Anda di halaman 1dari 18

DIREKTORAT ANEKA ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI

PERATURAN PRESIDEN NOMOR


112/2022
TENTANG
PERCEPATAN PENGEMBANGAN
ENERGI TERBARUKAN UNTUK
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan


Andriah Feby Misna

Webinar Road To Indonesia Energy and Mineral Forum


7 Oktober 2022
Foto: Hasrullah Arifin/Lomba Foto KESDM 2019

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke @djebtke @djebtke


ARAHAN PRESIDEN TERKAIT ENERGI BARU & TERBARUKAN
PIDATO PRESIDEN PADA
• Transformasi energi menuju SIDANG TAHUNAN MPR &
energi baru dan terbarukan SIDANG BERSAMA DPR &
harus dimulai. Green economy, DPD (dalam Rangka HUT ke-
green technology, dan green 76 Proklamasi
product harus diperkuat agar Kemeredekaan RI)
kita bisa bersaing di pasar global.
• Pemerintah telah merencanakan
untuk membuat green industrial
park yang rencananya akan
Transformasi menuju energi baru dan terbarukan, serta
disiapkan di Kalimantan Utara
akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau, akan menjadi
dengan memanfaatkan
ARAHAN PRESIDEN perubahan penting dalam perekonomian kita.
hydropower. Pembangkit listrik
TERKAIT
GREEN ECONOMY, tersebut akan menghasilkan
energi hijau, baru terbarukan, PRESIDEN RI MENYEBUTKAN: 3 Strategi Besar
GREEN INDUSTRY Perekonomian Indonesia
DAN GREEN yang akan disalurkan kepada
PRODUCT kawasan industri hijau sehingga 1. Hilirisasi industry
muncul produk-produk hijau 2. Digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
dari sana.
3. Ekonomi Hijau
Sumber: https://www.presidenri.go.id
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 2
STRATEGI PENURUNAN EMISI GRK MENUJU NZE
Mandat UU Energi dan UU Ketenagalistrikan Untuk Peningkatan Suplai dan Pemanfaatan EBT
PENURUNAN EMISI BAURAN ENERGI NET ZERO EMISSION 2060
Emisi Emisi GRK pada Industry Transportation 1927,4
Penurunan 23% 500
GRK 2030 24% Household Commercial 1680,1
No Sektor 2010 22%
37,62% 19,5%
Batu 17,9% Others Generation BAU
(Juta Ton BaU CM1 CM2 CM1 CM2 bara 20% 400 1465,8
15,7% 1412,5
CO2e) 18%
14,5% BAU 1340,2
16% 13,4% 659,3
1. Energi 453,2 1.669 1.311 1.223 358 446 Gas 14% 11,6% 12,2% 522,9
300 1136,2
Bumi 16,82%
12% 12,2% 448,6 1009,5
2. Limbah 88 296 256 253 40 43,5
10% 11,2% 366,4
200 821,4 748,6
3. IPPU 36 69,6 63 61 7 9 8% 8,6% 9,2% 748,2 710,4
Minyak 656,3 681,6
6%
32,4% 163,2 175,8
4. Pertanian 110,5 119,6 110 108 10 12 Bumi 4% 100555,3 590,2
609,0

126,0 143,2 540,5


422,0
2%
5. Kehutanan 647 714 214 -15 500 729 0% 0 327,5 NZE
12,16% 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
129,4
EBT
TOTAL 1.334 2.869 1.953 1.632 915 1.240
Realisasi (MBOE) Target (MBOE)

REALISASI MITIGASI 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060

Target Realisasi 70 UPAYA PERCEPATAN: Upaya penurunan emisi menjadi sebesar 129,4 juta ton CO2
58
64,4 67
1
Penerbitan Perpres Percepatan ✓ pada tahun 2060, akan dilakukan dari sisi supply dan
54,8 Pengembangan ET demand.
51
Juta Ton CO2e

