengkap seperti tidak memakai apron, head chef
menyatakan saya tidak mampu menyelesaikan dan lain sebagainya.
target yang telah ditetapkan industri Pada poin keterampilan kerja menunjukkan
mendapatkan skor sebanyak 141 dengan bahwa hasil uji analisis persentase menunjukkan
persentase 86%. Penilaian aspek teknis berupa rata-rata skor sebesar 79.64% dan berada pada
seberapa tingkatan peserta didik dalam kriteria sangat setuju. Dengan rincian sebagai
menguasai keterampilan guna penyelesaian berikut butir item 8 yang menyatakan saya dapat
pekerjaannya selama ada di dunia industri. Dari melaksanakan tugas yang diberikan tanpa di
persentase diatas dapat disimpulkan bahwa pada dampingi pembimbing industri mendapatkan skor
poin prestasi kerja rata-rata belum mencapai sebanyak 123 dengan persentase 75%.
100% beberapa siswa menyatakan melakukan Sedangkan butir item 10 yang menyatakan saya
pelanggaran terhadap peraturan yang telah dapat menyelesaikan tugas sesuai kriteria yang
ditetapkan industri hal ini terjadi karena siswa ditetapkan oleh industri mendapatkan skor
melakukan sikap seperti tidak menjaga ketepatan sebanyak 133 dengan persentase 81.1%.
waktu saat bekerja, dan tidak berhasil membuat kemudian, butir item 37 yang menyatakan saya
produk makanan yang diharapkan di tempat harus melaksanakan tugas yang diberikan
industri. dengan didampingi pembimbing industri
Pada poin keselamatan kerja menunjukkan mendapatkan skor sebanyak 121 dengan
bahwa hasil uji analisis persentase menunjukkan persentase 73.8%. kemudian, butir item 38 yang
rata-rata skor sebesar 85.34% dan berada pada menyatakan saya melakukan kesalahan terhadap
kriteria sangat setuju. Dengan rincian sebagai tugas yang diberikan saat bekerja mendapatkan
berikut butir item 4 yang menyatakan saya selalu skor sebanyak 137 dengan persentase 83.5%.
menggunakan pakaian/uniform sesuai dengan dan butir item 39 yang menyatakan saya tidak
dapat menyelesaikan tugas sesuai kriteria yang

139
ditetapkan oleh industri mendapatkan skor Berdasarkan Tabel 6, pada poin disiplin hasil
sebanyak 139 dengan persentase 84.8%. uji analisis persentase menunjukkan rata-rata
Keterampilan kerja meliputi melaksanakan skor sebesar 82.90% dan berada pada kriteria
tugas tanpa pendamping industri, tidak pernah sangat setuju. Dengan rincian sebagai berikut
salah saat bekerja. Dari persentase diatas dapat butir item 11 yang menyatakan saya menaati
disimpulkan bahwa pada poin keselamatan kerja peraturan dan ketentuan kerja yang telah
rata-rata belum mencapai 100% beberapa siswa ditetapkan industri mendapatkan skor sebanyak
menyatakan bahwa saat bekerja masih perlu 136 dengan persentase 82.9%. kemudian, butir
pendampingan industri, saat bekerja juga masih 40 yang menyatakan saya tidak menaati
melakukan beberapa kesalahan saat mengolah peraturan dan ketentuan kerja yang telah
maupun menyajikan makanan. ditetapkan industri mendapatkan skor sebanyak
147 dengan persentase 89.6% Dari persentase
Aspek Non Teknis dalam Proses diatas dapat disimpulkan bahwa pada poin
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri keselamatan kerja rata-rata belum mencapai 100
Berdasarkan hasil data penelitian aspek non beberapa siswa menyatakan masih
teknis dalam proses pelaksanaan praktik industri menggunakan HP saat bekerja
adalah meliputi disiplin, kerja sama, inisiatif, Pada poin kerja sama hasil uji analisis
tanggung jawab, dan kebersihan. persentase menunjukkan rata-rata skor sebesar
84% dan berada pada kriteria sangat setuju.
