Dosen Pengampu :
MIFTAHUL ULUM, M.PD.
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Pembahasan………………………………………………………………...
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………......
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan…………………………………………………………………...............
2.2 Abstrak……………………………………………………………………...............
2.3 Sintesis……………………………………………………………………................
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...............
3.2 Saran……………………………………………………….....................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Dapat dijadikan referensi bagi penulis dalam menulis sebuah karya ilmiah.
2. Bagi mahasiswa dapat dijadikan acuan dalam pembuatan tugas akhir, skripsi atau
pun tesis.
3. Menambah pengetahuan untuk bahan perbandingan.
1. Ringkasan
Ringkasan berasal dari kata dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek.
Ringkasan adalah menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk
yang pendek dan efektif. Ringkasan dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, di
antaranya ringkasan atas novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan
atas sebuah bab sebuah buku. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Yang
dimaksud dengan ‘hiasan’ di sini dapat berupa (1) ilustrasi atau contoh, (2) keindahan
gaya bahasa, dan (3) penjelasan yang terperinci.
Ciri-Ciri Ringkasan :
a. Penulis haruslah mempertahankan urutan pikiran dan cara pandang penulis
asli.
b. penulis harus bersifat netral, dalam arti tidak memasukan pikiran, ide, maupun
Opini nya ke dalam ringkasan yang dibuatnya.
c. ringkasan yang dibuat haruslah mewakili gaya asli penulisnya, bukan gaya
pembuat ringkasan.
Jenis-Jenis Abstrak
Abstrak diklasifikasikan dalam dua jenis berikut ini :
1) Abstrak indikatif adalah abstrak yang menyajikan uraian secara singkat
mengenai masalah yang terkandung dalam laporan atau karya ilmiah lengkapnya.
Abstrak indikatif bertujuan agar pembaca mengetahui isi informasi tanpa memadatkan
isi informasi aslinya dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan. Maka,
pembaca dapat mempertimbangkan apakan tulisan asli perlu dibaca atau tidak.
2) Abstrak informatif adalah miniatur laporan atau karya ilmiah asli dengan
menyajikan data dan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak perlu lagi
membaca tulisan aslinya, kecuali untuk mendalaminya. Dalam abstrak informatif,
disajikan keseluruhan tulisan asli dalam bentuk mini. Seperti, judul, penulis, institusi,
tujuan, metode dan analisis laporan, hasil penelitian, dan simpulan.
Karakteristik Abstrak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut.
1) Bentuk tulisan bersifat:
· informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis laporan atau karya ilmiah,
· deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau
karya ilmiah.
2) Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d.
10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.
3) Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja,
dan proses yang sudah dikenal atau lazim.
4) Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan
dan data yang sudah diolah.
5) Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber
informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah
yang sama dengan tulisan aslinya.
Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new
roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.
Abstrak merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh dari isi suatu karangan
ilmiah. Untuk itu Abstrak yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
· Merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh sehingga mencerminkan
keseluruhan isi judul. Abstrak dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh
sehingga dapat dimuat dalam satu majalah yang khusus memuat abstrak, seperti
Dental Abstract
· Tanpa komentar dari pembuatnya di luar apa yang dikemukakan dalam karangan
ilmiah. Maksud dari tanpa komentar disini adalah bawah tanpa ada unsur subjektif
dari penulis karena semua didasarkan atas hasil penelitian.
· Dapat dikerjakan orang lain, tetapi sebaiknya dibuat sendiri oleh penulisnya
karena ia lebih memahami apa yang disajikannya dalam karangan ilmiah tersebut.
· Terdapat pada permulaan karangan ilmiah sehingga pembaca segera dapat
mengetahui informasi yang disajikan sesuai dengan keperluan atau minatnya.
· Isi suatu abstrak sebaiknya jangan melebihi 250 kata atau sekitar 25 baris jika
setiap baris terdiri atas 10 kata.
· Dalam abstrak tak ada pergantian paragraf (tanpa alinea). Artinya adalah dalam
abstraks tidak ada paragraf
· Huruf yang digunakan dalam abstrak sebaiknya berbeda besarnya dengan huruf
isi karangan ilmiah.
· Sedapat mungkin dihindari pemakaian, kalimat aktif, sebaiknya kalimat pasif.
· Kepustakaan, singkatan, ilustrasi, grafik dan tabel tak boleh dicantumkan.
· Di bawah abstrak sebaiknya dicantumkan kata-kata kunci (key words) sebanyak
3 hingga 10 kata yang kira-kira dapat dipakai untuk mengindeks karangan ilmiah kita
dalam suatu deretan karangan ilmiah sejenis. Kata kunci (key word) adalah kata-kata
yang penting dan paling menonjol dalam karangan ilmiah itu. Contoh: Kalau suatu
karangan ilmiah membahas mengenai hubungan antara terapi phenytoin, siklosporin
dan nifedipin dengan hiperplasia gingiva, maka kata-kata kuncinya adalah phenytoin,
siklosporin, nifedipin dan hiperplasia gingiva.
Contoh Abstrak
Berikut beberapa contoh abstrak yang diambil dari sebuah karya ilmiah tesis.
ABSTRAK
Tarto. NIM. 11PSC01307. Pembelajaran Keterampilan Menceritakan Hasil
Pengamatan/ Kunjungan (Studi Kasus di Kelas V SD Negeri I Eromoko, Wonogiri,
Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013) Tesis Program Pascasarjana Program Studi
Pendidikan Bahasa Universitas Widya Dharma Klaten.
Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses
pembelajaran keterampilan menceritakan hasil pengamatan/ kunjungan pada siswa
kelas V SD Negeri I Eromoko, Wonogiri? (2) Mengapa pembelajaran keterampilan
menceritakan hasil pengamatan/ kunjungan pada siswa kelas V SD Negeri I Eromoko,
Wonogiri berlangsung seperti ketika peneliti melakukan pengamatan?