45 Pembangunan PLTS Atap secara masif Strategi yang dilakukan pada sisi supply, antara lain:
39 40,6 2 ▪ Pengembangan PLT EBT sesuai RUPTL, termasuk PLTA dan
29 Konversi PLTD ke PLT EBT
3 Mandatori Bahan Bakar Nabati ▪ Pemanfaatan PLTS Atap, Cofiring untuk PLTU
▪ Pembangunan PLTN, PLTAL
4 Pemberian insentif Fiskal dan Non-Fiskal ▪ Penerapan Energy Storage System
▪ Retirement PLTU
5 Kemudahan perizinan berusaha ▪ Interkoneksi Super Grid dan implementasi Smart Grid
2017 2018 2019 2020 2021
6 Mendorong demand ke arah energi listrik, Strategi yang dilakukan pada sisi demand, antara lain:
Ket: CM: Counter Measure; CM1: self effort; CM2: international
Pemanfaatan B30, DME, Kompor Induksi, Jargas, Penerapan
assistance; IPPU: industrial processes and production use misal kendaraan listrik, kompor listrik.
kendaraan berbasis listrik, Manajemen Energi dan SKEM dan
esdm.go.id | @kesdm Penggunaan CCSKementerian
di IndustriEnergi dan Sumber Daya Mineral|
PROYEKSI SUPLAI PEMBANGKITAN-PEMODELAN KESDM

Demand Listrik per Sektor | TWh Kapasitas Pembangkit | GW Sumber: Pemodelan Tim NZE KESDM

2.000
1.942
800 Coal Gas
Kapasitas 708 GW Diesel Geothermal
Terdiri dari: Bioenergy Hydro 708
700 • PLTS 421 GW, Wind Solar
Nuclear Ocean 637
• PLTB 94 GW,
1.500 • PLTA 72 GW, Storage
600
• PLTBio 60 GW, 509
• PLTN 31 GW,
500
• PLTP 22 GW,
421
• PLTAL 8 GW. 389 382
1.000
400 • Pumped Storage 4.2 GW,
• BESS 56 GW. 278
283
300 193
199
500 152 125
200
100 68
82 32
100 4
0
Green Hydrogen
- -
2043
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042

2044
2045
2046
2047
2048
2049
2050
2051
2052
2053
2054
2055
2056
2057
2058
2059
2060

2022 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060

Demand listrik tahun 2060 mencapai 1942 TWh yang didominasi sektor Industri dan Transportasi. Seluruh demand listrik disuplai oleh
pembangkit berbasis energi terbarukan 96% dan energi baru 4% (PLTN) dengan total kapasitas 708 GW. Kapasitas pembangkit VRE 77%
terhadap total energi terbarukan yang dilengkapi dengan teknologi storage yaitu PLTA pumped storage dan BESS.

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 4


PERPRES 112/2022
PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Mampu meningkatkan Investasi, mencapai target bauran EBT, mengurangi defisit neraca dan emisi GRK

1 TUJUAN 2 JENIS ENERGI 3 PENGEMBANGAN ET


• Meningkatkan investasi ET • PLT Air • PLT Biomassa Pengembangan Energi Terbarukan
• Mempercepat pencapaian ET • PLT Panas Bumi • PLT Biogas dilakukan berdasarkan RUPTL, yang
dalam bauran energi nasional • PLT Surya • PLT Energi Laut mempertimbangkan:
• Mengurangi defisit neraca berjalan • PLT Bayu • PLT BBN • Target bauran energi terbarukan
di sektor energi • Keseimbangan supply-demand
• Mengurangi emisi gas rumah kaca • Keekonomian pembangkit listrik.

4 PENGADAAN 5 HARGA 6 TKDN


• Pemilihan langsung (pelelangan) Pemanfaatan produk dalam negeri
• Mekanisme harga HPT dan
dan penunjukan langsung (TKDN) dilaksanakan dengan
kesepakatan
ketentuan peraturan perundang-
• Tidak menggunakan Feed-in Tariff
undangan
(FIT).

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 5


PERPRES 112/2022
PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Perbandingan dengan Permen ESDM No.50/2017 j.o Permen ESDM No.04/2020

Permen ESDM No.50/2017 j.o Permen


Kategori Perpres No.112/2022
ESDM No.04/2020
Ketentuan harga Berdasarkan BPP Sistem PLN setempat Berdasarkan harga keekonomian pembangkit
listrik energi terbarukan
Transisi energi Tidak mengatur • Penyusunan peta jalan transisi energi
• Penyusunan peta jalan early retirement
PLTU (PLN dan IPP)
• Pelarangan pembangunan PLTU baru
Dukungan K/L terkait Tidak memuat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
pengembangan energi memberikan insentif fiskal dan non fiskal untuk
terbarukan pengembangan energi terbarukan