Tabel 6. Skor Hasil dan Persentase Dengan rincian sebagai berikut butir item 12 yang
Butir Persentase
menyatakan saya mampu bekerja sama dengan
Jumlah Skor rekan kerja dalam menyelesaikan tugas yang
Pernyataan (%)
diberikan mendapatkan skor sebanyak 143
Disiplin
dengan persentase 87.2%. Kemudian, butir item
Item 11 136 82.9
13 yang menyatakan saya dapat menerima kritik
Item 40 147 89.6
atau masukan dari rekan kerja atau pembimbing
Rata-Rata 82.90 mendapatkan skor sebanyak 142 dengan
Kerja Sama persentase 87%. Kemudian, butir item 14 yang
Item 12 143 87.2 menyatakan saya selalu mengkomunikasikan hal-
Item 13 142 87 hal yang menjadi pekerjaan saya dengan
Item 14 137 84 pembimbing industri mendapatkan skor
Item 41 136 83 sebanyak 137 dengan persentase 84%. Butir
Item 42 137 83.5 item 41 yang menyatakan saya tidak menjalin
Item 43 133 81 kerja sama dengan rekan kerja dalam
Rata-Rata 84 melaksanakan tugas mendapatkan skor
Inisiatif sebanyak 136 dengan persentase 83%.
Item 15 129 78.7 Kemudian, butir item 42 yang menyatakan saya
Item 16 132 80 tidak menerima kritik atau masukan dari rekan
Item 17 126 77 kerja dan pembimbing mendapatkan skor
Item 18 132 80.5 sebanyak 137 dengan persentase 83.5%.
Item 44 125 76.2
Kemudian, butir item 43 yang menyatakan saya
Item 45 137 83.5
tidak pernah mengkomunikasikan hal-hal yang
Item 46 138 84.1
menjadi pekerjaan saya dengan pembimbing
Item 47 138 84.1
Rata-Rata 80.51
industri mendapatkan skor sebanyak 133 dengan
Tanggung Jawab persentase 81%. Dapat melakukan interaksi dan
Item 19 143 87 bekerja sama secara tim, untuk menyelesaikan
Item 20 143 87 sebuah pekerjaan perlu adanya kerja sama tim
Item 48 142 86.6 dengan baik guna pekerjaan yang dilakukan
Item 49 144 88 dapat terselesaikan secara efisien. Dari
Rata-Rata 87 persentase diatas dapat disimpulkan bahwa pada
Kebersihan poin kerja sama rata-rata belum mencapai 100%
Item 21 147 90 beberapa siswa menyatakan bahwa saat bekerja
Item 22 146 89 tidak melakukan kerja sama dengan baik dengan
Item 23 147 89.6 sesame trainee.
Item 50 141 86 Pada poin inisiatif hasil uji analisis
Item 51 140 85 persentase menunjukkan rata-rata skor sebesar
Item 52 138 84.1 80.51% dan berada pada kriteria sangat setuju.
Rata-Rata 87.28
Dengan rincian sebagai berikut butir item 15 yang
menyatakan saya selalu melaksanakan tugas

140
tanpa menunggu perintah dari pembimbing waktu mendapatkan skor sebanyak 142 dengan
industri mendapatkan skor sebanyak 129 dengan persentase 86.6%. Kemudian, butir item 49 yang
persentase 78.7%. kemudian butir item 16 yang menyatakan saya tidak melaksanakan tugas
menyatakan saya mampu menerapkan teori dan dengan penuh tanggung jawab mendapatkan
keterampilan di bidang boga yang saya dapatkan skor sebanyak 144 dengan persentase 88%. Dari
di sekolah pada saat praktik industri persentase diatas dapat disimpulkan bahwa pada
mendapatkan skor sebanyak 132 dengan poin tanggung jawab rata-rata belum mencapai
persentase 80%. Sedangkan, butir item 17 yang 100% beberapa siswa menyatakan tidak bisa
menyatakan Saya bersedia melakukan pekerjaan memberikan penyelesaian pekerjaan yang
yang bukan bidang tugas saya sepanjang dilakukan dengan tepat waktu.
menyangkut kepentingan industri mendapatkan Pada poin kebersihan hasil uji analisis
skor sebanyak 126 dengan persentase 77%. butir persentase menunjukkan rata-rata skor sebesar
item 18 yang menyatakan saya selalu 87.28% dan berada pada kriteria sangat setuju.