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, atau
perasaan. Pembelajaran keterampilan berbicara perlu berbasis PAIKEM, agar
mendorong terciptanya keterampilan berbicara pada siswa.
Metode yang digunakan deskriptif, kualitatif. Temuan data dengan observasi,
ditekstualisasi, disegmentasi/tematisasi, diproposionalisasi dengan PID, direduksi
menjadi UDAUT dan dianalisis dengan diurai, ditafsirkan, dirujuk teori,
didukung dokumen, dan disimpulkan.
Hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa (a) guru tidak melakukan apersepsi
dan pretes karena siswa sudah mengenal materi, melakukan elaborasi dan konfirmasi,
tetapi tidak melakukan eksplorasi; (b) siswa tidak ada inisiatif untuk bertanya karena
malu; (c) materi pada buku sumber tidak terinci; (d) metode sesuai RPP; (e) media
papan tulis saja; (f) hasil evaluasi tidak menyajikan nilai seluruh siswa karena waktu
tidak mencukupi.
Dari analisis dapat disimpulkan (1) dalam proses pembelajaran keterampilan
menceritakan hasil pengamatan/kunjungan pada siswa kelas V SDN I Eromoko,
Wonogiri, semester I tahun 2012/2013 (a) guru melakukan tahapan pembelajaran
sesuai teori tetapi tanpa apersepsi dan eksplorasi; (b) siswa bercerita dan menanggapi
cerita lancar, tetapi pada penjelasan konsep tidak ada inisiatif
bertanya/mengemukakan pendapat; (c) materi dijelaskan secara rinci oleh guru, tetapi
pada RPP hanya ditulis materi pokok saja (d) metode ceramah, tanya jawab, dan
demonstrasi; (e) media papan tulis tidak didukung media lain; (f) evaluasi sesuai
teori, tetapi hanya menyajikan nilai lima orang siswa. (2) Penyebabnya adalah (a)
guru melakukan tahapan pembelajaran sesuai teori tetapi tidak melakukan apersepsi
dan eksplorasi karena siswa sudah mengenal materi; (b) siswa bercerita dan
menanggapi lancar, tetapi pada penjelasan konsep tidak ada inisiatif bertanya
karena malu; (c )materi pada RPP ditulis materi pokok, karena pada buku sumber
tidak dijumpai materi rinci; (d) metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi,
karena sudah direncanakan ; (e) media papan tulis saja karena tidak direncanakan; (f)
evaluasi sesuai teori, tetapi tidak melibatkan semua siswa, karena waktu tidak
mencukupi.
ABSTRAK
3. Sintesis
Berbeda dengan ringkasan dan abstrak yang merupakan ringkasan atas satu
Sumber saja, sintesis dibuat atas beberapa sumber. Pada dasarnya sintesis adalah
merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber.
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau
elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan
sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran
induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh
kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis
diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan
yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”
Sintesis Menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan satu kepada
pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif.
Contoh :
· Bahasa adalah lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat.
· Bahasa adalah sistem lambang yang digunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama dan ber interaksi.
Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang
diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
Beberapa contoh dari pernyataan Sintetik adalah :
1. Langit itu biru.
2. Budi adalah pria yang menyebalkan
3. Anjing itu galak
4. Jerapah memiliki empat kaki
Sintesis Menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan satu
kepada pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif.
Contoh :
1. Ilmu adalah aktifitas
2. Ilmu adalah metode
3. Ilmu adalah produk
Kesimpulannya Ilmu adalah aktifitas, metode dan produk
Sedangkan sintesis dalam penulisan karya ilmiah pada dasarnya sintesis
adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan
ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan.
Dalam tulisan laras ilmiah, data publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian
dimasukan dalam daftar pustaka.
Ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat
sintesis, di antaranya: (1) penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang
digunakannya, (2) bersikap kritis atas sumber yang dibacanya, (3) sudut pandang
penulis harus tajam, (4) penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber
dengan sumber lainnya, dan (5) penulis harus menekankan pada bagian sumber
yang diperlukannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Ringkasan adalah sebuah cara menyajikan karangan dalam bentuk singkat
dengan mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang aslinya. Membuat
ringkasan memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari ringkasan tersebut adalah
sebagai berikut: Pengungkapan kembali bentuk kecil dari sebuah karangan,
mereproduksi kembali apa kata pengarang. Mempertahankan urutan-urutan gagasan
yang membangun sosok (badan) karangan, penyusun ringkasan terikat oleh penataan,
isi, dan sudut pandang pengarangnya, kalimatnya pendek-pendek dan senada dengan
kalimat pengarang aslinya. Ringkasan dibuat untuk memendekkan sebuah karangan
yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan harus memilah-milah mana
gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan adalah memahami
dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk
membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat.
2. Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan,
ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat
kepada pembaca.
3. Sintesis dalam penulisan karya ilmiah pada dasarnya sintesis adalah merangkum
intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan
data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data
publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.
3.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan penulis antara lain:
1.Bagi seorang penulis karya ilmiah hendaknya dapat memahami perbedaan antara
ringkasan, abstrak dan sintesis agar mendukung dalam pembuatan karya ilmiahnya.
2.Bagi mahasiswa yang menempuh tugas akhir skripsi atau tesis sebaiknya lebih
mendalami dalam penulisan abstrak, karena berhubungan dengan publikasi yang
menyangkut dengan plagiarism.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, Sri Hapsari., Candrayani, Amalia., Hendrawati, Ika Endang Sri., Agustinus,
Jati Wahyono. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah.
Jakarta: Rajawali Pers.