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 6


KONSTRUKSI PERPRES 112/2022
PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB III BAB V
Pasal 1 Definisi dan pengertian PELAKSANAAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK DUKUNGAN PEMERINTAH
Pasal 2 Penyusunan dan Pelaksanan
RUPTL Pasal 14 - 19 Pelaksanaan Pembelian Tenaga Pasal 22 – 27 Dukungan Insentif Fiskal dan Non
Pasal 3 Pengakhiran Waktu Operasi Listrik dari Pembangkit Tenaga Fiskal dari Menteri terkait, kepala
PLTU dan Ketentuan Listrik yang Seluruhnya lembaga, atau pemerintah daerah BAB VII
Pelarangan Pembangunan Dibangun oleh Badan Usaha Pasal 28 Harga Pembelian Tenaga Listrik
Pasal 20 Pelaksanaan Pembelian Tenaga dan Pelaksanaan penawaran WKP KETENTUAN PERALIHAN
PLTU Baru
Pasal 4 Definisi dan ruang lingkup Listrik dari Pembangkit Tenaga atau penugasan pengusahaan Pasal 41 – 42 Peralihan
energi terbarukan Listrik yang berasal dari Hibah panas bumi kepada BUMN

BAB II BAB IV BAB VI


HARGA PEMBELIAN TENAGA LISTRIK PERJANJIAN JUAL BELI LISTRIK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 5 – 7Harga Patokan Tertinggi dan Harga Pasal 21 Perjanjian Jual Beli Listrik Pasal 29 Pembinaan dan Pengawasan
Kesepakatan
Pasal 8 Harga Fasilitas Jaringan
Pasal 9 Ketentuan Harga Patokan Tertinggi dan
Harga Kesepakatan
Pasal 10 Harga fasilitas baterai
Pasal 11 Ketentuan harga dari excess power
Pasal 12 Ketentuan harga dari PLT EBT Hibah
Pasal 13 Ketentuan Transaksi menggunakan Rupiah
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 7
TRANSISI ENERGI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Penyusunan Peta Jalan Pengakhiran PLTU


Menteri ESDM menyusun peta jalan percepatan pengakhiran
masa operasional PLTU, minimal memuat:
• Pengurangan emisi gas rumah kaca PLTU
• Strategi percepatan pengakhiran masa operasional PLTU Penurunan GRK > 35% dalam 10 tahun

• Keselarasan antar berbagai kebijakan lainnya

Pelarangan PLTU
Pembangunan PLTU baru dilarang kecuali untuk:
1. PLTU dalam RUPTL sebelum Perpres
2. PLTU yang memenuhi syarat:
a. Terintegrasi dengan industri yang: • Pengembangan teknologi
• dibangun berorientasi untuk peningkatan nilai tambah SDA, • Carbon offset
atau • Bauran ET
• termasuk dalam PSN, 2050
yang memiliki konstribusi besar terhadap penciptaan lapangan
kerja dan/atau pertumbuhan ekonomi nasional
3. Berkomitmen melakukan pengurangan GRK > 35% dalam 10
tahun sejak PLTU beroperasi melalui pengembangan teknologi,
carbon offset, dan/atau bauran ET
4. Beroperasi s.d 2050

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 8


HARGA PEMBELIAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Harga Pembelian Tenaga Listrik ET Harga Fasilitas Tenaga Listrik

Harga Patokan Tertinggi (HPT) Fasilitas Jaringan Tenaga Listrik


Staging 2 tahap tanpa eskalasi dengan faktor lokasi berlaku pada staging 1 ▪ Business to Business.
untuk semua kapasitas ▪ Jika harga fasilitas ≤ 30% dari harga pembelian tenaga listrik, kesepakatan
▪ PLTA ▪ Penambahan kapasitas (ekspansi) PLTP, PLTA, PLTS harga berlaku sebagai persetujuan Menteri.
▪ PLTP Fotovoltaik, PLTBm, PLTBg ▪ Jika harga fasilitas > 30% dari harga pembelian tenaga listrik, wajib
▪ PLTS Fotovoltaik ▪ Excess power PLTP, PLTA, PLTBm, PLTBg mendapatkan persetujuan harga dari Menteri.
▪ PLTB
▪ PLTBm Fasilitas Baterai/Penyimpanan Energi
▪ PLTBg
▪ Harga fasilitas berdasarkan HPT 60% dari harga pembelian tenaga listrik,
Ketentuan: berlaku sebagai persetujuan harga dari Menteri.
➢ Negosiasi dengan batas atas berdasarkan HPT ▪ Harga fasilitas > 60% dari harga pembelian tenaga listrik, wajib
➢ Tanpa eskalasi selama jangka waktu PJBL (kecuali untuk PLTP) mendapatkan persetujuan harga dari Menteri.
➢ Berlaku sebagai persetujuan harga dari Menteri
Biaya Penggantian
Harga Kesepakatan PT PLN diberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan dan
Untuk semua kapasitas dan memerlukan persetujuan Menteri pembayaran dilaksanakan sesuai kemampuan negara berdasarkan ketentuan
▪ PLTA Peaker peraturan perundang-undangan.
▪ PLT BBN
▪ PLT Energi Laut
• Transaksi dalam rupiah dengan nilai tukar JISDOR
• Evaluasi harga dilakukan setiap tahun