menunjukkan sikap perilaku inisiatif dan kreatif di Dengan rincian sebagai berikut butir item 21 yang
Industri mendapatkan skor sebanyak 132 dengan menyatakan saya selalu menjaga kebersihan
persentase 80.5%. kemudian, butir item 44 yang area kerja (menyapu, mengepel dan lain-lain)
menyatakan saya memulai tugas dengan mendapatkan skor sebanyak 147 dengan
menunggu perintah dari pembimbing industri persentase 90%. Kemudian, butir item 22 yang
mendapatkan skor sebanyak 125 dengan menyatakan Saya mencuci peralatan kerja
persentase 76.2%. Kemudian, butir item 45 yang setelah selesai digunakan mendapatkan skor
menyatakan saya tidak menerapkan teori dan sebanyak 146 dengan persentase 89%. Butir
keterampilan di bidang boga yang saya dapatkan item 23 yang menyatakan saya selalu menjaga
di sekolah pada saat praktik industri kebersihan pribadi saat berada di tempat kerja
mendapatkan skor sebanyak 137 dengan mendapatkan skor sebanyak 147 dengan
persentase 83.5%. kemudian, butir item 46 yang persentase 89.6%. Kemudian, butir item 50 yang
menyatakan saya tidak bersedia mengerjakan menyatakan Saya tidak pernah membersihkan
tugas apa saja yang bukan diberikan kepada saya area kerja (menyapu, mengepel dan lain-lain)
mendapatkan skor sebanyak 138 dengan mendapatkan skor sebanyak 141 dengan
persentase 84.1%. kemudian, butir item 47 yang persentase 86%. Butir item 51 yang menyatakan
menyatakan saya tidak menunjukkan sikap saya tidak pernah mencuci peralatan kerja ( pan,
perilaku inisiatif dan kreatif di Industri ladle, wok dan lain-lain) setelah selesai
mendapatkan skor sebanyak 138 dengan digunakan) mendapatkan skor sebanyak 140
persentase 84.1%. Inisiatif dan kreatif berupa dengan persentase 85%. Kemudian, butir item
penilaian usaha yang dilakukan oleh peserta didik 52 yang menyatakan saya tidak menjaga
untuk menyampaikan pendapat, ide dan saran, kebersihan pribadi saat berada di tempat kerja
pada semua hal yang menjadikan produktifitas mendapatkan skor sebanyak 138 dengan
menjadi meningkat, usaha yang dilakukan oleh persentase 84.1%. Dari persentase diatas dapat
peserta didik dalam menghadapi berbagai disimpulkan bahwa pada poin kebersihan rata-
penyelesaian permasalahan yang terjadi dalam rata belum mencapai 100% beberapa siswa
dunia industri. Dari persentase diatas dapat menyatakan tidak mencuci peralatan dan
disimpulkan bahwa pada poin kerja sama rata- menyapu/mengepel dikarenakan terdapat
rata belum mencapai 100% beberapa siswa petugas yang telah membersihkannya.
menyatakan bahwa rendahnya sikap inisiatif di Pelaksanaan Praktik Kerja Industri di
lingkungan kerja seperti tidak mau melakukan Industri
pekerjaan yang bukan tugasnya, tidak Berdasarkan hasil data penelitian
menerapkan pengetahuan yang didapat sekolah penilaian pelaksanaan praktik industri meliputi
saat praktik kerja industri berlangsung. kehadiran dan ketepatan waktu, kualitas kerja,
Pada poin tanggung jawab hasil uji analisis kemampuan berkomunikasi dan motivasi untuk
persentase menunjukkan rata-rata skor sebesar belajar.
87% dan berada pada kriteria sangat setuju. Tabel 7. Skor Hasil dan Persentase
Dengan rincian sebagai berikut butir item 19 yang Butir Persentase
menyatakan saya selalu melaksanakan tugas Jumlah Skor
Pernyataan (%)
dengan tepat waktu mendapatkan skor sebanyak Kehadiran dan Ketepatan Waktu
143 dengan persentase 87%. Butir item 20 yang Item 24 149 90.9
menyatakan saya melaksanakan tugas dengan Item 25 134 81.7
penuh tanggung jawab mendapatkan skor
Item 53 140 85.4
sebanyak 143 dengan persentase 87%.