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 9


PELAKSANAAN PEMBELIAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Pelaksanaan Pembelian Ketentuan Pembelian


PLTA, PLTA Peaker, PLTS Fotovoltaik, PLTB, PLT BBN dan Energi Laut
Pemilihan Langsung
Berdasarkan penawaran kuota kapasitas dalam RUPTL
Semua Kapasitas
PLTBm dan PLTBg
▪ PLTA ▪ PLTBm Dilakukan terhadap Badan Usaha pengembang PLTBm dan PLTBg yang memiliki
▪ PLTA Peaker ▪ PLTBg feedstock yang cukup selama masa PJBL
▪ PLTS Fotovoltaik ▪ PLT BBN
▪ PLTB ▪ PLT Energi Laut PLTP
Ketentuan: ▪ Dari pemegang IPB, pemegang kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi,
atau pemegang kontrak operasi bersama pengusahaan sumber daya panas
➢ Dalam hal hanya terdapat 1 peserta Badan Usaha setelah dilakukan pemilihan bumi, dilakukan terhadap pemegang IPB, pemegang kuasa pengusahaan
langsung dan pemilihan langsung ulang, pembelian Tenaga Listrik dilaksanakan sumber daya panas bumi, atau pemegang kontrak operasi bersama
melalui penunjukan langsung. pengusahaan sumber daya panas bumi yang telah menyelesaikan kegiatan
➢ Durasi pengadaan: maksimal 180 hari. eksplorasi dan memiliki cadangan terbukti panas bumi yang cukup untuk
kelangsungan operasi PLTP selama masa PJBL atau PJBU
Penunjukan Langsung ▪ Dari pemegang IUPTL dari PLTP dilakukan terhadap pemegang IUPTL yang telah
Semua Kapasitas memiliki komitmen supply uap panas bumi untuk kelangsungan operasi PLTP
selama masa PJBL
▪ PLTA/M/MH Waduk PUPR (berlaku sebagai penugasan)
▪ PLTP (berlaku sebagai penugasan)
▪ Ekspansi PLTA, PLTP, PLTS Fotovoltaik, PLTB, PLTBm, PLTBg Proses Pembelian
▪ Excess power dari PLTA, PLTP, PLTBm dan PLTBg
Ketentuan: ▪ Dilakukan seleksi awal oleh PT PLN (Persero) melalui Daftar Penyedia
➢ Durasi pengadaan: maksimal 90 hari. Terseleksi (DPT) setiap 3 bulan
▪ Pengecualain:
Pembangkit Hibah
✓ PLTA/M/MH Waduk PUPR
✓ PLTP (berlaku sebagai penugasan)
▪ Dilaksanakan berdasarkan penugasan dari Menteri kepada PT PLN ✓ Ekspansi PLTA, PLTP, PLTS Fotovoltaik, PLTB, PLTBm, PLTBg
▪ Berlaku sebagai penunjukan langsung dan persetujuan harga dari Menteri ✓ Excess power dari PLTA, PLTP, PLTBm dan PLTBg
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 10
DUKUNGAN PEMERINTAH
Menteri Perindustrian
Menteri ESDM: Menyusun rencana pengembangan PLT ET serta Pemberian dukungan kepada Badan Usaha dengan
menetapkan kuota ET. memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri melalui:
a. penciptaan kemampuan pasok
Menteri Keuangan b. penetapan kuota impor komponen pembangkit ET.
c. verifikasi TKDN komponen pembangkit ET.
• Memberikan insentif fiskal dan non-fiskal
d. penyusunan roadmap pengembangan industri pendukung
• Memberikan Insentif fiskal:
ketenagalistrikan
a. fasilitas PPh;
b. fasilitas impor; Menteri PUPR: Kemudahan perizinan dan keringanan biaya
c. fasilitas keringanan PBB; dalam rangka pengembangan ET.
d. dukungan pengembangan panas bumi; dan/atau
e. dukungan pembiayaan dan/atau penjaminan melalui BUMN. Menteri Dalam Negeri: Penyusunan kebijakan untuk
• Memberikan kompensasi kepada PT PLN atas semua biaya yang mendukung pengembangan PLT ET di lingkup pemerintah daerah
dikeluarkan apabila harga beli listrik dalam Perpres > BPP PT PLN.
Pemerintah Daerah: Kemudahan perizinan, insentif
Menteri BUMN: Menetapkan target pemanfaatan ET dalam (keringanan pajak bumi dan bangunan), dan jaminan
indikator kinerja PT PLN ketersediaan lahan kepada pengembangan pembangkit listrik
energi terbarukan.
Menteri ATR/BPN: Kemudahan perizinanan dan memberikan Kepala BKPM: Memastikan kemudahan penerbitan perizinan
prioritas pemanfaatan ET dalam perencanaan tata ruang nasional.
dalam pengembangan energi baru terbarukan di pusat dan
daerah
Menteri LHK: Kemudahan perizinan untuk penggunaan lahan di
kawasan hutan dan keringanan biaya dalam rangka pengembangan Menko Maritim dan Investasi:Mengkordinasikan
ET. perumusan kebijakan dan pelaksanaan dukungan Pemerintah.

Dalam hal ketentuan mengenai pemberian insentif fiskal dan nonfiskal belum ditetapkan atau telah ada namun perlu penyesuaian, Menteri/Kepala Lembaga atau
Pemerintah Daerah wajib menyesuaikan paling lama 1 (satu) tahun setelah Perpres ini mulai berlaku.
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 11
STRATEGI DAN RENCANA PENERAPAN PERPRES No. 112/2022
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Berkoordinasi dengan K/L Menyelesaikan seluruh peraturan


1 2
terkait untuk melaksanakan turunan dari Perpres
amanat Perpres

3 Melakukan sosialisasi Perpres 4 Melakukan monitoring dan


kepada stakeholders terkait evaluasi implementasi Perpres

5 Meningkatkan akses
pendanaan di bidang EBT

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 12


TINDAK LANJUT
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik
Kewenangan KESDM:
1. Permen ESDM terkait Pedoman PJBL untuk PLT ET
2. Permen ESDM terkait mekanisme penugasan pembelian Tenaga Listrik Hibah dari Menteri kepada PT PLN
3. Permen ESDM terkait Dukungan Pengembangan Panas Bumi untuk Penambahan Data, PSP dan PSPE, Penanggungan Resiko, dan Fasilitas
Pembiayaan
4. Permen ESDM tentang Harga Pembelian Listrik dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan (dalam hal terjadi perubahan harga patokan
tertinggi)
5. Kepmen ESDM tentang Peta Jalan NZE 2060 Sektor Energi
6. Kepmen ESDM tentang Peta Jalan Percepatan Pengakhiran Masa Operasional PLTU dan Penetapan PLTU yang Dilakukan Percepatan
Pengakhiran Waktu Operasi
7. Kepmen Pencabutan PPTA yang belum PJBL oleh MESDM

Kewenangan K/L lain:


1. PMK terkait Dukungan fiskal untuk PLTU yang dipercepat masa operasional
2. Permenperin terkait dukungan prioritas penggunaan produk dalam negeri
3. Regulasi oleh K/L dan Pemerintah Daerah terkait dukungan insentif fiskal dan nonfiskal oleh K/L terkait apabila
belum ada atau sudah ada namun perlu penyesuaian
4. Permen ESDM dan PMK terkait Dukungan Pengembangan Panas Bumi untuk Penambahan Data, PSP dan PSPE,
Penanggungan Resiko, dan Fasilitas Pembiayaan

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 13


TERIMA KASIH

Address
Jl. Pegangsaan Timur No.1, RT.1/RW.1,
Pegangsaan, Kec. Menteng, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10320