Kemudian, butir item 48 yang menyatakan saya Item 54 132 80
tidak berhasil menyelesaikan tugas dengan tepat Rata-Rata 85

141
Kualitas Kerja yang sama mendapatkan skor sebanyak 128
Item 26 132 80 dengan persentase 78%. Dari persentase diatas
Item 27 128 78 dapat disimpulkan bahwa pada poin kebersihan
Item 55 134 82 rata-rata belum mencapai 100% beberapa siswa
Item 56 128 78 menyatakan bahwa hanya dapat fokus untuk
Rata-Rata 80 melakukan 1 pekerjaan.
Kemampuan Berkomunikasi Pada poin kemampuan berkomunikasi
Item 28 139 85 hasil uji analisis persentase menunjukkan rata-
Item 57 136 83 rata skor sebesar 84% dan berada pada kriteria
Rata-Rata 84 sangat setuju. Dengan rincian sebagai berikut
Motivasi untuk Belajar
butir item 28 yang menyatakan saya dapat
Item 29 140 85
berkomunikasi dengan baik kepada sesama
Item 58 123 75
trainee, staff dan supervisor mendapatkan skor
Rata-Rata 80
sebanyak 139 dengan persentase 85%.
Sedangkan butir item 57 yang menyatakan saya
Pada poin kehadiran dan ketepatan
tidak menjalin komunikasi dengan trainee, staff
waktu hasil uji analisis persentase menunjukkan dan supervisor mendapatkan skor sebanyak 136
rata-rata skor sebesar 85% dan berada pada
dengan persentase 83%. Dapat melakukan
kriteria sangat setuju. Dengan rincian sebagai
komunikasi dalam menjalankan pekerjaan,
berikut butir item 24 yang menyatakan saya tidak mempunyai kemampuan komunikasi baik bisa
pernah alfa karena alasan yang tidak dapat
menjadi peningkatan kinerja suatu orang dalam
dipertanggungjawabkan mendapatkan skor penyelesaian sebuah pekerjaan. Dari persentase
sebanyak 149 dengan persentase 90.9%.
diatas dapat disimpulkan bahwa pada poin
kemudian, butir item 25 yang menyatakan saya
kemampuan berkomunikasi rata-rata belum
datang dan pulang ke lokasi praktik kerja industri
mencapai 100% beberapa siswa menyatakan
tepat pada waktunya mendapatkan skor
bahwa beberapa siswa tidak dapat
sebanyak 134 dengan persentase 81.7%. berkomunikasi dengan baik sesame trainee
sedangkan, butir item 53 yang menyatakan Saya
maupun kepada pembimbing industri saat praktik
Alfa karena alasan yang tidak dapat kerja industri berlangsung.
dipertanggungjawabkan mendapatkan skor
Pada poin kemampuan motivasi hasil uji
sebanyak 140 dengan persentase 85.4%. dan
analisis persentase menunjukkan rata-rata skor
butir 54 yang menyatakan saya datang dan sebesar 80% dan berada pada kriteria sangat
pulang ke lokasi praktik kerja industri melebihi
setuju. Dengan rincian sebagai butir item 29 yang
jam kerja mendapatkan skor sebanyak 132 menyatakan saya tidak segan untuk bertanya
dengan persentase 80%. Dari persentase diatas
kepada pembimbing tentang suatu hal terkait
dapat disimpulkan bahwa pada poin kehadiran
pekerjaan yang belum atau kurang pahami
dan ketepatan waktu rata-rata belum mencapai mendapatkan skor sebanyak 140 dengan
100% beberapa siswa menyatakan datang dan
persentase 85%. Sedangkan Butir item 58 yang
pulang tidak sesuai waktu dikarenakan ada menyatakan saya segan untuk bertanya kepada
kepentingan industri seperti menumpuknya
pembimbing tentang suatu hal terkait pekerjaan
pekerjaan dan padatnya event di tempat industri
yang belum atau kurang pahami mendapatkan
tersebut.
skor sebanyak 123 dengan persentase 75%. Dari
Pada poin kualitas kerja hasil uji analisis
persentase diatas dapat disimpulkan bahwa pada
persentase menunjukkan rata-rata skor sebesar poin kemampuan berkomunikasi rata-rata belum
80% dan berada pada kriteria sangat setuju.
mencapai 100% beberapa siswa menyatakan
Dengan rincian sebagai berikut butir item 26 yang segan untuk bertanya kepada pembimbing
menyatakan saya bisa menyelesaikan pekerjaan
industri terkait pekerjaan yang dilakukan.
berdasarkan standar sebagai ketetapan industri
Berdasarkan angket yang telah disebar ke
dengan mendapatkan skor sebanyak 132 dengan siswa untuk mengetahui pendapat mereka
persentase 80%. Butir item 27 yang menyatakan
tentang apa yang dilakukan dan dirasakan selama
saya dapat melakukan lebih dari 1 pekerjaan prakerin berlangsung menunjukkan bahwa proses
tanpa adanya kesalahan mendapatkan skor
yang dialami siswa selama prakerin meliputi
sebanyak 128 dengan persentase 78%. Butir
aspek teknis, non teknis dan pelaksanaan praktik
item 55 yang menyatakan saya tidak dapat
industri di industri dapat disimpulkan bahwa rata-
melakukan penyelesaian pekerjaan berdasarkan
rata siswa menjawab sangat setuju terhadap
standar ketetapan industri dengan mendapatkan pernyataan-pernyataan yang diajukan meskipun
skor sebanyak 134 dengan persentase 82%. Butir
ada beberapa poin dimana siswa kurang
item 56 yang menyatakan saya tidak bisa menyetujui hal tersebut.
melaksanakan lebih dari 1 pekerjaan pada waktu

142
SIMPULAN [1] Y. Miswardi, “Proses Dan Hasil Belajar
Pada Prakerind Bidang Keahlian
1. Proses dan hasil pembelajaran praktik Kendaraan Ringan : Studi Industri
kerja industri siswa kelas XI Tata Boga Pasangan Smkn 3 Yogyakarta Process
SMKN 1 Buduran menunjukkan bahwa And Learning Outcomes At Industrial
panitia prakerin melakukan berbagai Program For Light Vehicles Study
persiapan dalam upaya keberhasilan Program : Study At Partners Indu,”vol. 3,
pelaksanaan prakerin. Dalam no. d, pp. 268–281, 2013.
pelaksanaan prakerin diserahkan [2] T. Mahfud, “Evaluasi Program Praktik
sepenuhnya kepada pembimbing industri Kerja Lapangan Jurusan Tata Boga,” J.
di masing-masing DUDI dan guru hanya Pendidik. Teknol. dan Kejuru., vol. 23, no.
sebagai pendamping. Hasil penilaian 1, p. 110, 2016, doi:
praktik kerja industri menunjukkan 10.21831/jptk.v23i1.9360.
bahwa rata-rata siswa memperoleh nilai [3] N. W. Abdulmajid, “Pola Pembimbingan Di
di atas 79 yang berarti siswa lulus dan Tempat Kerja: Pelaksanaan Program
mencapai kompetensi yang diharapkan Praktik Industri Di Pt Jmi,” Taman Vokasi,
oleh sekolah. vol. 3, no. 2, pp. 761–768, 2015, doi:
10.30738/jtvok.v3i2.357.
2. Persepsi siswa mengenai proses dan hasil [4] N. K. Kertiasih, “Peranan LPTK Pendidikan
belajar praktik kerja industri pada aspek Vokasi di Indonesia Peran LPTK Dalam
teknis poin prestasi kerja menunjukkan Pengembangan Pendidikan Vokasi di
rata-rata persentase 82%, poin Indonesia,” Semin. Internasional, ISSN,
keselamatan kerja rata-rata sebesar vol. 1907–2066, pp. 231–238, 2018,
85.34%, poin keterampilan kerja rata- [Online]. Available:
rata sebesar 79.64%. Pada aspek non http://scholar.google.co.id/scholar_url?ur
teknis poin disiplin menunjukkan rata- l=https3A2F2Fejournal.undiksha.ac.id2Fi
rata persentase 82.90%, poin kerja sama ndex.php2FAPTEKINDO2Farticle2Fdownl
rata-rata sebesar 84%, poin inisiatif rata- oad2F672F61&hl=id&sa=T&oi=ggp&ct=r
rata sebesar 80.51%, poin tanggung es&cd=0&d=14192830186105454022&ei
jawab rata-rata sebesar 87%, poin =SeJlXq3xEYaE6rQP6fW_6AY&scisig=AA
kebersihan rata-rata sebesar 87.28%. GBfm1hUUZS4keDxCiUc3DRNw6YBHm
Pada penilaian industri poin kehadiran [5] Lukman Hakim, “Sebanyak 1,11 Juta
dan ketepatan waktu 85%, poin kualitas Warga Jatim Masih Menganggur,”
kerja rata-rata sebesar 80%, poin okezone.com.