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke @djebtke @djebtke


HARGA LISTRIK ENERGI TERBARUKAN (1/3)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Harga Patokan Tertinggi (HPT)
(≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 20 MW >20 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d. 100 MW >100 MW
Kapasitas (MW)
Stg thn 1- Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg th Stg thn
10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
(cent $/kWh) 11,23 x F 7,02 10,92 x F 6,82 9,65 x F 6,03 9,09 x F 5,68 8,86 x F 5,54 7,81 x F 4,88 6,74 x F 4,21
LCOE c$/kWh) 9,90 9,62 8,50 8,0 7,80 6,80 5,80

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Harga Patokan Tertinggi (HPT)
Kapasitas (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW s.d. 20 MW >20 MW
(MW)
Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun Stg tahun
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
(cent $/kWh) 11,47 x F 6,88 9,94 x F 5,97 8,77 x F 5,26 8,26 x F 4,96 7,94 x F 4,76 6,95 x F 4,17
LCOE c$/kWh) 9,75 8,45 7,25 6,83 6,56 5,83

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


Harga Patokan Tertinggi (HPT)
Kapasitas (MW) ≤ 5 MW >5 MW s.d 20 MW >20 MW
Staging tahun 1-10 Staging tahun 11-30 Staging tahun 1-10 Staging tahun 11-30 Staging tahun 1-10 Staging tahun 11-30
(cent $/kWh) 11,22 x F 6,73 10,26 x F 6,15 9,54 x F 5,73
15
LCOE c$/kWh) 9,41 8,60 8,00

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | 15


HARGA LISTRIK ENERGI TERBARUKAN (2/3)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Harga Listrik dari PLTP
HARGA PATOKAN TERTINGGI (HPT)
s.d 10 MW >10 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d 100MW >100 MW
Kapasitas (MW)
Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
Staging Price (cent $/kWh) 9,76 x F 8,30 9,41 x F 8,00 8,64 x F 7,35 7,65 x F 6,50
Levelized Price (cent $/kWh) 9,25 8,92 8,19 7,25

Harga Uap dari PLTP


HARGA PATOKAN TERTINGGI (HPT)
s.d 10 MW >10 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d 100MW >100 MW
Kapasitas (MW)
Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
Staging Price (cent $/kWh) 6,60 x F 5,60 6,25 x F 5,31 5,48 x F 4,65 4,48 x F1 3,81
Levelized Price(cent $/kWh) 6,25 5,92 5,19 4,25

F : Faktor Lokasi
Harga Patokan Tertinggi di stage 1 merupakan harga setelah dikali faktor lokasi

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | 16


HARGA LISTRIK ENERGI TERBARUKAN (3/3)
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm)
Harga Patokan Tertinggi (HPT)
Kapasitas (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW
(MW)
Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn
1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25
(cent $/kWh) 11,55 x F 9,24 10,73 x F 8,59 10,20 x F 8,16 9,86 x F 7,89 9,29 x F 7,43

LCOE
10,63 9,88 8,94 8,68 8,18
(cent $/kWh)

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBg)


Harga Patokan Tertinggi (HPT)
Kapasitas (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW
(MW)
Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn Stg thn
1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20
(cent $/kWh) 10,18 x F 6,11 9,81 x F 5,89 8,99 x F 5,39 8,51 x F 5,10 7,44 x F 4,46

LCOE
8,94 8,61 7,39 7,01 6,12
(cent $/kWh)

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | 17


FAKTOR LOKASI (F)
Maluku Maluku
Kalimantan
Utara
Wilayah F Wilayah F
Kalimantan 1,10 Maluku Utara 1,25
- Pulau Kecil 1,15 - Pulau Kecil 1,30
Maluku 1,25
- Pulau Kecil 1,30

PETA INDONESI
Sumatera
Wilayah F
Sulawesi
Sumatera 1,10
- Kep. Riau 1,20 Wilayah F
- Mentawai 1,20 Sulawesi 1,10
- Babel 1,10 - Pulau Kecil 1,15 Papua Papua Barat
- Pulau Kecil 1,15

Wilayah F
Papua Barat 1,50
Jawa Madura Bali
Nusa Tenggara Papua 1,50
Wilayah F
Wilayah F
Jamali 1,00
Nusa Tenggara 1,20
- Pulau Kecil 1,10
- Pulau Besar 1,20
• Rumus harga = LCOE x Faktor Lokasi - Pulau Kecil 1,25
• Faktor Lokasi berlaku selama staging 1
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | 18

Anda mungkin juga menyukai