kemampuan berkomunikasi rata-rata https://edukasi.okezone.com/read/2022/
sebesar 84%, dan poin motivasi untuk 05/10/623/2591655/sebanyak-1-11-juta-
belajar rata-rata sebesar 80%. Hal ini warga-jatim-masih-menganggur
menunjukkan bahwa siswa “sangat (accessed Oct. 20, 2022).
setuju” dan apa yang dialami siswa [6] D. S. Iriani and S. Soeharto, “Evaluasi
selama praktik kerja industri berlangsung Praktik Kerja Industri peserta didik
relevan dengan penilaian yang dilakukan dengan Keahlian Jasa Boga SMK N 3
sekolah maupun industri. Purworejo,” J. Pendidik. Teknol. dan
Kejuru., vol. 22, no. 3, p. 274, 2015, doi:
SARAN 10.21831/jptk.v22i3.6835.
[7] T. Tarmidi and B. Ismanto, “Evaluasi
Berdasarkan data dan hasil pembahasan Program Praktek Kerja Industri,” J. Ilmu
maka diajukan saran sebagai berikut: Sos. dan Hum., vol. 9, no. 1, p. 138, 2020,
doi: 10.23887/jish-undiksha.v9i1.24751.
1. Perlu dilakukan sinkronisasi program [8] A. Arisandi and Suparji, “Pengaruh praktik
prakerin antara program dari industri dan kerja industri (prakerin) terhadap
relevansinya dengan program prakerin kompetensi siswa smkn 1 sidoarjo,” J.
dari sekolah. Kaji. Pendidik. Tek. Bangunan, vol. 3, no.
2. Dibutuhkannya susunan program 1/JKPTB/13, pp. 1–9, 2013, [Online].
kegiatan dari industri dalam suatu Available:
kurikulum selain apa yang sudah dibuat https://jurnal.unesa.ac.id/index.php/jurn
oleh sekolah. al-kajian-ptb/article/view/22078
[9] P. S. Permana and S. Sukoco, “Efektivitas
REFERENSI praktik kerja industri di Sekolah
Menengah Kejuruan,” J. Akuntabilitas

143
Manaj. Pendidik., vol. 5, no. 2, p. 199,
2017, doi: 10.21831/amp.v5i2.7480.
[10] A. W. Djamaluddin, Belajar dan
Pembelajaran. Parepare: CV. Kaaffah
Learning Center, 2019.
[11] I. J. Permana, “Pengaruh Hasil Belajar
Basic Bakery Pada Praktek Kerja Industri
(Prakerin),” Media Pendidikan, Gizi, dan
Kuliner, vol. 4, no. 2, pp. 28–38, 2015.
[12] Sugiyono, Metode Kuantitatif Kualititatif
dan R&D, Ke-2. Bandung: Alfabeta, 2019.
[13] A. Budiastuti, Validitas dan realibilitas
Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media,
2018.
[14] W. Diono, N. Astuti, A. Bahar, and S.
Handajani, “Penerapan Video Tutorial
Pelatihan Bomboloni Simo Pomahan
Surabaya,” vol. 11, no. 1, pp. 96–105,
2022.
[15] Z. Kurniawan, Agung Widhi., P Metode
Kuantitatif. Yogyakarta: Pandiva Buku,
2016.
[16] Syahrum, Metodologi Kuantitatif.
Bandung: Citapustaka Media, 2014.
[17] N. Susana, “Pengelolaan Praktik Kerja
Industri,”, vol. 10, no. 6, pp. 579–587,
2016.
[18] M. Sahputra, Kesiapan Praktik Kerja
Industri Siswa Kelas XII Jurusan Jasa
Boga SMK Negeri 1 Kalasan. 2016.

144

Anda mungkin juga menyukai